Jurnal Penelitian Enjiniring
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

95
(FIVE YEARS 55)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Center Of Technology (Cot)

1411-6243

2020 ◽  
Vol 24 (1) ◽  
pp. 100-105
Author(s):  
Herawati Herawati ◽  
Muhammad Arsyad Thaha ◽  
Chairul Paotonan

Abstrak Wilayah pesisir merupakan pertemuan antara wilayah laut dan wilayah darat, dimana daerah ini merupakan daerah interaksi antara ekosistem darat dan ekosistem laut yang sangat dinamis dan saling mempengaruhi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan material lokal yang potensial dapat digunakan sebagai bahan bangunan pelindung pantai dan memilih tipe bangunan pelindung pantai yang sesuai kondisi hidro-oseanografi di lokasi studi dengan metode Analythic Hierarchy Process. Lokasi penelitian berada di Provinsi Sulawesi Tenggara, tepatnya di Pulau Kabaena, Kecamatan Kabaena Barat Desa Sikeli kabupaten Bombana. Pulau Kabaena memiliki luas 873 km2. Secara geografis terletak antara 4°22’ 59,4” - 5°28’ 26,7” Lintang Selatan serta antara 121°27’46,7”-122°09’,4” Bujur Timur. Hasil penelitian menunjukkan perairan disepanjang tanjung perak sangat mempengaruhi hidro-oseonografi disekitar pantai desa Sikeli. Kondisi ini berpengaruh terhadap pola pergerakan arus dan tinggi gelombang datang disekitar pantai desa Sikeli. Tinggi gelombang rata-rata yang paling besar merambat dari arah barat sebesar 0.49 m dengan presentase kajadian sebesar 32.42 %, disusul arah barat laut sebesar 0.39 m (20.56 %), arah tenggara sebesar 0.31 m (8.72 %) arah barat daya sebesar 0.31 m (7.99 %), arah utara sebesar 0.20 m (6.94 %), arah timur sebesar 0.15 m (11.81 %), arah selatan sebesar 0.12 m (3.42 %), dan arah timur laut sebesar 0.11 m (8.15 %). Pengambilan keputusan untuk memilih tipe bangunan pelindung pantai dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk penanganan abrasi pesisir pantai desa Sikeli berbasis bahan lokal diperoleh bahwa alternatif bangunan dengan nilai keterpilihan yang tertinggi adalah detached breakwater (0,4432) disusul groin (0,2479), sea-wall (0,1700) dan revetment (0.1389). Detached breakwater berfungsi untuk menahan laju sedimen kearah laut, mengurangi ketinggian dan meredam energi gelombang dan tidak dibangun sepanjang garis pantai yang akan dilindungi sehingga kapal nelayan dapat ditambat dipesisir pantai dengan aman. Abstract The Selection Type of Coastal Protection Structures in Sikeli Village Based on Local Materials. The coastal area is a meeting point between the sea and land areas, where this area is an area of interaction between terrestrial ecosystems and marine ecosystems which are very dynamic and influence each other. The purpose of this research is to determine local materials that can be used as coastal protection materials and to select the type of coastal protection that is suitable for the hydro-oceanographic conditions in the study location using the Analythic Hierarchy Process method. The research location is in Southeast Sulawesi Province, precisely on Kabaena Island, Kabaena Barat District, Sikeli Village, Bombana Regency. Kabaena Island has an area of 873 km2. Geographically it is located between 4° 22' 59.4"- 5° 28' 26.7" South Latitude and between 121° 27' 46.7 "-122° 09' 4" Longitude East. The results showed that the waters along Tanjung Perak greatly affect the hydro-oseonography around the coast of Sikeli village. This condition affects the current movement pattern and the height of the incoming waves around the coast of Sikeli village. The largest average wave height propagating from the west is 0.49 m with a kajadian percentage of 32.42%, followed by the northwest direction of 0.39 m (20.56%), southeast direction of 0.31 m (8.72%) to the southwest of 0.31 m (7.99%), to the north of 0.20 m (6.94%), to the east of 0.15 m (11.81%), to the south of 0.12 m (3.42%), and to the northeast of 0.11 m (8.15%). The decision to choose the type of coastal protection using the AHP (Analytical Hierarchy Process) method for the coastal abrasion management model in Sikeli village based on local materials was obtained that the alternative building with the highest electability value was the detached breakwater (0.4432) followed by groins (0.2479), sea-wall (0.1700) and revetment (0.1389). The detached breakwater model which functions to restrain the sediment rate towards the sea, reduce the height and reduce wave energy and is not built along the coastline which will be protected so that fishing boats can be moored to the coast safely.


