jurnal veteriner
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

293
(FIVE YEARS 55)

H-INDEX

3
(FIVE YEARS 0)

Published By Jurnal Veteriner

2477-5665, 1411-8327

2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 168-174
Author(s):  
Shabrina Fauzia Prayoga ◽  
Kuncoro Puguh Santoso ◽  
Nove Hidajati ◽  
Faisal Fikri ◽  
Maya Nurwartanti Yunita ◽  
...  

Tujuan penelitian ini untuk menentukan aktivitas Superoxide Dismutase (SOD) pada babi Landrace yang disembelih dengan metode stunning dan non-stunning. Sebanyak 18 ekor babi Landrace jantan dewasa yang telah dikebiri dengan masing-masing bobot 115±20 kg dibagi menjadi dua kelompok, yakni stunning dan non-stunning dengan pengujian serum pada pre dan post treatment. Electrical stunning dilakukan dengan aliran listrik pada dua elektroda sebesar 220 volt dan 1,3 ampere. Sampel darah diambil sebanyak 3 mL, kemudian diuji aktivitas SODnya.. Hasil aktivitas SOD dianalisis dengan uji T berpasangan untuk membandingkan aktivitas SOD serum antara stunning dan non-stunning pada fase pre dan post treatment. Hasil stunning menunjukkan penurunan signifikan (p<0,05) aktivitas SOD sebesar 56,12±54,47 dibandingkan non-stunning sebesar 137,84±66,63. Aktivitas SOD yang rendah tampak signifikan (p<0,05) juga pada pre-treatment dibandingkan dengan post-treatment. Dapat disimpulkan bahwa penyembelihan dengan metode electrical stunning menurunkan aktivitas SOD pada serum babi Landrace.


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 207-215
Author(s):  
Eva Handayani ◽  
Imam Supriatna ◽  
Ligaya ITA Tumbelaka ◽  
Ekayanti Mulyawati Kaiin

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perbedaan kualitas semen beku yang sudah memiliki sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan semen beku yang belum memiliki sertifikasi SNI. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama adalah analisis data manajemen produksi semen beku di tempat produksi dengan melihat proses produksi semen beku mulai dari pra produksi dilanjutkan ke proses produksi sampai dengan post produksi, tahap kedua adalah evaluasi kualitas semen beku di laboratorium reproduksi LIPI dengan melihat parameter motilitas, viabilitas, abnormalitas, membran plasma utuh, konsentrasi dan fragmentasi DNA. Data laboratorium dianalisis dengan menggunakan analisis ragam dilanjutkan dengan uji Duncan, sedangkan data manajemen dianalisis dengan menggunakan skoring dan metode deskriptif komparatif. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa kualitas semen beku yang sudah memiliki SNI lebih baik dibandingkan dengan semen beku yang belum memiliki SNI, analisis manajemen juga menunjukkan korelasi positif dengan hasil uji lab dimana manajemen produksi semen beku yang sudah ber SNI menghasilkan kualitas semen beku yang lebih baik. Dalam kesimpulannya, manajemen produksi semen beku sangat erat kaitannya dengan kualitas semen beku yang dihasilkan oleh produsen. Untuk bisa meningkatkan kualitas, maka diperlukan juga peningkatan manajemen produksinya.


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 183-188
Author(s):  
Anna Surgean Veterini ◽  
Nancy Margarita Rehatta ◽  
Hamzah Hamzah ◽  
Widijiati Widijiati ◽  
Sarmanu Sarmanu ◽  
...  

Research about sepsis in animal model is interesting to get the right therapeutic method for human being. We did the research to study about the value of body temperature in mice’s various body area in order to get the important information if we are going to do the translational research in animal model about sepsis. One clinical signs of the sepsis mice model is changes in body temperature. An easy way to examine body temperature is using infrared non-contact thermometer. This study aimed to compare the body temperature using infrared non-contact thermometer at the abdomen and anal area. We used male mice, weighing 25–30 g, divided into two groups (control and treatment groups). The control group injected with NaCl 0.9% solution, with the amount of NaCl 0.9% volume equal to Lipopolysaccharide (LPS). In the treatment group injected with 2.5 mg/kg BW of LPS intraperitoneally. Body temperature was measured in abdomen (tabd) and ananl (tan) area at 8th and 24th hour after treatment. Body temperature value tabd was higher than tan. Lipopolysaccharide injection increase body temperature but was not significant when compared to the control group (8th and 24th hour). The mean difference between tabd and tan in 8th control groups were 2.12oC respectively. The mean difference between tabd and tan in 24th hour control groups 4.6oC. The mean difference in treatment groups (8th hour) was 4.66oC, while it was 4.77oC in the 24th groups. Giving 2.5 mg/kg BW LPS intraperitoneally did not rise the body temperature significantly as compare to control groups. But, body temperature at anus area using non-contact infrared thermometer after treatment showed lower results as compared to that of at abdomen significantly.


