scholarly journals FAKTOR DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN STRATEGI COPING REMAJA MENGHADAPI BULLYING DI SMP MALANG

2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 135-144
Author(s):  
Shanty Natalia

Permasalahan yang sering dihadapi remaja dimana terjadinya buliying di mana-mana dan pada semua umur dan jenis kelamin yang menjadi korban umumnya adalah anak yang lemah, pemalu, pendiam dan spesial (cacat, tertutup, pandai, cantik, atau punya ciri tubuh tertentu), yang dapat menjadi bahan ejekan. Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan orang tua dengan strategi coping remaja menghadapi bullying di SMP Malang.Penelitian ini menggunakan desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif yaitu penelitian untuk menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok objek dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di SMP Malang. Teknik sampling mengunakan random sampling 74 siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa Distribusi responden pada dukungan cukup sebanyak 27 (36,5%), Distribusi responden pada startegi coping cukup sebanyak 32 (36,5%). Hasil analisa Data kemudian diuji dengan menggunakan uji statistik Spearman rank. Hasil Spearman rank didapatkan p (0,000) < 0,05 maka H1 diterima dan ditolak H0. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa   ada   hubungan hubungan dukungan orang tua dengan strategi coping remaja menghadapi bullying di malang. Disarankan agar orang tua selalu mensuport anaknya hal ini dapat meningkatkan stategii coping remaja.

Author(s):  
Atik Rohmawati Mulyaningsih ◽  
Tantut Susanto ◽  
Latifa Aini Susumaningrum

Playing online games is a favorite activity for adolescents to fill their free time. This habit affects the occurrence of addiction if done for a long time. In addition, the long duration of play leads to sedentary lifestyle behaviors, which contribute to overweight among adolescents. The purpose of this study was to identify the relationship between online gaming addiction and being overweight among adolescents in Jember district. The cross-sectional study design was conducted among 162 overweight students from 16 senior high schools in Jember with stratified random sampling. The development of the Indonesian online game addiction questionnaire is used to assess online game addiction, weight scales, and stature meters are used to measure body mass index (overweight). The Spearman Rank test was performed to answer the objective of this study. The results of this study indicate that body mass index in 162 adolescents is overweight (Median=1,44; Standard Deviation=0,26) which indicates obesity. Adolescents who were identified as having addiction in the study were (27,2%) and mild addictions were (72,8%). There was a significant relationship between online game addiction and overweight (r=0.212 ; p-value = 0.007). The sedentary lifestyle of online game addiction contributes to the occurrence of overweight among adolescents. Therefore, regular physical activity patterns need to be applied to reduce sedentary lifestyle and overweight problems among adolescents.ABSTRAKBermain game online menjadi kegiatan favorit bagi remaja untuk mengisi waktu luang. Kebiasaan ini berdampak pada terjadinya kecanduan jika dilakukan dalam waktu yang lama. Selain itu, durasi bermain yang cukup lama mengarah pada perilaku gaya hidup yang menetap, yang berkontribusi pada terjadinya kelebihan berat badan di kalangan remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara kecanduan game online dan kelebihan berat badan di kalangan remaja di Kabupaten Jember. Desain penelitian cross sectional dilakukan di antara 162 siswa yang kelebihan berat badan dari 16 SMA di Jember dengan stratified random sampling. Kuesioner The development of Indonesian online game addiction questionnaire digunakan untuk menilai kecanduan game online, timbangan berat badan dan stature meter digunakan untuk mengukur indeks massa tubuh (kegemukan). Analisis uji menggunakan uji spearman rank untuk menjawab tujuan penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks massa tubuh pada 162 remaja adalah (M = 1,44; SD = 0,26) didapatkan median >1 untuk Z score antropometri yang mengindikasikan kegemukan. Remaja yang diidentifikasi mengalami kecanduan pada penelitian adalah (27,2%) dan kecanduan ringan adalah (72,8%). Terdapat hubungan yang signifikan antara kecanduan game online dan kegemukan (r = 0,212; p value = 0,007). Gaya hidup menetap dari kecanduan game online berkontribusi terhadap terjadinya kegemukan di kalangan remaja. Oleh karena itu, perlu diterapkan pola aktivitas fisik secara teratur untuk mengurangi gaya hidup yang menetap dan masalah kelebihan berat badan di kalangan remaja. [Penel Gizi Makan 2020, 43(1):11-20]


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 67-74
Author(s):  
Mufarika Mufarika