2020 ◽  
Vol 24 (1) ◽  
pp. 58-64
Author(s):  
Yusrifah Indahsari Yusuf ◽  
Misliah Idrus ◽  
Andi Chairunnisa
Keyword(s):  

Abstrak Jumlah arus bongkar  muat di pelabuhan Makassar  mengalami kecenderungan peningkatan volume setiap tahunnya. Dari data arus bongkar muat barang di pelabuhan Soekarno (2007 – 2015) berkembang secara fluktuatif (tidak Stabil) dari tahun 2011 hingga 2013 terjadi peningkatan pesat hingga mencapai 1.631.895  namun tidak di dukung oleh fasilitas bongkar muat sehingga kemacetan truk di sekitar dermaga baik dalam maupun luar dermaga. Penelitian ini bertujuan menentukan produktivitas dan kebutuhan alat bongkar muat dimasa yang akan datang dengan menggunakan metode efektivtas dan time series. Analisis kenaikan/penurunan poduktivitas bongkar dalam tiga tahun terakhir pada pelabuhan Soekarno dengan data ditahun 2017 sebesar 30287,46 ton, 2018 mengalami kenaikan barang yang dibongkar sebesar 61662,59 ton dan 2020 barang yang dibongkar mengalami penurunan sebesar 45686,57 ton. Dari data di atas dapat dilihat bahwa produktivitas  bongkar di pelabuhan Soekrano tahun 2017, 2018, 2020 beruturut-turut yaitu sebesar 4,509 TGJ, 15,241 TGJ, 14,642 TGJ. Sedangkan produktivitas muat pada tiga tahun terakhir sebesar 32603 ton ditahun 2017, 2018 terjadi peningkatan muatan sebesar 61485,4 ton dan 2020 jumlah muatan sebesar 87133,6 ton. Dari data diatas dapat dilihat bahwa produktivitas muat di Pelabuhan Soekarno tahun 2017, 2018, 2020 berturut-turut adalah 32,860 TGJ, 61,980 TGJ, 84,560 TGJ. Metode peramalan untuk Arus barang dari tahun 2020 – 2035 (Jangka pendek, jangka menengah dan jangka Panjang), dari hasil peramalan arus barang didapatkan pada tahun 2025 arus barang di pelabuhan Soekarno sebesar 404368 Ton, tahun 2030 sebesar 657098 Ton, dan tahun 2035 sebesar 909828 Ton . Berdasarkan hasil peramalan jumlah arus barang yang dibongkar dan dimuat di Pelabuhan Soekarno, mengalami kenaikan setiap tahunnya. Kebutuhan bongkar muat di pelabuhan Soekarno menunjukkan bahwa 1 Unit Crane Kapasitas 25 Ton masih mencukupi untuk melayani barang umum sampai pada Tahun 2035, dengan arus barang sebesar 758190 Ton, Akan tetapi pada tahun 2033,2034,2035 kapasitas bongkar muat sudah tidak mencukupi yaitu lebih besar dari 804000 Ton. Oleh karena itu disarankan untuk melakukan penambahan alat bongkar muat pada tahun 2035.


