Jurnal Kesehatan Reproduksi
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

133
(FIVE YEARS 39)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Gadjah Mada

2621-461x, 2302-836x

2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Dini Mahrani ◽  
Ahsanudin Attamimi ◽  
Ardhanu Kusumanto

Background: According to data from the "Endometrial Cancer Report" by the World Cancer Research Fund and the American Institute for Cancer Research (WCRFI), endometrial cancer is the sixth most common malignancy in the world and is the largest cancer in female organs, after cervical cancer. This incidence is increasing every year, it is predicted to increase about 5% of new cases each year. The main prognostic factors of endometrial cancer are determined by the histological type, stage, degree, differentiation of the tumor, invasive myometrial level and increase in lympho-vascular invasion. In addition to determining the histopathological factors, the prognosis is also determined from the clinical patient. Several studies have shown certain clinical factors also improve the condition and prognosis of the disease. Prognosis of this disease with the quality of life of patients becomes an interesting topic to discuss. Besides that quality of life is also a measure of therapeutic success. The better the prognosis of a disease, the better the quality of life, the higher the success rate of therapy (Greimel, 2010).Objective: To know correlation between clinicohistopathological and quality of life in patients with endometrial cancer after undergoing surgery at Sardjito Hospital, Yogyakarta.Method: The research is analytic with cross sectional approach. Patients with endometrial cancer who have undergone total hysterectomy and bisalpingoophorectomy surgery are assessed for their quality of life through interviews and filling out questionnaires in the EORTC QLQ-C 30 and QLQ-EN 24 modules.Results and Discussion: This study, most people with endometrial cancer aged 55-65 years were 34 people (42%) and diagnosed after menopause with a range of age >55 years as many as 43 people (53.1%). This study cannot prove the hypothesis that age, parity, body mass index, type of histopathology and KGB involvement have a relationship with the quality of life of cancer patients (p >0.05). But in contrast to the stage of early cancer (OR 3.17, p=0.044 (CI 95% 1.03-9.75)) and good and moderate differentiation (OR 4.471, p=0.023 (CI 95% 1.23-16.24)) have a significant relationship with quality of life.Conclusion: Clinicohistopathological factors (cancer stage and tumor differentiation) have a correlation with the quality of life at patients with postoperative endometrial cancer in  Sardjito Hospital Keywords: Endometrial cancer; clinicohistopathological factors; quality of life


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 37
Author(s):  
Martha Chaterince Silitonga ◽  
Shofwal Widad ◽  
Ova Emilia

Latar belakang:Fertilisasi In Vitro (FIV) semakin banyak digunakan dalam penanganan infertilitas di Indonesia. Banyak penelitian yang mempelajari pengaruh peningkatan kadar progesteron saat pengambilan oosit dalam keberhasilan FIV, namun hasil yang diperoleh masih bersifat kontroversi.Tujuan: Mengetahui hubungan peningkatan kadar hormon progesteron saat pengambilan oosit dengan keberhasilan FIV.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kohort retrospektif melibatkan 210 siklus FIV dari Januari 2014 sampai Desember 2016. Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kadar progesteron saat pengambilan oosit. Kelompok pertama dengan kadar progesteron < 12 ng/ml sebanyak 151 subyek, sedangkan 59 lainnya masuk dalam kelompok dengan kadar progesteron ≥12 ng/ml. Luaran kehamilan dinilai dengan mengukur kadar hormon β-hCG.Hasil dan Pembahasan: Didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan bermakna untuk luaran kehamlan antara kelompok dengan kadar progesteron rendah dan kadar progesteron tinggi (25,8% VS 23,7%; RR 0,67 IK 0,29-1,56, p>0,05). Pada analisis bivariat, terdapat peningkatan signifikan dari kadar estradiol pasca stimulasi dan jumlah folikel (RR 2,00 IK 1,57-2,55, p<0,0001 dan RR 1,86, IK 1,47-2,36, p<0,0001);  jumlah oosit (RR 1,99, IK 1,61-2,48, p<0,0001), dan jumlah embrio (RR 1,99 IK 1,62-2,43; p<0,0001) pada kelompok dengan kadar progesteron tinggi. Dari analisis multivariat, peningkatan jumlah oosit merupakan satu – satunya faktor yang secara signifikan meningkatkan rasio kehamilan pada FIV (RR 3,36 IK 1,04-10,87; p<0,05).Kesimpulan:Pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan signifikan rasio kehamilan pada FIV dengan peningkatan kadar hormon progesteron pada pengambilan oosit. Jumlah oosit yang dipanen secara signifikan meningkatkan keberhasilan kehamilan pada FIV, dan jumlah oosit juga signifikan meningkat pada kelompok dengan kadar progesteron tinggi.Kata kunci: progesteron; oosit; Fertilisasi In Vitro