AIDS dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi virus HIV yang termasuk famili retroviridae. Kualitas hidup ODHA menjadi sangat rentan mengalami penurunan akibat masalah baik fisik, psikologis, maupun sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan peran kelompok dukungan sebaya dengan kualitas hidup pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Jenis penelitian yang digunakan  yaitu analitik  dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 61 responden. Pengambilan sampel menggunakan Simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji statistik Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruhnya  mendapatkan peran kelompok dukungan sebaya kurang yaitu 46 (75%) ODHA. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p value (0,000) < ? (0,05), artinya ada hubungan peran kelompok dukungan sebaya dengan kualitas hidup pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Poli VCT RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan. Kata Kunci: Kualitas Hidup, Peran Kelompok Dukungan Sebaya, AIDS


2017 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 31
Author(s):  
Nevia Zulfatunnisa'

Pelayanan keluarga berencana bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu serta anak melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk. Hasil studi pendahuluan didapatkan data seluruh akseptor KB IUD tahun 2015 IUD 86 orang. Hasil yang didapatkan 15 akseptor merasa puas dan 5 akseptor tidak puas dengan pelayanan KB IUD meliputi : tanggapan bidan, privasi, sikap bidan, dan konseling yang diberikan. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui hubungan pelayanan KB IUD terhadap tingkat kepuasan akseptor KB IUD. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan  pendekatan cross sectional. Populasi penelitian masyarakat Sangkrah yang menggunakan KB IUD dengan tekhnik sample menggunakan Non Random Sampling dengan metode quota sampling sejumlah 30 responden. Instrumen penelitian menggunakan quesioner. Analisa yang digunakan berupa spearman rank test pada signifikan 5%..Hasil penelitian didapatkan mayoritas pelayanan yang baik  sebanyak 63,3%, dan minoritas pelayanan yang kurang 20%, sedangkan pada mayoritas tingkat kepuasan yang puas sebanyak 36,8  % dan  minoritas tingkat kepuasan yang sangat tidak puas sebanyak  20 %. Pada analisa bivariet ini menunjukkan nilai ρ > α ( 0.650 > 0.364). [w1]


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Astik Umiyah ◽  
Shovi Lukitasari

Golden age or golden period is the term for children aged 0-5 years. At this time almost all have time used to play because playing is fun activity and inherent needs for every children. Before appeared gadget as new game alternative media for children, children have been know about traditional games, but appeared gadget, children more often used gadget to play new games in gadget. This has a negative impact on the optimization of children. This research aims was to understand the influence of the frequency of gadgets use on social development and independence children aged 3 to 5 years. The research design was used cross sectional. Population in this study amount 175 children, with sample amount 63 children were taken used simple random sampling . From the data that has been tested using spearman rank obtained the ? value = 0.48 > 0,05, then H0 is received . So that there isn’n influence of frequence of gadgets use on social development and independence in children aged 3 to 5 years. Keywords : Golden Age , Gadgets, Development. ABSTRAK Golden age atau periode emas merupakan istilah bagi anak berusia 0-5 tahun. Pada masa ini hampir seluruh waktu yang dimiliki digunakan untuk bermain, karena bermain merupakan suatu aktivitas menyenangkan serta kebutuhan yang sudah melekat pada setiap anak. Permainan tradisional lebih dulu dikenal sebelum adanya gadget, yang sekarang gadget menjadi permainan alternative pada era saat ini. Keberadaan gadget, menjadikan ketertarikan anak menikmati sensasi permainan baru di dalam gadget. Hal ini menghambat optimalisasi anak. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh penggunaan frekuensi gadget terhadap perkembangan sosial dan kemandirian pada anak usia 3-5 tahun. Penelitian ini menggunakan desain cross secsional. Populasi sebanyak 175 anak, dengan sampel sebanyak 63 anak dengan tehnik menggunakan simple random sampling. Data setelah diuji menggunakan spearman rank diperoleh nilai ? value = 0.48 > 0,05 maka H0 diterima, sehinnga tidak terdapat pengaruh penggunaan frekuensi gadget terhadap perkembangan sosial dan kemandirian pada anak usia 3-5 tahun. Kata kunci      : Golden Age, Gadget, Perkembangan.


