scholarly journals Changes in the Objective Structured Clinical Examination (OSCE) of University Schools of Medicine during COVID-19. Experience with a computer-based case simulation OSCE (CCS-OSCE)

Author(s):  
Jorge Juan García-Seoane ◽  
José Manuel Ramos-Rincón ◽  
José Pablo Lara-Muñoz ◽  
Antonio López-Román ◽  
Narcís Cardoner-Álvarez ◽  
...  
2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
Author(s):  
Festy Ladyani Mustofa ◽  
Jordy Oktobiannobel ◽  
Sulesa Sulesa

Kecemasan adalah keadaan tegang berlebihan ditandai perasaan khawatir, tidak menentu, atau takut. Kecemasan sering di alami pada mahasiswa khususnya mahasiswa kedokteran yang akan melaksanakan Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) diantaranya ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan Computer Based Test (CBT). OSCE merupakan instrumen penilaian keterampilan klinik pada mahasiswa kedokteran. Kecemasan apabila sudah mencapai tingkat kecemasan yang berat akan mengganggu proses jalannya ujian dan juga memungkinkan mempengaruhi hasil ujian pada mahasiswa program profesi dokter yang melaksanakannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif  dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Tujuannya untuk mengetahui gambaran kecemasan dalam menghadapi OSCE UKMPPD pada mahasiswa first taker pendidikan profesi dokter di Universitas Malahayati tahun 2019. Hasil penelitian didapatkan kecemasan paling tinggi yaitu sebesar 78 (56%) pada kecemasan ringan. Distribusi usia paling banyak mengikuti ujian OSCE UKMPPD adalah  usia 24 tahun 88 peserta (63,8%). Ditribusi jenis kelamin paling banyak berjenis kelamin perempuan sebanyak 99 peserta (71,7%). Distribusi masa studi paling banyak dari peserta OSCE UKMPPD yaitu Masa studi 6 tahun yaitu sebanyak 108 peserta (78,26%). Berdasarkan distribusi data terbanyak untuk gambaran kecemasan dalam menghadapi ujian OSCE UKMPPD pada mahasiswa first taker pendidikan profesi dokter di Universitas Malahayati Bandar Lampung tahun 2019 adalah kecemasan ringan, usia 24 tahun, jenis kelamin perempuan, dan dengan masa studi 6 tahun.


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Rahmat Rezki ◽  
Firdaus Firdaus ◽  
Enikarmila Asni

Academic achievement is an indication level of learning effort by someone. One of them is grade point average (GPA). Some researches showed correlation between GPA and medical competency test. This medical competency test consists of two parts: multiple choice question computer-based test (CBT) and an objective structured clinical examination (OSCE). This cross sectional study aimed to determine the correlation of GPA with CBT scores for the period of November 2018 - August 2019 on students of Medical Faculty Riau University. The number of samples in this study were 149 students. GPA assessment were obtained from preclinical and clinical data of GPA. The majority GPA results are included in the value of 2.75-3.49 and have a percentage of 94% (preclinical), 96% (clinical) and 98.7% (combined). CBT score <66 were obtained from 12.8% student while 87,2% students get score ≥ 66. Spearman test showed significant correlation between GPA and CBT scores of students.


2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Winda Febrianti ◽  
Maya F. Memah ◽  
Firginia P. Manoppo

Abstract: The average graduation rate of Competency Test for Medical Student Profession Program (UKMPPD) of Sam Ratulangi University (Unsrat) is still below the national average passing rate in the period of May from year 2015 to 2017, as follows: 30.5%, 35.4%, and 36.3% respectively. This study was aimed to determine whether the results of computer based test (CBT), objective structured clinical examination (OSCE), and UKMPPD were correlated with undergraduate and profession grade point average (GPA), which is one of the benchmarks of students’ success in their study. This was a quantitative retrospective study with a cross sectional design. The required data were obtained from students’ data during education and results of UKMPPD FK Unsrat data (secondary data). The data were analyzed by using Spearman correlation test and Mann Whitney test. Statistical analysis showed that there was a significant correlation (P = 0.001) between undergraduate GPA with CBT (r = 0.770), OSCE (r = 0.544), and UKMPPD results. The professional GPA showed a significant correlation (P = 0.001) with the CBT (r = 0.553), OSCE (r = 0.556), and UKMPD results. Conclusion: There were significant correlations between the undergraduate and professional GPA with the value of CBT, OSCE, and UKMPPD results.Keywords: GPA, CBT, OSCE, UKMPPD Abstrak: Rerata angka kelulusan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) masih di bawah rerata angka kelulusan nasional yaitu secara berturut-turut dari tahun 2015 sampai tahun 2017 periode Mei, 30,5%, 35,4%, dan 36,3%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah nilai computer based test (CBT), objective structured clinical examination (OSCE), maupun hasil UKMPPD memiliki hubungan dengan nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) sarjana dan profesi, yang menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan seorang mahasiswa dalam pendidikan. Jenis penelitian ialah kuantitatif retrospektif dengan desain potong lintang. Data penelitian diperoleh dari data sekunder berupa data mahasiswa selama menempuh pendidikan dan data hasil UKMPPD FK Unsrat. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman dan uji Mann Whitney. Hasil penelitian mendapatkan hubungan bermakna (P=0,001) antara IPK sarjana dengan nilai CBT (r=0,770), nilai OSCE (r=0,544), dan hasil UKMPPD; serta hubungan bermakna (P=0,001) antara IPK profesi dengan nilai CBT (r=0,553), OSCE (r=0,556), dan hasil UKMPPD. Simpulan: Terdapat hubungan bermakna dari IPK sarjana dan profesi dengan nilai CBT, OSCE, dan hasil UKMPPD.Kata kunci: IPK, CBT, OSCE, UKMPPD


