scholarly journals Hubungan Motivasi dengan Efikasi Diri Pada Pasien Diabetes Mellitus di Klinik Diabetes Dharma Medan

2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 11-16
Author(s):  
Muflih Ngadino

Diabetes Mellitus adalah suatu gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak akibat dan ketidakseimbangan antara ketersediaan insulin dengan kebutuhan insulin. Menurut World Health Organization (WHO) memeperkirakan lebih dari 346 juta orang di seluruh dunia mengidap diabetes. WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia lebih dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2030. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Motivasi Dengan Efikasi Diri Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Klinik Diabetes Dharma Medan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan uji chi-square. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien Diabetes Mellitus berjumlah 115 responden, sedangkan sampel yang digunakan adalah sampling aksidental dengan rumus slovin yaitu sebanyak 53 responden. Jenis data yang digunakan adalah data primer, data sekunder, dan data tertier, sedangkan analisa data yang digunakan yaitu analisa univariat dan analisa bivariat. Dari hasil penelitian ini dengan uji atatistik pearson chi-square, menunjukkan bahwa hasil P value sebesar 0,001. Dimana nilai tertentu lebih kecil dari nilai α sebesar 0,05, maka ada hubungan antara motivasi dengan efikasi diri pada pasien diabetes melitus di Klinik Diabetes Dharma Medan. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara statistik ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan efikasi diri pada pasien diabetes mellitus di Klinik Diabetes Dharma Medan. Disarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang motivasi dengan efikasi diri pada pasien diabetes mellitus, dengan menggunakan lokasi penelitian dan metode penelitian yang berbeda

2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Purwo Setiyo Nugroho ◽  
Anisa Catur Wijayanti

World Health Organization memprediksi bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia akan menduduki peringkat ke lima pada tahun 2025 dengan prediksi jumlah penderita sebanyak 12,4 jiwa. Indeks masa tubuh merupakan salah satu indikator obesitas dengan diabetes melitus pada penduduk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kaitan obesitas dengan diabetes mellitus pada responden survei Indonesian Family Life Survey V. Penelitian ini merupakan penelitian analisis data sekunder Indonesian Family Life Survei V yang dilakukan dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini sejumlah 48.139 responden, namun setelah data di cleaning dengan tujuan untuk menghapus data yang missing maka didapatkan jumlah responden sebanyak 30.133 dengan kelompok penelitian berdasarkan usia diatas 15 tahun. Hasil analisis Chisquare  menyatakan bahwa terdapat hubungan antara obesitas dengan diabetes melitus dengan nilai p value 0,000 dan nilai POR 3,377; CI 95% 2,602–4,383. Dapat disimpulkan bahwa obesitas memiliki peluang untuk terjadinya sakit diabetes melitus sebesar 3,377 kali dibandingkan dengan orang yang tidak menderita obesitas. Faktor obesitas merupakan salah satu faktor prediposisi untuk meningkatkan gula darah yang merupakan sebuah indikator diabetes melitus. Secara patologi hal ini dikarenakan se-sel beta pulau Langerhans menjadi kurang peka terhadap rangsangan akibat kadar gula darah dan kegemukan (obesitas) akan menekan jumlah reseptor insulin pada sel-sel seluruh tubuh.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 137-146
Author(s):  
Imaniar Kesuma ◽  
Anang Triwibowo ◽  
Erial Bahar

