scholarly journals HUBUNGAN PELAYANAN KB IUD TERHADAP TINGKAT KEPUASAN AKSEPTOR KB IUD

2017 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 31
Author(s):  
Nevia Zulfatunnisa'

Pelayanan keluarga berencana bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu serta anak melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk. Hasil studi pendahuluan didapatkan data seluruh akseptor KB IUD tahun 2015 IUD 86 orang. Hasil yang didapatkan 15 akseptor merasa puas dan 5 akseptor tidak puas dengan pelayanan KB IUD meliputi : tanggapan bidan, privasi, sikap bidan, dan konseling yang diberikan. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui hubungan pelayanan KB IUD terhadap tingkat kepuasan akseptor KB IUD. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan  pendekatan cross sectional. Populasi penelitian masyarakat Sangkrah yang menggunakan KB IUD dengan tekhnik sample menggunakan Non Random Sampling dengan metode quota sampling sejumlah 30 responden. Instrumen penelitian menggunakan quesioner. Analisa yang digunakan berupa spearman rank test pada signifikan 5%..Hasil penelitian didapatkan mayoritas pelayanan yang baik  sebanyak 63,3%, dan minoritas pelayanan yang kurang 20%, sedangkan pada mayoritas tingkat kepuasan yang puas sebanyak 36,8  % dan  minoritas tingkat kepuasan yang sangat tidak puas sebanyak  20 %. Pada analisa bivariet ini menunjukkan nilai ρ > α ( 0.650 > 0.364). [w1]

2014 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
Author(s):  
Shanon G. Matayane ◽  
Alexander S. L. Bolang ◽  
Shirley E. S. Kawengian

Abstract: Hemoglobin is the oxygen-carrying compound in red blood cells. Someone hemoglobin level scan be affected by several other factors: age, gender, systemic disease and diet. Nutrient intake plays a role in the formation of redblood cells. Disruption of the formation of redblood cells could be due to lack of food consumed contains essential nutrients such as iron, folic acid, vitamin B12, protein, vitamin C and other important nutrients. This study aims to determine the relation ship between the intake of protein and iron in hemoglobin level student of medical education force in 2013 Sam Ratulangi University School of Medicine. The design is an analytical study using cross-sectional approach. The study sample is determined and carried out systematic random sampling proportional to the gender of men and women and who met the inclusion criteria sample amounted to75 people. Data were collected through questionnaires and food recall by measuring hemoglobin levels, then the data were analyzed using the Spearman rank test. Protein intake is less 52.0%, 16.0% protein and enough protein intake over 32.0%. Iron intake less than 98.7% and 1.3% more protein intake. Normal hemoglobin levels of 93.3% and 6.7% is not normal. Conclusion: The results of the study with Spearman rank test for protein and hemoglobin levels obtained p-value is 0.138 (p>α=0.05) which means that there is no significant relationship between iron intake with hemoglobin levels. For intake of iron and hemoglobin levels obtained p value is 0.198 (p>α=0.05), which means there is nosignificant relationship between iron intake with hemoglobin levels. Keywords: Proteinintake, intake ofIron, Hemoglobin.   Abstrak: Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Kadar hemoglobin seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain: usia, jenis kelamin, penyakit sistemik dan pola makan. Asupan zat gizi berperan dalam pembentukan sel darah merah. Terganggunya pembentukan sel darah merah bisa disebabkan makanan yang dikonsumsi kurang mengandung zat gizi penting seperti besi, asam folat, vitamin B12, protein, vitamin C dan zat gizi penting lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan protein dan zat besi dengan kadar hemoglobin mahasiswa program studi pendidikan dokter angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Rancangan penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini ditentukan secara systematic random sampling dan dilakukan proposional untuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan dan sampel yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 75 orang. Data dikumpulkan melalui kuesioner food recall dan melalui pengukuran kadar hemoglobin, kemudian data dianalisis dengan menggunakan uji spearman rank. Asupan protein yang kurang 52,0%, asupan protein cukup 16,0% dan asupan protein lebih 32,0%. Asupan zat besi kurang 98,7% dan asupan protein lebih 1,3%. Kadar hemoglobin normal 93,3% dan 6,7% tidak normal. Simpulan: hasil penelitian dengan uji spearman rank untuk asupan protein dan kadar hemoglobin diperoleh nilai p yaitu 0,138 (p>α=0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan zat besi dengan kadar hemoglobin. Untuk asupan zat besi dan kadar hemoglobin diperoleh nilai p yaitu 0,198 (p>α=0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan zat besi dengan kadar hemoglobin. Kata kunci: Asupan Protein, Asupan Zat Besi, Hemoglobin.


