scholarly journals Gambaran Perilaku Pencarian Pengobatan Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 193
Author(s):  
Wahyu Mila Febriani

Latar belakang: Perilaku pencarian pengobatan merupakan segala tindakan atau upaya yang dilakukan oleh individu dengan tujuan menemukan pengobatan yang tepat saat merasa/menganggap dirinya sedang memiliki gangguan kesehatan. Mahasiswa sebagai individu yang sudah dianggap mampu bertanggung jawab atas diri sendiri memiliki kuasa atas dirinya untuk menentukan perilakunya, termasuk dalam upaya pencarian pengobatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pencarian pengobatan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Method: Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan studi korelasi chi-square dan rancang bangun cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 96 mahasiswa yang diambil dari total populasi sebesar 2462 mahasiswa FKM UNAIR dan dipilih secara acak menggunakan teknik sampel acak sederhana. Variabel pada penelitian ini terdiri dari perilaku pencarian pengobatan sebagai variabel terikat, sedangkan persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi manfaat dan persepsi hambatan sebagai variabel bebas. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga yang melakukan tindakan pengobatan saat pertama kali merasakan gejala penyakit sebesar 37,5%. Berdasarkan hasil uji statistik dapat diketahui jika variabel perceived seriousness (P value = 0,176) dan perceived benefit (P value = 0,446). Sedangkan variabel perceived susceptibility (P value = 0,003) dan perceived barriers (P value = 0,005). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara persepsi kerentanan dan hambatan yang dirasakan  dengan timbulnya perilaku pencarian pengobatan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya.

Jurnal NERS ◽  
2018 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 122
Author(s):  
Riri Aprianti ◽  
Gadis Meinar Sari ◽  
Tiyas Kusumaningrum

Introduction: Anaemia in female adolescents tends to have a negative impact that is likely to later arise in pregnancy, labour and childbirth. The prevalence of iron deficiency anaemia in female adolescents in Indonesia is thirty percent. Indonesia runs an iron tablet program for female adolescents. However, with the running of the program, it is not clear what factors are correlated with the intention of iron tablet consumption among female adolescents. The purpose of this study was to analyse the factors correlated with the intention of iron tablet consumption among female adolescents.Methods: This research used a cross-sectional design. The sample consisted of 100 students in senior high school in Surabaya, chosen by proportional random sampling. The independent variables were parent income, knowledge, perceived susceptibility, perceived seriousness, perceived threats, perceived benefits, perceived barriers, and perceived self-efficacy. The dependent variable was female adolescent intention related to consuming iron tablets. The data was collected using a questionnaire and analysed by a chi square test with a level of significance α<0.05.Results: There was a significant correlation between perceived threat (p=0.02), perceived benefit (p=0.01), perceived barrier (p=0.02) and perceived self-efficacy (p=0.00) and female adolescent intention related to consuming iron tablets. There was no correlation between parental income, adolescent knowledge, perceived susceptibility, and perceived seriousness with the intention to consume iron tablets.Conclusion: From this research, it has been concluded that the factors related to the intention to consume iron tablets in female adolescents were perceived threat, perceived benefit, perceived barrier and perceived self-efficacy. Increasing the confidence of female adolescents in association with the importance of avoiding anaemia by consuming iron tablets is crucial so then they can maintain their health and prevent diseases due to anaemia later on.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 16
Author(s):  
Luqman Effendi ◽  
Nurul Khotimah

Keluhan pada organ reproduksi yang sering terjadi adalah Pruritus vulvae yaitu ditandai dengan adanya sensasi gatal parah dari alat kelamin perempuan. Pruritus vulvae disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus yang muncul 44% karena buruknya Personal Hygiene dan Hygiene Menstruasi. Penelitian Tahun 2015 di 4 wilayah di Indonesia yaitu di Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Timur, Papua, dan Sulawesi Selatan terkait kebersihan saat menstruasi menemukan 67% remaja di kota dan 41% remaja di desa masih adanya perilaku negatif. Tujuan penelitian untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku hygiene menstruasi melalui Health Belief Model (HBM). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif  dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan sampel sebanyak 101 siswi SMPN 244 di Jakarta Utara, dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan chi square. Perilaku Hygiene Menstruasi baik baru dilakukan 55,4% responden. Perilaku Hygiene Menstruasi berhubungan secara signifikan dengan pengetahuan (OR=5,1), perceived threat (OR=3,9) dan perceived benefit (OR=3,3) dengan P Value < 0.005. Health Belief Model (HBM) bisa dipertimbangkan sebagai suatu pendekatan dalam upaya memperbaiki perilaku hygiene menstruasi pada remaja. Peningkatan pengetahuan direkomendasikan dengan menekankan pada ancaman penyakit yang berkaitan dengan perilaku hygiene menstruasi dan manfaat-manfaat yang langsung dirasakan oleh remaja berkenaan dengan perilaku higiene menstruasi.


