Journal of Midwifery and Reproduction
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

29
(FIVE YEARS 21)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By LP2M - UM Banjarmasin

2598-0068

2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Bening Prawita Sari

Pernikahan anak terjadi sebelum usia 18 tahun dan berdampak kepada kesehatan reproduksi. Banyak perempuan mengalami kesulitan di dalam menentukan jenis kontrasepsi karena ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi. Suami merupakan kepala keluarga seyogyanya harus bijak dalam mengambil keputusan. Suami yang mendukung istri dalam memilih kontrasepsi merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab oleh pria. Untuk mengetahui faktor suami dalam pemilihan kontrasepsi pada ibu muda usia<16 tahun di Kabupaten Tapin Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan yaitu suami. Pengumpulan data dengan indepth interview. Faktor suami dalam pemilihan kontrasepsi; persepsi keluarga bahagia, bentuk dukungan penggunaan kontrasepsi serta harapan memiliki anak. Suami berpartisipasi dalam pemilihan kontrasepsi yaitu dengan menyetuju dan membantu memilih kontrasepsi serta mengantarkan ke bidan


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Norwidya Priansiska

The World Health Organization (WHO) found the number of infant deaths at 560,000, which is caused by infection of the umbilicalcord. Mothers who lack knowledge in teating the cord, causing the mother to usetraditional medicine clostridium tetanithus enabling the development of which can cause to infant mortality a baby. Types of quantitative analytic research. Cross sectional research design. The total of respondents as a sample of 20 postpartum. Data collection technique with accidental sampling and data analysis using univariate analysis and bivariate analysis. The result of univariate analysis showed that the majority of parity correctly as much as  10 postpartum (50%) , then knowledge the majority correctly as much as 13 postpartum (65%) . From bivariate analysis shows that there is a relationship between parity with postpartum knowledge about the umbilical cord carebecause ρ value < 0,05 (ρ value = 0,034).


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 13
Author(s):  
Nor Isna Tauhidah

ABSTRAK  Stunting merupakan sebuah kondisi di mana tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya. Kejadian anak stunting di Kalimantan Selatan khususnya di Kab Banjar masih berada pada angka kejadian yang sangat tinggi 13.3% dan di Puskesmas Tatah Makmur 38,06%. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan riwayat penyakit infeksi, riwayat imunisasi dasar, riwayat ASI eksklusif dan pemberian MP-ASI terhadap kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tatah Makmur Kabupaten Banjar.Penelitian ini merupakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah ibu yang mempunyai balita mengalami stunting di wilayah kerja Puskesmas Tatah Makmur Kecamatan Tatah Makmur Kabupaten Banjar tahun 2018 sebanyak 537 orang. Sampel berjumlah 50 orang dengan teknik pengambilan accidental sampling. Analisis data melalui uji Spearman Rank. Hasil penelitian sebagian besar memiliki riwayat penyakit infeksi sebanyak 26 orang (52%), telah mendapatkan imunisasi lengkap sebanyak 32 orang (64%), pemberian MP-ASI sebagian besar cukup 32 orang (64%), riwayat pemberian ASI parsial 40 orang (80%) dan balita sebagian besar pendek sebanyak 33 orang (66%). Terdapat hubungan riwayat penyakit infeksi, kelengkapan imunisasi, pemberian MP-ASI, riwayat ASI eksklusif dengan kejadian Stunting. Puskesmas hendaknya meningkatkan pemberian informasi kepada ibu hamil tentang faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya Stunting sehingga bahwa faktor risiko dapat dikendalikan lebih dini.  Kata Kunci : Imunisasi Dasar, Penyakit Infeksi, Pemberian MP-ASI, ASI eksklusif, Stunting   ABSTRACT   Stunting is a condition in which a person's height turns out to be shorter than the height of another person's age. Stunting in Banjar District by 13.3% and in Tatah Makmur Health Center 38.06%.The purpose of this study was to determine the relationship between infectious diseases and basic immunization against the incidence of stunting in infants in Tatah Makmur Health Center. The study design was an analytic survey with cross sectional approach. The population is mothers who have toddlers stunted in Tatah Makmur Health Center in 2018 as many as 537 people. Samples amounted to 50 people with a purposive sampling technique. Analysis of data through the Spearman Rank.  The results of the study of toddlers mostly have a history of infectious diseases as many as 26 people (52%), have received complete immunization as many as 32 people (64%) and toddlers are mostly short as many as 33 people (66%). There is a relationship between the history of infectious diseases, the completeness of immunization with the incidence of stunting. Health centers should increase the provision of information to pregnant women about factors that influence the occurrence of stunting so that risk factors can be controlled earlier. Keywords: History of Basic Immunization, History of Infectious Diseases, Stunting


