Jurnal Dunia Farmasi
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

84
(FIVE YEARS 84)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Institut Kesehatan Helvetia

2548-3560

2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 99-107
Author(s):  
Melia Sari ◽  
Tetty Noverita Khairani ◽  
Titin Miranitatis Setia Ana Hura

Pendahuluan: Masyarakat kini lebih cenderung menggunakan obat dari alam karena memiliki efek samping yang sedikit. Salah satu bahan alami yang sering digunakan masyarakat untuk mengatasi jerawat adalah tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan bahan dasar kosmetik atau obat-obatan, karena tomat mengandung senyawa metabolit antara lain alkaloid dan saponin yang bersifat antibakteri. Tujuan: Untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol tomat dalam sediaan krim. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu evaluasi kemampuan antibakteri ekstrak tomat berdasarkan sifat fisik organoleptis, homogenitas, pH, uji iritasi, stabilitas sediaan dan pengujian antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis dengan metode difusi sumuran pada media Nutrient Agar. Hasil: Berdasarkan hasil uji ANOVA pada penelitian  ini  menunjukkan  bahwa  krim  dengan  ekstrak  tomat  25%,  50%  75%  dan  kontrol  (+)  memiliki  aktivitas antibakteri. Formula II, krim konsentrasi ekstrak 50% memiliki daya hambat paling optimal adalah 11,03 mm sama dengan kontrol (+) 11,06 mm atau tidak berbeda signifikan sedangkan krim dengan konsentrasi 75% memiliki aktivitas antibakteri yang  lebih  besar adalah  12,86  mm dibandingkan  dengan  kontrol (+)  atau  signifikan  pada  0,05. Kesimpulan: Krim ekstrak  etanol tomat  dapat  diformulasikan dalam sediaan krim dan memiliki warna coklat, bau khas tomat dan bentuk yang halus, serta memiliki aktivitas antibakteri.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 89-98
Author(s):  
Nurina Barqy
Keyword(s):  

Pendahuluan: Jeruk Bali merupakan jenis tumbuhan tropis yang berasal dari Asia Tenggara dan banyak dibudidayakan di beberapa wilayah dan dapat digunakan sebagai tanaman herbal untuk menghindari resistensi dari obat kimia. Tujuan: Untuk mengetahui kandungan senyawa dan aktivitas farmakologi kulit jeruk Bali. Metode: Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini yaitu studi literatur secara online terhadap jurnal-jurnal yang telah diterbitkan pada tingkat nasional maupun internasional. Hasil: Jeruk Bali tumbuh subur di bawah sinar matahari dengan iklim tropis, kelembaban rata-rata pada suhu 25-32ᴼC, dan curah hujan 1.500-2.500 mm. Jeruk Bali tersusun atas bagian flavedo, albedo, dan endocarp. Senyawa limonen adalah senyawa utama penyusun minyak atsiri kulit jeruk Bali dengan persentase 94,96%. Senyawa lainnya terdiri dari mircen (2,48%), β-asaron (1,09%), germacrene D (1,01%), dan α-pinen (0,46%). Senyawa-senyawa yang terdapat pada jeruk Bali memiliki khasiat sebagai antioksidan, antimikroba, dan penurun kadar glukosa. Kesimpulan: Minyak atsiri kulit jeruk Bali memiliki berbagai senyawa penyusun dengan kandungan utama berupa senyawa limonen dan memiliki berbagai aktivitas farmakologi.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 82-88
Author(s):  
Parhan Parhan ◽  
Niva Nevizah

Pendahuluan: Antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan suhu tubuh akibat demam. Suhu normal pada manusia berkisar antara 36-37 0C. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antipiretik ekstrak etanol daun randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn.) Terhadap ujung putih jantan yang diinduksi vaksin DPT-HB. Metode: Hewan uji yang digunakan sebanyak 30 ekor tikus putih jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus putih jantan. Kelompok kontrol positif menggunakan parasetamol 500 mg/kgBB, kelompok kontrol negatif diberikan CMC Na 1% dan kelompok perlakuan ekstrak etanol daun randu (EEDR) dengan dosis 100, 200, 300 mg/kg diberikan. secara lisan. Tikus putih jantan diinduksi dengan 0,2 ml vaksin DPT-HB secara intramuskuler. Pengukuran suhu rektal tikus dilakukan sebelum dan sesudah pemberian vaksin setelah perlakuan diuji secara berturut-turut pada menit ke 30, 60, 90, 120 dan 150. Hasil: penelitian ini menunjukkan pemberian ekstrak etanol daun randu (EEDR) pada dosis 300 mg/kgBB menunjukkan penurunan suhu yang lebih besar dibandingkan dengan daun ekstrak etanol randu (EEDR) pada dosis 200 dan 100 mg/kgBB Pemberian parasetamol menunjukkan penurunan suhu rektal tikus yang lebih besar dibandingkan dengan daun ekstrak etanol randu (EEDR) dosis 300 mg/kgBB. Kesimpulan: ekstrak etanol daun randu (EEDR) memiliki efek antipiretik pada tikus putih jantan tetapi tidak lebih baik dari parasetamol.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 74-81
Author(s):  
Luh Vela Septyani
Keyword(s):  