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Yusup Robiansyah ◽  
Marxis Udaya ◽  
Iva Milia Hani Rahmawati

Kebiasaan merokok menjadi salah satu permasalahan yang dialami remaja. Kapan saja dan dimana saja kita sering menjumpai remaja yang merokok. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan persepsi visual gambar kesehatan pada kemasan rokok dengan perilaku merokok remaja di SMK Dwija Bhakti 1 Jombang Kelas X Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan. Desain penelitian analitik survei dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa SMK Dwija Bhakti 1 Jombang kelas X program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan yang merokok dengan jumlah 34 siswa dan jumlah sampel sebanyak 31 siswa yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Variabel independen persepsi visual dan variabel dependen perilaku merokok remaja. Pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner, pengolahan data editing, coding, scoring dan tabulating, analisa data dengan uji statistik spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 31 responden sebagian besar memiliki persepsi yang negatif sebanyak 18 siswa (58,1%) dan sebagian besar responden memiliki perilaku merokok ringan sebanyak 21 siswa (67,7%). Nilai p = 0,03 < α 0,05 yang berarti H1 diterima. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan persepsi visual gambar kesehatan pada kemasan rokok dengan perilaku merokok remaja


EMBRIO ◽  
2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 66-78
Author(s):  
Dwi Ertiana

Kehamilan usia < 20 tahun dan > 35 tahun dengan paritas grandemulti dapat menyebabkan terjadinya BBLR. Usia dan paritas bukanlah penyebab utama dari BBLR, namun BBLR dipengaruhi oleh banyak faktor. Ibu yang berparitas tinggi dapat mengalami gangguan pada organ reproduksi khususnya pada alat kandungannya serta adanya gangguan pada pembuluh darahnya. Maka dari itu hendaknya seseorang merencanakan kehamilan pada usia reproduksi sehat yaitu usia 20 - 35 tahun untuk mengurangi kemungkinan terjadinya masalah-masalah pada saat kehamilan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan usia dan paritas ibu dengan insidence dan derajat BBLR di RSUD Kabupaten Kediri. Desain penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional, menggunakan data rekam medik. Populasi 2399 dengan menggunakan teknik simple random sampling dan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi. Diperoleh sampel sebanyak 96, sampel diperoleh dengan perhitungan menggunakan rumus besar sampel Nursalam. Uji statistik spearman rank dengan nilai ἀ 0,05. Hasilnya usia berisiko yaitu 31,3%, paritas berisiko yaitu 50%, sedangkan derajat BBLR yaitu 20,8%. Hasil analisis penelitian antara usia dengan insidence dan derajat BBLR (p value = 0,000 < 0,05) r =0,440), paritas dengan insidence dan derajat BBLR (p value = 0,020 < 0,05) r =0,236. Usia < 20 tahun dapat menyebabkan BBLR dikarenakan ibu hamil usia < 20 tahun rahim dan panggulnya sering kali pertumbuhanya belum maksimal. Sedangkan yang berusia > 35 tahun ada perubahan jaringan organ reproduksi dan kelenturan jalan lahir. Paritas dapat menyebabkan terjadinya BBLR dikarena paritas yang tinggi mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh darah uterus sehingga mengganggu aliran nutrisi ke janin yang menyebabkan terjadinya BBLR.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 67-75
Author(s):  
Septi Machelia Champaca Nursery ◽  
Lucia Andi Chrismilasari ◽  
Mariani Mariani

Latar Belakang : Keselamatan pasien (Patient Safety) merupakan usaha yang dilakukan untuk menurunkan angka Kejadian Tidak Diharapkan. Rumah Sakit harus membangun sistem yang menjamin bahwa pelayanan yang tepat diberikan kepada pasien yang tepat.  Keamanan Pasien di rumah sakit dimulai dengan mengidentifikasi pasien dengan benar. Kesalahan dalam identifikasi pasien diawal pelayanan akan berdampak pada kesalahan pelayanan pada tahap selanjutnya, salah satunya adalah kesalahan dalam pemberian obat. Pelaksanaan identifikasi pasien dengan benar dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya pengetahuan, sikap dan budaya keselamatan. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor - faktor yang mempengaruhi pelaksanaan identifikasi pasien oleh perawat sebelum pemberian obat. Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif, desain penelitian cross sectional, dengan jumlah sampel 43 orang perawat pelaksana, teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dan cluster sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan 17 item kuesioner pengetahuan, 12 item kuesioner sikap, 39 item kuesioner budaya keselamatan dan lembar observasi 8 item pernyataan, analisis data menggunakan analisa bivariat dengan uji Spearman Rank. Hasil : Hasil analisis bivariat faktor yang mempengaruhi pelaksanaan identifikasi pasien sebelum pemberian obat didapatka hasil, Correlation Coefficient (r) dan signifikansi (p)  =  (r) = 0,211 (p) = 0,174 (pengetahuan dan identifikasi pasien), (r) = 0,139 (p) = 0,372 (sikap dan identifikasi pasien), (r) = 0,483 (p) = 0,001 (budaya keselamatan dan identifikasi pasien). Kesimpulan : Faktor budaya keselamatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien oleh perawat di instalasi rawat inap RSUD Tamiang Layang, sedangkan faktor pengetahuan dan sikap tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.  Kata Kunci : Identifikasi pasien, kesalahan pemberian obat, pengetahuan, sikap, budaya keselamatan.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Yasita Primasari ◽  
Ita Ni’matuzuhroh ◽  
Devi Fitria Sandi