Author(s):  
Nurul Maurida ◽  
Tintin Sukartini ◽  
Retno Indarwati

Cervical cancer is currently a global health problem. One of cervical cancer prevention is perform early detection. The purpose of this study was to analyze the relationship between women’s perceived severity of cervical cancer and the regularity of early detection of cervical cancer. The research design was cross sectional. The research subject were women aged 30-50 years in working area of the Kalisat community health center in Jember Regency East Java as much as 92 womens with inclusion criteria was women who had been married for more than 3 years.The sampling technique was simple random sampling. The research instrument used questionare that has been tested for reliability validity. The results showed that most of respondents have poor perceived of severity (63%) and most of respondents have poor regularity of early detection (74%). The result of spearman rank test analysis showed that there was a relationship between women’s perceived severity of cervical cancer and the regularity of early detection of cervical cancer with p value = 0.000. Women need an intervention to improve their perceived severity of cervical cancer so that they can prevent cervical cancer with regular early detection Keywords: perceived severity; cervical cancer; early detection ABSTRAK Kanker serviks saat ini merupakan masalah kesehatan global. Salah satu kanker serviks adalah melakukan deteksi dini. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara persepsi perempuan tentang keparahan kanker serviks terhadap keteraturan melakukan deteksi dini kanker serviks. Design penelitian adalah cross sectional. Subyek penelitian adalah perempuan usia 30-50 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kalisat di Kabupaten Jember Jawa Timur sebanyak 92 perempuan dengan kriteria inklusi perempuan yang telah menikah lebih dari 3 tahun. Teknik sampling menggunakan simple random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki persepsi keparahan kanker serviks yang kurang (63%) dan sebanyak besar responden memiliki keteraturan melakukan deteksi dini kanker serviks yang kurang (74%). Hasil uji spearman rank test menunjukkan ada hubungan antara persepsi perempuan tentang keparahan kanker serviks terhadap keteraturan melakukan deteksi dini kanker serviks dengan nilai p=0.000. Perempuan memerlukan suatu intervensi untuk meningkatkan persepsi mereka tentang keparahan kanker serviks agar perempuan dapat melakukan pencegahan kanker serviks dengan deteksi dini secara teratur. Kata kunci: persepsi keparahan; kanker serviks; deteksi dini


2018 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 74
Author(s):  
Gusti Ayu Martha Winingsih ◽  
Ni Putu Nia Virgantari

<p><strong><em>Abstract : Knowledge of young women with attitude of the use of jeans to leucorrhoea. </em></strong><em> The purpose of this study is to know the relationship knowledge of young women with attitude of the use of jeans to leucorrhoea at SMA Negeri 1 Manggis.This research is a kind of analytic research with correlation research study and using cross sectional approach. Population of 193 people. Sampling technique that is simple random sampling with total 64 respondents. This study uses Spearman Rank Correlation.<strong></strong></em></p><p><em>Based on research results, total respondent 64 people (100%), obtained almost all respondents have good knowledge that is as much as 43 respondents (67,2%), and almost all 36 respondents (56,2%) have a positive attitude about the use of hjeans to leucorrhoea. Result of speraman rank test analysis obtained result that p-value = 0,001 which means alpha 5%, shows that there is a strong relationship between the knowledge of young women with the attitude of the use of jeans</em></p><p><em> </em></p><p><strong>Abstrak : Hubungan Pengetahuan Remaja Putri dengan Sikap Penggunaan Celana <em>Jeans</em> terhadap Keputihan.</strong> Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Remaja Putri dengan Sikap Penggunaan Celana <em>Jeans</em><em> </em>Terhadap Keputihan di SMA Negeri 1 Manggis. Penelitian ini merupakan jenis penelitian <em>analitik</em><em> </em>dengan studi penelitian korelasi dan menggunakan pendekatan <em>cross sectional</em>. Jumlah populasi 193 orang. Teknik sampling yaitu <em>simple random sampling</em><em> </em>dengan jumlah 64 responden. Penelitian ini menggunakan analisa data korelasi <em>Spearman Rank</em>. Berdasarkan hasil penelitian, dimana total responden 64  orang (100%) diperolehhampir seluruhnya resoponden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 43 responden (67,2%), dan hampir seluruhnya 36 responden (56,2%) memiliki sikap positif tentang penggunaan celana <em>jeans</em> terhadap keputihan. Hasil analisis uji <em>rank spearman</em> diperoleh hasil bahwa nilai <em>p-value</em> = 0,001 yang berarti  pada alpha 5%, Nilai <em>r </em>= 0,792 menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara pengetahuan remaja putri dengan sikap penggunaan celana jeans.<em></em></p><p> </p><p> </p><p> </p><p> </p>