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat  kedua-duanya. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), katarak dapat menyebabkan kebutaan pada lebih dari 17 juta penduduk di dunia. Faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan berkembangnya kekeruhan lensa seperti diabetes melitus, hipertensi, obat tertentu, sinar ultra violet B dari cahaya matahari, efek racun dari merokok, alkohol, kurang vitamin E, dan radang menahun di dalam bola mata. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Desember tahun 2019 di RS. Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan dengan pengambilan sampel sebanyak 234 pasien dari rekam medik. Data diolah menggunakan SPSS. Dilakukan uji Chi-square untuk mengetahui hubungan faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan terjadinya katarak senilis di RS. Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan. Dari 234 pasien, sebanyak 177 pasien (75,6%) menderita katarak senilis matur dan 57 pasien (24,4%) yang menderita katarak senilis imatur. Tidak terdapat hubungan bermakna antara katarak senilis dengan hipertensi (p=0,068; OR=1,084;95% CI=0,589-1,995). Tidak terdapat hubungan bermakna antara katarak senilis dengan diabetes mellitus (p=1.808;OR=1,876;95%CI=0,741-4,747). Tidak terdapat hubungan bermakna antara katarak senilis dengan jenis kelamin (p=0,51;OR=0,933;95% CI=0,514-1,696). Tidak terdapat hubungan bermakna antara katarak senilis dengan usia (p=0,784;OR=1,319;95% CI;0,714-2,437). Tidak terdapat hubungan bermakna antara katarak senilis dan jenis kelamin. Tidak terdapat hubungan bermakna antara katarak senilis dan usia.Tidak terdapat hubungan bermakna antara katarak senilis dan hipertensi. Tidak terdapat hubungan bermakna antara katarak senilis dan diabetes melitus.


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 35-39
Author(s):  
Yuniati Yuniati

Penderita diabetes di dunia menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 mencapai 415 juta orang dewasa dan pada tahun 2040 diperkirakan jumlahnya akan menjadi 624 juta. Hampir 80% orang yang mengalami diabetes ada pada Negara yang berpenghasilan rendah dan menengah. Tujuan penelitian untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan tahun 2018. Desain penelitian adalah survey analitik untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang menderita diabetes mellitus di RSU Imelda Medan Indonesia  yang berjumlah 126 orang dan sampel 56 orang dengan menggunakan rumus slovin, teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling denagan uji yang digunakan adalah uji chi square.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 22 responden (39,3%) dukungan keluarga yang memiliki dukungan keluarga mendukung dan kualitas hidup buruk sebanyak 31 responden (55,4%). Hasi luji statistk dengan Uji Chi-square ada hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus dengan nilai p-Velue=0,004. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien pasien diabetes mellitus diperoleh hasil adalah p-velue= 0,004 α0,05 maka Ha di terima. Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti lebih dalam lagi penyebab terjadinya diabetes hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus.