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 285-291
Author(s):  
Dwi Utari Rahmiati ◽  
Gunanti Gunanti ◽  
Eva Harlina

This study aims to; 1) evaluate the osteogenesis ability of Biphasic Calcium Phosphate (BCP)-alginate 70/30 based on chages in size of defect and relative bone density, 2) implant response tissue based on relative muscle density peri implant. The BCP used in this study made from hydroxyapatite (HA) 70, tricalcium phosphate (TCP) 30 and alginate as porogen. The implant material made in 3D form and have diameter porous 200-400 ìm which similar size with the bone trabecula. This study used three local sheep (Ovis aries) male 1.5 years old, weight average 20 kg. The implant material is grown on the right sheep tibia. As a control, the left tibia is made defective with no implantable material. Evaluate osteogenesis and implant tissue responses using radiography and assess the grey values of a particular area. Osteogenesis is also assessed based on the size of the defect. Based on the size of the defect, the right defect shows no significant value. The size of the left defect shows a significant value between day 0 and day 30, and 90. The relative bone density of the right defect shows a significant value between day 7 and 30. In the left defect, the relative bone density shows the significant between 0 and 90. The relative density of the muscle does not show significant values either on the right or left defects.


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 189-197
Author(s):  
Putu Ayu Asri Damayanti ◽  
I Nyoman Mantik Astawa ◽  
Anak Agung Ayu Mirah Adi ◽  
I Made Sudarmaja ◽  
I Kadek Swastika ◽  
...  

Mosquito-specific viruses (MSVs) adalah virus yang hanya dapat bereplikasi pada sel nyamuk. Virus ini terdiri dari berbagai genus, salah satunya yang paling banyak ditemukan adalah dari famili Flaviviridae, genus Flavivirus. Namun, data keberadaan dan karakteristik MSVs dan vektornya di Bali saat ini sangat terbatas. Oleh karena itu, pengamatan untuk memperluas penemuan keragaman vektor dan filogenetik MSVs famili Flaviviridae, genus Flavivirus di Bali dilakukan pada tahun 2016-2018. Nyamuk-nyamuk dewasa ditangkap menggunakan light trap dan dikelompokkan berdasarkan spesies. Isolasi dan propagasi virus dilakukan pada galur sel C6/36 dan baby hamster kidney-21 (BHK-21). Identifikasi virus dilakukan dengan menggunakan one step reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR). Terdapat dua pool yang berasal dari nyamuk Anopheles vagus menampakan cythopathic effect (CPE) hanya pada galur sel C6/36 dari total 158 pool. Virus yang diisolasi memiliki persentase identity sekuen nukleotida tertinggi 97% dan sekuen asam amino 96% dengan virus Culex theileri Flavivirus isolat JKT-8650 yang diisolasi pada tahun 1981. Selanjutnya, virus dinamakan Mosquito Flavivirus Isolate Bali (MFB) dengan accession numbers KY995166 dan KY290258. Analisis filogenetik menunjukan bahwa MFB berada satu kluster dengan Culex theileri Flavivirus (CTFV) dari Indonesia, Culex Flavivuruses-Myanmar, Culex theileri Flavivirus-Portugal, dan Mosquito Flavivirus-Turki. Terdapat delapan nukelotida dan enam asam amino yang berbeda antara MFB dan CTFV Indonesia. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa MSVs dari famili Flaviviridae, genus Flavivirus berhasil diisolasi dari nyamuk An. vagus di Bali.


