Integralistik
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

19
(FIVE YEARS 12)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By "Department Of Drama, Dance And Music, Semarang State Universtiy"

2549-5011, 0853-7208

Integralistik ◽  
2021 ◽  
Vol 33 (1) ◽  
pp. 17-28
Author(s):  
Novia Wahyu Wardhani ◽  
Maulana Ihsan

Setiap tradisi memiliki nilai-nilai kearifan local begitu juga dalam tradisi Gebyag Cah Angon. Tradisi ini ada sebagai ungkapan rasa syukur manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki. Ungkapan ini tentu berbeda antara daerah satu dengan daerah yang lain. Seperti tradisi ngalap berkah, larung laut, gugur gunung, dan lain-lain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kearifan local dalam tradisi Gebyak Cah Angon. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi. Cara memperoleh data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi dilakukan di Desa Entak Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen pada bulan November 2019. Wawancara dengan informan tetua desa, pemerintah desa, dan masyarakat. Dokumentasi diperoleh dari dokumen desa. Uji keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan pengamatan dan triangulasi sumber.  Teknik analisis data menggunakan model interaktif meliputi proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan tradisi Gebyag Cah Angon memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang harus dilestarikan yaitu nilai religius, peduli, dan gotong royong.


Integralistik ◽  
2021 ◽  
Vol 33 (1) ◽  
pp. 33-44
Author(s):  
Ambiro Puji Asmaroini ◽  
Prihma Sinta Utami ◽  
Hadi Cahyono

Integralistik ◽  
2021 ◽  
Vol 33 (1) ◽  
pp. 52-60
Author(s):  
Martien Herna Susanti ◽  
Maman Rachman ◽  
Ananda Ananda

Integralistik ◽  
2021 ◽  
Vol 33 (1) ◽  
pp. 1-16
Author(s):  
Wiyanto Wiyanto

The aim of this research is; (1) to determine the process of developing and producing teaching materials for introducing business law with a participatory creative dialogue approach; (2) to determine the feasibility of introductory business law teaching materials using a participatory creative dialogue approach. The research and development (R & D) method was used in this research with stages, namely (1) initial investigation and design, (2) realization, (3) testing, and (4) descriptive-qualitative analysis to determine the feasibility of the resulting teaching materials. both in material, content / substance, language, appearance, user friendly for lecturers and students. The results of the assessment of the feasibility of teaching materials developed were assessed by students, lecturers and experts with indicators of accuracy of content assessment, accuracy of content coverage, digestibility, language use, compulsion, illustrations, completeness of the components showing an average score of 3.68 or very good category. Thus the teaching materials developed are very good for use in introductory business law courses or can be used as a relevant reference source in introductory business law courses.


Integralistik ◽  
2021 ◽  
Vol 33 (1) ◽  
pp. 45-51
Author(s):  
Eta Yuni Lestari ◽  
Slamet Sumarto

Kebijakan tentang perlindungan dan pemenuhan Hak untuk penyandang disabilitas yang diatur dalam undang-undang No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas harus dapat dipastikan terealisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis implementasi undang-undang dengan menganalisis proses implementasi, mengidentifikasi hambatan,  dan kesiapan pemerintah daerah dalam implementasi Undang-undang Penyandang Disabilitas di Kota Semarang. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menujukan bahwa pemenuhan hak bagi penyandang disabilitas di Kota Semarang didasarkan pada Undang-undang No 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas khususnya dalam pasal 11. Upaya yang telah dilakukan oleh dinas Tenaga Kerja Kota Semarang dalam pemenuhan hak penyandang disabilitas terdiri dari, Melakukan pendataan jumlah penyandang disabilitas di Kota semarang melalui bantuan dari RT dan RW di Kota Semarang, Mengidentifikasi jenis penyandang disabilitas, Menyelenggarakan sosialiasi tentang pelaksanaan pelatihan untuk penyandang disabilitas di Kota Semarang, Membuat Web khusus untuk menampung jumlah penyandang disabilitas di Kota Semarang agar lebih efektif dalam pendataan jumlah penyandang disabilitas, Memberikan pelatihan untuk penyandang disabilitas agar penyandang disabilitas di Kota Semarang siap untuk bekerja,  Menggandeng organisasi-organisasi atau komunitas penyandang disabilitas di Kota Semarang, sebagai upaya untuk bekerjasama dalam upaya memenuhi hak bagi penyandang disabilitas di Kota Semarang


