scholarly journals PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN BERKELANJUTAN BERBASIS POTENSI DESA DI DESA BINAAN TEMBOK KECAMATAN TEJAKULA

2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 67
Author(s):  
I Gede Astra Wesnawa ◽  
Putu Indra Christiawan ◽  
Luh Gede Erni Sulindawati

Program Desa Binaan di Desa Tembok ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitassumber daya manusia melalui pelatihan dan pendampingan keaksaraaan usaha mandiri, (2) meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi alam dan lingkungan melalui kegiatan pembibitan dan penghijauan untuk mewujudkan lingkungan yang lestari, (3) Mendorong tumbuhnya kreativitas, motivasi dan inovasi masyarakat dalam mengatasi permasalahan melalui pelatihan dan pendampingan pengembangan usaha ekonomi kreatif, seperti kreasi produk ingke dan pembuatan VCO, (4) Peningkatan kesadaran masyarakat untuk mendorong terwujudnya kemandirian, kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat desa dalam bidang adat dan agama. Program ini dilaksanakan melalui: Partisipatory Rural Appraisal (PRA), Entrepreneurship Capacity Building (ECB), Technology Transfer (TT), dan Information Technology (IT), dalam berbagai bentuk kegiatan seperti pelatihan, pendampingan, penyuluhan, dan penghijauan. Hasil kegiatan adalah (1) meningkatnya keterampilan masyarakat sesuai minatnya sambil mereka belajar membaca dan berhitung; (2) meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya penghijauan baik sebagai kelestarian lingkungan maupun investasi jangka panjang, cara pembibitan, dan menanam bibit kelapa gading dan papaya California, (3) meningkatnya pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu rumah tangga masyarakat dalam bidang industri rumahan, seperti ingke, minyak kelapa, dan (4) meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pembuatan alat upakara adat Hindu.

2020 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
Author(s):  
N.M.S. Sukmawati ◽  
N.W. Suniti ◽  
I.N. Sujana

Desa Antapan adalah sebuah desa yang sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani sayuran. Lokasi desa yang berdekatan dengan objek wisata Bedugul dan memiliki panorama yang indah membuat desa ini sangat potensial untuk dikembangkan menjadi agrowisata. Tujuan dari pengembangan agrowisata ini adalah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat karena selama ini harga sayuran tidak menentu dan tergantung pada pengepul. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan agrowisata di Desa Antapan adalah kurangnya pengetahuan mayarakat dalam menyiapkan agrowisata seperti paket wisata, pemandu wisatawan, dan pemasaran. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Partisipatory Rural Appraisal (PRA), Entrepreneurship Capacity Building (ECB), Technology Transfer (TT) dan pendampingan. Dari program pengabdian masyarakat ini sudah terbentuk agrowisata yang bernama “Mayungan Agrowisata” karena lokasinya di Dusun Mayungan, Desa Antapan. Agrowisata ini dikelola oleh kelompok wisata yang berfungsi sebagai tenaga dan pemandu yang berjumlah 20 orang dari masyarakat setempat. Untuk mendukung kegiatan agrowisata ini telah dilaksanakan pelatihan pokdarwis dan pengolahan produk pertanian setempat. Paket wisata yang dibuat adalah ekowisata, masak, out born dan tracking menuju air terjun. Selain paket wisata juga disediakan oleh-oleh khas Desa Antapan. Dari kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa program ini berjalan lancar dan sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat.   Kata kunci : Agrowisata, sayuran sehat, Antapan


