scholarly journals Faktor uang Memengaruhi Pemanfaatan Klinik VCT di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo

2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 78-84
Author(s):  
Sarah Purba

Pendahuluan ; Pemanfaatan pelayanan klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT) sangat penting dan strategis sebagai pencegahan, perawatan, dukungan, dan pengobatan penderita HIV. Data laporan cakupan kunjungan klinik VCT Puskesmas Kabanjahe mengalami peningkatan mencapai dari 11% tahun 2015 dan meningkat menjadi 24,5%. Penderita HIV lebih banyak lelaki dalam usia produktif, tamatan SMA dan sudah menikah. Mereka tidak memanfaatkan klinik VCT diduga disebabkan kurangnya pengetahuan, rendahnya dukungan keluarga, persepsi yang keliru bahwa HIV tidak dapat diobati, kurang puas terhadap layanan petugas VCT/konselor. Tujuan; penelitian adalah menganalisis faktor predisposisi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dan persepsi) dan faktor pemungkin (dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan) yang memengaruhi pemanfaatan Klinik VCT. Metode; Metode penelitian adalah survei dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh penderita HIV yang terdaftar di Klinik VCT Puskesmas Kabanjahe sebanyak 266 orang dan jumlah sampel sebanyak 160 orang  Data dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan chi-square dan multivariat menggunakan analisis uji regresi logistik berganda pada taraf kemaknaan 5%. Hasil ; penelitian menunjukkan faktor predisposisi yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan klinik VCT, tetapi pekerjaan, pengetahuan dan persepsi berpengaruh terhadap pemanfaatan klinik VCT. Faktor  pemungkin yaitu dukungan keluarga/teman berpengaruh terhadap pemanfaatan klinik VCT, tetapi dukungan tenaga kesehatan tidak berpengaruh. Keseimpulan ; pimpinan Puskesmas Kabanjahe dan tenaga kesehatan melakukan evaluasi dan monitoring dalam meningkatkan cakupan kunjungan klinik VCT dengan memberdayakan LSM dan kader dan melakukan promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS.  Penderita HIV yang aktif dan keluarga dapat dijadikan sebagai pendamping, pengawas dan pemantau dalam proses pengobatan dan perawatan.

2020 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
Author(s):  
Rihaliza Rihaliza ◽  
Arina Widya Murni ◽  
Alfitri Alfitri

AbstrakInfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius yang dapat menimbulkan masalah yang cukup luas yakni meliputi masalah fisik, sosial dan emosional. Permasalahan yang dihadapi oleh Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) akan mempengaruhi fisik dan psikologis ODHA itu sendiri sehingga akan berdampak terhadap kualitas hidup. Tujuan: Menganalisis hubungan kepatuhan minum obat dan jumlah CD4 terhadap kualitas hidup (ODHA) di Poliklinik  Voluntary Counseling and Testing RSUP Dr. M. Djamil Padang. Metode: Jenis penelitian adalah analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 100 ODHA yang melakukan kontrol di Poliklinik VCT RSUP Dr M Djamil Padang. Instrumen penelitian menggunakan 2 kuesioner, yaitu WHOQOL-HIV BREF, Simplified Self- Report Measure of Adherence dan studi dokumentasi pada rekam medis pasien. Analisis data menggunakan uji Chi square. Hasil: Analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna dengan p<0,05 antara kepatuhan minum obat dan jumlah CD4 terhadap kualitas hidup ODHA. Simpulan: Diharapkan kepada petugas kesehatan agar selalu memberikan edukasi tentang pentingnya patuh minum obat ARV secara rutin, sehingga jumlah CD4 di dalam darah berada dalam batas normal sehingga ODHA memiliki fisik sehat yang berdampak pada kualitas hidupnya. 


