scholarly journals PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT “PENANGGULANGAN TUBERCULOSIS (TB) MENGGUNAKAN MODEL INTERAKSI GUNA MENCEGAH KEJADIAN DROP OUT (DO) DI SURABAYA”

Dharmakarya ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 175
Author(s):  
Tintin Sukartini ◽  
Laily Hidayati ◽  
Ika Nur Pratiwi

awa Timur merupakan penyumbang kedua kasus tuberkulosis positif di Indonesia setelah Jawa Barat dengan tingkat keberhasilan pengobatan mencapai 90%. Walaupun cakupan keberhasilan pengobatan telah mencapai target WHO, namun ada kecenderungan pasien berhenti minum obat (drop out) karena ada perbaikan gejala dalam 2-4 minggu. Dukungan kader kesehatan merupakan salah satu strategi meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kader kesehatan sebagai upaya penanggulangan Tuberkulosis dalam pencegahan kejadian drop out. Metode yang digunakan melalui pelatihan pada Kader Tuberkulosis selama 6 kali pertemuan dalam 6 minggu dengan memberikan informasi memadai terkait penyakit tuberkulosis berdasarkan model interaksi kader-pasien yang mengacu pada teori sistem interaksi Imogene King. Wilayah Kerja Puskesmas yang dijadikan mitra adalah Puskesmas Perak Timur dan Tanah Kali Kedinding Surabaya yang termasuk dalam 10 besar wilayah dengan kejadian tuberkulosis tertinggi di Kota Surabaya. Analisis data menggunakan uji wilcoxon signed rank test untuk mengukur kemampuan kader sebelum dan setelah pelatihan. Diperoleh hasil tidak didapatkan perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah pelatihan (p=0,157). Terdapat perbedaan sikap dalam pencegahan penularan (p=0,029), sikap dalam pemenuhan nutrisi (p=0,000), self efficacy (p=0,000) dan motivasi kader (p=0,000) sebelum dan setelah diberikan pelatihan. Pelatihan terbukti dapat meningkatkan kemampuan kader dalam upaya mencegah kejadian drop out TB di Surabaya. 

2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 96
Author(s):  
Marice Oktavia Hutagalung ◽  
Joni Haryanto ◽  
Rista Fauziningtyas

Pendahuluan: Disabilitas merupakan masalah yang paling umum dihadapi oleh lansia. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia, sehingga dibutuhkan perawatan dari keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan keluarga terhadap self-efficacy dan kualitas hidup lansia.Metode: Rancangan penelitian ini adalah penelitian Quasy Experimental dengan menggunakan data kuantitatif. Sampel sejumlah 39 responden yang berkunjung di Puskesmas Oebobo Kota Kupang Nusa Tenggara Timur dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data diperoleh dari kuesioner General self efficacy scale (GSES) dan kualitas hidup lansia menggunakan WHOQOL – BREF. Analisis dengan menggunakan uji statistik wilcoxon test dan mann- whitney.Hasil: Hasil uji wilcoxon signed rank test menunjukkan adanya pengaruh pemberdayaan keluarga terhadap kualitas hidup lansia sebelum dan sesudah intervensi dengan nilai p = 0,034 atau ≤ 0,05. Uji mann whitney post-test kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menunjukka terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai post-test kecemasan kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol dengan nilai p = 0,000 atau p ≤ 0,05.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang positif pada pemberdayaan keluarga dalam meningkatkan self efficacy dan kualitas hidup lansia. Semakin baik pola peran keluarga maka semakin baik tingkat self efficacy dan kualitas hidup lansia. Perawat komunitas dapat memberikan edukasi atau penyuluhan tentang pemberdayaan keluarga dalam ikutserta perawatan pada lansia untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 190-195
Author(s):  
Elok Dwi Mamiri ◽  
Ulfa Husnul Fata ◽  
Thatit Nurmawati

TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi permasalahan di dunia hingga saat ini.Angka dropout dan kambuh terjadi setiap tahun dan salah satu faktor internal yang mempengaruhi yaitu efikasi diri (self efficacy) yang rendah dan untuk meningkatkannya perlu metode pendidikan kesehatan yang tepat yaitu guidance and counseling.Tujuan penelitian ini untuk mengetahuipengaruh pendidikan kesehatan Metode Guidance and Counselingterhadap peningkatan efikasi diri (self efficacy) pada pasien TBC di wilayah kerja Puskesmas Boro.Penelitian menggunakan desain penelitian quasy experiment.Populasi adalah Pasien TBC di wilayah Puskesmas Boro dan sesuai kriteria inklusi sebanyak 19 responden dengan teknik purposive sampling, pengumpulan data menggunakan kuesionerdan analisis data menggunakan uji statistik wilcoxon signed rank test. Nilai rata – rata efikasi diri sebelum intervensi 24, setelah intervensi sebesar 32,63. Peningkatan rata – rata sebelum dan sesudah intervensi sebesar 8,63. Hasil uji statistik wilcoxon signed rank test dengan α ≤ 0,05 menunjukkan bahwa nilai ρ-value sebesar 0,000. Hal ini berarti ada ada pengaruh pendidikan kesehatan metode guidance and counseling terhadap peningkatan efikasi diri pada pasien TBC. Berdasarkan hasil penelitianini maka petugas kesehatandapat mengaplikasikan metode guidance and counselinguntuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta memaksimalkan peran petugas kesehatan pada pemberian pendidikan kesehatan dalam rangka pelayanan paripurna dan menunjang kesembuhan pasien TBC dengan meningkatkan efikasi diri (self efficacy) pasien. Pulmonary TB is one of the infectious diseases that still exist until now. The number of dropouts and relapses cases occurs every year. One of the internal factors that affected the case is low self-efficacy (self efficacy). Guidance and counseling method could increase the self efficacy. The purpose of this study was to determine the effectiveness of health education with Guidance and Counseling methods to the improvement of self efficacy of TB patients in working area of Boro Public Health Center. The study used quasy experiment design. The population was TB patients in working area of Boro Pulic Health Center. The sample was 19 respondents with purposive sampling technique. The data collected by questionnaires and the data analysis used Wilcoxon signed rank test statistics. The average value of self-efficacy before intervention was 24, after the intervention was 32.63. The increase in the average before and after the intervention was 8.63. The result showed that ρ-value 0,000 meant that there was an effect of health education with guidance and counseling methods to the improving self-efficacy in TB patients. Based on the results of this study, health workers could apply guidance and counseling methods to the improvement of knowledge and skills and maximize the role of health workers in the provision of health education in the context of plenary service and support the recovery of TB patients by increasing patient self-efficacy.


2019 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
Author(s):  
Monika Sawitri Prihatini ◽  
Ririn Probowati ◽  
Evita Dwi Ayu Mentari

Globalisasi telah membentukparadigma berpikirkaum perempuan untuk menuntut persamaan hak antara perempuan dan laki-laki. Banyak ibu yang bekerja sebagai wanita karier, sehingga banyak ibu yang menganti ASI dengan susu Formula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadapself efficacy ibu bekerjadi PT Mufasufu Sejati Jaya Lestari MPS Ploso. Desain penelitian pra eksperiment one group pre test and post test. Populasi dan sampel ibu bekerja yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan pada tanggal 6 Mei s/d 6 Juni 2018 sebanyak 30 respondenmenggunakanTotal Sampling.Pengumpulan data dilakukan 4 kali kunjungan.Variabel independen promosi kesehatan, variabel dependen self efficacy ibu bekerja dalam pemberian ASI, Uji analitik mengunakan Wilcoxon Signed Rank Test, α : 0.05. Hasil sebelum pemberian pendidikan kesehatan ibu memiliki self efficacy sedang(46,7%)dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengunakan modul,self efficacy tinggi (63,3%). Didapatkan bahwa p value : 0,000 < 0,05 artinya ada pengaruh Self Eficacy ibu bekerja dalam pemberian ASI  dengan model promosi kesehatan pada bayi usia 0 – 6 bulan di PT Mufasufu Sejati Jaya Lestari MPS Ploso. Model promosi kesehatan menggunakan modul dapat meningkatkan self efficacy ibu bekerja. Modul yang digunakan dilengkapi dengan gambar dan bahasa yang mudah dipahami. Diharapkan ibu dapat mempelajari dan membagikan pengetahuannya kepada orang lain dan bagi tenaga kesehatan dapat dijadikan acuan dalam memberikan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 41-59
Author(s):  
Putri Miftahul jannah

