<p>The Nursery Sunday School of GBI Tanah Abang was accustomed to share God’s words by story telling method. Nevertheless, the method raised issues, where the children easily got bored and their faith as well as social behavior were not improved. Based on those issues, the teacher was eager to look for improvement by carrying out classroom action research through active play method. This study aimed at: (1) describing the implementation of active playing method, (2) analyzing children’s faith and social behaviors, (3) identifying the obstacles of active-play method’s implementation. Prior to this study, seven children were chosen as research subjects to participate in three cycles. The data was obtained by observation, field notes, teacher’s interview, lesson plan documentation, and parents’ questionnaires. The study results: (1) improving actions are done according to the active playing method sequences with improvements on the next cycle (2) 86% of all students achieve high level of faith behavior (3) 71% of all students reach intermediate to high level of social behavior (4) arising obstacles are the limitations of students in communication, lack of knowledge and preparation of teachers regarding to playing method, learning time constraints, as well as the limitations of existing facilities.</p><p><strong>BAHASA INDONESIA ABSTRACT: </strong>Sekolah minggu GBI Tanah Abang memiliki kelas untuk anak usia Balita, di mana, firman Tuhan biasa dibagikan dengan menggunakan metode bercerita. Namun hal tersebut membuat anak-anak cepat bosan serta iman dan perilaku sosialnya tidak berkembang. Berdasarkan kerisauan guru tersebut maka dilakukan tindakan perbaikan berupa penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode bermain. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan penerapan metode bermain, (2) menganalisis perilaku iman dan sosial anak, (3) mengidentifikasi kendala-kendala dalam penerapan metode bermain. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan subjek tujuh anak. Data didapat melalui observasi, catatan lapangan, wawancara guru, dokumentasi RPP, dan kuesioner kepada orang tua. Setelah itu data dianalisis secara kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan: (1) tindakan perbaikan dilakukan sesuai dengan langkah metode bermain dengan penyempurnaan pada siklus berikutnya, (2) terlihat peningkatan perilaku iman hingga 86% siswa mencapai tingkat tinggi, (3) terlihat peningkatan perilaku sosial hingga 71% siswa mencapai tingkat sedang hingga tinggi, (4) kendala-kendala yang dihadapi antara lain keterbatasan siswa dalam berkomunikasi, kurangnya pengetahuan dan persiapan guru mengenai metode bermain, keterbatasan waktu pembelajaran, serta keterbatasan fasilitas yang ada.</p>