Komunikasi Dan Human Relation Pendidikan Berbasis Agama Filsafat, Psikologi dan Sosiologi

<p><em>Salah satu permasalahan yang kerap muncul di dalam organisasi adalah ketidakharmonisan hubungan antara pimpinan dengan anggotanya, atau antara sesama anggota. Permasalahan ini disebabkan adanya hambatan gangguan dalam komunikasi organisasi. Pelaksanaan komunikasi dan human relation di lembaga pendidikan memiliki kecenderungan belum terlaksana dengan baik. Terlihat adanya pegawai malas atau guru yang malas mengajar disebabkan suasana kerja kurang menyenangkan, terlambat menyelesaikan pekerjaan karena kurangnya perlengkapan memadai, kurangnya tanggung jawab bekerja karena tidak terlaksana prinsip the right man on the right place. Diduga prinsip human relation belum dilaksanakan cukup baik. Tujuan dari makalah adalah untuk mengetahi dan mengkaji: 1) Bagaiaman komunikasi dan human relation pendidikan berbasis agama. 2) Bagaimana komunikasi dan human relation pendidikan berbasis filsafat 3) Bagaimana komunikasi dan human relation pendidikan berbasis psikologis. 4) Bagaimana komunikasi dan human relation pendidikan berbasis sosiologi DAN 5) Ide kreatif apa yang dibutuhkan dalam membangun komunikasi dan Human relation pendidikan. Hasil kajian ini adalah Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa menjaga hubungannya dengan manusia (hablum min as-naas), di samping menjaga hubungannya dengan AllahSWT (hablum min Allah). </em><em>Paradigma positivisme mendefiniskan komunikasi sebagi suatu proses sebab-akibat, yang mencerminkan pengirim pesan (komunikator/encoder) untuk mengubah pengetahuan (sikap atau perilaku) penerima pesan (komunikan/decoder) yang pasif. D</em><em>alam membina human relation, maka eksistensi masing-masing individu di dalam organisasi diakui dan dihormati. Manusia di dalam suatu organisasi baik hubungan formal maupun informal dalam menciptakan dan mewujudkan suatu kerja sama yang intim dan harmonis guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan di landasi saling pengertian dan saling menghargai. Kesimpulan makalah ini adalah u</em><em>rgensi human relation dalam komunikasi organisasi. Berdasarkan paparan-paparan dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa human relation merupakan salah satu teknik komunikasi yang harus diterapkan di dalam komunikasi organisasi guna mendukung pencapaian tujuan organisasi.</em></p>

Human Relations And Working Environment Conditions In Building A Work Ethic With Motivation As Mediation At The Office Of The Agency For Personnel And Human Resources Development (BKPSDM) Sawahlunto City

This study aims to determine the influence of Human Relations and Work Environment Conditions in Building a Work Ethic with Motivation as Mediation at the Office of the Personnel and Human Resources Development Agency (BKPSDM) Sawahlunto City. The method used is Structural Equation Modeling (SEM) with Partial Least Square (PLS) 3.0. By distributing questionnaires as many as 39 respondents. The results of the data analysis concluded that there was a positive and significant influence on the human relation variable on the work ethic variable. There is a positive and insignificant influence on work environment variables on work ethic variables. There is a positive and insignificant influence of the human relation variable on the motivation variable. There is a significant positive effect of the human relation variable on work ethic variables. There is a positive influence which is not significant, the motivation variable has an effect on work ethic variables. There is a positive and insignificant influence given by the human relation variable on the work ethic variable which is mediated by motivation. There is a positive and insignificant influence given by the work environment variable on work ethic variables mediated by motivation.

Karoline von Günderrode (1780–1806)

This chapter presents three unpublished works by Karoline von Günderrode. In them, Günderrode discusses and assesses the moral philosophy of Johann Gottlieb Fichte and Friedrich Schelling’s philosophy of nature, while also developing her own ethical account of the human relation to the earth in the essay “Idea of the Earth.” Widely regarded as her most important and radical contribution, “Idea of the Earth” distinguishes Günderrode among her contemporaries and places her in proximity to current environmental thought.

Pengaruh Human Relation, Lingkungan Kerja, Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening Pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh human relation, lingkungan kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan dangan Komitmen Organisasi sebagai variabel Intervening. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 667 karyawan dan diambil sampel dengan mengunakan rumus Slovin maka didapati sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini sebanyak 87 orang pada karyawanDinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat. Analisis data yang dilakukan adalah dengan menggunakan analisis regresi dan path analysis mengunakan SPSS 21 sebagai alat analisis data.Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara human relation terhadap kinerja karyawan, lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan budaya organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat. Serta terdapat (a). Pengaruh secara langsung antara human relation terhadap kinerja karyawan dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening, (b). Terdapat pengaruh langsung antara lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening dan, (c). Terdapat pengaruh langsung antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervenig. Hal ini menunjukan bahwa pentingnya human relation, lingkungan kerja, budaya organisasi dan didukung oleh komitmen organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat.

