scholarly journals MENGENAL UKURAN DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA ASPEK KOGNITIF PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 137-148 ◽  
Author(s):  
Rosmalia Septiana ◽  
Ratu Ilma Indra Putri ◽  
Yusuf Hartono

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan lintasan belajar anak usia dini yang dapat membantu siswa mengembangkan aspek kognitif khususnya kemampuan mengenal ukuran. Metode yang digunakan adalah Design Research yang terdiri dari tiga tahap, yaitu : desain pendahuluan (preliminary design), desain percobaan mengajar (pilot experiment dan teaching experiment), dan analisis retrospektif. Dalam penelitian ini, serangkaian aktivitas pembelajaran didesain dan dikembangkan berdasarkan  pendekatan  PMRI. Penelitian  ini melibatkan anak usia dini dengan rentang usia 4 – 5 tahun di TK Binama Global School. Penelitian ini menghasilkan Learning Trajectory yang memuat serangkaian  proses pembelajaran anak usia dini dalam mengembangkan aspek kognitif dengan perkembangan dasar mengenal ukuran. Melalui aktivitas ini, siswa dibimbing untuk dapat mengenal ukuran melalui permainan yang disukai siswa, yaitu menuangkan air. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan PMRI dapat membantu siswa mengembangkan aspek kognitif  dengan perkembangan dasar mengenal ukuran dan menambah pengalaman belajar yang dapat diterapkan di sekitar lingkungan siswa sehari–hari.  Kata kunci : disain penelitian, pmri, paud, kognitif

2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 60
Author(s):  
Rika Firma Yenni ◽  
Malalina Malalina

Peran guru tak lebih dari seorang fasilitator, moderator atau evaluator. sedangkan peran siswa lebih banyak aktif untuk berfikir dan mengkomunikasikan argumentasinya, menjustifikasi jawaban, serta melatih nuansa demokrasi dengan menghargai pendapat atau strategi teman lain. Penelitian ini bertujuan menghasilkan Local Instructional Theory (LIT) dalam pembelajaran materi hubungan antar garis yang mendukung pemahaman konsep siswa di kelas IV Sekolah Dasar. Pada materi ini, menuntut siswa dapat menyelesaikan permasalahan hubungan antar garis secara kontekstual. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Fajar Siddiq Palembang. Metode yang digunakan adalah design research terdiri dari tiga tahap, yaitu: preliminary design, design experiment (pilot experiment dan teaching experiment), dan retrospective analysis. Namun pada penelitian ini hanya dilakukan sampai pada tahap pilot experiment. Penelitian ini mengembangkan hasil pembelajaran hubungan antar garis dengan menunjukkan aktivitas dan prosedur serta strategi siswa dalam menemukan ide atau strategi dalam mendeskripsikan materi hubungan antar garis. Pada bagian ini, akan dibahas penggunaan garis lurus sebagai starting point pembelajaran hubungan antar garis dengan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) sebagai pendekatan yang mendukung aktivitas dari penggunaan konteks tersebut. Selain itu, perubahan dari Hypothetical Learning Trajectory (HLT) ke Learning Trajectory (LT) melalui aktivitas, dilakukan dengan pengumpulan data menggunakan lembar observasi, wawancara, rekaman video, foto, dan lembar aktivitas siswa


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 47-58
Author(s):  
Farida Nursyahidah ◽  
Bagus Ardi Saputro ◽  
Irkham Ulil Albab ◽  
Fifin Aisyah

AbstrakSebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam belajar kerucut. Oleh karena itu diperlukan pendesainan lintasan belajar materi tersebut menggunakan konteks dan media yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan Learning Trajectory Based Instruction (LTBI) materi kerucut menggunakan konteks tradisi Syawalan masyarakat Pekalongan yaitu Megono Gunungan yang dikemas dalam bentuk video interaktif. Penelitian ini menggunakan design research yang dikembangkan oleh Gravemeijer dan Cobb yang terdiri dari tiga tahap yaitu: preliminary design, design of the experiment (pilot experiment and teaching experiment), dan retrospective analysis. Namun, artikel ini memaparkan hasil pada tahap pertama, yaitu tahap preliminary design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP N 38 Semarang. Dalam penelitian ini dihasilkan LTBI yang terdiri dari serangkaian aktivitas pembelajaran, yaitu: (1) mengidentifikasi bagian-bagian kerucut melalui video interaktif Megono Gunungan, (2) menemukan luas permukaan kerucut dengan menggunakan jaring-jaring kerucut, (3) menemukan volume kerucut dengan menggunakan media beras, dan (4) menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan kerucut. Selanjutnya, siswa diharapkan dapat lebih mudah memahami materi kerucut melalui beberapa aktivitas yang telah didesain. Development of Learning Based on Trajectory Material Cone Middle School Using Megono Gunungan AbstractMost students still experience difficulties in learning cones. Therefore it is necessary to design the learning trajectory of the material using the right context and media. This study aims to produce Learning Trajectory Based Instruction (LTBI) cone material using the context of the Pekalongan community's Syawalan tradition, Megono Gunungan, which is packaged in the form of interactive video. This study uses design research developed by Gravemeijer and Cobb which consists of three stages: preliminary design, design of the experiment (pilot experiment and teaching experiment), and retrospective analysis. However, this article presents the results of the first stage, the preliminary design stage. The subjects of this study were students of class IX SMP N 38 Semarang. In this study LTBI produced consisting of a series of learning activities, namely: (1) identifying cone sections through interactive video Megono Gunungan, (2) finding the surface area of the cone by using cone nets, (3) finding the volume of the cone by using rice media, and (4) resolve contextual problems related to cones. Furthermore, students are expected to more easily understand the cone material through several activities that have been designed.