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Husnul Khatimatun Inayah

Millenium Development Goals (MDGs) mempunyai salah satu tujuan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 75 persen antara tahun 1990 sampai tahun 2015. Faktanya AKI masih belum seperti yang diharapkan dan naik turun dari tahun 2015 sampai dengan 2019.  Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesi (SDKI) 2002-2003 AKI di Indonesi masih cukup tinggi yaitu: 307/100.000 kelahiran. Kondisi“4 terlambat” dimana, terlambat mengenali tanda bahaya, merupakan salah satu penyebabnya. Terlambat mengenali tanda bahaya dkarena kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan yang berdampak meningkatnya kematian ibu. Bappenas (2015). Pengetahuan lokal yang berasal praktik-praktik budaya tradisional berpengaruh terhadap kematian ibu. Beberapa penelitian menemukan adanya persepsi yang salah dan kurangnya pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi.Penelitian ini bertujuan mengetahui  pengetahuan lokal ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan di Kota Banjarmasin. Jenis penelitian kualitatif dengan rancangan etnografi. Hasil Penelitian ibu hamil mengenal pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan melalui pantangan yang dilakukan saat hamil dan melahirkan. Sebagian pengetahuan lokal tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan ada yang bertentangan dan ada yang tidak bertentangan serta adapula yang mendukung kesehatan. Disarankan Perlunya informasi tentang tanda bahaya saat hamil dan bersalin melalui penyuluhan, konseling untuk meluruskan pengetahuan lokal yang bertentangan dengan kesehatan, meningkatkan pengetahuan ibu dan memotipasi ibu hamil/bersalin untuk terus melaksanakan budaya/kebiasaan yang mendukung kesehatan


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 30
Author(s):  
Sony Wahyu Tri Cahyono

Imogene M. King mengemukakan teorinya bahwa manusia memiliki tiga bagian dalam kehidupannya yaitu interaksi sistem personal, interpesonal, dan sosial yg membentuk hubungan individu dengan individu lain untuk mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungannya. Sub pokok sistem interpersonal meliputi komunikasi, interaksi yang mana proses ini melibatkan hubungan timbal balik antara individu satu dengan individu yang lain sehingga terbentuk sebuah transaksi. Penderita HIV sering mendapatkan stigma negatif, stigma yang ada di masyarakat menghalangi ODHA dalam berinteraksi sosial, sehingga ODHA cenderung menutup diri tidak mau berinteraksi dengan keluarga, teman dan tetangga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini melihat sistem interpersonal pada penderita HIV positif. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 5 orang. Teknik pengambilan data dari informan dengan menggunakan wawancara mendalam selama 60 menit pada masing-masing partisipan. Penelitian ini menghasilkan tema yang diangkat sebagai faktor yang mempengaruhi sistem interpersonal pada penderita HIV positif. Tema tersebut adalah mendapat stigma negatif dari keluarga dan masyarakat. Stigma negatif dari keluarga dan masyarakat yang diterima oleh penderita HIV positif sangat mempengaruhi status kesehatannya. Stigma tersebut yang mempengaruhi sistem interpersonal pada penderita HIV positif. Seperti pernyataan teori King yang mana menyebutkan sistem interpersonal terdiri dari komunikasi, interaksi, peran,  transaksi, stres dan mengatasi masalah. Perlakuan diskriminasi ini akan membuat penderita HIV positif mendapat tekanan psikologis sehingga merendahkan harga dirinya. Teori King yang berfokus pada interaksi manusia untuk mendukung keberlangsungan hidup jika terganggu akan memperngaruhi proses dalam kehidupan. Diharapkan untuk pengembangan penelitian selanjutnya membuat sebuah alat ukur seberapa jauh stigma negatif mempengaruhi sistem interpersonal pada penderita HIV positif.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Ika Novita Sari
Keyword(s):  
P Value ◽  