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 18
Author(s):  
Popy Apri Yanti ◽  
Atik Triratnawati ◽  
Dhesi Ari Astuti

Latar Belakang: Minimnya peran keluarga merupakan orang yang memotivasi, perhatian, membesarkan hati dan orang yang selalu bersamanya serta membantu dalam menghadapi perubahan akibat adanya persalinan sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan hidup bagi individu yang bersangkutan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran keluarga mulai dari dukungan emosional, informasi, instrumental dan penghargaan pada ibu pasca bersalin.Metode: Studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi menggunakan wawancara mendalam terhadap 10 informan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan kombinasi manual dan program nvivo.Hasil dan Pembahasan: Peran keluarga pada ibu pasca bersalin disampaikan melalui dukungan emosional, informasi, instrumental dan penghargaan sudah optimal. Hambatan keterbatasan waktu karena bekerja, peran suami lebih didominasi oleh ibu kandung/mertua karena masih tinggal satu rumah.Kesimpulan: Peran kelurga pada ibu pasca bersalin memiliki dampak positif untuk kesehatan mental ibu pasca bersalin Kata Kunci: Peran Keluarga; Ibu Pasca Bersalin; Asuhan Kebidanan Masa Nifas


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 31
Author(s):  
Nabila Arnest Amorita ◽  
Ira Syahriarti

Background: Kasih Ibu Hospital as one of the referral hospitals for COVID-19 in Surakarta City, Central Java, had treated 1333 confirmed cases of COVID-19, including among them obstetric patients with COVID-19. Pregnant women are considered to be more susceptible to COVID-19 infection than those who are not pregnant and it is feared that it will result in unfavorable conditions for both mother and fetus. Until now, research on pregnant women with COVID-19 in Indonesia is still very few and limited.Objective: To provide an overview of the characteristics of maternal and neonatal outcomes at the Kasih Ibu Hospital Surakarta.Method: Data were collected from medical records of pregnant women confirmed with COVID-19 who gave birth at the Kasih Ibu Hospital, Surakarta. Data was presented in the form of a distribution based on maternal age, parity, gestational age, complication of delivery, typical complaints of COVID-19 in mothers, birth weight of infant, infant APGAR score, and infant COVID-19 status.Results and Discussion: A total of 62 pregnant women confirmed with COVID-19 gave birth at the Kasih Ibu Hospital Surakarta by sectio caesarean procedure. Of all pregnant women, most were asymptomatic and had mild symptoms, only 3.2% had moderate symptoms and no severe or critical symptoms were found. Out of 20 out of 62 babies born (32%) confirmed with COVID-19. All babies were born with good APGAR score and 4 babies were found with low birth weight, one of whom also had hypospadias.Conclusions: Further research is needed regarding the maternal-fetal transmission of COVID-19. Keywords: COVID-19; neonates; pregnancy


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Eka Vicky Yulivantina ◽  
Mufdlilah Mufdlilah ◽  
Herlin Fitriana Kurniawati
Keyword(s):  

Latar Belakang: Kesehatan prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan antara perempuan dan laki-laki selama masa reproduksinya. Skrining prakonsepsi berguna untuk mengurangi resiko dan mempromosikan gaya hidup sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat.Tujuan: Untuk mengeksplorasi pelaksanaan skrining prakonsepsi pada calon pengantin perempuan.Metode: Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.Hasil dan Pembahasan: Pelaksanaan skrining prakonsepsi pada calon pengantin perempuan terdiri dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium wajib dan rekomendasi, pemberian imunisasi Tetanus Toxoid, suplementasi gizi, konsultasi kesehatan dan pelayanan psikologi.Kesimpulan: Pelaksanaan skrining prakonsepsi sudah mengacu pada standar minimal. Kata Kunci: Calon pengantin perempuan; skrining prakonsepsi 


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Arista Gunawati ◽  
Wenny Artanty Nisman