2020 ◽  
Vol 24 (1) ◽  
pp. 11-16
Author(s):  
Saddam - Husein ◽  
Rudy Djamaluddin ◽  
Rita Irmawaty ◽  
Kusnadi Kusnadi

SADDAM HUSEIN. Analisa Pola Kegagalan Balok Beton Menggunakan GFRP Bar Tanpa Selimut Beton (dibimbing oleh Rudi Djamaluddin dan Rita Irmawaty) Struktur beton bertulang yang menggunakan tulangan baja pada daerah korosif, menjadi rawan terhadap kerusakan atau penurunan kekuatannya akibat korosi.Korosi pada tulangan baja merupakan salah satu faktor penyebab menurunnya kekuatan struktur beton bertulang. Salah satu material yang dikembangkan mengatasi korosi adalah penggunaan material tulangan GFRP (Glass Fiber Reinforced Polymer). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kapasitas lentur dan pola kegagalan balok beton tanpa selimut dengan menggunakan material tulangan GFRP bar.   Desain penelitian merupakan eksperimental laboratorium dengan rekapitulasi sebanyak 6 sampel yang terdiri dari 2 Balok beton menggunakan tulangan baja dengan selimut beton, 2 balok beton menggunakan tulangan GFRP bar dengan selimut beton, 2 balok beton menggunakan GFRP bar tanpa selimut beton. Metode pengujian dilakukan dengan dengan pengujian lentur statik monotonik dan Analisis data menggunakan uji kondisi retak awal dan kondisi ultimit.   Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kapasitas lentur pada balok dengan tulangan GFRP bar lebih besar dibandingkan dengan balok tulangan baja dan mampu meningkatkan kapasitas lentur balok dalam menahan beban sebesar 39.76 %, pola kegagalan beton yang terjadi pada balok tulangan baja mengalami kegagalan lentur tekan ditandai dengan retakan yang terjadi pada sisi tertekan dan membentuk retakan tegak dengan sumbu netral beton yang tertekan, sedangkan pada balok beton tulangan GFRP tanpa selimut mengalami kegagalan keruntuhan tekan geser dengan kondisi tulangan berdeformasi (bi-linear) dengan retak miring dan secara tiba-tiba menjalar menuju sumbu netral beton yang tertekan sehingga terjadilah keruntuhan secara tiba-tiba.     SADDAM HUSEIN.Failure mode analysis of concrete Beams Using GFRP rebar Without concrete cover (supervised by Rudi Djamaluddin and Rita Irmawaty)   Reinforced concrete that uses rebar steel in corrosive areas, are prone to damage or decreased strength due to corrosion. Corrosion in the steel reinforcement is one of the factors that decreasing strength of reinforced concrete. One of the materials developed to overcome corrosion is the use of GFRP (Glass Fiber Reinforced Polymer) reinforcement material. This study aims to analyze the flexural capacity and failure mode of concrete beams without concrete cover using material GFRP bar as reinforcement.   The research design was an experimental laboratory with a recapitulation of 6 samples consisting of 2 beams using steel reinforcement with concrete cover.2 concrete beams using reinforcement GFRP bar with concrete cover, 2 beams using GFRP bars without concrete cover. The  research method uses the monotonic static flexure and analyzing the data using the initial crack condition and ultimate conditions test.   The results of the research indicate the flexural capacity of the beams with GFRP bar reinforcement is higher than steel reinforcement beams and can increase 39.76% of the flexural capacity of the beams in holding loads , the failure mode analysis occurs in steel reinforcing beam experiences compressive failure. Failure was characterized  by cracks that occur on the depressing side and form an upright crack with the neutral axis of the compressed concrete, whereas in GFRP reinforced concrete beams without concrete cover, failure of shear compression with conditions of deformed reinforcement (bi-linear) with sloping cracks and suddenly spread towards the neutral axis of the compressed concrete so that there was a sudden collapse.


2020 ◽  
Vol 24 (1) ◽  
pp. 87-92
Author(s):  
Agus Fitrianto ◽  
Abdul Rachman Rasyid ◽  
Slamet Trisutomo