Author(s):  
Dini Kesumah Dini Kesumah

ABSTRACT According to World Health Organization Health Organization (WHO) in 2005 showed 49% of deaths occur in children under five in developing countries. Nutritional problems can not be done with the medical and health care approach alone. Causes related to malnutrition that maternal education, socioeconomic families, poor environmental sanitation, and lack of food supplies. This study aims to determine the relationship between education and socioeconomic status of families with nutrition survey using a cross sectional analytic approach, with a population of all mothers of children under five who visited the health center in Palembang Keramasan Accidental sampling Sampling the number of samples obtained 35 respondents. Variables include the study independent and dependent variables and univariate analysis using Chi-Square test statistic with a significance level α = 0.05. The results from 35 respondents indicate that highly educated mothers earned as many as 16 people (45.7%), and middle and upper income families as many as 12 people (34.3%) and bivariate test results show that highly educated respondents toddler nutritional status good for 81.3% (13 people) is larger than the less educated respondents balitanya good nutritional status 26.3% (5 persons) as well as respondents who have middle and upper socioeconomic families with good nutritional status of children at 91.7% ( 11 people) is larger when compared to respondents who have family socioeconomic medium with good nutritional status of children at 30.4% (7 people). Statistical tests show that education has a significant relationship with nutritional status of children P value = 0.004 and socioeconomic families have a meaningful relationship with nutritional status of children P value = 0.002. Based on the results of the study suggested the health professionals in the health center should further improve the education, information about the importance of nutrition to the development of the child in the mothers through the selection and processing of good food and a good diet through health centers and integrated health.   ABSTRAK  Menurut badan kesehatan World Health Organization (WHO) tahun 2005 menunjukkan 49% kematian yang terjadi pada anak dibawah umur lima tahun di negara berkembang. Masalah gizi ini tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab yang berhubungan dengan kurang gizi yaitu pendidikan ibu, sosial ekonomi keluarga, sanitasi lingkungan yang kurang baik,dan kurangnya persediaan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan sosial ekonomi keluarga dengan status gizi balita dengan menggunakan metode survei analitik pendekatan secara Cross Sectional, dengan populasi semua ibu yang memiliki anak balita yang berkunjung ke Puskesmas Keramasan Palembang dengan pengambilan sampel secara Accidental Sampling diperoleh jumlah sampel 35 responden. Variabel penelitian meliputi variabel independen dan dependen serta analisis univariat menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 35 responden didapatkan ibu yang berpendidikan tinggi sebanyak 16 orang  (45,7%), dan keluarga yang berpenghasilan menengah keatas sebanyak 12 orang (34,3%) dan hasil uji bivariat menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan tinggi status gizi balitanya baik sebesar 81,3% (13 orang) lebih besar bila dibanding responden yang berpendidikan rendah status gizi balitanya baik 26,3% (5 orang) serta responden yang mempunyai sosial ekonomi keluarga menengah keatas dengan status gizi balita baik sebesar 91,7% (11 orang) lebih besar bila dibanding responden yang mempunyai sosial ekonomi keluarga menengah kebawah dengan status gizi balita baik sebesar 30,4% (7 orang). Uji statistik menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi balita P value = 0,004 dan sosial ekonomi keluarga mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi balita P value = 0,002. Berdasarkan hasil penelitian disarankan pada petugas kesehatan di Puskesmas hendaknya lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan tentang pentingnya gizi terhadap tumbuh kembang anak pada ibu-ibu melalui cara pemilihan dan pengolahan bahan makanan yang baik serta pola makanan yang baik melalui kegiatan Puskesmas dan Posyandu.


2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Dina Ardyana ◽  
Erma Puspita Sari

Latar belakang: Berdasarkan data World Health Organization (WHO) setiap tahunnya kira-kira 3%(3,6 juta) dari 120 juta bayi baru lahir mengalami asfiksia,hampir 1 juta bayi ini meninggal. Di Amerika diperkirakan 12.000 bayi meninggal atau menderita kelainan akibat asfiksia perinatal.Sebagian kasus Asfiksia Neonatorum pada bayi baru lahir merupakan kelanjutan dari asfiksia intrauterin. Maka dari itu,diagnosa dini pada penderita Asfiksia merupakan arti penting dalam merencanakan resusitasi yang akan dilakukan.Setelah bayi lahir, diagnosa asfiksia dapat dilakukan dengan menetapkan nilai APGAR. Tujuan: diketahuinya hubungan lilitan tali pusat,partus lama dan plasenta previa dengan kejadian Asfiksia neonatorum di Rumah Sakit “P” Palembang Tahun 2018. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian seluruh ibu bersalin di zal kebidanan di Rumah Sakit “P” Palembang pada tahun 2018 yang berjumlah 820 orang. Hasil: Hasil analisis univariat diketahui yang mengalami asfiksia neonatorum sebanyak 20 responden (22,5%),yang mengalami plasenta previa sebanyak 15 responden(16,9%),yang mengalami partus lama sebanyak 20 responden (22,5%) dan yang mengalami lilitan tali pusat sebanyak 27 responden (30,3%).Sedangkan hasil uji chi square menunjukan ada hubungan plasenta previa dengan kejadian asfiksia neonatorum dengan p value = 0,000,ada hubungan partus lama dengan kejadian asfiksia neonatorum dengan p value = 0,000,dan ada hubungan lilitan tali pusat dengan kejadian asfiksia neonatorum dengan p value = 0,000. Saran: kepada Pimpinan Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya mengenai bahaya asfiksia neonatorum. Kata kunci : Lilitan Tali Pusat,Partus Lama,Plasenta Previa,Asfiksia Neonatorum


