scholarly journals PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PENGETAHUAN KONSEPTUAL SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR

2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Widya Avelia M. ◽  
Makmur Sirait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe GI terhadap pengetahuan konseptual dan aktivitas siswa pada materi suhu dan kalor. Jenis penelitian ini adalah quasi exsperiment dengan menggunakan two group pretest-posttest design. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas, yang masing-masing berjumlah 32 siswa di SMA Free Methodist 1 Medan, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes berupa pengetahuan konseptual siswa dalam bentuk esai sebanyak 10 soal. Nilai rata-rata aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dalam empat kali pertemuan menunjukan peningkatan. Nilai rata-rata postes eksperimen adalah 75,15 dan kelas kontrol adalah 59,53. Setelah diuji dengan uji t menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap pengetahuan konseptual siswa pada materi suhu dan kalor di kelas X Semester II SMA Free Methodist 1 Medan T.P 2017/2018.Kata kunci : Model  group investigation, aktivitas, pengetahuan konseptual.

Author(s):  
Deswita Deswita ◽  
Yulastri Arif ◽  
Supiyah Supiyah

Documentation of nursing care is one indicator of the quality of nursing services at the hospital. Documentation of nursing care at Indrasari Rengat Hospital 40% still does not meet the standards, both in completeness standards, implementation standards and relevance standards. The low achievement in documenting nursing care is due to the supervision factor, where supervision is carried out at Indrasari Rengat Regional Hospital is still not optimal, there is no feedback from the head of the room for documentation of nursing care. In this study, researchers applied group model clinical supervision at Indrasari Rengat Regional Hospital, with the aim of seeing the effectiveness of clinical model group supervision of nursing care documentation. This research was carried out from 20 January to 10 August 2015, with a quasi-experimental design, One-Group pretest-Posttest Design. The sample of this study was in the form of 35 patient documents in the inpatient room with simple random sampling technique. The results found a significant difference between documenting nursing care before and after the implementation of clinical model group supervision with p value <0.05. An increase in documentation of nursing care after the implementation of the group model clinical supervision at Indrasari Rengat District Hospital. Keywords: clinical model group supervision; documentation; nursing care ABSTRAK Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan salah satu indikator mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit. Pendokumentasian asuhan keperawatan di RSUD Indrasari Rengat 40% masih belum memenuhi standar, baik dalam standar kelengkapan, standar pelaksanaan dan standar relevansi. Rendahnya pencapaian pendokumentasian asuhan keperawatan disebabkan oleh faktor supervisi, dimana supervisi yang dilakukan di RSUD Indrasari Rengat masih belum optimal, tidak ada feed back dari kepala ruangan terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan. Pada penelitian ini, peneliti menerapkan supervisi klinik model group di RSUD Indrasari Rengat, dengan tujuan untuk melihat efektifitas supervisi klinik model group terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan. Penelitian ini telah dilaksanakan dari tanggal 20 Januari sampai 10 Agustus 2015, dengan disain quasi experiment, One-Group pretest-Posttest Design. Sampel penelitian ini berupa dokumen pasien di ruang rawat inap sebanyak 35 dokumen dengan tehnik pengambilan sampel simple random sampling. Hasil penelitian didapatkan perbedaan yang signifikan antara pendokumentasian asuhan keperawatan sebelum dan sesudah penerapan supervisi klinik model group dengan p value < 0,05. Terjadi peningkatan pendokumentasian asuhan keperawatan setelah penerapan supervisi klinik model group di RSUD Indrasari Rengat. Kata kunci: supervisi klinik model group; dokumentasi; asuhan keperawatan


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 63-74
Author(s):  
Rizka Mulya Sari ◽  
Prasetyo Wibowo Yunanto ◽  
Bachren Zaini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan model pembelaran Kooperatif tipe Group Investigation dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Perakitan Komputer kelas XI MM di SMK Malaka Jakarta Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai dengan November 2016. Model pembelajaran Group Investigation diterapkan di kelas eksperimen yaitu kelas XI MM 1 dan model pembelajaran Team Assisted Individualization di terapkan di kelas kontrol yaitu kelas XI MM 2. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI SMK Malaka Jakarta Timur tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 60 siswa. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen kuantitatif, yaitu dengan memperlakukan dua kelas dengan perlakuan atau tindakan yang berbeda. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Untuk mendapatkan data dari penelitian ini dilakukan dengan cara menguji siswa dengan memberikan tes akhir (posttest) untuk mengukur kemampuan kognitif dengan tes pilihan ganda. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Team Assisted Individualization pada mata pelajaran Desain Multimedia Kelas XI MM di SMK Malaka Jakarta Timur yang dibuktikan dengan hasil analisis data (uji-t) yaitu diperoleh nilai thitung = 2,048 dan ttabel = 2,001. Karena thitung > ttabel yaitu 2,048 > 2,001, maka dapat dikatakan bahwa H0 ditolak. Hasil belajar siswa yang diterapkan dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation mendapatkan nilai rata-rata sebesar 85.933 sedangkan siswa yang diterapkan dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Team Assisted Individualization mendapatkan nilai rata-rata sebesar 82,500. Hal ini membuktikan bahawa siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation memilki rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Team Assisted Individualization.