Kawasan Industri Kariangau yang terletak dikota Balikpapan merupakan kawasan industri terintegrasi, dimana kawasan ini bersinggungan dengan teluk, aliran sungai Wain, hutan lindung, serta pemukiman masyarakat. Perkembangan kawasan industri perkotaan mengakibatkan berbagai dampak terhadap lingkungan salah satunya alih fungsi lahan, kemudian pergerakan ekonomi dan perkembangan sosial kemasyarakatan. Penelitian yang dilakukan pada kawasan industri Kariangau khususnya ditepi air bertujuan untuk mengetahui status keberlanjutan kawasan, dengan menggunakan metode analisis spasial yang divalidasi dengan data observasi dilapangan dan rujukan, kemudian dinilai berdasarkan Indeks Keberlanjutan Kawasan Industri Tepi Air (IKKITA), melalui 9 variabel indikator dari pilar utama keberlanjutan, yaitu aspek sosial, ekonomi dan lingkungan yang sudah dirumuskan pada penelitian sebelumnya. Hasil dari penilaian keberlanjutan kawasan industri Kariangau ditepi air dapat dikategorikan dengan status berkelanjutan, namun telah ditemukan salah satu indikator dari aspek sosial yaitu Indikator Ketersediaan Sumber Air PDAM memiliki skor dibawah 0,75 yang berarti tidak berkelanjutan, sehingga status berkelanjutan kawasan menjadi tidak mutlak.   Abstract Kariangau Industrial Estate, located in the city of Balikpapan, is an integrated industrial area, where this area intersects with the bay, the Wain river, protected forests and community settlements. The development of urban industrial areas has resulted in various impacts on the environment, such land use displacement, economic movement and social development society. This research was helded in the Kariangau industrial area, especially on the waterfront, to determine the status of the area's sustainability, using a validated spatial analysis method with field observation and reference data, then the assessment based on The Sustainability Index of Waterfront Industrial Estate (IKKITA), there are 9 indicator variables from the main pillars sustainability, the social, economic and environmental aspects, those are have been formulated in previous researche. The results of the sustainability assessment of the Kariangau industrial area is can be categorized as sustainable, but it is founded that one indicator from the social aspect, the Indicator PDAM Water resource Availability is has a score below 0.75 which means it is not sustainable, so that the sustainable status of the area is not absolute


2020 ◽  
Vol 24 (1) ◽  
pp. 51-57
Author(s):  
Glen Jimmy Latumahina ◽  
Misliah Idrus ◽  
Andi Chairunnisa

Analyze Service Performance of Pioneer Transportation in Liukang Tangaya Sub-district Area, Pangkajene and Islands District. The aim of this study was to find out efficiency of the pioneer transportation performance in Liukang Tangaya Sub-district Area and the variables that affect to it, and to formulate the development strategies in the future also.The approach of this study was quantitative.  Data collection performed by direct observation. Total load data processed to obtain load factor as benchmark to determine efficiency and continued by analyzing the influence variables to formulate the development strategies by using SWOT analysis. The result showed that the pioneer transportation route R-44 was efficient, where passenger load factor for line Liukang Tangaya – Maccini Baji more than 100% and cargo below 6%, with realized frequency also as much 89%. The affecting variables are the amount of cargo quantity and the amenities of load space.  The development strategies that suggested are: (i) Increase the quality of passenger’s service on board as well as when in harbor, (ii) Intensify socialization related to schedule information departure of the ship either by print media or by government web sites to stimulate more cargo quantity, (iii) fleet regenerate with more greater passenger’s capacity and load space equipped with cooler, (iv) increase shipping frequency numbers so that passenger buildup would never happen.


2020 ◽  
Vol 24 (1) ◽  
pp. 45-50
Author(s):  
Aryanti Virtanti Anas ◽  
Yoshita P Parissing ◽  
Irzal Nur ◽  
Sufriadin Sufriadin ◽  
Purwanto Purwanto ◽  
...  