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Jumiati Jumiati

Pendahuluan : Abortus menjadi masalah yang penting dalam kesehatan masyarakat karena berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas maternal. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2016, sekitar 830 wanita meninggal akibat komplikasi terkait kehamilan di seluruh dunia setiap hari. Selama 2010–2014, diperkirakan 56 juta abortus terjadi setiap tahun di seluruh dunia. Tujuan : untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan abortus di RSU Mutia Sari Duri periode 2017. Metode : penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang mengalami abortus di RSU Mutia Sari Duri periode 2017 yang berjumlah 86 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling  yaitu seluruh populasi. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik Chi-square. Hasil : data yang diperoleh dari hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan jarak kehamilan dengan abortus didapat hasil p value 0,04 (p<0,05), tidak ada hubungan usia dengan abortus didapat hasil p value 0,48 (p>0,05), ada hubungan paritas dengan abortus didapat hasil p value 0,03 (p<0,05), dan ada hubungan pekerjaan dengan abortus didapat hasil p value 0,04 (p<0,05).Kesimpulan : penelitian ini adalah ada hubungan jarak kehamilan, paritas dan pekerjaan ibu hamil dengan abortus dan tidak ada hubungan usia ibu hamil dengan abortus di RSU Mutia Sari Duri periode 2017.


Masker Medika ◽  
2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 53-57
Author(s):  
Ita Haryanti

Latar belakang: Menurut World Health Organization (WHO) Pada tahun (2014) menemukan ada sekitar 300.000 ibu yang memiliki pengetahuan yang rendah terhadap perawatan tali pusat, selain itu didapatkan jumlah bayi yang mengalami infeksi tali pusat sekitar 240.000. Tujuan dari penelitian ini yaitu diketahuinya hubungan pengetahuan ibu dan cara perawatan tali pusat dengan lama pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir Di Wilayah kota Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2019. Metode : peneliti menggunakan metode survey analitik, yaitu peneliti yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomenakesehatan ibu terjadi. Surve analitik ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resika dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Hasil penelitian : Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa lamanya pelepasan tali pusat secara cepat yang berpengatahun tinggi sebesar (85,4%). Sedangkan lamanya pelepasan tali pusat yang berpengetahuan rendah sebesar (40,0%).Hasil analisa bivariat uji chi-square didapatkan p value 0,009. Kesimpulan : ada hubungan antara pengetahuan ibu dan cara perawatan tali pusat dengan lamanya pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir.   Background : according to the world health organization (WHO) in (2014) there were around 300,000 mothers who had low knowledge of umbilical cord care, in addition it was found that the number of babies with umbilical cord infections was around 240,000.To find out the length of umbilical cord release in newborns. Research methods : use analytic survey methods,namely research who try to explore how and why the phenomenon of maternal health occurs.this analtic survey uses a cross sectional apporoach wich is a study to study the dynamic of the correlation between risk factors and effects by means of an approach Observation or data : collection at a time at on time results of research from the results of the study can be seen that the length of rapid release of the umbilical cord with high years of age is (85,4%). While the length of umbilical cord removal with low knowledge 40,0%) the results of the bivariate analiysis of the chi-square test obtained p value 0,009. Conclusion : There ia a relationship between maternal knowledge and how to care for the umbilical cord with the length of umbilical cord removal in newborns.