Author(s):  
Ilmi Solihat ◽  
Erwin Salpa Riansi ◽  
Sylvia Widyatama Fitriani

Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui perbedaan model Group Investigation dan model Sinektik terhadap keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Kota Serang. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi penelitian ini yaitu tujuh kelas sejumlah 282 siswa. Sampel penelitian ini berjumlah 30 siswa kelas VIII F dan kelas VIII G berjumlah 30 siswa, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan simple random sampling adalah kelas VIII F sebagai kelas yang diberi perlakuan model Group Investigation dan kelas VIII G diberi perlakuan model Sinektik. Dari hasil tersebut diperoleh, kelas VII F 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII G sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknis tes, yaitu dengan menggunakan uji-t dua pihak dengan taraf signifikan (α = 0,05). Hasil perhitungan nilai ttabeldengan dk = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 - 2 = 58, ttabel= 2,002 dan thitung =4,89 dengan kriteria -ttabel>ttabel>thitung maka Ho ditolak dan jika -ttabel>ttabel>thitung maka Ha diterima dari hasil perhitungan yang didapatkan -2,00 < 4,89 < 2,002 maka sesuai dengan kriteria penguji -ttabel>ttabel>thitung maka Ha diterima. Artinya, terdapat perbedaan dalam penerapan model pembelajaran model Group Investigation dan model Sinektik terhadap keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Kota Serang. Hal tersebut dapat disimpulkan berdasarkan data hasil pembelajaran yang memiliki peningkatan nilai posttest dikelas penerapan model Group Investigation yang memiliki selisih 12 point dengan nilai rata-rata yang menerapkan model Group Investigation dan kelas yang menerapkan model Sinektik 90,5 > 78,6. Kata Kunci: Group Investigation, Sinektik, Menulis


2018 ◽  
Vol 5 (4) ◽  
Author(s):  
Susilawaty Siregar ◽  
Sahyar Sahyar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) terhadap pengetahuan konseptual fisika siswa pada materi suhu dan kalor. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan menggunakan desain penelitian pretest-postest control group. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 5 Medan dengan teknik pengambilan sampel secara random sampling dan pemilihan kelas dilakukan secara random, didapatkan siswa kelas X MIPA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIPA 1 sebagai kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 35 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes esai pengetahuan konseptual dengan jumlah soal 9 item dan lembar observasi afektif serta keterampilan. Analisis data menggunakan uji t pada taraf signifikansi 5% dengan uji prasyarat normalitas dan homogenitas. Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 7,17 dan kelas kontrol adalah 7,38 sedangkan nilai rata-rata postes kelas eksperimen adalah 69,56 dan kelas kontrol adalah 46,81. Peningkatan pengetahuan konseptual sebesar 48,6 %. Berdasarkan hasil observasi didapatkan rata-rata afektif siswa 2,2 dalam kategori baik sekali sedangkan rata-rata keterampilan siswa 2,1 dalam kategori baik sekali. Hasil uji hipotesis dengan uji t menunjukkan ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe GI terhadap pengetahuan konseptual atau dapat dikatakan bahwa pengetahuan konseptual fisika dengan model kooperatif tipe GI lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Kata Kunci: model group investigation, media visual, pengetahuan konseptual


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 60-68
Author(s):  
Tasika Br Tarigan ◽  
Drs Irwan, M.Pd

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi pecahan kelas VII SMP Swasta Setia Budi Binjai. Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment (eksperimen semu) dengan desain penelitian pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Swasta Setia Budi Binjai, dan pengambilan dengan teknik random sampling. Kelas yang dijadikan sampel adalah kelas VII-1 sebagai kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran model group investigation (GI), dan kelas VII-2 sebagai kelas kontrol yang diberikan pembelajaran konvensional. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan uji regresi sederhana. Berdasarkan hasil uji regresi diperoleh  Fhitung=1,49 dan Ftabel=2,79. Sehingga Fhitung < Ftabel  maka H0 diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas yang diberikan model pembelajaran GI lebih baik dibanding kelas yang diberikan pembelajaran konvensional.  Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bahwa pembelajaran matematika pada pokok bahasan pecahan dengan menggunakan model pembelajaran group investigation berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dibandingkan yang menggunakan pembelajaran konvesional.


