Journal of Herbal, Clinical and Pharmaceutical Science (HERCLIPS)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

28
(FIVE YEARS 28)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Muhammadiyah Gresik

2715-0518, 2715-3053

Author(s):  
Risca Narulita ◽  
Bilal Subchan Agus Santoso
Keyword(s):  

Tingkat kepuasan pasien terhadap sebuah pelayanan kefarmasian di apotek harus selalu diperbarui atau dievaluasi minimal 6 bulan sekali, tak terkecuali Apotek Kimia Farma 36 Ijen. Pelayanan kefarmasian menurut Permenkes No.73 Tahun 2016 adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi yang bertujuan untuk mencapai hasil yang pasti agar meningkatkan mutu kehidupan pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Apotek Kimia Farma 36 Ijen. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif melalui penyebaran kuesioner untuk mengukur kepuasan pasien menggunakan model SERVQUAL (Service Quality) dengan teknik incidental sampling. Hasil penelitian menyatakan bahwa analisis Gap memiliki nilai negatif yang berarti pasien tidak puas dengan pelayanan kefarmasian di Apotek Kimia Farma 36 Ijen. Dimensi yang mempunyai kepuasan tertinggi secara berturut-turut yaitu emphaty, reliability, tangible, assurance dan terakhir responsiveness. Pernyataan pada kuesioner yang mempunyai kepuasan tertinggi adalah petugas farmasi yang memperhatikan keluhan pasien, dan kepuasan terendah pada pernyataan kuesioner adalah petugas farmasi selalu menyelesaikan masalah pasien. Hasil analisis diagram Kartesius tidak ada pernyataan kuesioner yang masuk pada kuadran A dan D, 7 item pernyataan pada kuadran B, dan 8 item penyataan pada kuadran C. Kata Kunci: Kepuasan pasien; Pelayanan Kefarmasian; Apotek Kimia Farma 36 Ijen


Author(s):  
Yoga Dwi Setya laksana ◽  
Abdur Rivai ◽  
Pemta Tiadeka

Kepuasan pasien berkaitan erat dengan mutu pelayanan. Dengan adanya mutu yang optimal akan memberikan pengalaman yang positif kepada pasien serta kunjungan pasien juga diharapkan meningkat. Salah satu strategi untuk menambah nilai pelayanan adalah dengan BPJS. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Tlogosadang Lamongan menunjukkan adanya peningkatan pasien umum dan BPJS di Puskesmas Tlogosadang. Disamping itu, hasil wawancara awal kepada 20 pasien yang ada di Puskesmas Tologosadang menunjukkan bahwa 60% pasien Instalasi Farmasi Rawat Jalan menyatakan tidak puas terhadap pelayanan Puskesmas. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan studi tentang tingkat kepuasan  pelayanan pasien rawat jalan BPJS di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Puskesmas Tlogosadang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap dimensi kehandalan sebesar 70 % merasa puas. Dimensi ketanggapan menunjukkan sebesar 70 % tergolong kategori puas. Dimensi kemampuan yaitu 66 % dengan k ategori kurang puas. Dimensi fasilitas sebesar 56 % termasuk kategori kurang puas. Dimensi empati sebanyak 60 % tergolong kategori puas. Secara keseluruhan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan di instalasi farmasi puskesmas Tlogosadang adalah 94 % tergolong kategori puas.


Author(s):  
Pemta Tiadeka
Keyword(s):  

Penyakit  Demam  Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang mewabah serta berbahaya karena setiap tahun jumlah penderita semakin meningkat. Vektor dari penyakit ini adalah nyamuk Aedes spp. Banyak metode telah digunakan untuk memutus atau mengurangi populasi nyamuk Aedes spp. Metode tersebut antara lain adalah insektisida sintetik, tanaman penghalau nyamuk maupun sistem fogging. Penggunaan insektisida sintetik. Namun demikian, penggunaan metode tersebut cukup berbahaya karena mengandung senyawa kimia yang mampu membahayakan kesehatan manusia. Senyawa yang ada pada tanaman serai maupun cengkeh mampu menghambat perkembangan serangga dan sifatnya toksik, tannin berfungsi menghalangi serangga dalam mencerna makanan. Sisi aromaterapi dapat diperoleh dari tanaman tersebut yang memiliki khasiat bagi kesehatan. Kombinasi manfaat pengusir nyamuk serta aromaterapi apda briket organik atau biobriket dapat menjadi inovasi terbaru guna  meningkatkan nilai  tambah  dari briket arang. Produk yang dibuat pada penelitian ini diberikan nama BRIO. Berdasarkan uji hedonisme menunjukkan bahwa BRIO mampu mengusir nyamuk sebesar 90% dengan aromaterapi 80%. Uji fisik dan kimia dari BRIO memperlihatkan bahwa kerapatannya  0,554 dan 0,64 g/cm2 , drop test 60-70% serta kadar air 19,78% dan 22,79% kemudain nilai kalor 4799 kal/g dan 4894 kal/g. Beberapa uji masih dibawah standa mutu briket menurut BSN


