Determinan Penyakit Asma pada Pekerja Usia Produktif di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar 2013
AbstractAsthma is one of the chronic respiratory diseases that often leads to decrease of productivity, loss ofincome and unemployment, as well as psychosocial and financial problems. The objective of the researchwas to identify the determinants of asthma of productive age workers in Indonesia using Basic HealthResearch (Riskesdas 2013). Sampling criteria were workers aged 15-64 years across the country. Thedata were analyzed by complex sample with significance level of 0.05 and 95% confidence intervals.Samples that met the criteria were 405.984 people. Determinants of asthma were areas of residence,age, education, nutritional status, smoking, illumination sources, sex, occupation, ownership index,residence location, slum neighborhood, physical activity, and fuel type usage. (OR adj 1.1-2.1 p≤0.01).The proportion of asthma in eastern region of Indonesia and Java-Bali region were 2.05 and 1.75 higherthan Sumatra region respectively. Less nutritional status had asthma proportion of 1.5 times higher thannormal. Improving nutritional status and increasing knowledge about healthy lifestyle should be done asan effort to reduce the occurrence of asthma.Key words: workers, asthma, Indonesia, Riskesdas 2013 AbstrakAsma merupakan masalah kesehatan di semua Negara dan salah satu penyakit saluran pernapasankronik yang sering mengakibatkan turunnya produktifitas, hilangnya pendapatan income dan pekerjaan,serta menimbulkan masalah psikososial dan keuangan. Tujuan analisis lanjut menentukan determinanpenyakit asma pada pekerja usia produktif di Indonesia, menggunakan data Riskesdas Tahun 2013.Kriteria sampel: berusia 15-64 tahun dan status bekerja. Variabel yang di analisis meliputi asma,karakteristik individu, perilaku, dan tempat tinggal. Analisis data menggunakan kompleks sampel,tingkat kemaknaan ≤0,05 dan confidence interval 95%. Jumlah sampel sesuai kriteria 405.984 orang.Determinan asma adalah kawasan tempat tinggal, umur, pendidikan, status gizi, merokok, sumberpenerangan, jenis kelamin, pekerjaan utama, indeks kepemilikan, lokasi tempat tinggal, lingkungankumuh, aktivitas fisik, dan jenis bahan bakar. (ORadj 1,1-2,1 p≤0,01). Persentase asma lebih tinggi diKawasan Timur Indonesia 2,05 kali dan Jawa-Bali 1,75 kali dibandingkan Sumatera, pada status gizikurang 1,5 kali dibandingkan normal, umur 55-64 tahun 1,5 kali dibandingkan umur 15-24 tahun, padapendidikan rendah 1,5 kali dibandingkan pendidikan tinggi. Perbaikan status gizi dan peningkatanpengetahuan tentang hidup sehat perlu dilakukan sebagai upaya menurunkan kejadian asma.Kata kunci: pekerja, asma, Indonesia, Riskesdas 2013