AKSIOMA ◽  
2018 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 79
Author(s):  
Paridjo Muhammad ◽  
Budi Waluya ◽  
Rochmad Rochmad
Keyword(s):  

ABSTRAKTujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan memecahkan masalah, kemampuan komunikasi dan aktivitas belajar mahasiswa mata kuliah aljabar dalam materi fungsi kuadrat dan aplikasinya. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah desain penelitian kualitatif yang digunakan untuk mendeskripsikan sejauh mana kemampuan komunikasi matematis dalam pemecahan masalah fungsi kuadrat dan aplikasinya pada mata kuliah Aljabar. Subjek penelitian ini adalah  mahasiswa pendidikan matematika semester 1 sebanyak 58 orang yang berasal dari SMA jurusan IPA (SMA-IPA) berjumlah 35 orang, SMA Jurusan IPS (SMA-IPS) berjumlah 11 mahasiswa  dan SMK berbagai jurusan  berjumlah 11 orang yang, responden  dipilih melalui teknik random sampling  masing-masing 2 mahasiswa. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa kelompok SMA-IPA memiliki  kemampuan memecahkan masalah lebih baik dari kelompok SMA-IPS dan kelompok SMK. Kemampuan komunikasi matematika kelompok SMA-IPA lebih baik dari kemampuan komunikasi matematika kelompok SMA_IPS dan kelompok SMK. Kekurangan untuk kelompok SMA-IPS dan kelompok SMK menyelesaiakn dalam  masalah aljabar menggunakan rumus-rumus kalkulus. Kekurangan secara umum mahasiswa belum menuliskan jawaban akhir dalam menjawab pertanyaan soal. Untuk aktivitas belajar  dengan metode kooperatif model Group Investigation membuat aktivitas belajar mahasiswa baik sekali, namum mahasiswa dalam  keberanian berpendapat dan mengkomunikasikan hasil dengan kriteria baik Kata kunci: Komunikasi Matematika, Group Investigation, Aktivitas Belajar 


CENDEKIAWAN ◽  
2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 92-105
Author(s):  
Sendi Debiyanto Sutardi ◽  
Budi Hendrawan ◽  
Anggia Suci Pratiwi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Group Investigation berbantuan praktikum sederhana terhadap prestasi belajar siswa materi suhu dan kalor di kelas V SDN 3 Cibalong. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental Design dengan desain penelitian yang digunakan yaitu Nonequivalent Control Group Design. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Cibalong dengan populasi siswa kelas V SDN 3 Cibalong yang berjumlah 28 orang. Sampel yang digunakan adalah total sampling dengan pengambilan sampel dengan cara simple random sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan pretest dan posttest kemudian data dianalisis dengan menggunakan aplikasi SPSS 25. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 25, diperoleh sig. (2-tailed) 0,004, sehingga sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,004 < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan dan H_0 ditolak. Untuk t hitung yang diperoleh yaitu 3,203 yang berada pada wilayah yang positif. Dengan demikian 3,203 > 2,05553 sehingga H_0 ditolak. Nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 88,29 dan nilai rata-rata kelas  kontrol yaitu 81,43. Sehingga 88,29 > 81,43. Maka model pembelajaran Group Investigation berbantuan praktikum sederhana berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa kelas V SDN 3 Cibalong pada materi suhu dan kalor mata pelajaran IPA.


2018 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
I GEDE ERY SUHARTAWAN . ◽  
PROF. DR. I WAYAN SANTYASA, M.Si. . ◽  
DR. I MADE KIRNA, M.Si. .