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 262-270
Author(s):  
Nabila Swarna Puspa Hermana ◽  
Usamah Afiff ◽  
Safika Safika ◽  
Agustin Indrawati ◽  
Fachriyan Hasmi Pasaribu

Chicken is one of the important protein source in Indonesia. Moreover, the largest population of chicken layer and poultry in Indonesia is known situated at West Java province with Bogor manicipality as the main producer. The aims of this study were to determine the antibiotic resistance pattern of Staphylococcus aureus isolated from poultry and layer farm in Bogor. The study also identified gene encoded the resistance. Cloacal swab samples were collected from chicken broiler and layer farm in Bogor manicipality. The samples were then cultured in Mannitol Salt Agar (MSA) medium to obtain S. aureus. Suspected colony was then confirmed by biochemical test. Positive strains were tested against several antibiotics and the diameter of clear zone arround of colony was interpreted based on Clinical and Laboratory Standard Institute. Furthermore, the DNA from resistant strains were then extracted, followed by detection of the resistance gene by using polymerase chain reaction (PCR) method. A total of 14 isolates of S. aureus were positive from poultry farm, and 15 isolates from layer farm. Most of all were resistant to tetracycline, ampicillin, oxytetracycline, erythromycin and nalidixic acid. On the other hands, several strains were sensitive to gentamycin and chloramphenicol. The study showed 28 isolates out of them were multi-drug resistant. Resistant gene such as blaTEM, gyrA and tetA were also identified in some isolates except for ErmB gene which was found in isolates originated from poultry farm. In conclussion, S. aureus in both farm showed mostly multi-drug resistant to several antibiotics which were supported by identification of resistant gene among isolates.


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 175-182
Author(s):  
Faisal Amri Satrio ◽  
Sri Estuningsih ◽  
Ni Wayan Kurniani Karja

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerusakan jaringan kauda epididimis domba selama empat hari penyimpanan dengan atau tanpa DMEM pada suhu 4 ºC. Sebanyak 15 pasang kauda epididimis dikoleksi dari tempat pemotongan hewan dan disimpan dengan cara salah satu dari setiap pasang kauda epididimis dimasukan ke dalam DMEM dan bagian lainnya disimpan tanpa menggunakan DMEM. Preparat histopatologi jaringan kauda epidimis dilakukan setelah penyimpanan pada suhu 4 ºC (H-0), lalu dilanjutkan setelah penyimpanan pada suhu 4 ºC selama 24 jam (H-1), 48 jam (H-2), 72 jam (H-3), dan 96 jam (H-4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapsula kauda epididimis secara nyata mengalami penebalan pada H-2 untuk penyimpanan tanpa DMEM dan H-4 untuk penyimpanan menggunakan DMEM (P<0,05). Kerusakan epitel kauda epididimis mengalami peningkatan mulai H-1, namun jumlah kerusakan di H-4 pada penyimpanan menggunakan DMEM lebih sedikit dibandingkan tanpa menggunakan DMEM (P<0,05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa penyimpanan kauda epididimis pada suhu 4 ºC menggunakan DMEM dapat mengurangi tingkat kerusakan epitel kauda epididimis hingga jam ke-96 dan memperlambat kerusakan kapsula kauda epididimis hingga jam ke-48.


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 278-284
Author(s):  
Kadek Intan Dwityanti Devi ◽  
Ida Bagus Windia Adnyana ◽  
I Gede Soma
Keyword(s):  

Penyu merupakan salah satu hewan yang keberadaannya terancam punah. Di Bali temuan kasus penyelundupan penyu sering terjadi. Beberapa dari penyu yang diselundupkan adalah penyu hijau yang mengalami tumor fibropapillomatosis (FP) yang merupakan tumor yang ditemukan pada semua spesies penyu, tetapi paling banyak ditemukan pada penyu hijau. Fibropapillomatosis ditandai pada bagian tubuh seperti kulit, flippers, jaringan, karapas, dan plastron. Pemeriksaan hematologi menjadi metode diagnostik, dengan melihat adanya kenaikan atau penurunan jumlah sel darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran darah penyu hijau dengan atau tanpa FP. Penelitian ini menggunakan sampel penyu hijau sitaan Kantor Polsek Kuta terdiri dari lima ekor penyu hijau dengan FP dan lima penyu hijau tanpa FP. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan pemeriksaan hematologi. Sebanyak 3 mL darah perifer penyu hijau yang diambil dari sinus servikalis dorsalis disimpan dalam tabung heparin untuk dilanjutkan dengan pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi jumlah eritrosit, nilai hematokrit, dan kadar hemoglobin. Data kuantitatif yang telah diperoleh dianalisis dan dijelaskan secara deskriptif. Hasil pemeriksaan gambaran darah penyu hijau dengan fibropapillomatosis dengan rata-rata total eritrosit sebesar 0,55 x 106/μL, PCV 31,4%, Hb 7,2 g/dL, serta indeks eritrosit, meliputi MCV 616,7 fl, MCH 140,4, MCHC 23,1 g/dL. Gambaran darah penyu hijau tanpa fibropapillomatosis memiliki rata-rata total eritrosit 0,46 x 106/μL, PCV 29%, Hb 7,1 g/dL, serta indeks eritrosit meliputi MCV 784,7 fl, MCH 191,9 pg, MCHC 24,4 g/dL. Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap gambaran darah penyu hijau dengan atau tanpa fibropapillomatosis. Gambaran darah penyu hijau dengan fibropapillomatosis berada dalam rentang normal.