2017 ◽  
Vol 7 (12) ◽  
pp. 47-53
Author(s):  
Shinta Maharani ◽  
Resti Tri Putri

Angka kesakitan diare masih cukup tinggi dan penderita terbanyak adalah kelompok anak-anak. Di negara berkembang seperti Indonesia, anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali pertahun. Berdasarkan data WHO (World Health Organization) ada 100.000 anak Indonesia meninggal karena diare. Di kota Palembang, kasus diare pada anak tertinggi di Kecamatan Seberang Ulu 1. SDN 82 Palembang merupakan salah satu sekolah dasar yang berada di wilayah Kecamatan Seberang Ulu 1 dan lokasinya berada didekat pasar tradisional.Hasil wawancara dengan beberapa siswa, mereka mengatakan pernah mengalami diare. Apalagi berdasarkan pengamatan, hampir semuanya ngemil di trotoar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan jajan sembarangan dan diare pada anak di SDN 82 Palembang. Survei analitik melalui desain cross sectional digunakan dalam penelitian ini. Populasi penelitian adalah siswa kelas 3, 4, 5, kelas di SDN 82 Palembang. Jumlah sampel adalah 104 responden. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling. Analisis bivariat dan univariat melalui chi-square digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 63 (60,6%) responden memiliki kebiasaan jajan sembarangan dan 69 (66,3%) responden diare. Hasil p-value 0,004. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan jajan sembarangan dan diare pada anak di SDN 82 Palembang. Diharapkan pemangku kepentingan sekolah dapat berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Palembang dan menyediakan kafetaria khusus serta unit kesehatan sekolah untuk siswa SDN 82 Palembang.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 30-35
Author(s):  
Anisa Purnamasari ◽  
Lisnawati ◽  
Sari Arie Lestari ◽  
Sitti Masriwati ◽  
Nazaruddin

Penggunaan smarthphone di Indonesia menunjukkan angka yang semakin meningkat, data yang diperoleh dari Portal Techin Asia sampai dengan saat ini sudah mencapai 15 juta lebih pengguna smarthphone. Hasil survey yang dilakukan menunjukkan bahwa penduduk Indonesia terutama anak usia dini menjadi pengguna utama smarthphone. World Health Organization melaporkan bahwa 5-25% dari anak-anak usia sekolah menderita gangguan perkembangan. Sekitar 8-9% anak usia sekolah mengalami masalah psikososial khususnya masalah social emosional seperti kecemasan, sulit beradaptasi, bersosialisasi, susah berpisah dari orang tua, anak sulit diatur, dan perilaku agresif merupakan masalah yang paling sering muncul pada anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial Anak Sekolah di SDN 01 Poasia, Kecamatan Poasia, Kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional Study. Populasi penelitian yaitu seluruh anak yang menggunakan smartphone usia 6-8 tahun yang bersekolah di SDN 01 Poasia sebanyak  315 orang dengan jumlah sampel 64 anak. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Analisis menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan nilai p value = 0.000 (X2 hitung = 13.012 > X2 tabel = 3.841), menunjukkan bahwa ada hubungan antara durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial pada anak usia 06-08 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial anak usia 06-08 tahun di SDN 1 Poasia Kecamatan Poasia, Kota Kendari


Author(s):  
Tirta Anggraini

Abstrak Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2012 sebanyak 99 % kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara–negara berkembang. Penyebab langsung kematian di Indonesia dan negara lainnya hampir sama yaitu akibat perdarahan (28%), eklamsia (24%) dan infeksi (11%). Kasus infeksi ini (25–55%) di sebabkan karena infeksi jalan lahir atau episiotomi. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan sikap ibu nifas tentang perawatan luka perineum di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2019. Jenis Penelitian ini berbentuk survey analitik dengan cross sectional, pengambilan sample menggunakan metode accidental sampling yaitu sebanyak 30 responden. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap ibu nifas dengan perawatan luka perineum. Analisa yang digunakan adalah uji Chi-Square. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil uji Chi-Square hubungan pengetahuan dengan perawatan luka perineum didapatkan hasil p value 0,001 dan hubungan sikap dengan perawatan luka perineum didapatkan hasil p value 0,002. Hasil dari penelitian ini ada hubungan bermakna antara pengetahuan dan sikap ibu nifas dengan perawatan luka perineum di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2019. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, dan Perawatan Luka Perienum


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document