2019 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 397-408 ◽  
Author(s):  
Heris Hendriana ◽  
Rully Charitas Indra Prahmana ◽  
Wahyu Hidayat

The rural area's student difficulties in learning the concept of number operation had been documented by several studies, especially for the case of multiplication. The teacher typically introduces the multiplication concepts using the formula without involving the concept itself. Furthermore, this study aims to design learning trajectory on multiplication operations in the Mathematics of GASING (Math GASING) by focusing more on the concept itself than the formula and by starting from the informal to a formal level of teaching. Design research used as the research method to solve this problem consisting of three phases, namely preliminary design, teaching experiment, and retrospective analysis. The research results show that the Math GASING has a real contribution for students to understanding and mastering in the concept of the multiplication operations. This research also explains the strategy and the model discovered by students in learning multiplication that the students used as a basic concept of multiplication. Finally, the students were able to understand the concept of multiplication more easily, and they showed interest in using this learning trajectory.


2019 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 37-44
Author(s):  
Asep Budiyono ◽  
Widya Kusumaningsih ◽  
Irkham Ulil Albab

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Hypothetical Learning Trajectory(HLT)dalam membantu siswa dalam memahami konsep luas lingkaran serta mengetahui strategi yang digunakan oleh siswa terhadap Hypothetical Learning Trajectory(HLT) yang diberikan. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Petarukan, Kabupaten Pemalang. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII, dengan melalui 2 tahap yaitu pilot experiment melibatkan 6 siswa dari kelas VIII C dan dilanjutkan teaching experiment yang melibatkan 30 siswa dari kelas VIII B. Penelitian ini menggunakan metode design research yang didalamnya terdapat HLT yang memegang peranan sangat penting sebagai desain dan instrumen penelitian. Pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan konteks peralatan dapur yaitu gelas, piring dan mangkuk sesuai dengan karakteristik dari RME. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Hypothetical Learning Trajectory (HLT) dapatmembantu siswa 1) membuat potongan juring lingkaran dan mengubahnya menjadi sebuah bangun datar baru yaitu trapesium, 2) menemukan sendiri konsep luas lingkaran dengan pendekatan trapesium, 3) menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep luas lingkaran. Adapun strategi yang digunakan siswa yaitu 1)mensketsakan permukaan perlatan dapur berupa lingkaran, 2) membandingan keliling dan diameter lingkaran untuk memperoleh nilai phi, 3)menyusun juring menjadi trapesium dan memformulasikan konsep luas lingkaran, 4) menerapkan konsep luas lingkaran.


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 103-121
Author(s):  
Rahma Siska Utari

Bernalar dalam perbandingan merupakan salah satu topik penting pada pembelajaran matematika SMP. Penelitian ini bertujuan menghasilkan lintasan belajar materi perbandingan menggunakan konteks resep empek-empek dan bagaimana konteks tersebut dapat mendukung kemampuan bernalar siswa. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Subjek penelitian adalah 45 siswa kelas VII SMPN 55 Palembang. Metode penelitian yang digunakan adalah design research, dugaan lintasan belajar (Hypothetical Learning Trajectory) dikembangkan dari aktivitas pembelajaran menggunakan konteks resep empek-empek. Pengembangan secara teoritis dilaksanakan melalui proses interatif meliputi merancang aktivitas pembelajaran (preliminary design), melaksanakan pembelajaran (teaching experiment) dan melakukan analisis retrospektif (restrospective analysis) dalam rangka memberi kontribusi terhadap teori pembelajaran lokal (Local Intructional Theory) untuk mendukung siswa bernalar dalam perbandingan. Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa hal meliputi membuat rekaman video tentang kejadian di kelas dan kerja kelompok, mengumpulkan hasil kerja siswa, dan mewawancarai siswa. Hypothetical Learning Trajectory (HLT) yang telah dirancang kemudian dibandingkan dengan Actual Learning Trajectory (ALT) siswa yang sebenarnya selama pelaksanaan pembelajaran (teaching experiment) untuk menganalisis apakah siswa belajar atau tidak belajar dari apa yang telah dirancang dirangkaian pembelajaran. Analisis retrospektif terhadap pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa penggunaan konteks resep empek-empek dapat mendukung kemampuan bernalar siswa SMP.