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 71-79
Author(s):  
Ellia Ariesti ◽  
Felisitas A. Sri S ◽  
Elizabeth Y. Y. Vinsur ◽  
Kristianto D. N

ABSTRAK Proses menua sering dikaitkan dengan insiden penyakit kronik seiring dengan penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial serta berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh luar dari ketahanan tubuhnya. Banyak permasalahan timbul dari kondisi kronis di lansia karena meningkatnya jumlah lansia. Pengontrolan maupun pencegahan menuju kondisi lebih parah dapat dilakukan melalui gaya hidup sehat. Salah satu model yang dikembangkan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang untuk mencari upaya hidup sehat adalah model kepercayaan kesehatan atau Health Belief Model. Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku lansia dengan penyakit kronis dalam mengatasi penyakitnya berdasarkan Health Belief Model di Puskesmas. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami penyakit kronis di Puskesmas Bareng Kota Malang. Jumlah sampel sebanyak 76 responden. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa variabel perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers yang berhubungan dengan perilaku lansia (p<0.05). Hasil model akhir analisis multivariat, variabel perceived barriers merupakan variabel yang berhubungan dengan perilaku lansia yang menderita penyakit kronis. Dukungan individu lain terhadap lansia mulai dari mereka yang tinggal bersama maupun oleh aparat penduduk setempat untuk meminimalkan atau menghilangkan rintangan mesti dilakukan agar kualitas hidup lansia dengan penyakit kronis dapat optimal. Kata Kunci       : Health Belief Model, Penyakit Kronis, Perilaku Lansia


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 125
Author(s):  
Ghozali Ghozali ◽  
Rahayu Ningsih

Upaya pencegahan penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19) harus dilakukan oleh pemerintah bersama seluruh elemen masyarakat termasuk mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara persepsi keseriusan (perceived seriousness) dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswa program studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur. Sampel sejumlah 266 mahasiswa yang diambil secara random menggunakan teknik proportionate stratified random sampling dari masing-masing kelas. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah persepsi keseriusan (variabel independen) dan perilaku pencegahan (variabel dependen). Kedua variabel tersebut diukur menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara statistik menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa (65,8%) memiliki perceived seriousness yang tinggi terhadap COVID-19. Sementara itu, sebagian besar mereka juga memiliki perilaku pencegahan COVID-19 dalam kategori baik (58,6%). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perceived seriousness dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa dengan  p value sebesar 0,001 (< 0,05). Semakin tinggi persepsi mahasiswa terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh COVID-19, semakin baik tindakan yang dilakukannya untuk mencegah penyebaran COVID-19. Penyediaan fasilitas hygienitas yang memadai terutama di tempat-tempat umum dan edukasi persuasif tentang keseriusan dampak yang ditimbulkan oleh COVID-19 dapat memperbaiki perilaku pencegahan COVID-19.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 94
Author(s):  
Minarni Wartiningsih ◽  
Danoe Soesanto ◽  
Hanna Tabita Hasianna Silitonga ◽  
Gianina Angelia Santoso

Di Surabaya pada tahun 2017, Incidence penyakit diare sebesar 76,602 kasus yang sebelumnya sebanyak 77,617 suspek kasus (98,69%). Kota Surabaya memiliki 63 Puskesmas dan dari tahun 2016 hingga tahun 2018, terdapat 12 Puskesmas yang  inciden penyakit diare pada balita meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi ibu yang mengasuh balita terhadap perilaku gaya hidup bersih dan sehat berdasarkan Health Belief Model. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Terdapat 120 ibu yang mengasuh balitanya dari 12 Puskesmas ikut terlibat dalam penelitian ini. Responden mengisi kuesioner tentang karakteristik, perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, cues to action and perilaku gaya hidup sehat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei tahun 2019. Analisis variabel dilakukan dengan uji analisis bivariat dengan regresi binomial. Karakteristik responden yang terdiri dari (usia, tingkat pendidikan dan tingkat sosio ekonomi) pada penelitian ini berpengaruh terhadap perceived susceptibility, perceived severity and perceived benefits. Perceived susceptibility dan perceived severity berpengaruh terhadap perceived barriers, tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap perceived benefits. Cues to action berpengaruh terhadap perceived barriers dan perceived barrier dan perceived benefits berpengaruh terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Kata kunci: Diare, Persepsi, Health Believe Models, PHBS