Perundungan merupakan isu utama yang menjadi masalah di SMA XYZ sehingga menyebabkan siswa merasa tertekan secara psikologis dan merasa tidak nyaman di sekolah. Dari studi literatur diketahui bahwa semakin positif hubungan antar siswa, yang ditandai dengan tingginya tingkat perilaku prososial, tingkat kejadian perundungan akan semakin rendah. Sebelum intervensi dilakukan, peneliti melakukan studi baseline di SMA XYZ.  Berdasarkan studi baseline tersebut, diketahui bahwa beberapa siswa memiliki kemauan untuk mengubah tradisi perundungan dan menginginkan hubungan yang lebih positif di sekolah. Penelitian ini bertujuan meningkatkan perilaku prososial siswa pada kelompok intervensi, agar terbentuk hubungan yang positif di sekolah. Partisipan pada kelompok intervensi adalah pengurus OSIS, yang terdiri dari 10 siswa kelas X dan 10 siswa kelas XI. Perimbangan pemilihan pengurus OSIS adalah karena mereka dapat menjadi agent of change di SMA XYZ. Intervensi dirancang dengan memodifikasi program CEPIDEA (Caprara et al., 2014), yaitu dengan memberikan pelatihan keterampilan regulasi emosi, empati dan komunikasi serta penguatan perilaku melalui teknik persuasi media sosial pada siswa. Indikator keberhasilan intervensi ini adalah meningkatnya perilaku prososial siswa secara signifikan. Hasil pengukuran wilcoxon signed rank test menunjukkan terdapat peningkatan secara signifikan pada skor keterampilan regulasi emosi, empati,  komunikasi, self efficacy dan perilaku prososial siswa. Implikasi penelitian intervensi ini dibahas dalam artikel.


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 25
Author(s):  
Dewi Nurhanifah ◽  
Desy Noor Latifah Sari ◽  
Rahmawati Rahmawati

Salah satu masalah kesehatan yang sering dialami adalah penyakit gastritis. Gejala yang sering dikeluhkan oleh penderita gastritis adalah mual. Salah satu penatalaksanaan keperawatan yang dapat mengurangi rasa mual adalah tirah baring. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tirah baring terhadap penurunan rasa mual pada klien gastritis di Pelayanan Kesehatan. Metode penelitian menggunakan eksperimental dengan bentuk penelitian one group pretest-posttest design. Populasi dan sampel adalah klien yang mengalami mual di Wilayah Kerja Puskesmas  yang berjumlah 15 orang. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Alat pengumpul data menggunakan observasi. Analisa data melalui uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian menujukkan klien gastritis sebelum tirah baring mengalami mual ringan sebanyak 7 orang (46,7%), sesudah tirah baring mengalami tidak mual sebanyak 7 orang (46,7%). Ada pengaruh tirah baring terhadap penurunan rasa mual pada klien gastritis di Pelayanan Kesehatan (ρ value = 0,001).


2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Ferawato Ferawati

ABSTRAKReumatoid Artritis (RA) merupakan penyakit muscoloskelektal yang sering terjadi pada usia lanjut. Gangguan pada system muscoloskelektal yang ditandai dengan munculnya nyeri sendi dan kekakuan yang mengakibatkan penurunan kemampuan fisiologis atau kualitas hidup lansia. Dampak dari Reumatoid Artritis dapat menimbulkan beberapa keluhan dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Untuk menganalisis efektifitas kompres jahe merah hangat dan kompres serai hangat terhadap penurunan intensitas nyeri artitris remauthoid pada lanjut usia.Metode Penelitian: Jenis penelitian adalah quasy experimental dengan two group pre – post test design. Subjek adalah sebagian lansia yang penderita Arthritis Remathoid di Desa Sumberagung Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro. Subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok I (n=15) diberi perlakuan kompres jahe hangat dan II (n=15) diberi perlakuan kompres serai hangat. Analisis yang digunakan uji Mann Whitney U Test dan Wilcoxon Signed Ranks Test dengan ingkat kemaknaan α = 0,05.Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test, didapat keduanya mempunyai nilai kemaknaan yaitu ρ value = 0,000. Nilai ρ = 0,031 pada kelompok kompres serai hangat dan kelompok kompres jahe merah ρ value = 0,165. Hasil uji Mann Withney U Test pada Post perlakuan kedua terapi diperoleh selisih nilai nyeri pada kompres jahe ρ= 0,003 dan selisih nilai nyeri kompres serai ρ value = 0,001.Penggunaan kompres jahe merah lebih efektif dibandingkan dengan kompres serai terhadap penurunan intensitas nyeri arthritis remathoid. Kata Kunci: usia lanjut, Reumatoid Artritis (RA), jahe merah, serai, perbedaan efektifitas.    ABSTRACTReumatoid Artritis (RA) is a musculoskeletal which frequently occurs in the elderly. The disorders in the musculoskeletal system are noted by the occurrence of pain in the joints and stiffness which reduces the physiological abilities or life quality of the elderly. The disease causes many such complaints and  consequences of the disease rheumatoid arthritis may experience paralysis. The aims of this study is to analyze the effect of warm red ginger compress therapy and warm lemongrass compress therapy against of  Decreased pain intensity in  the elderly  with  artitris remauthoid. The study was Queasy experimental with two group pre – post test design. Subjects were some elderly people with Arthritis Remathoid in Sumberagung Village, Dander Sub District, Bojonegoro District. Subjects were divided into two groups: group I (n-15) with warm ginger compress therapy, and II (n=15) with warm lemongrass compress therapy. The analyses used in this study were the Mann Whitney U Test and Wilcoxon Signed Ranks Test with α of 0.05. Results of Wilcoxon Signed Rank Test obtained Both have meaning p value of  0.000. ρ value = 0,031 in a warm lemongrass compress therapy group and obtained of warm ginger compress therapy group ρ value = 0,165. The results of Mann Withney U Test on Post treatment second therapy, obtained difference of warm ginger compress therapy with ρ value= 0,003 and difference of warm lemongrass compress therapy with ρ value = 0,001.The use of warm ginger compresses therapy are more effective than a warm lemongrass compress therapy against decreased pain intensity in  the elderly  with  artitris remauthoid.  Keywords: elderly, artitris remauthoid, red ginger, lemongrass, differences in effectiveness