Author(s):  
Vika Ayu Devianti ◽  
Djamilah Arifiyana

Pektin merupakan salah satu biopolimer dari asam galakturonat. Pektin dapat diekstrak dari kulit buah pisang. Proses ekstraksi pektin dari kulit pisang dapat dilakukan dengan metode Microwave Assisted Extraction (MAE). Salah satu faktor yang berpengaruh dalam proses ekstraksi pektin dengan metode MAE ini adalah lama waktu ekstraksi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu yang optimal saat ekstraksi pektin dari kulit pisang menggunakan metode MAE. Proses ekstraksi dilakukan dengan variasi waktu 5, 10, 15, 20, dan 25 menit. Hasil ekstrak yang diperoleh memiliki karakteristik yang sama untuk setiap variabel. Kondisi optimum diperoleh saat lama waktu ekstraksi 15 menit dengan persen rendemen sebesar 27,55%.


Author(s):  
Yogi Bhakti Marhenta

Swamedikasi adalah obat yang dipilih dan digunakan sesorang untuk melindungi diri dari penyakit dan gejala penyakit lainnya, termasuk obat modern dan obat tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pengaruh usia, pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan informasi terhadap tingkat pengetahuan penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas untuk swamedikasi pada masyarakat Dusun Krajan Kedungjambe Singgahan Tuban. Metode penelitian menggunakan kuantitatif pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 93. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan pengambilan data dengan kuesioner online. Analisis data menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian diperoleh bahwa: terdapat pengaruh yang signifikan antara usia terhadap pengetahuan penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas untuk swamedikasi dengan nilai < 0,05. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan informasi terhadap tingkat pengetahuan penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas untuk swamedikasi pada masyarakat Dusun Krajan Kedungjambe Singgahan Tuban dengan nilai > 0,05.


Author(s):  
Yanu Andhi Arto

Carrageenan in the pharmaceutical industry can be used as a stabilizer, thickener, gelling agent, emulsifier, and binder. Alkaline solutions such as KOH have two functions, which help extract polysaccharides to be more perfect and accelerate the elimination of 6-sulfate from the monomer unit to 3,6-anhydro-D-galactose so that it can improve the quality of carrageenan. The purpose of this study is to evaluate the effect of  to determine the effect KOH of differences concentration on yield carrageenan characteristics from the extraction results Microwave-assisted extraction (MAE). The carrageenan quality parameters tested water content, ash content, sulfate content and viscosity. The Eucheuma spinosum originating from the waters of Sumenep, Madura was extracted at the Phytochemical Laboratory of Pharmacy Program, Hang Tuah University, Surabaya using different concentrations of KOH 10%, 15%, and 20% with the Microwave Assisted Extraction (MAE) method which was then filtered and neutralized with filtration and neutralized with The HCl is then precipitated with ethanol 96%, drying and grinding until to obtain a fine carrageenan is powder. The carrageenan obtained was then calculated the for yield percentage and analyzed for the water content, ash content, sulfate content and viscosity. The concentration of KOH affects % yield where an average increase in yield results along with increasing the concentration of KOH, the highest yield at 20% concentration of KOH is 37.41% ± 1.186 and an analysis of the standard carrageenan quality test is carried out where those that meet the quality requirements are water content, ash content, and sulfate content. As for viscosity, there was no significant difference in the KOH concentrations of 15% and 20%.


Author(s):  
Tri ana Mulyati
Keyword(s):  

Vitamin C atau juga dikenal dengan asam askorbat merupakan senyawa kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh serta berfungsi sebagai katalis dalam rekasi kimia dalam tubuh. Salah satu jenis buah yang banyak mengandung vitamin C serta disukai oleh masyarakat adalah buah mangga podang. Umumnya vitamin C akan meningkat seiring bertambahnya tingkat kematangan buah, dan akan menurun setelah buat terlewat matang. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa kadar vitamin C mangga podang (Mangifera indica L.) pada berbagai tingkat kematangan buah, yaitu mentah, setengah matang, matang dan kelewat matang. . Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah spesktroskopi UV-VIS. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kematangan buah mangga podang (Mangifera indica L.) dapat mempengaruhi kadar vitamin C. Semakin tinggi tingkat kematangan buah mangga maka kadar vitamin C akan semakin menurun. kadar vitamin C tertinggi di dapatkan pada mangga podang mentah (52,10 ± 0,48 mg/100 gr), sedangkan kadar vitamin C terendah di dapatkan pada mangga podang kelewat matang (19,59 ± 0,59 mg/100 gr).Kata kunci :Vitamin C, Mangga Podang, Tingkat Kematangan, Spektroskopi UV-Vis


Author(s):  
Ade Seldiano Putra
Keyword(s):  

Apotek merupakan salah satu tempat pelayanan bidang kesehatan di Indonesia khususnya dalam melakukan praktik kefarmasian. Penyimpanan obat merupakan suatu kegiatan perawatan serta menyimpan dengan meletakkan obat yang diterima pada tempat yang aman. Penyimpanan yang baik dapat menjadi faktor penentu mutu obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi sistem penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma GKB berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.73 tahun 2016. Penelitian merupakan jenis penelitian observasional yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung terhadap sistem penyimpanan obat menggunakan lembar observasi dan dilakukan in depth interview kepada Apoteker. Berdasarkan observasi yang dilakukan, diperoleh hasil implementasi penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma GKB memiliki persentase yang masuk dalam rentang sangat baik yakni 81% - 100% dengan nilai 100 %. Hal ini menunjukan Apotek Kimia Farma GKB telah memenuhi standar penyimpanan berdasarkan Permenkes No. 73 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Apotek.