2019 ◽  
Vol 49 (1) ◽  
pp. 24-33
Author(s):  
Dwi Indah Lestari

Efek buruk asap rokok lebih besar bagi perokok pasif dibandingkan perokok aktif. Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah pengamanan rokok bagi kesehatan, diantaranya melalui penetapan Kawasan Tanpa Rokok. Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II adalah bandara internasional dan salah satu tempat Kawasan Tanpa Rokok yang memiliki sejumlah promosi kesehatan tentang Kawasan Tanpa Rokok. Penelitian ini bertujuan Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dampak promosi kesehatan kawasan tanpa rokok di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode in-depth interview (wawancara mendalam) dan observasi. Informan penelitian ini sebanyak 7 orang ditentukan secara purposive sampling. Analisis dampak promosi kesehatan menggunakan konsep Health-Belief Model (perceived susceptibility, perceived seriousness/severity, perceived benefit, perceived barriers, cues to action, self-efficacy). Penelitian ini dilakukan dengan metode in-depth interview (wawancara mendalam) dan observasi. Analisis dampak promosi kesehatan menggunakan konsep Health-Belief Model. Terdapat dampak dari promosi kesehatan kawasan tanpa rokok di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II pada pekerja dan pengunjung. Persepsi kerentanan pada pekerja yaitu merasa rentan terkena sanksi KTR. Persepsi kerentanan pada pengunjung yaitu merasa rentan membahayakan kesehatan orang lain dan lingkungan. Persepsi keseriusan/keparahan pada pekerja dan pengunjung yaitu merasa berbahaya kebakaran dan mengganggu penerbangan. Persepsi manfaat pada pekerja yaitu keselamatan bandara dan penerbangan. Persepsi manfaat pada pengunjung yaitu dapat terhindar dari asap rokok. Persepsi hambatan pada pekerja dan pengunjung yaitu kecanduan, kurang kesadaran, dan kurang pemahaman mengenai KTR. Pemicu untuk bertindak pada pekerja dan pengunjung adalah teguran dari petugas. Kemampuan diri pada pekerja dan pengunjung karena memahami peraturan dan menaatinya.


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 71-79
Author(s):  
Ellia Ariesti ◽  
Felisitas A. Sri S ◽  
Elizabeth Y. Y. Vinsur ◽  
Kristianto D. N

ABSTRAK Proses menua sering dikaitkan dengan insiden penyakit kronik seiring dengan penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial serta berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh luar dari ketahanan tubuhnya. Banyak permasalahan timbul dari kondisi kronis di lansia karena meningkatnya jumlah lansia. Pengontrolan maupun pencegahan menuju kondisi lebih parah dapat dilakukan melalui gaya hidup sehat. Salah satu model yang dikembangkan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang untuk mencari upaya hidup sehat adalah model kepercayaan kesehatan atau Health Belief Model. Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku lansia dengan penyakit kronis dalam mengatasi penyakitnya berdasarkan Health Belief Model di Puskesmas. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami penyakit kronis di Puskesmas Bareng Kota Malang. Jumlah sampel sebanyak 76 responden. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa variabel perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers yang berhubungan dengan perilaku lansia (p<0.05). Hasil model akhir analisis multivariat, variabel perceived barriers merupakan variabel yang berhubungan dengan perilaku lansia yang menderita penyakit kronis. Dukungan individu lain terhadap lansia mulai dari mereka yang tinggal bersama maupun oleh aparat penduduk setempat untuk meminimalkan atau menghilangkan rintangan mesti dilakukan agar kualitas hidup lansia dengan penyakit kronis dapat optimal. Kata Kunci       : Health Belief Model, Penyakit Kronis, Perilaku Lansia