Abstrak Proses produksi berarti menghasilkan suatu produk yang bernilai guna. Dalam suatu perusahaan pertambangan, produksi merupakan hal yang sangat penting, sehingga diperlukan perencanaan yang matang. Perusahaan menargetkan jumlah bahan galian yang akan diproduksi baik dalam jangka panjang, menengah maupun jangka pendek. Operasi produksi PT. Ifishdeco menggunakan bantuan alat gali muat excavator Komatsu PC 300 dimana terjadi penurunan produksi bijih nikel sebesar 19,94%. Target produksi sebesar 149.934 mt, namun capaian produksi hanya sebesar 116.603mt. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor utama dan nilai probabilitas penyebab turunnya capaian produksi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisis faktor utama penyebab penurunan capaian produksi adalah menggunakan Fault Tree Analysis (FTA). Persamaan logika top down dari Fault Tree Analysis disubstitusi ke dalam aljabar Boolean hingga diperoleh minimal cut set. Minimal cut set merupakan persamaan akhir yang merincikan top down. Top event penurunan capai target produksi memiliki empat top down, yaitu faktor pengisian, kesiapan fisik alat, efektivitas kerja, dan waktu edar alat gali muat. Berdasarkan nilai probabilitas basic event tertinggi yang bernilai 1, maka faktor utama penyebab penurunan capaian produksi adalah dari faktor umur pakai alat tua, penjadwalan perawatan tidak teratur, kualitas alat buruk, dan proses selective mining.   Abstract Analysis of Decrease in Nickel Ore Production Targets Using the Fault Tree Analysis Method in PT Ifishdeco, Southeast Sulawesi Province. Production process meant produce product with beneficial value. At the mining company, production was very important, so it needed to be well-planned. Company was making target amount of digging material to be produced in long term, middle term, and short term. Production operation at PT Ifishdeco utilized digger loader equipment namely excavator Komatsu PC 300. There was decreasing in nickel ore production of 19,94%. Production target was 149,934 mt, but the company was only able to meet 116,603 mt. Objective of this study was to know main factor and probability value which caused the low production performance. One of methods to be used to analyze the main factor was Fault Tree Analysis (FTA). Top down logical equations of Fault Tree Analysis was substituted into Boolean algebra to get minimal cut set. Minimal cut set was a formula of the top down and used to calculate probability. Top event of the decreasing of the production target had four top downs which were filling factor, mechanical availability, effectivity of use, and cycle time of digger loader. Based on the highest probability of basic event which value was equal to 1, the main factor caused the decreasing of productivity were lifetime of equipment, unscheduled of maintenance, low quality of equipment, and selective mining.   Kata Kunci: Excavator, Work Effectivity, Boolean, Cut Set, Probability


2020 ◽  
Vol 24 (1) ◽  
pp. 38-44
Author(s):  
Maulana Nur Ikhsan ◽  
Nasruddin Junus ◽  
Imriyanti Imriyanti
Keyword(s):  

Kestabilan suatu gedung akan meningkat terhadap suatu guncangan (gempa) jika terhubung oleh gedung lainnya dibandingkan jika hanya berdiri sendiri. Dalam perencanaan struktur jembatan penghubung (skybridge), diperlukan studi mengenai pemilihan jenis tumpuan yang efektif pada jembatan penghubung tersebut. Namun saat ini, studi mengenai jenis tumpuan yang efektif pada jembatan penghubung masih sangat kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan nilai kestabilan struktur bangunan berlantai banyak yang dihubungkan jembatan penghubung (skybridge) dengan variasi jenis tumpuan rol, sendi, dan kaku. Struktur bangunan terdiri dari dua bangunan identik 50 lantai dengan material utama beton bertulang. Struktur bangunan dianalisis dengan program ETABS. Analisis yang digunakan adalah analisis dinamik Time linear History, menggunakan 3 data gempa yaitu Gempa Kobe (Jepang), Gempa Tabas (Iran), dan Gempa Chi-chi (Taiwan). Hasil penelitian menunjukkan nilai displacement terkecil adalah 89,955 mm yang terdapat pada variasi tumpuan T8 yaitu tumpuan Kaku-Sendi, Sendi-Kaku. Dengan nilai displacement yaitu 91,467 mm, kombinasi tumpuan Kaku-Kaku, Kaku-Kaku merupakan yang paling efektif dalam menstabilkan bangunan pada kombinasi tumpuan A-A, A-A. Dengan nilai displacement yaitu 95,361 mm, kombinasi tumpuan Kaku-Sendi, Kaku-Sendi merupakan yang paling efektif dalam menstabilkan bangunan pada kombinasi tumpuan A-B, A-B. Dengan nilai displacement yaitu 89,955 mm, kombinasi tumpuan Kaku-Sendi, Sendi-Kaku merupakan yang paling efektif dalam menstabilkan bangunan pada kombinasi tumpuan A-B, B-A. Dengan nilai displacement yaitu 90,831 mm, kombinasi tumpuan Kaku-Sendi, Kaku-Sendi merupakan yang paling efektif dalam menstabilkan bangunan pada kombinasi tumpuan A-A, B-B.