Author(s):  
Iing Nasihin ◽  
Dede Kosasih ◽  
AI Nurlaila

Activities to increase the capacity of managers in managing visitors can be done by guiding visitors. So that visitors get optimal service in enjoying ecotourism objects. Meanwhile, to increase interest in the visit can be done by promoting or marketing ecotourism. The method used is through counseling, training, and assistance, namely regular meetings between the mentor and the target group. The approach model taken includes: (1) Participatory Rural Appraisal (PRA), (2) Entrepreneurship Capacity Building (ECB), and (3) Technology transfer (TT). The result of this PkM activity was the increase in the capacity of Kompepar members in guiding and marketing Sandbatang ecotourism, which included language style, interpretation flow, body language, and engagement with visitors. Meanwhile in the promotion of ecotourism it is done offline using conventional media such as brochures, and offline with social media Facebook.Keywords: Training; scouting; marketing; ecotourism�AbstrakKegiatan peningkatan kapasitas pengelola dalam melakukan pengelolaan pengunjung dapat dilakukan dengan pemanduan terhadap pengunjung. Sehingga pengunjung mendapatkan pelayanan yang oiptimal dalam menikmati objek ekowisata. Sementara itu, untuk meningkatkan minat kunjungan dapat dilakukan dengan melakukan promosi atau pemasaran ekowisata. Metode yang digunakan yaitu melalui penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan yaitu pertemuan secara berkala antara pendamping dengan kelompok sasaran. Model pendekatan yang dilakukan meliputi: (1) Partisipatory Rural Appraisal (PRA), (2) Entrepreneurship Capacity Building (ECB), dan (3) Teknologi transfer (TT). Hasil kegiatan PkM ini adalah meningkatnya kapasitas anggota Kompepar dalam� melakukan pemanduan dan pemasaran ekowisata Pasirbatang, yang meliputi gaya Bahasa, alur interpretasi, Bahasa tubuh, dan pelibatan pengunjung. Sementara itu dalam promosi ekowisata dilakukan secara offline dengan menggunakan media konvensional seperti brosur, dan offline dengan media social facebook.Kata Kunci : Pelatihan; pemanduan; pemasaran; ekowisata


Author(s):  
Huda Ibrahim ◽  
Hasmiah Kasimin

An effi cient and effective information technology transfer from developed countries to Malaysia is an important issue as a prerequisite to support the ICT needs of the country to become not only a ICT user but also a ICT producer. One of the factors that infl uences successful information technology transfer is managing the process of how technology transfer occurs in one environment. It involves managing interaction between all parties concerned which requires an organized strategy and action toward accomplishing technology transfer objective in an integrated and effective mode. Using a conceptual framework based on the Actor Network Theory (ANT), this paper will analyse a successful information technology transfer process at a private company which is also a supplier of information technology (IT) products to the local market. This framework will explain how the company has come up with a successful technology transfer in a local environment. Our study shows that the company had given interest to its relationships with all the parties involved in the transfer process. The technology transfer programme and the strategy formulated take into account the characteristics of technology and all those involved.  


2021 ◽  
Vol 13 (13) ◽  
pp. 7005
Author(s):  
Yu Ning

Draft commercial exploitation regulations have been on the agenda of the ISA since several 15-year exploration contracts expired a few years ago. Given the ineffective implementation in practice and the ignored chapter in several mining regulations on the transfer of mining technology, the future Enterprise and developing countries may take a more positive approach to the transfer of mining technology by striking a delicate balance between the provisions on the protection of intellectual property and those on capacity building under the framework of UNCLOS and the 1994 Agreement, through reciprocal and mutual beneficial means such as direct technology purchasing and investment cooperation. The International Seabed Authority, as the competent inter-governmental organization, has the duty to foster favorable conditions for such transfer.


2020 ◽  
Author(s):  
Markus Geissler ◽  
Dana Brown ◽  
Norma McKenzie ◽  
Svetlana Peltsverger ◽  
Tim Preuss ◽  
...  

2009 ◽  
Vol 13 ◽  
pp. 111-123 ◽  
Author(s):  
Esteve Juanola-Feliu

Abstract This paper analyses the state of the art for nanotechnology in Barcelona, focussing on the scientific and economic challenges arising from nanotechnologies and the creative and innovative framework in Barcelona that could be used to meet them. Nanotechnology is an endless source of innovation and creativity at the intersection of medicine, biotechnology, engineering, physical sciences and information technology, and it is opening up new directions in R + D, knowledge management and technology transfer. Given the huge economic investment and cutting-edge research in the field of nanotechnology, a creatively managed and cooperation-based university industry is more in demand than ever before.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document