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 16
Author(s):  
Satria Eureka Nurseskasatmata ◽  
Dessy Rindiyanti Harista

Pendahuluan : Semakin progresifnya gejala dan penyakit yang mendasari terapi dialysis, atau oleh karena munculnya komplikasi, seperti masalah kardiovaskuler dan neurologis yang sering muncul pada pasien dialysis jangka panjang. Terjadinya berbagai komplikasi peningkatan volume cairan jika terakumulasi secara terus-menerus dapat terjadi odem paru. Salah satu gejala adalah sesak nafas, ada retraksi otot nafas, keringat dingin saturasi oksigen yang turun Metode : Metode penelitian  yang digunakan dalam  penelitian ini adalah non ekperimental yaitu observational analitik, dan penelitian korelasi (hubungan atau asosiasi) yang mengkaji hubungan antara dua variable dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yang menggunakan uji analisis Spearman Rank Test. Populasi seluruh pasien gagal ginjal kronis. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan teknik quota sampling sejumlah 80 responden. Hasil : p value 0.000 ≤  0.05   Artinya ada hubungan lama menjalani hemodialisis dengan frekuensi sesak nafas pada pasien gagal ginjal kronis.Pembahasan : Masalah umum yang banyak dialami oleh pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis adalah perilaku dalam mengontrol cairan, sehingga banyak pasien hemodialisis yang mengeluh sesak nafas karena kelebihan cairan, semakin lama menjalani HD juga semakin tinggi potensi munculnya komplikasi yang justru dapat menghambat kepatuhan terhadap program terapi. Kata kunci : frekuensi sesak nafas; gagal ginjal kronis; lama hemodialisis


2021 ◽  
Vol 3 (9) ◽  
pp. 656-662
Author(s):  
Maharani Retno Sulistya Masyithah ◽  
Hartati Eko Wardani ◽  
Anindya Hapsari

Abstract: The Ministry of Religious Affairs of Pamekasan Regency record that the highest rate of early age marriages in Pamekasan Regency in 2019 were in Waru District, reaching 254 cases of early age marriages. Ranged from age 16 to 21 years for 154 female teenagers dan 19 to 21 years for 100 male teenagers. The impact of early age marriage has on young can affect incidence the risk of LBW (Low Birth Weight), cervical cancer, anemia, and a high risk of maternal and infant mortality. The population in this study were 254 young women and men who were married at the age less than 21 years. The sampling used is simple random sampling technique as much 70 people. This research data collection used is a online questionnaire. The data analysis used is the Spearman rank test. there is no relationship between knowledge and motivation for early marriage (p is 0.410) with OR is -0.100, there was no found relationship between culture and motivation for early age marriage (p is 0.792) with OR is 0.032, and there was a relationship between family support and early age marriage motivation (p is 0,000) with OR is 1,000. Abstrak: Kementerian Agama Kabupaten Pamekasan mencatat, pernikahan pada usia dini tertinggi di Kabupaten Pamekasan pada tahun 2019 berada di Kecamatan Waru, Mencapai angka 254 pernikahan usia dini. usia menikah 16-21 tahun pada remaja wanita 154 orang, usia 19-21 pada remaja laki-laki 100 orang. Dampak dari Pernikahan di usia dini dapat mempengaruhi terjadinya risiko BBLR, Kanker servik, anemia, serta berisiko tinggi terjadi angka kematian ibu dan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel pengetahuan, budaya dan dukungan keluarga dengan motivasi pernikahan dini di Kabupaten Pamekasan. Dalam penelitian menggunakan metode deskripsi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Kriteria populasi meliputi remaja perempuan dan remaja laki-laki yang telah menikah pada usia kurang dari 21 tahun sebanyak 254 orang. Sampel yang digunakan adalah teknik simple random sampling sebanyak 70 orang. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner online. Analisis data menggunakan uji Spearman Rank. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan motivasi pernikahan dini (p sama dengan 0,410) dengan OR sama dengan -0,100, yang berarti tidak ada hubungan antara budaya dan motivasi pernikahan dini (p sama dengan 0,792) dengan OR sama dengan 0,032, ada hubungan dukungan keluarga dan motivasi pernikahan dini (p sama dengan 0,000) dengan OR sama dengan 1,000.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 402
Author(s):  
Iskim Luthfa ◽  
Nurul Fadhilah