Author(s):  
Chibi R. Vairamani ◽  
Brogen S. Akoijam

Background: Health research is a low priority area in the developing world, mostly due to inadequate research budgets and financially not rewarding venture. Medical students have a limited understanding of research and what it entails. Training on research theory to application, is an important but neglected part of medical education curriculum in the country, which needs to be paid more attention. The objective of the study was to assess the knowledge, attitude and perceived barriers towards conducting research among medical students in a remote medical college of India. Methods: This cross sectional study was done in the easternmost medical college of India during November-December 2015. A self-administered questionnaire was used to collect data from postgraduates and interns. Data were summarized using descriptive statistics. Chi-square test was used for comparing proportions. A p-value of <0.05 was considered significant. Results: Out of the total 493 eligible participants, 440 responded to the questionnaire. More than 3/5th of the respondents had inadequate level of knowledge of conducting research. Inadequate training (87%), lack of funding (76%), lack of motivation (67%) and no mentorship program (66%), were the major reasons cited by the respondents for not participating in research projects. Ever conducted research was associated with better knowledge of research. Majority of the participants wanted to know more about research. Conclusions: The study revealed inadequate knowledge but a positive attitude towards research. Sufficient training in research methods, skills and institution of mentorship program can boost participation in research. 


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 40
Author(s):  
Rebbeca Christianty ◽  
Risva Risva ◽  
Siswanto Siswanto

Latar Belakang & Tujuan: Penyalahgunaan narkoba telah mencapai situasi yang mengkhawatirkan, pada tahun 2015 terdapat 63.873 kasus penyalahgunaan dan pada tahun 2017 provinsi Kalimantan Timur berada diposisi ke empat pada tingkat nasional dengan prevalensi 2,5% penyalahguna terbanyak. Narkoba memiliki dampak negatif bagi kersehatan mental, fisik, psikologis. Oleh sebab itu diadakan upaya pencegahan yaitu rehabilitasi untuk memulihkan  kemampuan fisik, mental dan sosial penyalahguna narkoba yang bersangkutan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi residen dalam menjalani rehabilitasi dengan pendekatan Health Belief Model Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional . Dianalisis dengan uji korelasi rank spearman. Responden penelitian ini adalah residen yang menjalani rehabilitasi sebanyak 30 responden. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat komponen HBM yang berhubungan dengan perilaku patuh residen dalam menjalani rehabilitasi yaitu perceived susceptibility (p value= 0,007), perceived severity (p value=0,043), perceived benefit (p value=0,045), selfefficacy (p value=0,006). Kemudian perceived barrier tidak memiliki hubungan dengan perilaku patuh residen dalam menjalani rehabilitasi (p value= 0,218). Kesimpulan: Infromasi tentang dampak narkoba masih dibutuhkan bagi residen serta melakukan kontak ke orang terdekat residen agar memberikan dukungan emosional, pujian dan penghargaan.


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 192-205
Author(s):  
Dhiny Easter Yanti ◽  
Agung Aji Perdana ◽  
Nina Okta Rina

Sebanyak 1,13 juta orang di seluruh dunia menderita Hipertensi, prevalensi penderita Hipertensi di dunia adalah 22%, dimana prevalensi tertinggi berada di Afrika 27%, dan terendah di Amerika 18% (WHO, 2020). Pada tahun 2019 Hipertensi merupakan penyakit menular tertinggi dengan 2.630 kasus di Puskesmas Kalirejo. Self-care adalah strategi utama dari promosi kesehatan pada level individu dan merupakan pergeseran filosofi dari “(upaya) penyembuhan (penyakit)”  menjadi filosofi ”peduli (kesehatan)” khususnya pengendalian penyakit kronis seperti Hipertensi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan komponen HBM dengan self-care Hipertensi di wilayah kerja UPT.Kalirejo Kabupaten Pesawaran. Metode penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan data primer. Sampel sebesar 360 responden dan cara pengambilan sampel secara cluster random sampling lalu kemudian dianalisis dengan chi square dan regresi logistik. Terdapat hubungan Self-care Hipertensi dengan jenis kelamin (p-value <0.001; OR 2.6), perceived susceptibility (p-value <0.001; OR 3.4), perceived severity (p-value 0.004 OR= 5,1), perceived benefit (p-value <0.001; OR=2,3), Perceived barrier (p-value <0.001;), perceived self-eficacy  (p-value <0.001; OR 5.4), cues to action (p-value <0.001; OR 2.8). Variabel  yang dominan berhubungan dengan Self-Care adalah jenis kelamin. Saran: hendaknya meningkatkan kegiatan edukasi pada kelompok sasaran khususnya perempuan penderita Hipertensi dalam kerangka Germas dan PIS-PK.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document