Author(s):  
Marimelda Ginting

Introduction: VCT counseling is a counseling activity that provides psychological support, information and knowledge of HIV/AIDS and ensures the resolution of various problems related to HIV/AIDS, including the behavior of prisoners in each prison. Methods: This study used a cross sectional design. The number of samples is 56 prisoners or inmates who suffer from HI/AIDS. The research instrument used a questionnaire measuring instrument and statistical tests using the Chi Square test. Results: Depression of HIV/AIDS sufferers in Cipinang Jati Negara Class 1 Prison experienced depression 61% more. The bivariate results showed that there was a relationship between Voluntary Counseling and Testing (VCT) and the level of depression in HIV/AIDS sufferers in Cipinang Jati Negara Jakarta Class 1 Prison with a P-value of 0.009 and an Odds Ratio of 4.63. Discussion: There is a relationship between Voluntary Counseling and Testing (VCT) and the level of depression in HIV/AIDS sufferers at the Class 1 Cipinang Jati State Prison, East Jakarta in 2020.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 129-136
Author(s):  
Niken Ariska Prawesti ◽  
Purwaningsih Purwaningsih ◽  
Ni Ketut Alit Armini

Abtract: Voluntary Counseling and Testing (VCT) is one of the government programs to prevent trans- mission of HIV/AIDS must done by Men Sex With Men (MSM). But there are still MSM who have not utilized VCT services. This study was aimed to analyze of the factors correlating with utilization VCT in MSM based on Health Belief Model at Surabaya region. Design used analytic with cross-sectional ap- proach. The 43 samples were chosen by purposive sampling. The independent variabels were perceived susceptibility, perceived seriousness, perceived benefits, perceived barriers, and cues to action. The de- pendent variabel was utilization VCT. Data were collected by using questonnaire and alayzed by chi square test. Results showed that perceived seriousness had correlation with VCT utilization (p=0,035), perceived seriousness had correlation with VCT utilization (p=0,039), perceived benefits had correlation with VCT utilization (p=0,019), perceived barrier had correlation with VCT utilization (p=0,008) and cues to action (p=0,037) had correlation with VCT utilization. Some factors in health belief model have a correlation with VCT utilization by MSM. It is recommended to officer GAYa Nusantara Civil Society Organizations to give adequate information frequently to the high risk people of HIV/AIDS.Keyword: VCT, utilization, MSM, health belief modelAbstrak: Voluntary Counseling and Testing (VCT) adalah suatu program pemerintah untuk mencegah penularan HIV/AIDS yang perlu dilakukan olehLelaki Suka dengan Lelaki (LSL). Namun, masih terdapat LSL yang belum memanfaatkan layanan VCT. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan VCT oleh LSL berdasarkan Teori Health Belief Model (HBM) di wilayah Surabaya. Desain penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. 43 sampel dipilih dengan purposive sam- pling. Variabel independen adalah persepsi kerentanan, persepsi keseriusan,persepsi manfaat, persepsi hambatan, dan petunjuk bertindak. Variabel dependen adalah pemanfaatan VCT. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisisdengan uji chi square. Hasil menunjukkan bahwa kerentanan yang dirasakan memiliki korelasi dengan pemanfaatan VCT (p = 0,035), keseriusan yang dirasakan memiliki korelasi dengan pemanfaatan VCT (p = 0,039), manfaat yang dirasakan memiliki korelasi dengan pemanfaatan VCT (p = 0,019), hambatan yang dirasakan memiliki korelasi dengan VCT pemanfaatan (p = 0,008) dan isyarat untuk bertindak (p = 0,037) memiliki korelasi dengan pemanfaatan VCT. Persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi manfaat, persepsi hambatan, dan petunjuk bertindak memiliki korelasi dengan pemanfaatan VCT oleh LSL.Disarankan kepada LSM GAYa Nusantara untuk sering memberikan informasi kepada orang-orang berisiko tinggi HIV / AIDS.Kata kunci: VCT, LSL, HIV, HBM


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Rini Susanti ◽  
Kartika Sari