Penelitian ini bertujuanmenjelaskan perbedaan prestasi belajar (PB) dan konsep diri (KD) antara siswa yang belajar dengan model Group Investigation (MGI) dan asesmen otentik (AO), MGI,dan model pembelajaran konvensional (MPK). Penelitian eksperimen semu ini melibatkan 5 kelas siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kubu Karangasem Tahun Pelajaran 2015/2016 sebagai populasi. Tiga sampel ditentukan dengan teknik group random sampling (acak kelas), yaitu kelas VIIIE menggunakan MBI dengan AO, kelas VIIIB menggunakan MGI, dan VIIID menggunakan MPK. Data PB dikumpulkan dengan tes, sedangkan data KD dengan angket. Data dianalisis secara deskriptif dan MANCOVA dengan prestasi belajar dan konsep diri awal siswa berperan sebagai kovariabel. Setelah perlakuan dikontrol dengan PB dan KD awal siswa, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan PB IPA dan KD siswa antara yang belajar dengan MGI dengan AO, MGI, dan yang belajar dengan MPK. Baik PB IPA maupun KD siswa yang belajar dengan MGI dengan AO lebih baik dibandingkan dengan MGI dan MPK. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation, Asesmen otentik Pembelajaran Konvensional, Prestasi Belajar, Konsep Diri This study aims to explain the difference of students’ achievement (SA) and self concept (SC) among students learning with Group Investigation Model (GIM) and authentic assessment (AA), Group Investigation Model (GIM) and conventional learning models CLM). This quasi-experimental research involving 5 classe of grade VIII SMP Negeri 3 Kubu Karangasem in the year 2015/2016 as a population. Three classes as samples were determined by group random sampling technique, namely the class VIIIE using GIM with AA, VIIIB class using GIM, and VIIID using CLM. Data of the SA were collected by tests, while the SC by questionnaire. Data were analyzed descriptively and MANCOVA with prior SA and students’ SC as covariates. After the treatment was controlled by prior SA and students’ SC, the results of the study showed that there were significant differences of SA and SC among students learned with GIM with AA, GIM, and CLM. Both of SA and SC of student learned in GIM with AA is better than the GIM and as well as in the CLM.keyword : Cooperative Learning Model Group Investigation, Assessment authentic, Conventional Learning, Learning Achievement, Self Concept


AKSIOMA ◽  
2017 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Larasati Tiara Medyasari ◽  
Muhtarom Muhtarom ◽  
Sugiyanti Sugiyanti

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Apakah ada perbedaan efek antara model pembelajaran menggunakan model Group Investigation berbantuan kartu soal dengan model konvensional terhadap prestasi belajar matematika siswa (2) Apakah ada perbedaan efek antara tingkat motivasi tinggi, sedang atau rendah terhadap prestasi belajar matematika siswa (3) Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 5 Semarang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling sehingga terpilih kelas XI IPA 3 yang diberikan model Group Investigation berbantuan kartu soal dan kelas XI IPA 9 yang diberikan model pembelajaran konvensional. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan angket untuk data motivasi belajar siswa dan tes untuk data prestasi belajar. Berdasarkan uji  prasyarat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal, mempunyai variansi yang sama, dan mempunyai kemampuan awal yang sama. Hasil penelitiannya adalah (1)  yang berarti bahwa model pembelajaran group investigation berbantuan kartu soal lebih efektif daripada model pembelajaran konvensional (2)  yang berarti ada perbedaan efek antara siswa dengan kategori motivasi tinggi, sedang dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang mempunyai motivasi belajar sedang dan rendah, prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai motivasi belajar sedang lebih baik daripada siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah (3)  yang berarti bahwa tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan turunan fungsi aljabar.Kata Kunci: group investigation, kartu soal, prestasi belajar, motivasi belajar


2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Rehulina Barus ◽  
Aida Fitriani Sitompul
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pemeblajaran group investigation (GI) terhadap keterampilanproses sains siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 5 Medan pada tahun pembelajaran 2015/2016 pada praktikumsystem eksresi pada manusia. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen , dengan penyajian data deskriptif.Sampel yang digunakan adalah kelas XI MIA 5 sebagai kelas eksperimen dan XI MIA 6 sebagai kelas control.Pengambilan sampel menggunakan tehnik random sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu modelpembelajaran Group Investigation (GI) sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan proses sains siswa.keterampilan proses sains siswa di lihat dari 9 keterampilan, yaitu keterampilan membuat pertanyaan,keterampilan merumuskan hipotesis, keterampilan merencanakan percobaan, keterampilan menggunakan alatdan bahan, keterampilan melakuakan observasi, keterampilan menginterpretasikan data pengamatan,keterampilan mengklasifikasikan hasil pembahasan, keterampilan menerapkan konsep dan keterampilanmengkomunikasikan. Berdasarkan hasil observasi menggunakan rubrik penilaian diperoleh skor keterampilanproses sains siswa yang diajar dengan menggunakan model Group Investigation (GI) lebih tinggi dibandingkandengan siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran langsung (84,33 > 67,52). Berdasarkan hasil tersebutdapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Group Investigation (GI) berpengaruh terhadap keterampilanproses sains siswa.Kata kunci : Group Investigation, Keterampilan Proses Sains, Sistem eksresi


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document