2015 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 147 ◽  
Author(s):  
Nyiayu Fraisa Fatiyah ◽  
Ratu Ilma Indra Putri ◽  
Ely Susanti

<p>Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan lintasan belajar pada materi sifat-sifat segitiga berdasarkan panjang sisi dan besar sudutnya menggunakan konteks Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring di kelas VII. Desain pembelajaran yang digunakan terdiri dari tiga tahap yaitu <em>preliminary design, design experiment (pilot experiment </em>dan <em>teaching experiment), </em>dan <em>retrospective analysis</em>. Dalam penelitian ini, serangkaian aktifitas pembelajaran didesain dan dikembangkan berdasarkan pendekatan PMRI. Penelitian ini melibatkan 29 orang siswa kelas VII SMP Negeri 2 Indralaya Utara. Penelitian ini menghasilkan <em>Learning Trajectory</em> (LT) yang memuat serangkaian proses pembelajaran dalam 3 aktifitas yaitu menentukan jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisi dan besar sudutnya, hubungan panjang sisi dan besar sudut pada segitiga dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sifat-sifat segitiga berdasarkan panjang sisi dan besar sudutnya.  Hasil dari percobaan pembelajaran menunjukkan bahwa konteks Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring dapat digunakan sebagai <em>starting point </em>pada materi segitiga di kelas VII SMP.</p><p><em>This </em><em>research</em><em> aims to produce a learning </em><em>trajectory</em><em> on the material properties of triangles based on the side and angle using the context Stadi</em><em>on Gelora Sriwijaya Jakabaring</em><em> in class VII. Instructional design used consisted of three stages: preliminary design, design experiment (pilot experiment and teaching experiment), and retrospective analysis. </em><em>T</em><em>his study</em><em> used</em><em> learning activities are designed and developed based </em><em>on</em><em> PMRI</em><em> approach</em><em>. </em><em>Subjects were</em><em> 29</em><em> seventh grade </em><em>students of SMP Negeri 2 Indralaya</em><em> Utara</em><em>. This research resulted Learning </em><em>T</em><em>rajectory (LT), which contains a series of learning processes in the three activities that determine the types of triangles based on the side and angle, relationship</em><em> side</em><em> </em><em>lenght </em><em>and </em><em>angle</em><em> of the triangle and resolve problems related to the properties of triangles based on side length and </em><em>angle</em><em>. Results of the experiments showed that the </em><em>Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring</em><em> c</em><em>ould</em><em> be used as a starting point </em><em>by seventh grade senior high school students to learn triangle.</em></p>


JIPMat ◽  
2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
Author(s):  
Widya Kusumaningsih ◽  
Irkham Ulil Albab ◽  
Septian Dwi Angga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Hypothetical Learning Trajectory (HLT) dalam membantu siswa memahami konsep ukuran pemusatan data. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 3 Ungaran. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII, dengan 2 tahap yaitu pilot experiment yang melibatkan 6 siswa dari kelas VIII B dan dilanjutkan teaching experiment yang melibatkan 25 siswa dari kelas VIII C. Penelitian ini menggunakan metode design research yang menggunakan HLT. HLT memegang peran yang sangat penting sebagai desain dan instrumen utama dalam penelitian. Kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan konteks game rating. Hasil penelitian menunjukkan bahwa HLT dapat membantu siswa 1) menemukan sendiri bagaimana menghitung mean, median dan modus melalui bentuk representasi matematis, 2) menemukan sendiri konsep ukuran pemusatan data, 3) menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep ukuran pemusatan data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa melalui serangkaian aktivitas yang telah dilakukan membantu siswa dalam pembelajaran ukuran pemusatan data.