2010 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Sri Sumaryani ◽  
Indri Nurasa

PENGARUH PEMBACAAN DZIKIR PADA IBU MELAHIRKAN TERHADAP TINGKAT NYERI INTRA NATAL DI RUMAH BERSALIN FAJAR YOGYAKARTAEffect of Reading Dhikr Women On The Level Of Birth Pain Intra Christmas At Home Delivery Dawn YogyakartaSri Sumaryani1 & Indri Nurasa21, 2)Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah YogyakartaJl. Lingkar Barat Taman Tirto Kasihan Bantul Yogyakarta 55182*)e-mail: [email protected] atau yang biasa disebut dengan proses persalinan merupakan suatu proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir. Gejala awal persalinan akan menimbulkan nyeri yang sangat hebat karena adanya kontraksi uterus dan otot abdomen. Nyeri intra natal adalah suatu nyeri yang dirasakan saat terjadinya proses persalinan (melahirkan). Saat nyeri persalinan muncul, ada baiknya bagi ibu untuk membaca dzikir. Dzikir adalah mengingat Allah SWT dan menghadirkan apa yang tadinya ada di dalam benak untuk kemudian dilafadzkan atau disebut-sebut yang dapat dilakukan secara lisan dengan menggunakan lidah atau bisa juga diucapkan tanpa adanya keterlibatan lidah, yaitu melalui hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembacaan dzikir pada ibu melahirkan terhadap tingkat nyeri intra natal. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Desain penelitian pra eksperimen, dengan rancangan pre test-post test tanpa kelompok kontrol. Sampel penelitian berjumlah 30 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung kepada responden untuk mengukur tingkat nyeri. Analisa data menggunakan uji statistik wilcoxon signed rank test dan regresi linier dengan menggunakan SPSS 14. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji statistik untuk nilai pre test dan post test tingkat nyeri diperoleh nilai signifikansi 0,02 dengan p < 0,05.Kata kunci: pembacaan dzikir, melahirkan, nyeri intra natal, tingkat nyeriABSTRACTThe delivery or usually called labor process is a process open and thin the cervix, and descent of the fetus into the way of birth. The early symptom of delivery will be appearing very heavy because there are uterus contraction and abdomen muscle. In partum pain is a pain which feel when delivery process happening (labor). When labor pain appears, there is a good for the mother to read dzikir. Dzikir is remembering Allah SWT and make present what before in the mind and then pronounced or make cal can do spoken by tongue or pronounced without there are involving tongue, by heart. The purpose of this research is to know about the influence of reading dzikir to the delivery mother toward in partum level of pain. Technique sampling used purpose sampling. The research of design pre experiment, with pre test-post test without control group design. The sample in this research’s total is 30 respondents. The manner of data was did by direct observation to the respondents to measure pain level. Data analysis used statistic test wilcoxon signed rank test and regression linier in SPSS 14. The results of research showed that results of the statistic pretest and posttest of pain level show significance value 0,02 with p < 0,05.Keywords: reading dzikir, delivery, in partum pain, pain level


Dose-Response ◽  
2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
pp. 155932582110113
Author(s):  
Luca Basso ◽  
Dario Baldi ◽  
Lorenzo Mannelli ◽  
Carlo Cavaliere ◽  
Marco Salvatore ◽  
...  