Pendahuluan: Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk mempertahankan sifat dan karakteristiknya.Pengujian stabilitas penting untuk memastikan bahwa obat akan tetap efektif dan aman selama penyimpanan maupun penggunaan.Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang mudah teroksidasi dan dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksidator, serta oleh katalis tembaga dan besi. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh waktu dan suhu pemanasan terhadap kestabilan dari sediaan vitamin C. Metode: Uji stabilitas vitamin C dilakukan dengan metode uji stabilitas (daya tahan) dipercepat dengan cara melakukan pemanasan sampel vitamin C pada suhu 90ºC dengan interval waktu 30 menit, 60 menit, 90 menit, dan 120 menit. Penetapan kadar menggunakan metode titrasi iodometri dimana larutan Na2S2O sebagai standar. Hasil: Berdasarkan hasil perhitungan, kadar vitamin C yang diperoleh berturut-turut dari waktu pemanasan tercepat adalah 0,177%b/v; 0,158%b/v; 0,158%b/v; 0,150%b/v; 0,146%b/v. Kesimpulan: Semakin lama pemanasan vitamin C akan mempercepat terjadinya proses oksidasi sehingga kadar vitamin C pada sampel akan semakin berkurang.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 63-73
Author(s):  
Farah Adilla
Keyword(s):  

Pengawet pangan menjadi hal yang penting seiring dengan meningkatnya sifat konsumerisme masyarakat. Salah satu contoh pengawet pangan adalah asam benzoat. Konsumsi asam benzoat dalam jumlah berlebih berbahaya bagi kesehatan. Berbagai metode analisis dengan spesifisitas dan selektivitas tinggi sangat dibutuhkan untuk pengujian kandungan asam benzoat dalam produk makanan dan minuman. Prosedur analisis perlu diperhatikan agar mampu menetapkan jumlah asam benzoat yang terdapat dalam produk pangan. Studi ini menyajikan tinjauan komprehensif tentang berbagai teknik analisis yang digunakan untuk analisis pengawet asam benzoat dalam produk pangan. Metode yang digunakan yaitu studi literatur terhadap jurnal nasional dan internasional yang membahas tentang metode analisis asam benzoat dalam produk pangan. Beragam prosedur analisis memiliki kelebihan dan kekurangan berdasarkan kondisi sampel yang akan dianalisis. Berbagai metode preparasi sampel yang telah dilakukan meliputi ekstraksi cair – cair, filtrasi membran, dan ultrasonik. Metode analisis asam benzoat yang telah digunakan yaitu spektrofotometri UV-Vis, Kromatografi Gas, dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Metode analisis RP-HPLC dengan detektor UV-Vis merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam analisis asam benzoat.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 54-62
Author(s):  
Rita Septiana ◽  
Risma Sakti Pambudi ◽  
Meiga Susana

Pendahuluan: Saat ini Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia dimana selalu menempati urutan pertama penyebab kematian bayi. Provinsi Kalimantan Tengah merupakan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki jumlah titik api terbanyak akibat seringnya terjadi kebakaran hutan. Hal tersebut menyebabkan turunnya tingkat kesehatan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama pada anak balita (bawah lima tahun). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan serta kesesuaian jenis terapi antibiotik dan suportif yang diberikan pada pasien rawat inap balita di RSUD Kuala Kurun periode Juli-Desember 2019. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dianalisis secara deskriptif. Analisa kesesuaian terapi menggunakan pedoman Model Formulary For Children 2010 dan Pharmacetical Care untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan akut 2005. Hasil: Antibiotik yang paling sering diberikan pada pasien ISPA balita adalah sefotaksim sebanyak 45,9%, sedangkan obat untuk terapi suportif yang banyak digunakan adalah parasetamol sebesar 37,9%. Kesimpulan: Kesesuaian penggunaan obat ISPA berdasarkan Model Formulary for Children 2010 dan Pharmaceutical Care untuk penyakit infeksi saluran pernafasan tahun 2005 menunjukkan 83 (78,3%)  pasien mendapatkan obat yang sesuai.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 46-53
Author(s):  
Hepni Hepni