Background: : The prevalence of incidence primary dysmenorrhea in Indonesia reaches 72,89 %. The level of dysmenorrhea varied among teenage girls from mild, moderate, to severe pain. There are various factors affecting the level of dysmenorrhea include age, nutritional status, age of menarche student, age of menarche her mother, the pain menarche, menstrual cycle, duration menstruation, body condition before menstruation, dysmenorrhea frequency, duration dysmenorrhea and disruption of activity.Objective: To know the factors correlated with level of dysmenorrhea among students in one of Junior High School in Yogyakarta.Method: This was observational research with cross sectional study and instruments used were questionnaire.  This research conducted on Mei 2016. Total population was 195 students with 74 as minimum sample. Sampling technique used was purposive sampling and the study involved 94 students as sample.Results and Discussion: Factors associated with the level of dysmenorrhea were pain during menarche, dysmenorrhea frequency and disruption of the activities of the female students in one of the Junior High School in Yogyakarta. Factors not related to the level of dysmenorrhea were age, nutritional status, age of menarche student, age of menarche her mother, menstrual cycle, duration menstruation, body condition prior to menstruation and duration of dysmenorrhea of the female students in one of the Junior High School in YogyakartaConclusion: Factors associated with level of dysmenorrhea was pain of menarche, dysmenorrhea frequency and disruption of the activities of the female students. Keywords: dysmenorrhea level; menstruation; teenage girl.


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Eis Damayanti ◽  
Irwan Taufiqurrachman ◽  
Eugenius Phyowai Ganap

Latar Belakang: Periode pascasalin merupakan masa yang penting untuk memulai kontrasepsi, namun masih kurang dimanfaatkan, utamanya untuk penggunaan IUD pascasalin. Hal ini ditunjukkan oleh penggunaan IUD pascasalin hanya 14,06% dari keseluruhan metode kontrasepsi pascasalin. Angka seksio sesarea meningkat signifikan akhir-akhir ini, mencapai 29,6% di Indonesia. Peningkatan angka seksio caesarea (SC) tidak diikuti peningkatan penggunaan IUD pascasalin. Padahal peluang penggunaan IUD pascasalin pada persalinan abdominal/seksio sesarea lebih besar. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara metode persalinan dengan penggunaan IUD Pascasalin di RSUD Panembahan Senopati. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional atau potong lintang, sampel penelitian diambil dari pasien yang melahirkan di RSUD Panembahan Senopati, data dikumpulkan dengan metode wawancara. Uji Chi square dan prevalence ratio dipakai untuk analisis statistika. Hasil dan Pembahasan: Penelitian ini melibatkan 260 subyek, 161 (61,92%) persalinan vaginal dan 99 (38,08) SC. Total pengguna IUD pascasalin sebanyak 128 (49,23%). Persalinan SC memiliki hubungan bermakna dengan penggunaan IUD pascasalin (p 0,000; PR 1,49; CI 1,19-1,89).  Faktor lain yang mempengaruhi penggunaan IUD pascasalin secara bemakna adalah riwayat penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) sebelumnya (p 0,002; PR 1,68; CI 1,38-2,06), adanya asuransi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) (p 0,038; PR 1,71; CI 1,04-2,80), dan konseling (p 0,000; PR 2,84; CI 1,85-4,35). Alasan terbanyak subyek menolak penggunaan IUD pascasalin adalah takut efek samping (35%). Kesimpulan: Penggunaan IUD pascasalin lebih tinggi secara bermakna pada seksio sesarea dibandingkan persalinan vaginal. Faktor lain yang mempengaruhi penggunaan IUD pascasalin secara bermakna adalah riwayat penggunaan MKJP, adanya asuransi JKN dan konseling. Kata Kunci: IUD pascasalin; metode persalinan; angka pemasangan; persalinan vaginal, SC  


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 54
Author(s):  
Dewanto Suryoningrat ◽  
Abdurahman Laqif ◽  
Soetrisno Soetrisno ◽  
Uki Retno Budihastuti ◽  
Sri Sulistyowati

