A popular interpretation of the Song of Solomon states that the love poetry in it is a description of the relationship between God and His people. The Jews interpreted it as the relationship between Yahweh and Israel (allegorical), while Christians interpreted it as the relationship between Christ and the church (Christological). However, if one considers the genre of the book, the use of the Hebrew word dod, and the close praise for Solomon and the Shulamite, it would be argued that the Song of Songs contains a celebration of eros love between man and woman as an offering God that can be enjoyed. Song of Songs also presents another dimension in all of its articles, namely the values about the love relationship between a man and a woman. This article is written to explore the didactic aspects of the love relationship between a man and a woman in the entire Song of Songs. The method to be used is thematic analysis, using a literal perspective that takes into account the rules of Hebrew poetry. Finally, it found the didactic aspects of love in it including the right timing, a binding marriage, a charming character, equality, strong loyalty, role as a friend, communication, and solving problems quickly.Penafsiran yang populer terhadap Kidung Agung menyatakan bahwa puisi cinta di dalamnya merupakan penggambaran dari hubungan antara Tuhan dengan umat-Nya. Orang Yahudi memaknainya sebagai hubungan antara Yahweh dengan umat Israel (alegoris), sedangkan orang Kristen memaknainya sebagai hubungan antara Kristus dengan gereja (Kristologis). Namun bila mempertimbangkan genre kitab, pemakaian kata Ibrani dod, dan adanya puji-pujian fisik yang begitu intim antara Salomo dengan gadis Sulam, maka akan dimengerti bahwa Kidung Agung berisi selebrasi tentang cinta eros antara lelaki dan wanita sebagai pemberian Tuhan yang perlu dinikmati. Tidak sekedar urusan seksualitas dan sensualitas, Kidung Agung juga menyajikan dimensi lain di dalam seluruh pasalnya, yakni nilai-nilai pengajaran tentang hubungan cinta antara seorang laki-laki dan seorang wanita. Artikel ini ditulis untuk mengupas aspek didaktis tentang hubungan cinta seorang laki-laki dan seorang wanita di dalam seluruh kitab Kidung Agung. Metode yang akan dipakai adalah analisis tematis, dengan memakai perspektif literal yang memperhatikan kaidah-kaidah puisi Ibrani. Akhirnya, ditemukanlah aspek didaktis tentang cinta di dalamnya meliputi waktu yang tepat, pernikahan yang mengikat, karakter yang memikat, persamaan derajat, kesetiaan yang kuat, peran sebagai sahabat, komunikasi yang hangat, dan penyelesaian masalah dengan cepat.