Pengaruh Human Relation Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK Cabang Sorong

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh human relation dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Sorong sebanyak 50 orang,menggunakan sampel jenuh dengan jumlah sampel 50 orang. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis menggunakan analisis statistik dengan pengujian regresi, korelasi, determinasi dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini human relation berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 35,0%, uji hipotesis diperoleh 10,823 > 2,011. Motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 35,2%, uji hipotesis diperoleh 11,420 > 2,011. Human relation dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dengan persamaan regresi Y = 0,944 + 0,350 X1 + 0,352 X2 dan kontribusi pengaruh sebesar 76,6%, uji hipotesis diperoleh F hitung > F tabel atau (76,985 > 3,20).Kata Kunci: Human Relation, Motivasi Kerja, Kinerja Karyawan

Patterns of Physis and the Self-Making Kosmos in Heraclitus

Contemporary Western thinkers recognise the destructive effects of long-standing attitudes of mastery over nature and the dualistic and hierarchical thinking that informs them. Heraclitus’ metaphysical position is ideal for reframing these traditional stances for several reasons: first, Heraclitus’ concept of identity is dynamic and relies on a sophisticated understanding of opposites that recognises ambiguity; secondly, his philosophical position produces a model of truth as multiple rather than univocal; and finally, in Heraclitus’ self-making kosmos, human beings are not separate from the processes of physis but inextricably entangled in them. Heraclitus’ philosophy offers relevant avenues for reimagining contemporary philosophical issues, particularly theories of identity, the multiplicity of truth, and the proper ethical human relation to nature.

The Human Vocation and the Question of the Earth: Karoline von Günderrode’s Philosophy of Nature

Contra widespread readings of Karoline von Günderrode’s 1805 “Idea of the Earth (Idee der Erde)” as a creative adaptation of Schelling’s philosophy of nature, this article proposes that “Idea of the Earth” furnishes a moral account of the human relation to the natural world, one which does not map onto any of the more well-known romantic or idealist accounts of the human-nature relation. Specifically, I argue that “Idea of the Earth” responds to the great Enlightenment question concerning the human vocation, but from a distinctive romantic-idealist angle. I begin by demonstrating the influence of Fichte’s 1800 Vocation of Humanity on Günderrode’s thinking, which involves an investigation of both Fichte’s text and Günderrode’s critical response to it. I then turn to “Idea of the Earth” where I analyse Günderrode’s understanding of nature and the self in light of her critique of Fichte, and thereby distinguish her position from Fichte’s and from the position espoused by her fellow romantics and idealists. By reading “Idea of the Earth” alongside Fichte’s text and Günderrode’s remarks on it, this article sheds new light on both Günderrode’s understanding and defence of Naturphilosophie – against Fichte’s critique of it – and her distinctive contribution to romantic philosophies of nature.

An Enhancement of Human Relation Integrating Buddhist Principles for Administrators of Primary Schools in Thailand

The purpose of the research article was to propose the enhancement of human relation integrating Buddhist principles for administrators of primary schools in Thailand. Mixed methods research was used for research design. Questionnaires was used for data collection from 390 administrators and teachers in primary schools. Interview form was designed for interviewing 24 key informants, including focus group discussion with 9 experts. Qualitative data was analyzed by using content analysis whereas descriptive statistics was used to analyze quantitative data analysis. Results indicated that the enhancement of human relation integrating Buddhist principles for administrators of primary schools in Thailand can be developed through 3 aspects consisting of 1) personal characteristics, 2) understanding others, and 3) working with others, and analysis results showed at a high level in all aspects. For the integrating of human relations with Buddhist principles for administrators in primary schools in Thailand composed of 1) the principles of human relations for school administrators. In communication, both formal and informal between the school administrators and teachers, students and the community in order to work together to achieve the objectives divided into 3 areas which were (1) personal characteristics, (2) understanding of others, and (3) working with other. 2) Buddhist principles used in school administration, it is the Buddhist Dhamma principle which is integrated with human relations principles, consisting of 7 things which are (1) Kalyanmittita, (2) Yonisomanasikara, (3) Gracing virtues II, (4) Honesty III, (5) Secular Theology IV, (6) Sangahavatthu IV, and (7) Sappurisadhamma VII. The guidelines for the enhancement of human relation integrating Buddhist principles for administrators of primary schools in Thailand focused on 3 aspects: 1) Principles of human relations, 2) Buddhist principles used in school administration, 3) principles of school administration. The operation enhancement can be divided into 4 aspects of the school, which were (1) academic administration, (2) budget administration, (3) human resource management, and (4) general administration. The body of knowledge from this research can be divided into 3 areas as follows: Personal characteristics by integrating Buddhist principles. In understanding others is to be able to integrate with the Buddhist principles in 3 topics which are Kanlayanamitta, Yonisomanasikara and Gracing virtues II. In working with others is able to integrate with the Buddhist principles with 2 principles which are Gharavasa Dhamma IV and Sangahavatthu IV.

Why Does the Seal Exist? Teleology in the Present-Day Human Relation to Animals

Teleologia – wywodzące się od czasów starożytnych przekonanie, że wszystkie gatunki istnieją w określonym celu (Stwórca powołał je do życia, nadając im role), ma się zdumiewająco dobrze we współczesnej szkolnej edukacji i praktyce zarządzania środowiskiem. Prowadzi to do przyjęcia założenia o człowieku jako „dobrym ogrodniku”, który wybiera gatunki pożyteczne i usuwa szkodliwe, planując i egzekwując ich liczebność oraz obszar występowania. Tego rodzaju podejście jest w sprzeczności ze współczesną wiedzą o plastyczności gatunków i ekosystemów, które zmieniają się na skutek złożonych zjawisk przyrodniczych. W efekcie powstaje konflikt pomiędzy tymi, którzy chcą chronić wybrane gatunki z powodu tego, że spełniają one określoną funkcję, którą my lub Stwórca im nadaliśmy (dostarczają dobra lub usługi ekosystemowe), oraz tymi, którzy chcą chronić Przyrodę dla niej samej.