Voluntary Counseling and Testing (VCT) merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk menangani penyebaran HIV/AIDS (Depkes, 2006). VCT perlu dilakukan karena merupakan pintu masuk untuk menuju keseluruh layanan HIV/AIDS, dapat memberikan keuntungan bagi klien dengan hasil tes positif maupun negative dengan vokus pemberian dukungan terapi ARV (Anti Retroviral), dapat membantu mengurangi stigma di masyarakat, serta dapat memudahkan akses keberbagai layanan kesehatan maupun layanan psikolososial yang dibutuhkan klien. Bagaimana pelayanan Klinik VCT/CST di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang dilihat dari Pelayanan klinik VCT dan Fasilitas Sarana Prasarana. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Metode analisis menggunakan deskriptif analisis. Sebanyak 0.97 % responden menilai sarana dan prasarana Klinik VCT yang dinilai baik adalah papan nama atau papan petunjuk ruangan/klinik sudah jelas, terdapat ruang tunggu yang nyaman, ruang tunggu terdapat kotak saran, ruang tunggu tersedia meja dan kursi yang nyaman, jam layanan konseling dan testing sesuai dengan jam kerja di rumah sakit,dan jam layanan konseling dan testing buka setiap hari,sebanyak 1% responden menilai layanan Klinik VCT/CST yang dinilai baik adalah penampilan petugas terlihat rapi, dan penampilan petugas terlihat bersih. Sarana dan prasaran Klinik VCT secara umum sudah baik. Sarana dan prasarana yang masih kurang yaitu belum tersedianya jam layanan VCT pada sore hari, pintu masuk ruangan konseling masih sama dengan pintu keluar.Layanan VCT secara umum sudah berjalan lancar namun beberapa kendala yang masih dihadapi yaitu dari segi konselor, dibutuhkan jumlah konselor yang cukup agar layanan dapat dilakukan dan pasien tidak menunggu lama.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 142
Author(s):  
Putu Windi Ridayanti ◽  
Putu Agus Ariana ◽  
Komang Gde Trisna Purwantara

Pendahuluan: Waitress merupakan salah satu kelompok yang berisiko tertular HIV/AIDS. Salah satu program pemerintah untuk mencegah penyakit HIV/AIDS adalah Voluntary Counseling and Testing (VCT). Tujuan dari penelitian ini yakni mengetahui hubungan dukungan sosial dengan motivasi melakukan VCT pada waitress di Bar and Karaoke Sampurna dan Sri Rejeki Desa Bungkulan Kabupaten Buleleng. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 30 responden yang telah dipilih dengan menggunakan teknik total sampling. Subjek dari penelitian ini adalah wanita yang bekerja ditempat hiburan malam seperti waitress di bar and karaoke Sampurna dan Sri Rejeki pada tahun 2018. Hasil: Analisis data dilakukan dengan uji spearman's rho. Hasil penelitian diperoleh koefisien korelasi = 0,734 dengan p= 0,000 (p< 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan: Berdasarkan uji analisa data dapat disimpulkan ada hubungan positif yang kuat antara dukungan sosial dengan motivasi melakukan VCT di Bar and Karaoke Sampurna dan Sri Rejeki Desa Bungkulan Kabupaten Buleleng. Berdasarkan penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai adanya VCT yang digunakan untuk mendeteksi penyakit HIV/AIDS.


2016 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 178
Author(s):  
Yeni Tasa ◽  
Ina Debora Ratu Ludji ◽  
Rafael Paun

<em>Human Immunodeficiency Virus - Acquired Immuno Deficiency Syndrome </em>(HIV-AIDS)  merupakan penyakit menular yang jumlah penderitanya terus bertambah. Ibu rumah tangga merupakan penderita HIV/AIDS terbanyak di Kabupaten Belu. Pemanfaatan <em>Voluntary Counseling and Testing</em> (VCT) yang rendah oleh  orang dengan HIV/AIDS (odha) termasuk ibu rumah tangga terinfeksi HIV/AIDS menyebabkan  penyebaran HIV/AIDS sulit dikendalikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan umur, tingkat pendidikan, persepsi tentang penyakit, persepsi tentang pelayanan kesehatan, pekerjaan suami, pendapatan keluarga, keterjangkauan, persepsi keparahan penyakit dan persepsi stigma diri sendiri dengan pemanfaatan VCT oleh ibu rumah tangga terinfeksi HIV di Kabupaten Belu. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, disain <em>cross sectional.</em> Jumlah sampel adalah 90 orang yang merupakan total populasi<em>.</em> Penelitian dilakukan di Kabupaten Belu pada bulan Januari sampai Juli 2015. Analisa data secara deskriptif dan bivariat. Hasil analisis bivariat dengan uji <em>chisquare</em>menunjukkan adanya hubungan pendidikan (p=0,040), persepsi tentang penyakit (p=0,0001), persepsi tentang pelayanan kesehatan (p=0,0001), pendapatan keluarga (p=0,016), pekerjaan suami (0,037), keterjangkauan (p=0,038), persepsi keparahan penyakit (p=0,0001) dan persepsi stigma diri sendiri (p=0,0001) dengan pemanfaatan VCT. Persepsi tentang penyakit dan pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan dengan memperluas penyebaran informasi tentang penyakit HIV/AIDS dan manfaat VCT.<p><strong>Kata kunci</strong> :  HIV/AIDS, ibu rumah tangga,  pemanfaatan VCT</p>


