Gadjah Mada Journal of Psychology (GamaJoP)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

90
(FIVE YEARS 75)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Gadjah Mada

2407-7798

2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 143
Author(s):  
Dzikria Afifah Primala Wijaya ◽  
Muhana Sofiati Utami

Krisis usia seperempat abad merupakan krisis perkembangan yang terjadi pada masa emerging adulthood. Krisis usia seperempat abad terjadi karena pengaruh beberapa faktor, di antaranya kepribadian kesungguhan dan dukungan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji peran kepribadian kesungguhan terhadap krisis usia seperempat abad pada emerging adulthood dengan dukungan sosial sebagai mediator. Partisipan penelitian ini adalah individu yang berada pada kelompok usia 18-25 tahun sebanyak 286 orang. Terdapat tiga alat ukur yang digunakan, yaitu Skala Quarter-life Crisis, Big-Five Inventory (BFI), dan The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Analisis mediasi menggunakan PROCESS, menunjukkan bahwa dukungan sosial memediasi peran kepribadian kesungguhan terhadap krisis usia seperempat abad sebesar 13% (-0,1286; p < 0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial berfungsi sebagai mediator atas peran kepribadian kesungguhan terhadap krisis usia seperempat abad.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 162
Author(s):  
Edward Theodorus
Keyword(s):  

Mahasiswa perantauan pada umumnya mengalami gegar budaya saat berpindah dari daerah asalnya ke daerah tempat kuliah. Perancangan intervensi yang membantu mahasiswa perantauan dalam mengatasi gegar budaya perlu didasarkan pada pengalaman nyata yang relevan bagi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengalaman perjumpaan antarbudaya mahasiswa residen asrama salah satu universitas swasta di Yogyakarta. Teori yang digunakan adalah teori akulturasi/gegar budaya. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif, yaitu analisis tematik. Sebanyak 57 mahasiswa residen asrama berpartisipasi. Pemilihan partisipan menggunakan teknik convenience sampling. Data diperoleh dengan diskusi kelompok terarah (FGD). Data dianalisis menggunakan metode analisis tematik, dibantu dengan perangkat lunak QDA Miner Lite. Hasil penelitian menunjukkan enam tema pokok, yaitu: 1) idealisme, 2) makanan, 3) kondisi geografis, 4) pemahaman bahasa dan keterampilan komunikasi, 5) stereotip, dan 6) jejaring sosial. Perspektif psikologi akulturasi (gegar budaya), psikologi sosial afirmasi diri dan ancaman stereotip, peminggiran budaya, dan keterampilan komunikasi antarbudaya digunakan dalam membahas temuan. Implikasinya adalah perancangan psikoedukasi dan kebijakan perlu mempertimbangkan keenam tema tersebut beserta diskusi yang menyertainya.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 195
Author(s):  
Dhea Rizky Ardini ◽  
Arum Etikariena

Perilaku kerja inovatif telah diteliti sebagai salah satu hal yang berguna bagi keberlangsungan perusahaan di masa pandemi Covid-19. Namun, perubahan pada berbagai aspek dalam lingkungan kerja akibat penyebaran Covid-19 menimbulkan tantangan bagi karyawan untuk menampilkan perilaku inovatif. Diduga bahwa keyakinan individu untuk berinovasi dapat membantu karyawan untuk dapat konsisten memberikan performa terbaiknya dengan menampilkan perilaku inovatif di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran efikasi-diri inovasi sebagai variabel mediator dalam hubungan antara aktivitas belajar formal maupun informal terhadap perilaku kerja inovatif karyawan. Responden penelitian ini merupakan karyawan dengan rentang usia 24-44 tahun yang bekerja di area Jabodetabek dengan masa kerja minimal 1 tahun dan pendidikan terakhir minimal S-1. Skala yang digunakan adalah Skala Aktivitas Belajar Formal, Skala Aktivitas Belajar Informal, Skala Efikasi-Diri Inovasi, dan Skala Perilaku Kerja Inovatif. Studi kuantitatif dilakukan terhadap 165 responden menggunakan metode accidental sampling. Metode penelitian ini menggunakan metode survei dengan menyebarkan kuesioner daring. Untuk pengolahan data menggunakan analisis regresi mediasi dengan aplikasi statistik SPSS 25 PROCESS. Hasil analisis data menunjukkan bahwa efikasi diri inovasi memediasi sebagian hubungan antara aktivitas belajar formal dan informal dengan perilaku kerja inovatif. Hasil penelitian ini memberikan implikasi positif kepada karyawan, penyelia, maupun perusahaan.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 212
Author(s):  
Rabiatul Adhawiyah ◽  
Diah Rahayu ◽  
Aulia Suhesty