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 271-277
Author(s):  
Wilmientje Marlene Nalley ◽  
Thomas Mata Hine ◽  
Petrus Kune
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek pemberian ekstrak pituitari (EP) terhadap produktivitas induk sapi bali bunting. Sebanyak 12 ekor sapi bali bunting 2,5 bulan dibagi ke dalam empat perlakuan yaitu: tanpa injeksi EP (P0, kontrol), injeksi EP satu kali pada umur kebuntingan 2,5 bulan (P1), injeksi EP dua kali pada umur kebuntingan 2,5 dan 5,0 bulan (P2), dan injeksi EP tiga kali pada umur kebuntingan 2,5, 5,0 dan 7,5 bulan (P3). Dosis EP yang diberikan adalah 20 mg/kg bobot badan. Parameter yang diamati adalah jumlah dan morfologi corpus luteum (CL), bobot lahir anak, dan produksi susu induk. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa injeksi EP tidak memengaruhi (P>0,05) jumlah dan morfologi CL. Bobot lahir anak (19,87 kg) dan produksi susu induk harian (1.707,18 mL) tertinggi (P<0,05) dihasilkan oleh sapi bali yang diinjeksi EP tiga kali. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penyuntikan EP tiga kali efektif meningkatkan bobot lahir anak dan produksi susu induk sapi bali.


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 150-161
Author(s):  
Ardi Sandriya ◽  
Bambang Pontjo Priosoeryanto ◽  
Gunanti Gunanti ◽  
Eva Harlina ◽  
Riski Rostantinata ◽  
...  

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas ekstrak etanol daun keladi tikus (Typhonium flagelliforme) untuk terapi penyakit tumor. Penelitian ini menggunakan enam ekor mencit betina berumur lima minggu dengan bobot badan 20-25 g yang telah diinduksi karsinogen 7.12- dimetilbenz(?)anthracne (DMBA). Mencit dibagi menjadi dua kelompok perlakuan masing-masing kelompok terdiri dari tiga ekor mencit yaitu kelompok yang diberi plasebo (KK) dan kelompok yang diberi ekstrak etanol daun keladi tikus (KE). Kelompok KK diberi plasebo berupa aquabides. Kelompok KE diberi ekstrak etanol daun keladi tikus dengan dosis 120 mg/kg BB. Pengamatan dilakukan secara makroskopik dan mikroskopik. Massa tumor dari kedua kelompok mencit dikoleksi dan difiksasi dalam neutral buffered formalin (NBF) 10%. Kemudian dibuat preparat histopatologi dan diwarnai pewarna Hematoksilin-Eosin (HE). Hasil penelitian menunjukkan gambaran makroskopik permukaan kulit pada daerah tumbuhnya tumor mengalami alopesia, tumbuh benjolan berwarna kemerahan dan keropeng. Hasil pengukuran bobot badan mencit kelompok KK mengalami penurunan, sedangkan berat badan mencit pada kelompok KE mengalami kenaikan setiap minggunya. Diameter tumor kelompok KK mengalami peningkatan, sedangkan diameter tumor pada kelompok KE mengalami penurunan pada minggu ke empat pemberian bahan uji. Gambaran mikroskopik menunjukkan benjolan massa tumor yang terbentuk terdiri atas tiga jenis tumor yaitu anaplastic carcinoma (16,7%), fibrosarcoma (16,7%) dan squamous cell carcinoma (66,6%). Ketiga tumor digolongkan dalam diferensiasi baik 33,4%, diferensiasi sedang 33,4%, diferensiasi buruk 16,7%, dan tidak berdiferensiasi 16,.7%. Laju pertumbuhan tumor selaras dengan tingkat diferensiasi. Tumor yang bermetastasis sebanyak 50% dan tidak bermetastasis sebanyak 50%. Rataan indeks mitosis dan angiogenesis terjadi penurunan yang nyata (p<0.05) pada kelompok mencit yang diberi ekstrak etanol daun keladi tikus dibandingkan kelompok kontrol. Disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun keladi tikus menurunkan pertumbuhan tumor dan dapat digunakan untuk terapi tumor.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document