Integralistik ◽  
2021 ◽  
Vol 33 (1) ◽  
pp. 29-33
Author(s):  
Muhajir Muhajir

Pendidikan karakter merupakan isu urgen yang harus terintegrasi dalam setiap kegiatan pembelajaran terutama pembelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (PPKn). Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk menganalisis Internalisasi Nilai-Nilai Karakter Sirri’ Na Pacce melalui Strategi Inkuiri Pada Pembelajaran PPKn SMA. Penelitian ini menggunakan metode research and development (R&D) dengan model ADDIE dan akan dilaksanakan di dua (2) sekolah yakni SMAN 2 Gowa dan SMAN 4 Takalar yang dipilih secara purposive dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif secara berkesinambungan guna mengetahui realitas proses pembelajaran PPKn. Hasil penelitian menunjukan bahwa internalisasi nilai-nilai karakter Sirri’ Na Pacce melalui strategi Inkuiri pada pembelajaran PPKn di SMA dilakukan melalui lima tahapan yakni; Tahap Orientasi, Tahap Merumuskan Masalah, Tahap Merumuskan Hipotesis, Tahap Mengumpulkan Data, Tahap Menguji Hipotesis, Tahap Merumuskan kesimpulan. Pada tahapan awal guru mengarahkan siswa berpikir pemecahan masalah yang berkaitan dengan pelanggaran nilai-nilai Sirri Na Pacce dan kemudian membimbing siswa untuk mengikuti tahapan tersebut. Pada akhir tahapan guru menyimpulkan bersama siswa agar tidak terjadi perbedaan penafsiran nilai. Adapun nilai-nilai Sirri’ Na Pacce yang di internalisasikan adalah Harga diri, Malu, Teguh Pendirian, Tepat Janji, Setia, Jujur.


Integralistik ◽  
2019 ◽  
Vol 30 (2) ◽  
pp. 107-112
Author(s):  
Rahmawati Rahmawati ◽  
Iyep Candra H ◽  
Tjeppy Sulaeman

This research is motivated to find out the influence of mass media on students' political awareness. The role of mass media in the era of globalization provides a very large role in providing information to students, especially as a voter beginner or 17 years old. Through the media, information about politics is widely spread quickly and widely. The role of PPKn teachers in dealing with the influence of the mass media is the existence of political education provided to students in PPKn subjects. The results showed that at SMK Negeri 1 Cianjur the influence of the mass media on political awareness of students was very large. Technology has a very important role in this case social media, print media and electronic media which contains a lot of information and the role of PPKn teachers as educators in providing understanding to students so that they use mass media more wisely and aim so that the knowledge obtained can be used in community environment, in order to increase student participation, especially in any political activities. Thus, the influence of mass media can significantly increase political awareness (political awareness) of students and be democratic (democratic attitude).Penelitian ini dilatar belakangi untuk mengetahui pengaruh media massa terhadap kesadaran berpolitik siswa. Peran media massa di era globalisasi memberikan peran yang sangat besar dalam memberikan informasi kepada siswa khususnya sebagai pemilih pemula atau berusia 17 tahun. Melalui media, informasi mengenai politik banyak tersebar secara cepat dan meluas. Peran guru PPKn dalam menghadapi pengaruh media massa yaitu dengan adanya pendidikan politik yang diberikan kepada siswa dalam mata pelajaran PPKn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di SMK Negeri 1 Cianjur pengaruh media massa terhadap kesadaran berpolitik siswa sangat besar. Teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam hal ini media sosial, media cetak dan media elektronik yang di dalamnya banyak memuat informasi dan peran guru PPKn sebagai pendidik dalam memberikan pemahaman kepada siswa sehingga memanfaatkan media massa dengan lebih bijaksana dan bertujuan agar pengetahuan yang diperoleh dapat digunakan dalam lingkungan masyarakat, guna meningkatkan partisipasi siswa khususnya dalam setiap kegiatan-kegiatan politik. Dengan demikian, pengaruh media massa secara signifikan dapat meningkatkan kesadaran berpolitik (political awareness) siswa dan bersikap demokratis (democratic attitude).This research is motivated to find out the influence of mass media on students' political awareness. The role of mass media in the era of globalization provides a very large role in providing information to students, especially as a voter beginner or 17 years old. Through the media, information about politics is widely spread quickly and widely. The role of PPKn teachers in dealing with the influence of the mass media is the existence of political education provided to students in PPKn subjects. The results showed that at SMK Negeri 1 Cianjur the influence of the mass media on political awareness of students was very large. Technology has a very important role in this case social media, print media and electronic media which contains a lot of information and the role of PPKn teachers as educators in providing understanding to students so that they use mass media more wisely and aim so that the knowledge obtained can be used in community environment, in order to increase student participation, especially in any political activities. Thus, the influence of mass media can significantly increase political awareness (political awareness) of students and be democratic (democratic attitude). AbstrakPenelitian ini dilatar belakangi untuk mengetahui pengaruh media massa terhadap kesadaran berpolitik siswa. Peran media massa di era globalisasi memberikan peran yang sangat besar dalam memberikan informasi kepada siswa khususnya sebagai pemilih pemula atau berusia 17 tahun. Melalui media, informasi mengenai politik banyak tersebar secara cepat dan meluas. Peran guru PPKn dalam menghadapi pengaruh media massa yaitu dengan adanya pendidikan politik yang diberikan kepada siswa dalam mata pelajaran PPKn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di SMK Negeri 1 Cianjur pengaruh media massa terhadap kesadaran berpolitik siswa sangat besar. Teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam hal ini media sosial, media cetak dan media elektronik yang di dalamnya banyak memuat informasi dan peran guru PPKn sebagai pendidik dalam memberikan pemahaman kepada siswa sehingga memanfaatkan media massa dengan lebih bijaksana dan bertujuan agar pengetahuan yang diperoleh dapat digunakan dalam lingkungan masyarakat, guna meningkatkan partisipasi siswa khususnya dalam setiap kegiatan-kegiatan politik. Dengan demikian, pengaruh media massa secara signifikan dapat meningkatkan kesadaran berpolitik (political awareness) siswa dan bersikap demokratis (democratic attitude)