Author(s):  
Hartono Hartono ◽  
Farida Nursyahidah ◽  
Widya Kusumaningsih

Lines and angles are essential for students because of geometry and its many applications in daily life. However, there are still many students who have difficulty grasping the material. Therefore, it is necessary to design learning using the right approach, context, and media. This study aims to produce a learning trajectory that can assist students in understanding the concept of lines and angles, maximize the effectiveness and efficiency of learning, create meaningful learning, and motivate student learning. This study used the Joglo Traditional House context as a starting point and the design research method developed by Gravemeijer and Cobb with three main steps: preparing for the experiment, designing the experiment (pilot experiment and teaching experiment), and retrospective analysis. However, in design experiment step is limited to the pilot experiment. In this study, all activities were designed based on Indonesian Realistic Mathematics Education. It involves six 7th-grade students from one of the junior high schools at Juwana Resident with three different abilities, namely two students for each level with high, moderate, and low ability. The learning trajectory generated in this study consists of a series of learning processes in four activities that can be used to develop local instructional theories and develop designs for further activities. Those are observing Joglo traditional house video for understanding lines and angles concepts, deducing line positions, discovering the angles' properties on parallel lines intersected by other lines, and solving lines and angles problems.


2015 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 40
Author(s):  
Pramanika Arieyantini ◽  
Ratu Ilma Indra Putri ◽  
Nila Kesumawati

<p align="justify">Penelitian ini bertujuan menghasilkan lintasan belajar yang dapat membantu siswa memahami konsep bentuk pangkat melalui konteks perkembangbiakan hewan secara vegetatif. Design Research dipilih sebagai cara yang tepat untuk mencapai tujuan. Lintasan belajar (Hypotetical Learning Trajectory) dalam design research memegang peranan penting sebagai desain dan instrumen penelitian. Lintasan belajar dirancang dalam tahap desain awal dan diujikan pada 50 siswa kelas IX (yaitu, 6 siswa pada pilot experiment dan 44 siswa pada teaching experiment) SMP YPI Tunas Bangsa Palembang. Hasil dari percobaan pembelajaran menunjukkan bahwa aktivitas menggambar proses perkembangbiakan hewan secara vegetatif dapat mendorong siswa untuk melihat bentuk penggandaan yang terjadi, dan ketika siswa melihat penggandaan melalui pemodelan (bagan/skema) yang siswa buat, siswa memiliki ide untuk menghitung hewan baru yang terbentuk kemudian menggunakan bilangan kelipatan untuk menentukan banyak hewan baru. Dari bilangan kelipatan, ide untuk menyatakannya kedalam bentuk perkalian berulang membawa siswa ke dalam definisi bentuk pangkat.</p><p align="justify"><em>This study aims to produce a trajectory of learning that can help students understand the concept of form promoted through the context of animal breeding vegetatively. Design Research chosen as the appropriate way to achieve the goal. Learning trajectory (Hypotetical Learning Trajectory) in design research plays an important role as design and research instruments. Tracks study was designed in the early design stages and was tested on 50 students of class IX (ie, 6 students in pilot experiments, and 44 students in the teaching experiment) SMP YPI Tunas Bangsa Palembang. Results of experimental study showed that the activity of drawing process animal breeding vegetatively can encourage students to look at the shape of doubling that to happen, and when students see a doubling through modeling (chart / schema) that students make, the students had the idea to calculate the new animal that is formed later use number multiples to determine a lot of new animals. Multiples of the numbers, the idea of putting it into the form of repeated multiplication bring students into the definition of the form of the rank.</em></p>


Author(s):  
Achmad Fahrurozi ◽  
Suci Maesaroh ◽  
Imam Suwanto ◽  
Farida Nursyahidah

This research aims to produce a Learning Trajectory Based Instruction (LTBI) that can help the ninth grade students understand the concept of congruence of the two-dimensional shape by examining Lawang Sewu as one of Central Java historical buildings. LTBI is defined as a teaching and learning trajectory that uses Hypothetical Learning Trajectory (HLT) for instructional decisions. The present research uses the design research developed by Gravemeijer and Cobb that consists of three phases; the preliminary design, design of the experiment (pilot experiment and teaching experiment), and  retrospective analysis. In this study, a series of learning activities is designed and developed based on the Realistic Mathematics Education (PMRI) approach. This research produced LTBI that consists of a series of learning processes embodied in three activities of (1) identifying and finding the properties which shapes are congruent shapes by watching Lawang Sewu video, (2) proofing two shapes are congruent through transformation (translation and rotation), and (3) solving problem related to the congruence of two-dimensional shape. The activity can help to improve the students’ understanding of the concept of congruence. Nevertheless, the present study is limited to the first stage of Gravemeijer and Cobb’s design research, namely preliminary design.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document