Author(s):  
Fenita Shoviantari

The essential oil of basil leaves (Oscimum basillicum L) has a mixture of chemical compositions, the most common of which are terpenes, aldehydes, alcohols, esters, phenols and ketones. Of these compounds that have antibacterial activity is linalool (51.2-74.73%) which is included in the terpenoid compound group. Objective: This study aims to determine whether there is an effect of the concentration of basil essential oil on the physical quality test of gel preparations and to determine whether there is a difference in the effect of the concentration of basil essential oil on antibacterial activity. The essential oil of basil leaves essential oil hand antiseptic gel was formulated with 4%, 6%, and 8% concentration of basil essential oil. Method: Antibacterial activity test was performed using the Disk Diffusion method. Results: The results of the research for the hand antiseptic gel of the essential oil of basil leaves (Oscimum basillicum L) met the parameters of the organoleptic test, homogeneity test, pH test, spreadability test and adhesion test. Basil leaf essential oil hand antiseptic gel with a concentration of 4% can inhibit bacterial growth with an average of 9mm, a concentration of 6% with an average of 10mm, and a concentration of 8% with an average of 12mm. By analyzing the data using One Way ANOVA, the Sig. 0,000 which means that there are differences in the three formulations. Conclusion: The three formulations are susceptible to strong inhibition.


Author(s):  
Tri Puji Lestari

ABSTRAK Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) memiliki kandungan tanin dan flavonoid. Kandungan Flavonoid dan Tanin yang terdapat dalam belimbing wuluh mampu memberikan efek untuk menyembuhkan kulit yang mengalami kerusakan jaringan sel akibat luka bakar. Ada beberapa cara untuk pemanfaatan Daun Belimbing Wuluh antara lain dengan dibuat dalam sediaan salep. Pada penelitian ini salep dibuat dengan variasi konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh sebesar 10%, 15%, dan 20%  mengguankan basis PEG 4000 dan PEG 400. Ekstrak daun belimbing wuluh diperoleh menggunakan metode maserasi dengan menggunakan etanol 70% sebagai pelarutnya. Salep yang sudah dibuat kemudian dilakukan uji karakteristik meliputi uji organoleptis, homogenitas, daya lekat dan uji daya sebar. Hasil uji organoleptis dan homogenitas di analisa secara deskrisptif kemudian hasil uji daya lekat dan uji daya sebar di analisa dengan menggunakan analisa statistik one-way ANOVA.  Hasil penelitian menunjukan bahwa salep berbentuk semipadat dengan warna hijau muda sampai hijau kehitaman. Hasil uji homogenitas di dapatkan untuk ketiga formula adalah homogen. Nilai daya sebar pada ketiga formula menunjukan perbedaan yang signifikan, pada hasil uji daya lekat dan pH didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap ketiga formulasi. Dengan demikian perbedaan konsentrasi zat aktif yang digunakan berpengaruh terhadap daya sebar sediaan salep ekstrak daun belimbing wuluh. Kata kunci: Averrhoa bilimbi L; Salep; PEG   ABSTRACT Carambola leaf Wuluh (Averrhoa bilimbi L) contains tannins and flavonoids. The content of flavonoids and tannins contained in starfruit able to give effect to heal skin damaged cell tissue from burns. There were several ways for  utilization  of  Averrhoa  bilimbi  L.  among  others,  made  some  preparations, especially ointment formulation. This study aims to formulate leaf extract ointment preparation starfruit (Averrhoa bilimbi L) with various concentrations of 10%, 15%, and 20% using the PEG 4000 and PEG 400 as a base. Leaf extract obtained from meserasi leaf Averrhoa bilimbi  L  with  70%  ethanol. The ointment that has been made is then subjected to characteristic tests including organoleptic tests, homogeneity, adhesion and spreadability tests. The results of the organoleptic test and homogeneity were analyzed descriptively, then the results of the adhesion test and the spreadability test were analyzed using one-way ANOVA statistical analysis. The results showed that the ointment was semisolid, light green to blackish green. The homogeneity test results obtained for the three formulas are homogeneous. The value of the spreadability of the three formulas showed a significant difference, the results of the adhesion and pH test showed no significant difference between the three formulations. Thus the difference in the concentration of the active substance used affects the spreadability of the starfruit leaf extract ointment. Keywords: Averrhoa bilimbi L; ointment; PEG


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document