Integralistik ◽  
2019 ◽  
Vol 30 (2) ◽  
pp. 150-161
Author(s):  
Leonard Bayu Laksono

The regulations on Higher Education are taught simultaneously two courses which intersect with each other, namely Pancasila and Citizenship education. The two learning contents of these courses can also be harmonized to achieve general learning objectives, especially related to the participation of citizens in the midst of national and state life, to build a civilization based on Pancasila values. This paper presents a critical note developed from historical-sociological content to see the realm of citizenship education in the context of the Republic of Indonesia, particularly highlighted from the perspective of social consensus theory, social contracts, and social imaginary. These three things then lead to the prioritization of the religious communities in their participation as part of civil society, and which have struggled from the beginning in the establishment of the state and its constitution. The awareness and participation of the religious communities is the idea of citizenship in the context of a pluralistic and multicultural society. Pada peraturan tentang Pendidikan Tinggi diajarkan secara bersamaan dua mata kuliah yang saling beririsan satu dengan yang lain, yaitu pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Kedua isi pembelajaran mata kuliah-mata kuliah tersebut dapat pula diselaraskan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara umum, terutama terkait dengan peran serta warga negara dalam berpartisipasi di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara, untuk membangun peradaban berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Tulisan ini menyuguhkan catatan kritis yang dikembangkan dari muatan-muatan historis-sosiologis untuk melihat ranah pendidikan kewarganegaraan dalam konteks negara Republik Indonesia ini, terutama disorot dari perspektif teori konsensus sosial, kontrak sosial, dan social imaginary. Ketiga hal tersebut kemudian mengarahkan pada pengutamaan komunitas agama-agama dalam peran sertanya sebagai bagian dari masyarakat sipil madani (civil society), dan yang telah bergumul sejak semula dalam pendirian negara dan konstitusinya. Kesadaran dan partisipasi komunitas agama-agama inilah yang menjadi gagasan kewarganegaran (citizenship) di tengah konteks masyarakat majemuk dan multikultural.