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 74-79
Author(s):  
Sri Melda Br Bangun ◽  
BASYARIAH LUBIS ◽  
Raisha Octavariny ◽  
Surio Retno

Currently in Indonesia there is an increase in the prevalence of HIV / AIDS in housewives, followed by a high prevalence of HIV in children. This study used a cross sectional study design with a sample of 50 pregnant women using the stratified random sampling method with the chi-square test. The results showed that there was a relationship between age, work status, knowledge, attitude, and distance of pregnant women in utilizing voluntary counseling and test services


2021 ◽  
Vol 9 (4) ◽  
pp. 439
Author(s):  
Suarnianti Suarnianti ◽  
Yusran Haskas

Intervensi perilaku sangat penting dilakukan dalam pencegahan HIV sebagai intervensi dalam upaya meningkatkan status kesehatan. Tujuan: Mengetahui bentuk intervensi perilaku untuk mengukur outcome dari pencegahan terjadinya HIV terutama pada kelompok berisiko. Metode:  Electronic database dari jurnal yang telah dipublikasikan melalui ProQuest, PubMed., dan ScienceDirect. Hasil: Review dari delapan jurnal yang telah dipilih menyatakan bahwa intervensi perilaku memberi pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS, konseling bagi kelompok dengan rIsiko tinggi seperti pada Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) dan juga pelaksanaan tes HIV atau yang dikenal dengan Voluntary Counseling and Testing (VST). Instrumen penelitian yang  digunakan untuk mengukur behavioral intervention pada penelitian kuantitaif yakni kuesioner, instrumen berbasis komputer dan internet seperti sosial media, sedangkan pada penelitian kualitatif menggali informasi dengann indepth interview dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan intervensi perilaku dalam pencegahan HIV memberi manfaat dalam peningkatan pengetahuan, persepsi dan perilaku pencegahan HIV positif, serta penurunan stigma bagi ODHA. Simpulan: Penguatan intervensi perilaku dapat mencegah terjadinya HIV pada kelompok berisiko sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan.Kata kunci: intervensi perilaku, pencegahan HIV, LSL


2009 ◽  
Vol 25 (9) ◽  
pp. 2053-2063 ◽  
Author(s):  
Alexandre Grangeiro ◽  
Maria Mercedes Escuder ◽  
Maria Amélia Veras ◽  
Draurio Barreira ◽  
Dulce Ferraz ◽  
...  

The Voluntary Counseling and Testing (VCT) Network was implemented in Brazil in the 1980s to promote anonymous and confidential access to HIV diagnosis. As a function of the population and dimensions of the local epidemic, the study assessed the network's coverage, using data from a self-applied questionnaire and data from the Information Technology Department of the Unified National Health System (SUS), UNDP, and National STD/AIDS Program. The Student t test was used for comparison of means and the chi-square test for proportions. Brazil has 383 VCT centers, covering 48.9% of the population and 69.2% of the AIDS cases. The network has been implemented predominantly in regions where the epidemic shows a relevant presence, but 85.3% of the cities with high HIV incidence lack VCT centers; absence of VCT was associated with more limited health infrastructure and worse social indicators. A slowdown in expansion of the network was observed, with VCT Centers implemented on average 16 years after the first AIDS case in the given municipality. The number of HIV tests performed under the SUS is 2.3 times higher in cities with VCT centers. The network's scope is limited, thus minimizing the contribution by these services to the supply of HIV diagnosis in Brazil.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document