AbstrakKarya tulis ini mencoba untuk membuat suatu hubungan antara manusia dan peperangan, dan menganalisa peran dari suatu gender dalam masa perang. Perspektif gender memiliki peran yang signifikan, tidak hanya dalam membentuk dan menjalankan perang, tetapi juga terhadap dampak dari perang. Di berbagai budaya, masyarakat menentukan perannya berdasarkan perbedaan gender, termasuk di dalamnya peran masyarakat pada masa perang. Perang dan militarisasi dipandang sebagai produk maskulin, dan juga bagaimana “memaskulinkan” masyarakat. Sedangkan, Feminisme membawa perspektif yang berbeda untuk memahami peperangan. Pasifis atau karakter damai dari perempuan digunakan untuk menganalisa perdamaian pasca perang. Sebagai hasil, tulisan ini berpendapat bawah suatu hal yang penting untuk memberikan pemahaman yang lebih baik bahwa peperangan bukanlah fenomena yang bebas dari atribut gender. Peperangan juga berperan besar dalam mengkonstuksi hubungan antar gender.Kata kunci: Gender, Feminisme, Maskulinitas, Perang, Militerisasi.AbstractThis paper tries to make correlation between war and people, and to analyse the role of gender perspectives during wartime. Gender perspective plays a significant role not only in shaping and executing warfare, but also in giving the specific impact of war. In many cultures in the world, people determine social roles based on gender disparities, including roles during wartime. War and militarisation are products of the masculine and, at the same time, means of masculinizing people. However, Feminism bring different levels of perspectives on how to understand the war. Pacific or peace characteristics of women are often used to analyse the peace prospect after war. As result, this paper argues that, it is a significant attempt to create better understanding that war is not gender neutral. War plays a massive role in gender construction and impacts greatly on gender relations.Keywords: Gender, Feminism, Masculinity, War, Militarisation