Integralistik ◽  
2019 ◽  
Vol 30 (2) ◽  
pp. 100-106
Author(s):  
Ani Sulianti ◽  
Robiah Mega Safitri ◽  
Yasril Gunawan

Citizenship education has a central role in building the character of the nation's young generation through local wisdom possessed by the Indonesian people, so that the role and implementation of citizenship education in building the character of the young generation. This research uses descriptive research with a qualitative approach. Data collection techniques used are observation, and interviews. Data processing techniques using triangulation. The data analysis technique used consisted of 4 stages, 1). Unitization or categorization 2). Data reduction 3). Data display, and 4). Drawing conclusions. The results showed that: benefits that can be received and then applied directly by students and educators in the educational context. Such as: providing a positive influence on students in building the character of the nation's young generation through the values of local wisdom. Raising awareness in students to always develop and preserve forms of local wisdom, and for educators (teachers) the implementation of Citizenship Education based on local wisdom is a new intermediary for delivering citizenship education materials which will certainly build the character of students appropriately.Pendidikan kewarganegaraan memiliki peran sentral dalam membangun karakter generasi muda bangsa melalui kearifan lokal yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, sehingga, Peran dan Implementasi pendidikan kewarganegaraan dalam membangun karakter generasi muda. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpul data yang digunakan yaitu observasi, dan wawancara. Teknik pengolahan data menggunakan triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu terdiri dari 4 tahap yaitu 1). Unitisasi atau kategorian 2). Reduksi data 3). Display data, dan 4). Penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: manfaat yang dapat diterima dan kemudian diterapkan secara langsung oleh peserta didik maupun tenaga pendidik dalam konteks pendidikan. Seperti:    memberikan pengaruh positif kepada peserta didik dalam membangun karakter generasi muda bangsa melalui nilai-nilai kearifan lokal. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik untuk selalu mengembangkan dan melestarikan bentuk-bentuk kearifan lokal, dan untuk tenaga pendidik (guru) implementasi Pendidikan Kewarganegaraan berbasis kearifan lokal ini menjadi perantara baru untuk menyampaikan materi pendidikan kewarganegaraan yang tentunya akan membangun karakter peserta didik secara tepat.


Integralistik ◽  
2019 ◽  
Vol 30 (2) ◽  
pp. 113-122
Author(s):  
Hascaryo Pramudibyanto

A person's status as a prisoner or prisoner has a new problem for them and their families that they leave, because not all problems can be resolved from outside the prison because the involvement of prisoners in the family is still needed. High demand for the necessities of life increases the inner pressure of the family when interacting with home, school, and other social environments in the form of expressions, awards, and conclusions that are not always true. This study is intended to determine the relationship between crime and the quality of prisoners' empathy from the point of view of compassion towards family members, as well as how prisoners express empathy for families. The method used is qualitative to obtain descriptive analysis data about phenomena, events, social activities, attitudes, beliefs, perceptions, individual thoughts, and groups about the empathy of prisoners. The results obtained are, the prisoner's ability to generate empathy for other prisoners does not depend on age and age, the prisoner's ability to establish communication with good persuasion, being an example for other prisoners, there must be a collection of books or other. Unprinted material on empirical and suggestive matters, and prisons are examples of ways to improve the quality of one's empathy.Status seseorang sebagai tahanan atau narapidana memiliki masalah baru bagi mereka dan keluarga mereka yang mereka tinggalkan, karena tidak semua masalah bisa diselesaikan dari luar penjara karena keterlibatan napi dalam keluarga masih diperlukan. Permintaan yang tinggi akan kebutuhan hidup meningkatkan tekanan batin keluarga ketika berinteraksi dengan rumah, sekolah, dan lingkungan sosial lainnya dalam bentuk ekspresi, penghargaan, dan kesimpulan yang tidak selalu benar. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kejahatan terhadap kualitas sikap empati narapidana dilihat dari sudut pandang kasih sayang terhadap anggota keluarga, serta cara narapidana mengekspresikan empati terhadap keluarga. Metode yang digunakan adalah kualitatif untuk memperoleh data analisis deskriptif tentang fenomena, peristiwa, kegiatan sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran individu, dan kelompok tentang sikap empati tahanan. Hasil yang diperoleh adalah, kemampuan napi untuk menghasilkan empati bagi napi lain tidak tergantung pada usia dan usia, kemampuan napi untuk menjalin komunikasi dengan persuasi yang baik, menjadi contoh bagi napi lain, harus ada koleksi buku atau lainnya. materi yang tidak dicetak tentang hal-hal empiris dan sugestif, serta penjara adalah contoh cara meningkatkan kualitas empati seseorang.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document