<p><em>People with diabetes mellitus are at risk of developing complications, so that it affects the quality of life. These complications can be minimized through self-care management. This study aims to determine the relationship between self management with the quality of life for people with diabetes mellitus. This research is a kind of quantitative research with correlation study. This research used cross sectional design. The sampling technique uses non probability with estimation consecutive sampling. The number of respondents in this research are 118 respondents. Instrument for measuring self management used diabetes self management questionnaire (DSMQ), and instruments to measure quality of life used quality of life WHOQOL-BREEF. The data obtained were processed statistically by using spearman rank test formula and p value of 0,000 There is a significant relationship of self management with the quality of life of people with diabetes mellitus.</em></p><p> </p><p><em>Penderita </em><em>Diabetes mellitus </em><em>beresiko mengalami komplikasi yang dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Komplikasi tersebut dapat diminimalkan melalui manajemen perawatan diri (self management). Penelitian ini bert</em><em>ujuan </em><em>untuk</em><em> menganalisis hubungan self management dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus. </em><em>Jenis p</em><em>enelitian ini </em><em>adalah</em><em> deskriptif korelasi</em><em> dengan desain cross sectional</em><em>. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability </em><em>sampling </em><em>dengan pendeka</em><em>t</em><em>an consecutive sampling</em><em>.</em><em> </em><em>J</em><em>umlah </em><em>sampel sebanyak</em><em> </em><em>118 responden.</em><em> </em><em>Instrumen </em><em>penelitian </em><em>untuk mengukur self management </em><em>menggunakan</em><em> </em><em>diabetes self management questionnaire</em><em> (DSMQ), </em><em>dan instrumen untuk mengukur kualitas hidup menggunakan </em><em>quality of life </em><em>WHOQOL-BREEF.</em><em> Analisis data menggunakan spearman rank dan didapatkan hasil nilai </em><em>p value 0,000</em><em> dan r 0,394.Terdapat </em><em>hubungan </em><em>antara </em><em>self management</em><em> dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus</em><em> dengan arah korelasi positif.</em></p>


2013 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 219-228
Author(s):  
Elvira Sari Dewi ◽  
◽  
Bella Cendie Asteria ◽  
Yulian Wiji Utami

The COVID-19 pandemic has caused changes in a variety of sectors, including education. Changes in online learning methods during the COVID-19 pandemic can increase the risk of sedentary behavior in students. Sedentary behavior is one of the factors related to constipation. This study aims to determine the relationship between sedentary behavior and the incidence of constipation during the COVID-19 pandemic in students at Universitas Brawijaya. This research is correlation research with a cross-sectional approach. Sampling used total sampling with a sample of 87 students according to the inclusion and exclusion criteria. Sedentary behavior was measured using the International Physical Activity Questionnaire – Short Form (IPAQ-SF) and the incidence of constipation was measured using the Constipation Scoring System (CSS). The correlation between sedentary behavior and the incidence of constipation was statistically analyzed using the Spearman Rank test with alpha=0.05. The results show that As many as 82.8% of students at Universitas Brawijaya have sedentary behavior and 17.2% are constipated. There was a correlation between sedentary behavior and the incidence of constipation (p=0.020; r=+0,249). In conclusion, there is a relationship between sedentary behavior and the incidence of constipation during the COVID-19 pandemic in students at Universitas Brawijaya.