2020 ◽  
Vol 24 (1) ◽  
pp. 29-37
Author(s):  
Markus Rimba ◽  
Muhammad Isran Ramli ◽  
Sumarni Hamid Aly

Jalan Nasional yaitu ruas Bomberai-Purwata di Kabupaten Fak-Fak tepatnya di KM 138+500 sampai dengan KM 230+660 dimana dengan kondisi daerah datar. Angka kecelakaan yang terjadi pada lokasi penelitian ini cukup signifikan dari data Kepolisian Resort Kabupaten Fak-Fak sebanyak 50 kasus selama 6 tahun dari tahun 2012 sampai 2017. Dari tahun ke tahun angka kecelakaan yang terjadi cukup merata walaupun ditahun terakhir mengalami penurunan seiring dengan kesadaran/kehati-hatian mengendarai kendaraan dan juga dari tahun-ketahun geometrik jalan mengalami perbaikan dari pihak Ditjen Bina Marga. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui karakteristik kecelakaan, lokasi rawan kecelakaan, dan audit keselamatan insfrastruktur jalan tersebut. Tahapan awal dilakukan analisis karakteristik, selanjutnya dilakukan analisis tingkat kecelakaan untuk mengetahui lokasi rawan kecelakaan dengan berdasarkan banyaknya kejadian kecelakaan terhadap volume lalu lintas. Setelah itu akan dianalisis dengan pendekatan EAN. Dari analisis tersebut bertujuan untuk mengetahui blackspot pada ruas Jalan Bomberai-Purwata. Hasil audit keselamatan jalan dari aspek harmonisasi perlengkapan jalan dalam kategori sangat berbahaya. Variabel-variabel dari kondisi jalan dan lingkungan jalan yang berpengaruh/significant terhadap terjadinya kecelakaan di ruas jalan arteri (Non Tol) Nasional yaitu hubungan manusia dengan jalan dan lingkungan, hubungan manusia dengan kendaraan dan hubungan kendaraan dengan jalan dan lingkungan.  


2020 ◽  
Vol 24 (1) ◽  
pp. 81-86
Author(s):  
Adi Rosyidi ◽  
Farouk Maricar ◽  
Bambang Bakri

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis perilaku pergerakan sedimen jangka panjang yang akan berpengaruh terhadap umur layanan waduk dan (2) menemukan konfigurasi rekayasa barrier berupa soft structure atau hard structure yang paling efektif dalam mengalihkan distribusi sedimen untuk memperpanjang umur layanan waduk. Metode yang digunakan adalah kombinasi pendekatan modifikasi dan perhitungan secara kuantitatif berdasarkan data di lapngan. Penelitian dilaksanakan di Waduk Ponre-Ponre Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Data dianalisis menggunakan perangkat lunak Mike Zero yang dikalibrasi dengan data Bathimetri, kemudian dilakukan validasi dan verifikasi dengan pendekatan pada besaran penambahan elevasi yang didapatkan dari hasil pengukuran data di lapangan. Hasil yang didapatkan bahwa (1) setelah beroperasi kurang leibh 11 tahun, Waduk Ponre-Ponre mengalami pengurangan kapasitas tampungsebesar 6,95 juta m3 dengan luas chatchment area 78,55 km ,maka penambahan elevasi sedimentasi yang terjadi adalah sebanyak 0.008 per tahun atau sama dengan 7,602 mm per tahun (2) rekayasa distribusi barrier paling tepat ditempatkan dengan metode parallel barrier yang menujukkan penekannan jumlah sedimen sekitar 83,23% atau 6,327 mm per tahun.   Kata kunci: rekayasa topografi, sedimentasi, waduk


2020 ◽  
Vol 24 (1) ◽  
pp. 65-80
Author(s):  
Muhammad Ardli Santosa ◽  
Victor Sampebulu ◽  
Hartawan Madeali ◽  
Shirly Wunas ◽  
Idawarni J Asmal ◽  
...  

