Mewadahi delapan etnis kebudayaan dengan sejarah yang berbeda-beda, Provinsi Sumatera Utara menyimpan cerita sejarah budaya yang berlimpah, sehingga menjadi penting untuk dapat membangun narasi etnisitas di Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara. Keberadaan tata ruang pamer yang masih berkonsep traditional museum, menjadikan narasi pada ruang pamer kebudayaan di museum ini belum terbangun. Padahal, narasi dapat membangun komunikasi dalam menciptakan pemahaman antara manusia dan koleksi dengan ide cerita yang disampaikan. Tujuan penelitian ini untuk dapat menerapkan interior ruang naratif melalui konteks, konten, skenario, pesan dan pengalaman pengunjung. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif yang dirangkum dengan pendekatan Design Thinking. Data diperoleh dari studi Pustaka, wawancara, dan observasi langsung ke ruang pameran Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara. Hasil dari penelitian ini adalah untuk menciptakan narasi yang maksimal pada ruang pameran, maka tidak akan terlepas dari penentuan Plot dan Pace, penerapan Dramatic Arc, dan aplikasi penyajiannya. Penyusunan plot cerita etnis di rangkum dalam beberapa fase kehidupan hingga kematian. Kemudian ditentukan alur cerita meliputi a beginning, a muddle, dan an end. Serta yang terakhir pengaplikasian elemen naratif, baik itu konsep penyajian konten, hingga pengaplikasian media naratifnya. Sehingga, dengan menerapkan elemen-elemen interior ruang naratif pada Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, penyajian narasi etnis lebih optimal serta menciptakan pengalaman berbeda dengan memainkan emosi pengunjung di setiap skenario pameran.