Remaja adalah laki-laki tay perempuan dalam rentang usia 10-19 tahun. Hasil survei tahun 2012 oleh Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan hanya 22% yang membuktikan pengetahuan komprhensif remaja. Menurut BKKBN (2016)  dalam artikel Tanjung Pinang Pos oleh (Miswanto, 2018), 46% remaja usia 15-19 tahun di Indonesia pernah melakukan hubungan seks, angka kehamilan di usia muda mencapai 500 ribu remaja perempuan dimana 30% diantaranya memilih untuk melakukan aborsi. Tujuan peneliti untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan Remaja tentang seks dengan perilaku seksual pada remaja. Penelitian ini menggunakan cross sectional dilaksanakan di SMA Negeri 21 Batam pada bulan agustus 2019. Populasi dan sampel penelitian dari 59 siswa/siswi. di dapatkan remaja yang memiliki pengetahuan seksual kurang baik dengan prilaku seksual negatif sebanyak 31 orang (86,1%) sedangkan remaja pengetahuan baik dengan prilaku seksual nrgatif sebanyak 9 orang (39,1%). Hasil uji statistik dengan Chi-Square diperoleh nilai p value= 0,000<0,05 dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya terdapat Hubungan pengetahuan remaja tentang seks dengan prilaku seksual pada remaja di SMA Negeri 21 Kota Batam Tahun 2019. Dari hasil penelitian di simpulkan pengetahuan seks nya baik sebanyak 23 siswa dan siswi (39%) dan responden yang pengetahuan seks nya kurang baik sebanyak 39 yaitu (61%). Dan prilaku seksual remaja yang berprilaku seksual positif sebanyak 19 responden (32,2%). kesimpulan peneliti bahwa pengetahuan seksual yang kurang baik akan memicu semakin tingginya angka kejadian remaja yang melakukan prilaku seksual negatif hal ini juga dapat di pengaruhi orang tua para remaja yang menganggap apabila anaknya tidak mempunyai pengetahuan tentang seks maka akan menghindari dan menjalani kehidupan seks yang tidak tercela tetapi kenyataan nya adalah bertentangan dengan hal itu remaja mencari informasi dan mencari dari teman-teman sekitarnya diluar tanpa sepengetahuan orang tua mereka sehingga membuat mereka mempunyai keinginan untuk mencoba apa saja yang telah mereka pelajari tentang seks.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 18
Author(s):  
Mardiah Mahlan
Keyword(s):  

Remaja mulai ingin tahu tentang kehidupan seksual manusia dengan mencari informasi tentang  seks, baik melalui buku, film atau gambar-gambar lain yang dilakukan dengan sembunyi sembunyi. Hal ini dilakukan remaja karena kurang terjalinya komunikasi yang bersifat dialogis antara remaja dengan orang dewasa, baik orang tua ataupun guru mengenai masalah seksual, dimana kebanyakan masyarakat masih mengangap tabu untuk membicarakan  maslah seksual dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dengan persepsi siswa tentang seksualitas remaja pada kelas XI SMA Negeri 1 Jejangkit Kecamatan Jejangkit Kabupaten Barito Kuala. Penelitian ini merupakan quasi eksperimental dengan metode pree test post test. Sampel yang digunakan sebanyak 63 responden dari siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jejangkit. Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dengan persepsi siswa tentang seksualitas remaja pada kelas XI SMA Negeri 1 Jejangkit Kecamatan Jejangkit Kabupaten Barito Kuala dapat disimpulkan bahwa: Hasil pre test diperoleh nilai 6,17 lebih rendah dari nilai posttest sebesar 8,55 setelah dilakukan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja pada siswa. Persepsi siswa kelas XI SMA Negeri Jejangkit tentang seksualitas remaja sesudah diberikan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja, mengalami peningkatan dimana di dominansi oleh  kategori tinggi, hal ini menunjukan  bahwa persepsi tentang seksualitas yang dimiliki siswa sudah  baik,  sehingga  siswa  akan  memiliki  perilaku  yang  benar  dalam ruang lingkup seksualitas karena persepsi yang baik dari kegiatan mengikuti penyuluhan sehingga memiliki  perilaku  yang  benar  dalam ruang lingkup seksualitas karena persepsi yang baik.  