2018 ◽  
Vol 9 (02) ◽  
pp. 154
Author(s):  
Dewi Ratna Sari ◽  
Sutanta .

ABSTRAKPerawat yang bekerja di unit gawat darurat (UGD) harus memiliki sikap, ketrampilan dan kemampuan untuk mengatur kemampuan fungsional dalam berbagai kondisi. Perawat harus mampu memprioritaskan perawatan pasien atas dasar pengambilan keputusan klinis dimana keterampilan penting bagi perawat dalam penilaian awal. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam hal pemisahan jenis dan kegawatan pasien dalam triage, sehingga dalam penanganan pasien bisa lebih optimal dan terarah. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan sikap dan pengetahuan perawat dalam pelaksanaan triage di UGD RSUD Wonosari. Penelitian ini menggunakan survei analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian berjumlah 15 perawat yang bekerja di ruang gawat darurat, dengan metode pengambilan sampel secara total sampling. Instrumen penelitian berupa kuisioner, metode analisa data menggunakan uji spearman rank dan regresi linier berganda. Hasil penelitian tidak terdapat hubungan antara sikap dengan pelaksanaan triage di UGD RSUD Wonosari, hal ini ditunjukkan dari hasil uji Spearman rank dengan nilai sig 0,354>p-value 0,05. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan triage di UGD RSUD Wonosari. Hal ini ditunjukkan dari nilai rank spearman 0,004 < p-value 0,05. Sehingga pelaksanaan triage dipengaruhi faktor lain yang tidak terangkum dalam analisis ini. Kesimpulan tidak ada hubungan antara sikap dengan pelaksanaan triage di UGD RSUD Wonosari. Ada hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan triage di UGD RSUD Wonosari.Kata Kunci: sikap, pengetahuan, pelaksanaan triageNURSE’S ATTITUDE AND KNOWLEDGE RELATED WITH IMPLEMENTATION OF TRIAGEABSTRACTNurses working in emergency units must have the attitude, skills and ability to organize functional abilities under various conditions. Nurses should be able to prioritize patient care on the basis of clinical decision-making where skills are important to nurses in the initial assessment. To support it requires knowledge, attitude and skills in terms of separation of types and gravity of patients in triage, so that in the handling of patients can be more optimal and directed. The purpose of this research is to know the relationship of attitude and knowledge of nurses in the implementation of triage in emergency units Wonosari Hospital. This research uses analytic correlation survey with cross sectional approach. The study population was 15 nurses working in the emergency room, with sampling method in total sampling. The research instrument is questionnaire, data analysis method using spearman rank test and multiple linear regression. The result of this research shows that there is no correlation between attitude with triage implementation in emergency units Wonosari Hospital, it is shown from Spearman rank test with sig value 0,354> p-value 0,05. There is a relationship between knowledge with triage implementation at Wonosari Hospital emergency department. It is shown from spearman rank value 0,004 <p-value 0,05. So the implementation of triage is influenced by other factors not summarized in this analysis. Conclusion there is no relation between attitude with triage implementation in Wonosari Hospital emergency department. There is a relationship between knowledge with triage implementation in emergency units Wonosari Hospital.Keywords: attitude, knowledge, implementation of triage