Background and Purpose: Quantification of hepatic virtual iron content (VIC) by using Multidetector Dual Energy Computed Tomography (DECT) has been recently investigated since this technique could offer a good compromise between accuracy and non-invasiveness for liver iron content quantification. The aim of our study is to investigate differences in VIC at different DECT time points (namely baseline and arterial, venous and tardive phases), identifying the most reliable and also exploring the underlying temporal trend of these values. Materials and Methods: Eleven patients who underwent DECT examination and were characterized by low liver fat content were included in this retrospective study. By using the Syngo.via Frontier–DE IronVNC tool, regions of interest (ROI) were placed on the VIC images at 3 hepatic levels, both in left and right liver lobes, at each DECT time point. Friedman’s test followed by Bonferroni-adjusted Wilcoxon signed-rank test for post-hoc analysis was performed to assess differences between DECT timepoints. Page’s L test was performed to test the temporal trend of VIC across the 4 examined timepoints. Results: For both liver lobes, Friedman’s test followed by Bonferroni-adjusted Wilcoxon signed-rank test revealed that VIC values differed significantly when extracted from ROIs placed at the 4 different timepoints. The Page’s L test for multiple comparison revealed a significant growing trend for VIC, from baseline acquisition to the fourth and last time point post-contrast agent injection. Conclusions: The extraction of hepatic VIC in healthy subjects was found to be significantly influenced by the DECT time point chosen for the extrapolation of the VIC values.


2021 ◽  
pp. 279
Author(s):  
Angelita Afina Arif Putri ◽  
Amirah Salwa ◽  
Utami Wahyuningsih

One of the nutritional problems that often occurs among adolescents is iron deficiency anemia. Especially for adolescent girls who have a higher risk of anemia than adolescent boys. Based on data from Riskesdas 2018, the prevalence of anemia in adolescents aged 15-24 years is 32%, meaning that there are still anemia problems in Indonesia that have not been resolved. The purpose of this community dedication activity is to provide education about iron deficiency anemia for adolescent girls using leaflet media. The target of this community dedication activity is adolescent girls aged 12-19 years in the JABODETABEK area. The community dedication activity is carried out online through the WhatsApp group due to the COVID-19 pandemic. There are 31 adolescent girls who participated in this community dedication activity. This community dedication activity consists of three stages including pretest, education with leaflets, and posttest. The amount and types of pretest and posttest questions are the same. The amount of questions given is 15 questions. The correct answer is given a score of 10 and the wrong one is given a score of 0. The level of knowledge of adolescent girls is categorized as 3 groups, which is less if the correct answer is <60%, sufficient if the correct answer is 60-80%, and good if the correct answer is >80%. Most of the adolescent girls are in the age range of 17-19 years (54.8%). The results showed that there was an increase in knowledge about iron deficiency anemia in adolescent girls. The results of the Wilcoxon signed rank test showed significantly different pretest and posttest results (p-value = 0.000), so it can be concluded that providing education using leaflets can help increase knowledge of iron deficiency anemia for adolescent girls.Salah satu masalah gizi yang sering terjadi pada kalangan remaja yaitu anemia defisiensi besi. Khususnya bagi remaja putri yang memiliki risiko lebih tinggi mengalami anemia dibandingkan remaja putra. Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja berusia 15-24 tahun sebesar 32%, artinya masih terdapat permasalahan anemia di Indonesia yang belum teratasi. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan edukasi mengenai anemia defisiensi besi bagi remaja putri dengan media leaflet. Sasaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah remaja putri berusia 12-19 tahun di wilayah JABODETABEK. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan secara online melalui grup whatsappkarena kondisi pandemi covid-19. Total remaja putri yang mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat berjumlah 31 orang. Kegiatan pengabdian masyarakat ini terdiri dari tiga tahapan diantaranya pretest, edukasi dengan leaflet, dan posttest.  Jumlah dan jenis pertanyaan pretest dan posttest sama. Jumlah pertanyaan yang diberikan adalah 15 soal. Jawaban yang benar diberikan nilai 10 dan yang salah diberikan nilai 0. Tingkat pengetahuan remaja putri dikelompokkan menjadi 3 diantaranya kurang jika jawaban yang benar < 60%, cukup jika jawaban yang benar 60-80%, dan baik jika jawaban yang benar > 80%. Sebagian besar remaja putri berada pada rentang usia 17-19 tahun (54,8%). Hasil menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan mengenai anemia defisiensi besi pada remaja putri. Hasil uji Wilcoxon signed rank test menunjukkan hasil pretest dan posttest yang berbeda nyata (p-value = 0,000), sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian edukasi menggunakan leaflet dapat membantu meningkatkan pengetahuan anemia defisiensi besi bagi remaja putri.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document