Bawang putih selain dikenal sebagai salah satu bumbu dapur dan dipercaya juga sebagai antibiotik dan antifungi. Khasiat ini disebabkan oleh zat allicin yang kandungannya mampu membunuh jamur dan bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak bawang putih terhadap zona hambat pertumbuhan jamur Malassezia furfur penyebab penyakit panu (Tinea versicolor), dengan menggunakan metode studi literatur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling dan memperoleh 2 sampel yaitu berupa jurnal dan Karya Tulis Ilmiah yang membahas tentang pengaruh bawang putih dalam mengatasi penyakit panu. Senyawa yang ada pada bawang putih adalah allicinn yang didapatkan dari ekstrak bawang putih yang mempunyai aktivitas dan daya hambat terhadap jamur Malassezia furfur penyebab penyakit panu. Dengan hasil yang didapatkan semakin tinggi konsentrasi ekstrak bawang putih maka semakin luas zona hambat pertumbuhan jamur penyebab panu.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 40-45
Author(s):  
Rika Puspita Sari

Pendahuluan: Rimpang temu hitam mengandung saponin, minyak atsiri, flavonoid, kurkuminoid, zat pahit, damar, lemak mineral dan minyak. Kandungan zat-zat dalam rimpang temu hitam antara lain menstimulasi kerja lambung, menyembuhkan koreng, luka dan kudis, peluruh angin, menyembuhkan batuk dan asma. Tujuan: Untuk mengetahui efek diuretik ekstrak etanol rimpang temu hitam (EERTH) pada tikus putih jantan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental meliputi skrining fitokimia, karakterisasi dan uji efek diuretik EERTH. Hasil: Hasil skrining fitokimia simplisia menunjukkan positif alkaloida, flavonoid, saponin, tanin dan steroid. Hasil karakterisasi EETRH meliputi kadar abu total 4,8%, abu yang tidak larut asam 2,37%, sari larut dalam air 17,8%, sari larut dalam etanol 22,45%. Hasil pengamatan menunjukkan EERTH dosis 350 mg/kg bb dengan volume urin 11,35 ml (efek diuretik paling baik) dibandingkan 250 mg/kg bb dan 300 mg/kg bb, tetapi lebih rendah efeknya dibandingkan furosemide dosis 5,04 mg/kg bb dengan volume urin 13,77 ml. Kesimpulan: Ekstrak etanol rimpang temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb) memberikan efek diuretik pada tikus putih jantan dengan dosis mulai 350 mg/kg bb tetapi tidak lebih besar dari kelompok kontrol positif dengan nilai sig. 0,00 (p 0,05).


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 29-39
Author(s):  
Razoki Razoki

Sejalan dengan kemajuan teknologi di bidang farmasi, teknik mikroenkapsulasi telah digunakan untuk memperbaiki stabilitas zat aktif. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah bisoprolol dapat di mikrokapsul mengggunakan albumin. Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental dengan memformulasikan bisoprolol dengan albumin sebagai penyalut yang digunakan adalah 1:6, 1:4 dan 1:2 berturut-turut untuk Formula I, Formula II dan Formula III menggunakan metode penguapan pelarut. Hasil: Albumin dapat digunakan sebagai penyalut mikroenkapasulasi bisoprolol dan  distribusi ukuran partikel 209-1998 µm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikrokapsul dengan perbandingan antara bisoprolol dengan albumin 1:6 memiliki pelepasan zat aktif yang paling baik dengan disolusi dari mikroenkapsulasi bisoprolol dengan penyalut albumin. Kesimpulan: Albumin dapat digunakan sebagai penyalut mikrokapsul bisoprolol dimana semakin besar konsentrasi albumin pelepasan zat aktif bahan aktif dari mikrokapsul akan semakin diperlambat.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 21-28
Author(s):  
Monik Krisnawati

Pendahuluan: Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Pengobatan penyakit diabetes mellitus dapat menggunakan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) seperti Metformin ataupun obat tradisional seperti Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers). Aktivitas antidiabetes batang Brotowali berkaitan dengan adanya kandungan alkaloid, flavonoid, glikosida, dan terpen Tujuan: Untuk mengetahui dan membandingkan aktivitas antidiabetes antara Brotowali dengan Metformin pada mencit jantan. Metode: Penelitian eksperimental pre and post test control group design, menggunakan 15 ekor mencit yang diberi beban glukosa dan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu, kelompok kontrol negatif (aquadest), kelompok kontrol positif (Metformin) dengan dosis 65 mg/kg BB, dan kelompok zat uji (kapsul Brotowali) dengan dosis 130 g/Kg BB. Hasil: Kapsul Brotowali memiliki aktivitas antidiabetes pada mencit putih jantan yang dilihat dari rerata penurunan kadar glukosa darah, namun penurunan  kapsul Brotowali lebih lambat dibandingkan  kelompok perlakuan Metformin pada menit ke 90 yakni 165,6 mg/dl. Kesimpulan: Kapsul Brotowali terbukti memiliki aktivitas antidiabetes yang ditunjukkan dengan hasil analisis statistik keseluruhan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document