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 14
Author(s):  
Ikhwah Mu’minah
Keyword(s):  
P Value ◽  

Pola penyapihan yang terlalu dini pada usia 0-6 bulan memunculkan masalah pada aspek hubungan sebab-akibat dimana pemberian MP-ASI yang kurang tepat mengakibatkan bayi menjadi gizi kurang atau gizi buruk. Pada usia 0-6 bulan, sebaiknya bayi hanya di diberi ASI secara eksklusif, karena produksi ASI pada usia tersebut sudah mencukupi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang dan menjaga kesehatannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi penyapihan dini diantaranya pengetahuan dan sikap orang tua . Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan tekhnik total sampling. Penelitian didapatkan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan dan sikap orang tua tentang penyapihan dini terhadap kejadian stunting pada balita dengan p value <0,05.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Yulita Elvira Silviani
Keyword(s):  

Konseling KB dapat membantu akseptor dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang digunakan sesuai dengan pilihannya.Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan konseling KB dengan pemilihan Metode Kontrasepsi Non Hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas Napal Putih Kabupaten Bengkulu Utara tahun 2018.Metode penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan desain Cross SectionalPopulasi dalam penelitian ini adalah akseptor KB baru di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Napal Putih Kabupaten Bengkulu Utara pada bulan Januari-April Tahun 2018 berjumlah 82 orang.Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil kuesioner dan data sekunder yang diperoleh dengan cara melihat laporan tahunan di Puskesmas Perawatan Napal Putih Kabupaten Bengkulu Utara. Data yang telah dikumpulkan, diolah dan dianalisis menggunakan analisis univariat dan analisis bivariate. Hasil penelitian didapatkan: (1) hampir sebagian akseptor KB Aktif menggunakan KB Metode Kontrasepsi Non Hormonal yaitu berjumlah 26 orang (65 %); (2) Sebagian besar yaitu 27 orang (67,5%) telah mendapatkan konseling tentang alat kontrasepsi; (3) Dari 40 responden yang mendapatkan konseling 14 (51,9%) responden memilih kontrasepsi non hormonal; (4) hasil analisis Chi Square didapat sebesar 0,015 (≤ 0,05) artinya ada hubungan yang bermakna konseling dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Non Hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Napal Putih Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2018.Diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat melalui penyuluhan mengenai Metode Kontrasepsi Non Hormonal   Kata Kunci: kontrasepsi non hormonal, konseling


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Ruslinawati Ruslinawati

Early detection of breast cancer with BSE can be done alone to recognize abnormalities in the breast, carried out periodically every month, on the 7th to 10th day after menstruation, the actions include: position, inspection, palpation and patterns. However, there are still many who do not know about BSE and the high number of breast cancer cases in 2018 reaching 542 cases in Indonesia. To reduce the high cases of breast cancer, health education about BSE needs to be done. Analyze the effectiveness of health education demonstration methods and video media on BSE practices. The Quasy Experimental research design, the Posttest Only Control Group Design, the total population of class XI is 216 students were taken by the Proportional Stratified Random Sampling Method with 68 people divided into demonstration with video groups and video groups, the statistical test results using the Mann Whitney test. There is a significant difference in effectiveness between health education demonstration methods with video media and video media only, where the p value is 0.033 <0.05. Demonstration health education with video media is more effective against BSE practices than health education with video media only.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document