Perkembangan anak di dukung oleh status gizi yang baik dan seimbang,  gizi tidak seimbang maupun gizi buruk serta derajat kesehatan yang rendah akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan maupaun perkembangan motorik halus anak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh status gizi terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di PAUD Desa Blaru Kecamatan Badas Kabupaten Kediri. Desain penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional, populasinya anak 36-42 bulan di PAUD Desa Blaru Kecamatan Badas Kabupaten Kediri sebanyak 50 anak dengan menggunakan teknik propotional random sampling. Alat ukur timbangan dan lembar KPSP dengan pengolahan data editing, coding, scoring, tabulating, analisa data mengunakan uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan status gizi anak usia prasekolah di PAUD  Desa Blaru Kecamatan Badas Kabupaten Kediri baik (50%), kurang (19%), buruk (6,8%). Perkembangan motorik halus yang sesuai (61,4%) dan penyimpangan (38,6%). Berdasarkan uji Spearman Rank p < rho α antara variabel pengaruh status gizi dengan perkembangan motorik halus didapatkan nilai p = 0.005< 0.05 , hasil tersebut kurang dari tarif signifikan yang digunakan yaitu α =0,05,sehingga ada pengaruh antara status gizi dengan perkembangan motoriK halus. Kesimpulan dari penelitian ini ada pengaruh status gizi terhadap perkembangan motorik halus pada anak pra sekolah di PAUD Desa Blaru Kecamatan Badas Kabupaten Kediri.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 10
Author(s):  
Dini Setiarsih ◽  
Izzah Syariyanti

Lansia mengalami proses penuaan yang mengakibatkan penurunan fungsi tubuh salah satunya fungsi kognitif. Harga diri dan interaksi sosial merupakan faktor yang berpengaruh terhadap fungsi kognitif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan harga diri dan interaksi sosial dengan fungsi kognitif pada lansia Di RW 05 Kelurahan Kraton Kecamatan Bangkalan. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah lansia berusia 60 tahun ke atas dan besar sampel sebanyak 36 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Variabel independen adalah harga diri dan interaksi sosial sedangkan variabel dependen adalah fungsi kognitif. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Berdasarkan uji statistik spearman rank didapatkan p=0.000 (<0.05), berarti ada hubungan yang bermakna antara harga diri dengan fungsi kognitif. Dan didapatkan p=0.004 (<0.05), berarti ada hubungan yang bermakna antara interaksi sosial dengan fungsi kognitif. Terdapat hubungan positif dengan tingkat korelasi kuat antara harga diri dengan fungsi kognitif pada lansia. Artinya semakin baik nilai harga diri maka fungsi kognitif akan semakin utuh. Sementara itu interaksi sosial dengan fungsi kognitif menunjukkan hubungan positif namun tingkat korelasinya sedang. Artinya semakin baik nilai interaksi sosial maka fungsi kognitif akan semakinutuh.


2013 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 7-16
Author(s):  
Dwi Ertiana ◽  
Febriani Dyah Sari

Latar belakang: Bayi mengalami beberapa gangguan salah satunya diaper rash. Agar bayi tidak mengalami hal tersebut maka perlu diperhatikan penggunaan diaper pada bayi. Diaper sekali pakai atau diaper modern telah menyebabkan peningkatan kesehatan kulit dengan penurunan frekuensi dan keparahan diaper rash. Tujuan: Mengetahui hubungan lama pemakaian diaper dengan kejadian diaper rash pada bayi usia 9-12 bulan. Metode: Jenis penelitian adalah observasional dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan teknik simple random sampling. Responden adalah bayi berusia 9-12 bulan di Posyandu Canggu Badas Kediri pada tanggal 17 April sampai 15 Mei 2018 sebanyak sebanyak 47 responden. pengambilan data menggunakan lembar observasi dan lembar ceklist. Data dianalisis menggunakan uji spearman rank. Hasil: Sebanyak 24 responden (51,1%) mengalami diaper rash dan 15 responden (31,9%) tidak mengalami diaper rash, nilai korelasi spearman sebesar 0,512 dengan p-value sebesar 0,023 (< 0,05). Responden mengalami diaper rash disebabkan lama pemakaian diaper lebih dari tiga jam dengan frekuensi BAK paling banyak 6-8 kali sehari. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara lama pemakaian diaper dengan kejadian diaper rash pada bayi usia 9-12 bulan. Responden hendaknya melakukan pergantian popok pada bayinya paling tidak 3 jam sekali agar tidak terjadi diaper rash.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document