The Covid-19 pandemic has made conventional lectures turn to online learning. The lecture system that is carried out by students is expected not to reduce student engagement in every lecture. Student involvement is due to the social support and academic resilience of students. This study aimed to determine the effect of academic resilience and social support on student engagement in online lectures. This study used a quantitative approach. The subjects of this study were 100 students of the Faculty of Social and Political Sciences, Mulawarman University who were selected using a simple random sampling technique. The data collection method used the scales of student engagement, academic resilience, and social support. The results showed that: (1) there is a significant effect of academic resilience and social support on student involvement in online lectures (p < 0.05) and had an influence contribution (R2) of 52%; (2) there is a significant positive effect of academic resilience on student involvement in online lectures (p < 0.05); (3) there is a significant positive effect of social support on student involvement in online lectures (p < 0.05).


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 225
Author(s):  
Rizki Restuning Tiyas ◽  
Muhana Sofiati Utami

Seluruh dunia sedang menghadapi Covid-19, salah satu cara memutus rantai penyebarannya, maka metode pembelajaran menjadi online learning. Tujuan riset ini adalah untuk menguji peran stres akademik terhadap subjective well-being dengan adaptive coping sebagai mediator pada mahasiswa di Indonesia yang sedang melaksanakan online learning. Hipotesis penelitian ini adalah peran stres akademik terhadap subjective well-being pada mahasiswa dimediasi oleh adaptive coping. Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif survei dengan convenience-sampling. Jumlah partisipan 682 mahasiswa di Indonesia. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Skala Subjective Well-being, Skala Stres Akademik, dan Skala Adaptive Coping. Analisis data menggunakan analisis regresi mediasi dan hasilnya adalah β = 0,033; 95% (CI: 0,003 – 0,128). Kesimpulannya adalah stres akademik berperan terhadap subjective well-being pada mahasiswa dengan adaptive coping sebagai mediator secara parsial dengan pengaruh yang kecil.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 131
Author(s):  
Tabah Aris Nurjaman

Wabah Covid-19 telah merenggut banyak nyawa hingga saat ini, sehingga menuntut kesadaran kita untuk berusaha bersama-sama melakukan tindakan kolektif dalam bentuk apapun. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perilaku adaptif dalam melawan Covid-19 dan memprediksi kecenderungan untuk berdiam di tempat tinggal atau #dirumahsaja berdasarkan jenis kelamin, masa perkembangan, dan skema psikologis (kognisi, afeksi, dan perilaku). Tahap eksplorasi perilaku adaptif dilakukan dengan menggunakan pendekatan psikologi indigenous. Tahap prediksi kecenderungan #dirumahsaja dilakukan dengan implementasi machine learning model decision tree. Pengambilan data dilakukan dalam satu waktu dengan melibatkan 272 responden (67,6% wanita; Musia=24,4; SDusia=10,38). Berdasarkan hasil eksplorasi, penyebaran Covid-19 menjadi tanggung jawab diri sendiri (67,65%), pemangku kebijakan (22,79%), dan objek lain (9,56%). Kondisi afeksi dalam menyikapi Covid-19 didominasi oleh perasaan cemas (47,79%), diikuti usaha tetap tenang (32,72%) dan perasaan sedih (19,47%). Perilaku adaptif ditunjukkan dengan memutus rantai penyebaran virus (45,22%), menjaga pola hidup bersih dan sehat (42,28%), dan mengikuti anjuran pemerintah (12,5%). Berdasarkan model decision tree, kecenderungan #dirumahsaja terjadi pada wanita dewasa awal dan dewasa madya yang merasa cemas akan Covid-19 dan berperilaku adaptif dengan memutus rantai penyebaran virus.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 183
Author(s):  
Zihan Fahira ◽  
Zaujatul Amna ◽  
Marty Mawarpury ◽  
Syarifah Faradina