Pflege ◽  
2016 ◽  
Vol 29 (4) ◽  
pp. 193-203 ◽  
Author(s):  
Angelika Beyer ◽  
Adina Dreier ◽  
Stefanie Kirschner ◽  
Wolfgang Hoffmann

Zusammenfassung. Hintergrund: Aufgrund der demografischen und epidemiologischen Entwicklung wird die Vermittlung adäquater pflegerischer Kompetenzen in der pflegerischen Ausbildung zunehmend diskutiert. Kompetenzen sind in den Examina angemessen zu überprüfen. Hierfür haben sich international OSCEs bewährt. Ziel: Ziel der vorliegenden Analyse war die Ermittlung von Kompetenzen, die in pflegerischen Erstausbildungen mit OSCEs überprüft werden. Methodik: In internationalen Datenbanken wurden einschlägige Publikationen recherchiert. Analyse-Einschlusskriterium war die Nennung mindestens einer überprüften Kompetenz. Die Kompetenzen wurden – in Anlehnung an den «Fachqualifikationsrahmen Pflege für die hochschulische Bildung» – nach Wissen, Fertigkeiten und Haltung kategorisiert. Ergebnisse: 36 Artikel erfüllten das Einschlusskriterium. Relevante Studien stammen mehrheitlich aus Großbritannien (UK), Kanada und Australien. Es wurden insgesamt n = 166 Kompetenzen in allen Kategorien identifiziert, die anhand verschiedener Methoden gemessen wurden. Am häufigsten wurden Fertigkeiten überprüft. Dabei wurde der sichere Umgang mit Medikamenten am häufigsten thematisiert. Weitere wichtige Themen waren die Kommunikationskompetenz in Bezug auf PatientInnen und die Fähigkeit zur Selbsteinschätzung. Diskussion: Es werden sehr unterschiedliche Kompetenzen mit differenten Formaten per OSCE gemessen. OSCE ermöglichen eine Überprüfung sowohl auf individueller als auch institutioneller Ebene, also sowohl für die Lehre als auch das Gelernte. Weiterer Forschungsbedarf wird festgestellt.


2018 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Bejo Danang Saputra

Perencanaan pengembangan uji kompetensi perawat Indonesia akan dikembangkan  dengan metode OSCE.. Pelaksanaan uji OSCE membutuhkan persiapan yang matang, terutama kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini adalah dosen untuk melaksanakan uji OSCE. Mengetahui kesiapan SDM dalam pengembangan uji OSCE di Prodi D3 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan rancangan studi kasus. Informan penelitian adalah 6 orang dosen dan Kepala Program Studi D3 keperawatan. Data diperoleh melalui, focus group discussion, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan constant comparative method. Penelitian menunjukan bahwa pengetahuan dosen tentang OSCE dan kompetensi berdasarkan pendidikan memenuhi persyaratan untuk pengembangan uji OSCE, namun masih membutuhkan pelatihan mengenai OSCE. Uji OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen dari prodi lain karena jumlah dosen di Prodi D3 Keperawatan  STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap belum memenuhi kebutuhan pelaksanaan uji OSCE. Hambatan penyelenggaraan OSCE adalah SDM belum terkoordinasi, belum terlatih dan keterbatasan sarana pendukun. Pengetahuan dan kompetensi dosen berdasarkan tingkat pendidikan memenuhi syarat dalam pengembangan OSCE dan OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen prodi lain.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document