2014 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Irene Ubro

Abstract: Humans need a certain amount of energy in order to support the growth and activity. Energy can arise due to combustion derived from carbohydrates, fats and proteins in foods consumed by the body, therefore to have enough energy one should consume enough and balanced food.Nutritional status is a state of the body that is the final result of a balance between the nutrients into the body and its utilization. Adolescence (10-19 years) is a period that is often prone to nutritional problems, because in this period there is less and over nutrient intake. This study aims to determine the relationship between energy intake and Student’s Nutrition Status of  Faculty of Medical Education, University of Sam Ratulangi Manado Year 2013. This study was an observational analytic using cross - sectional approach. Results of statistical analysis using the Spearman rank test shows that, the value of the correlation coefficient (r) of - 0.234 on IMT and 0.077 on WHR and p value of < α = 0.05 on IMT and 0.514 > α = 0.05 on WHR. From the results it is concluded that there is a significant relationship between energy intake with BMI, while the relationship between energy intake with WHR there is no significant relationship. Keywords : Energy Intake, Nutritional Status    Abstrak: Manusia membutuhkan energi dalam jumlah tertentu guna untuk menunjang proses pertumbuhan dan melakukan aktifitas. Energi dapat timbul karena adanya pembakaran yang diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein dalam makanan yang di konsumsi oleh tubuh, karena itu agar energi tercukupi perlu  mengkonsumsi makanan yang cukup dan seimbang. Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya.Masa remaja (10-19 tahun) merupakan masa yang sering rentan terhadap masalah gizi, dikarenakan pada masa ini terjadi asupan gizi kurang dan asupan gizi lebih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan energi dengan status gizi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional (potong lintang). Kesimpulan: Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji spearman rank menunjukkan bahwa, nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,234 pada IMT dan 0,077 pada WHR serta nilai p sebesar < α = 0,05 pada IMT dan 0,514 > α = 0,05 pada WHR. Dari hasil tersbut disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara asupan energi dengan IMT sedangkan hubungan antara asupan energi dengan WHR tidak terdapat hubungan yang bermakna. Kata Kunci : Asupan Energi, Status Gizi


Author(s):  
Atik Rohmawati Mulyaningsih ◽  
Tantut Susanto ◽  
Latifa Aini Susumaningrum

Playing online games is a favorite activity for adolescents to fill their free time. This habit affects the occurrence of addiction if done for a long time. In addition, the long duration of play leads to sedentary lifestyle behaviors, which contribute to overweight among adolescents. The purpose of this study was to identify the relationship between online gaming addiction and being overweight among adolescents in Jember district. The cross-sectional study design was conducted among 162 overweight students from 16 senior high schools in Jember with stratified random sampling. The development of the Indonesian online game addiction questionnaire is used to assess online game addiction, weight scales, and stature meters are used to measure body mass index (overweight). The Spearman Rank test was performed to answer the objective of this study. The results of this study indicate that body mass index in 162 adolescents is overweight (Median=1,44; Standard Deviation=0,26) which indicates obesity. Adolescents who were identified as having addiction in the study were (27,2%) and mild addictions were (72,8%). There was a significant relationship between online game addiction and overweight (r=0.212 ; p-value = 0.007). The sedentary lifestyle of online game addiction contributes to the occurrence of overweight among adolescents. Therefore, regular physical activity patterns need to be applied to reduce sedentary lifestyle and overweight problems among adolescents.ABSTRAKBermain game online menjadi kegiatan favorit bagi remaja untuk mengisi waktu luang. Kebiasaan ini berdampak pada terjadinya kecanduan jika dilakukan dalam waktu yang lama. Selain itu, durasi bermain yang cukup lama mengarah pada perilaku gaya hidup yang menetap, yang berkontribusi pada terjadinya kelebihan berat badan di kalangan remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara kecanduan game online dan kelebihan berat badan di kalangan remaja di Kabupaten Jember. Desain penelitian cross sectional dilakukan di antara 162 siswa yang kelebihan berat badan dari 16 SMA di Jember dengan stratified random sampling. Kuesioner The development of Indonesian online game addiction questionnaire digunakan untuk menilai kecanduan game online, timbangan berat badan dan stature meter digunakan untuk mengukur indeks massa tubuh (kegemukan). Analisis uji menggunakan uji spearman rank untuk menjawab tujuan penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks massa tubuh pada 162 remaja adalah (M = 1,44; SD = 0,26) didapatkan median >1 untuk Z score antropometri yang mengindikasikan kegemukan. Remaja yang diidentifikasi mengalami kecanduan pada penelitian adalah (27,2%) dan kecanduan ringan adalah (72,8%). Terdapat hubungan yang signifikan antara kecanduan game online dan kegemukan (r = 0,212; p value = 0,007). Gaya hidup menetap dari kecanduan game online berkontribusi terhadap terjadinya kegemukan di kalangan remaja. Oleh karena itu, perlu diterapkan pola aktivitas fisik secara teratur untuk mengurangi gaya hidup yang menetap dan masalah kelebihan berat badan di kalangan remaja. [Penel Gizi Makan 2020, 43(1):11-20]


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document