Penggunaan smartphone sebagai upaya pengalihan dari rasa kesepian dapat memicu munculnya nomophobia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesepian dengan nomophobia pada mahasiswa perantau di Universitas Syiah Kuala. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi. Teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 513 mahasiswa perantau (terdiri dari 157 laki-laki dan 356 perempuan) yang aktif kuliah di Universitas Syiah Kuala yang berasal dari luar Banda Aceh dan tidak tinggal bersama orang tua atau kerabat keluarga. UCLA Loneliness Scale (Version 3) dan Nomophobia Questionnaire (NMP-Q) digunakan sebagai instrumen dalam mengumpulkan data penelitian. Analisis menggunakan statistik deskriptif dan teknik korelasi Product Moment. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesepian dengan nomophobia pada mahasiswa perantau di Universitas Syiah Kuala (r=0,094; p=0,034). Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi kesepian maka semakin tinggi nomophobia, sebaliknya semakin rendah kesepian maka semakin rendah nomophobia.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 245
Author(s):  
F A Nurdiyanto

This research was conducted to explore the experiences of suicidal survivors in seeking psychological help for their crisis. A descriptive phenomenological study was chosen to get the dynamics of mental health help-seeking. Semi-structured interviews were conducted with youth participants who had previously experienced a suicide crisis. Seven participants (5 women; mean age 26 years-old) were involved voluntarily through the snowball technique recruitment. Descriptive phenomenological analysis was applied to get the synthesis and meaning of experiences in psychological help-seeking. This study found psychological help sources: self-help, close relationships, socio-cultural, and institutional. This article highlighted that social relations played a crucial role in the success of seeking help. Suicide prevention should be carried out by campaigning for self-disclosure to seeking help by utilizing various available psychological help sources.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 33
Author(s):  
Gisela Oktaria Efi ◽  
Endang Parahyanti

The Covid-19 pandemic has changed the life order of entire community including employees from dual-earner families. Overlapping roles experienced can cause tension and trigger work-family conflicts that can impact workplace well-being. Previous studies had often focused on well-being in general and there was a lack of research related to well-being in dual earner couples during pandemic. This study investigated the predictor role of core self-evaluation and spousal support through mediating role of work family conflict (WFC) on workplace well-being. Based on the conservation of resources theory, we need to identify essential resource to fulfill workplace well-being. Data were collected from 200 employed Jakarta Metropolitan area (Jabodetabek) dual-earners who had at least one child below the age of 13. According to the mediation with two predictors analysis, the mediating effect of WFC can only predict the linkage between core self-evaluation and workplace well-being (β = 0.02, SE =0.02; 95% CI [0.005, 0.061]) but cannot predict the role of spousal support through WFC on workplace well-being (β = 0.00, SE =0.00; 95% CI [-0.002, 0.007]). This finding explained the importance of self-evaluation during pandemic to enhance workplace well-being and buffered negative effect of work and family related burdens.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 64
Author(s):  
Hani Kumala ◽  
Irwanto Irwanto

Skizofrenia adalah salah satu gangguan mental yang berat. Perjalanan penyakitnya kronis dan sering kambuh. Tidak lebih dari 10% ODS berfungsi baik hanya dengan pengobatan anti psikotik. Sembilan puluh persen sisanya tetap membutuhkan pendekatan dinamis termasuk juga terapi keluarga. Pendekatan dinamis berarti diperlukan kerjasama berbagai pihak untuk membantu pemulihan. Keluarga merupakan faktor penting, baik dalam etiologi maupun pemulihan ODS. Penelitian ini merupakan intervensi single case study dengan Bowen Family Therapy terhadap keluarga yang mengalami skizofrenia. Data diperoleh melalui wawancara terhadap ayah, ibu, Index Person, dan kakak perempuannya. Hasil penelitian menggambarkan bahwa kemampuan melakukan diferensiasi sangat dipengaruhi oleh intensitas relasi emosi dari anggota keluarga lain. Diferensiasi diri yang dari buruk ayah dan ibu (generasi kedua), menyebabkan munculnya gangguan skizofrenia pada salah satu anak perempuannya (generasi ketiga) yang terjebak dalam double bind-messages.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document