Latar Belakang Invitro Fertilization merupakan salah satu manajemen infertilitas yang baik, namun masih didapatkan adanya kesamaan peluang kegagalan perkembangan embrio sebanyak 50% dibandingkan dengan pasien yang tidak mengalami endometriosis.Tujuan: untuk mengetahui hubungan endometriosis dan kualitas embrio pada pasien yang menjalani program invitro fertilization.Metode: Data yang dikumpulkan merupakan data pada rekam medis pasien Klinik Fertilitas Sekar yang menjalani invitro fertilization di Klinik Fertilitas Sekar RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada Januari 2010 – Desember 2019. Analisis menggunakan uji deskriptif dan Uji T tidak berpasangan. Hasil dianggap signifikan jika p ≤ 0,05.Hasil dan Pembahasan: Dalam penelitian ini, rerata kualitas embrio baik memiliki perbedaan yang signifikan (p<0.05) antara pasien dengan endometriosis dan pasien tanpa endometriosi, sedangkan kualitas embrio buruk tidak memiliki perbedaan yang signifikan (p>0.05).Kesimpulan: Endometriosis memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas embrio pada wanita yang menjalani program IVF.


2021 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 177
Author(s):  
Yusuf Adi Saputra ◽  
Anggraini Dwi Kurnia ◽  
Nur Aini

Latar Belakang: Dismenore merupakan salah satu masalah menstruasi yang sering dialami oleh remaja putri. Namun hal tersebut sering diabaikan bahkan dianggap biasa, padahal dismenore bisa menjadi hal yang serius apabila tidak segera ditangani. Pendidikan kesehatan merupakan upaya yang dilakukan untuk merubah perilaku dan peduli terhadap masalah kesehatan individu dan kelompok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan upaya yang dilakukan remaja saat nyeri haid sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang dismenore.Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah experimental research dengan jenis praeskperimen one group pre-test post-tes design. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability dengan jenis simple random sampling. Total responden adalah 30 orang. Penelitian dilakukan di SMP Muhammadiyah 1 Malang. Analisa data dilakukan menggunakan Uji Wilcoxon test.Hasil Dan Pembahasan: Hasil pre-test dan post-test pada kelompok intervensi yaitu sebanyak 23 (77%) siswi dalam kategori kurang baik dan 7 (23%) siswi memiliki upaya baik, setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang dismenore 30 (100%) siswi memiliki upaya baik. Uji Wilcoxon test didapatkan nilai sig. (2-tailed) adalah 0,000, dimana jika dibandingkan dengan nilai α (0,05) maka akan didapatkan 0,000 < 0,05. Sehingga pendidikan kesehatan tentang dismenore berpengaruh terhadap upaya remaja untuk menurunkan nyeri menstruasi (dismenore primer).Kesimpulan: Pendidikan kesehatan tentang dismenore sangat penting diberikan pada remaja yang baru mengalami menstruasi karena bisa menjadi panduan bagi remaja untuk mengatasi dismenore oleh karena itu petugas kesehatan dan guru harus sering melakukan penyuluhan dan konseling tentang masalah menstruasi serta cara untuk mengatasi dismenore dengan tepat


2021 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 191
Author(s):  
Nasrudin Andi Mappaware ◽  
Muhammad Mursyid ◽  
Erlin Syahril ◽  
Feby Wahyuni Syam
Keyword(s):  

Latar belakang: Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit yang menyebabkan pandemik global dan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius. Sampai saat ini, pengetahuan tentang infeksi COVID-19 dalam hubungannya dengan kehamilan dan janin masih terbatas dan belum ada rekomendasi spesifik untuk penanganan ibu hamil dengan COVID-19.Objektif: Perempuan 28 tahun, kehamilan pertama dengan usia 34 minggu (preterm), masuk rumah sakit dengan keluhan batuk, demam dan sesak. Hasil foto thoraks gambaran pneumonia bilateral paru. Hasil swab dan rapid tes positif dan pasien diisolasi sebagai pasien terkonfirmasi COVID-19.Metode: Case studyHasil dan Pembahasan: Penanganan sesuai standar COVID-19 dan informed consent untuk terminasi kehamilan dengan rencana pematangan paru. Pengambilan keputusan terhadap masalah dan dilema etik dengan pendekatan medis, bioetika dan islam.Kesimpulan: Penanganan dan pengambilan keputusan klinik pada kasus kehamilan preterm dengan COVID-19 dengan berbagai dilema selain pertimbangan medis, diperlukan pendekatan bioetika dan nilai islam.Kata kunci: Kehamilan; COVID-19; preterm; medis; bioetika; islam


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document