Abstrak Metode pelengkungan kayu solid merupakan salah satu metode pelengkungan kayu yang saat ini masih terus dikembangkan untuk mendapatkan metode pelengkungan kayu yang lebih efisien. Namun, metode ini memerlukan peralatan dan teknik yang khusus. Pemilihan benda uji dari jenis kayu yang banyak digunakan untuk pembuatan furniture dan bahan konstruksi di kota Makassar, salah satunya adalah kayu jati putih. Penelitian ini ingin menemukan hubungan dimensi dan karakter lengkungan kayu yang ideal tanpa perlakuan awal, maka rumusan masalahnya adalah berapa jarak radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan 0,5 cm, 0,7 cm dan 1 cm yang dapat dipakai sebagai ornamen arsitektur bentuk bebas. Lalu, adakah hubungan radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan kayu, lebar kayu dan waktu saat kayu dilengkungkan. Tujuan penelitian adalah menganalisis radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan 0,5 cm, 0,7 cm dan 1 cm yang dapat dipakai sebagai ornamen arsitektur bentuk bebas dan mengungkapkan hubungan radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan kayu, lebar kayu dan waktu saat kayu dilengkungkan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental untuk menganalisis datanya dan metode skala 1 : 1 atau Performance Based untuk metode pengujian sampelnya. Hasil penelitiannya adalah nilai radius terbesar dari tebal 0,5 cm adalah 35,47 cm, tebal 0,7 cm adalah 65,42 cm dan tebal 1 cm adalah 91,73 cm. Untuk waktu lengkung yang dapat bertahan lebih lama juga dengan ketebalan 0,5 cm yaitu selama 1 hari. Maka hubungan radius lengkung dengan ketebalan kayu jati putih sangat erat, dimana semakin tebal kayu maka semakin besar radius lengkung kayu jati putih. Metode pelengkungan kayu solid merupakan salah satu metode pelengkungan kayu yang saat ini masih terus dikembangkan untuk mendapatkan metode pelengkungan kayu yang lebih efisien. Namun, metode ini memerlukan peralatan dan teknik yang khusus. Pemilihan benda uji dari jenis kayu yang banyak digunakan untuk pembuatan furniture dan bahan konstruksi di kota Makassar, salah satunya adalah kayu jati putih. Penelitian ini ingin menemukan hubungan dimensi dan karakter lengkungan kayu yang ideal tanpa perlakuan awal, maka rumusan masalahnya adalah berapa jarak radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan 0,5 cm, 0,7 cm dan 1 cm yang dapat dipakai sebagai ornamen arsitektur bentuk bebas. Lalu, adakah hubungan radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan kayu, lebar kayu dan waktu saat kayu dilengkungkan. Tujuan penelitian adalah menganalisis radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan 0,5 cm, 0,7 cm dan 1 cm yang dapat dipakai sebagai ornamen arsitektur bentuk bebas dan mengungkapkan hubungan radius lengkung kayu jati putih dengan ketebalan kayu, lebar kayu dan waktu saat kayu dilengkungkan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental untuk menganalisis datanya dan metode skala 1 : 1 atau Performance Based untuk metode pengujian sampelnya. Hasil penelitiannya adalah nilai radius terbesar dari tebal 0,5 cm adalah 35,47 cm, tebal 0,7 cm adalah 65,42 cm dan tebal 1 cm adalah 91,73 cm. Untuk waktu lengkung yang dapat bertahan lebih lama juga dengan ketebalan 0,5 cm yaitu selama 1 hari. Maka hubungan radius lengkung dengan ketebalan kayu jati putih sangat erat, dimana semakin tebal kayu maka semakin besar radius lengkung kayu jati putih.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document