scholarly journals FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI PUSKESMAS KAMPUNG BARU KABUPATEN BANGGAI

2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 257-268
Author(s):  
Alfianti Djamil ◽  
Andi Mappanganro ◽  
Wa Ode Sri Asnaniar

          Diabetes mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang pravelensinya meningkat di seluruh dunia. Diabetes mellitus yang tidak di kelola dengan baik dapat mengakibatkan komplikasi vaskuler, salah satunya hipertensi. Hipertensi pada penderita diabetes mellitus dapat menimbulkan percepatan komplikasi mikrovaskuler maupun makrovaskuler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan tekanan darah pada penderita diabetes mellitus tipe II di Puskesmas Kampung Baru Kabupaten Banggai. Desain penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan cross Sectional. Adapun penentuan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dengan besar sampel sebanyak 35 responden. Uji hubungan dilakukan dengan menggunakan uji stastistik Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan tekanan darah pada penderita diabetes mellitus tipe II (p value = 1,000), tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah (p value = 1,000),tidak ada hubungan antara pendidikan dengan tekanan darah (p value =0,106), tidak ada hubungan lama menderita DM dengan tekanan darah (p value =0,700), tidak ada hubungan antara kepatuhan minum obat DM dengan tekanan darah (p value =0,460), dan ada hubungan antara kadar gula darah sewaktu (GDS) dengan tekanan darah pada penderita diabetes tipe II (p value = 0,009). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan umur jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama menderita DM, kepatuhan minum obat DM dengan tekanan darah penderita DM tipe II namun ada hubungan antara kadar gula darah dengan tekanan darah pada penderita DM tipe II Puskesmas Kampung Baru Kab. Banggai. Oleh karena itu, di harapkan agar pasien DM untuk mengontrol kadar gula darah sehingga tidak  berdampak negatif terhadap tekanan darah.

Jurnal JKFT ◽  
2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Imas Yoyoh ◽  
Imam Mutaqqijn ◽  
Nurjanah Nurjanah

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terus menerus mengalami peningkatan jumlah yang signifikan dari tahun ke tahun. Komplikasi jangka panjang dari DM baik mikrovaskular dan makrovaskular dapat menyebabkan insufiensi aliran darah ke tungkai, yang dapat berujung pada infeksi, ulkus dan berakhir pada amputasi. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Desain penelitian ini adalah analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dengan jumlah sampel 54 responden, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang perawatan kaki dan lembar observasi tentang risiko ulkus kaki diabetes. Uji analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian sebanyak 54 responden didapatkan data kategori perawatan kaki baik dengan risiko ulkus rendah sebanyak 14 responden (58,3%). Sedangkan kategori perawatan kaki kurang baik dengan risiko ulkus tinggi sebanyak 21 responden (70,0%). Hasil analisis diperoleh nilai OR = 3,267 artinya perawatan kaki yang kurang baik mempunyai peluang 3,267 kali untuk risiko tinggi ulkus. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square diperoleh p=0,036 dimana nilai p-value < 0,05, maka Ho ditolak artinya terdapat hubungan antara perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Pasien DM dengan perawatan kaki yang kurang baik berpeluang untuk terjadinya risiko ulkus tinggi dibandingkan dengan pasien DM yang perawatan kakinya baik. 


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 46-50
Author(s):  
Muhammad Basri ◽  
Baharuddin K ◽  
Sitti Rahmatia

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik dan kronis dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya yang membutuhkan perawatan medis dan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah komplikasi akut jangka panjang (Nian, 2017). Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah Puasa pada pasien DM tipe II di PKM Kassi-Kassikota Makassar. Manfaat : Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Metode : Pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional, jenis penelitian ini menggunakan metode analitik yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara Kualitas tidur dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien DM Tipe II. Sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel  55  orang  yaitu  seluruh pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di PKM Kassi-Kassi Kota Makassar. Hasil Uji Statistik Chi Square diperoleh p value 0,000 < 0,05.sehingga peneliti berasumsi bahwa  ada hubungan antara kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien DM Type 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.  Kesimpulan yaitu terdapat hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Saran dapat dijadikan sebagai salah satu acuhan bagi pasien diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kadar glukosa darah puasa


2019 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 38-45
Author(s):  
Helena Wadja ◽  
Hamidah Rahman ◽  
Nani Supriyatni

Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Diabetes melitus (DM) menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia pada abad ke-21. Jumlah penderita DM mencapai 422 juta orang di dunia pada tahun 2014. Sebagian besar dari penderita tersebut berada di negara berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki jumlah penderita yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, tingkat stres, dan durasi tidur terhadap kejadian Diabetes Mellitus. Metode penelitian dengan menggunakan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah  pasien yang datang memeriksakan kadar gula darah di UPTD Diabetes Center Kota Ternate Tahun 2018. Jumlah sampel 95 orang yang diambil dengan cara accidental sampling. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit Diabetes Mellitus adalah tingkat stres dengan p-value = 0,037 ( <0,1 ) dan durasi tidur dengan p-value = 0,025 ( <0,1 ), sedangkan yang tidak berhubungan adalah tingkat pengetahuan dengan p-value = 0,709 ( >0,1 ). Oleh karena itu, disarankan kepada petugas kesehatan lebih meningkkatkan lagi  informasi kepada masyarakat tentang penyakit Diabetes Mellitus, agar masyarakat lebih tahu tentang penyakit Diabetes Mellitus.


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 5-14
Author(s):  
Holy Yunita Nuraini ◽  
Rachmat Supriatna

Diabetes mellitus tipe 2 adalah diabetes melitus yang tidak tergantung pada  insulin dan kebanyakan penderita memiliki kelebihan berat badan. Data studi global menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes melitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang dan diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola makan, aktivitas fisik dan riwayat penyakit keluarga terhadap penyakit diabetes  mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok Tahun 2015. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelian cross sectional .Metode pengambilan sampel menggunakan tekhnik accidental sampling terhadap 34 orang pasien penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok Tahun 2015. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuisioner, dimana jawaban dari kuisioner dianalisa dengan menggunakan uji chi-square yang di olah dengan menggunakan  SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi dari tiga variable yaitu pola makan nilai p-value 0.044 < α (0.05), aktivitas terhadap penyakit diabetes mellitus tipe 2 nilai p-value 0.634 > α (0.05) dan riwayat penyakit keluarga nilai p-value 0.102 > α (0.05), yang mempunyai hubungan terhadap diabetes mellitus tipe 2 adalah variable pola makan. Perlu adanya penyuluhan lebih terhadap masyarakat mengenai pola makan yang baik dan sehat. Kata kunci : Aktivitas Fisik,  Diabetes Mellitus, Pola Makan, Riwayat Penyakit Keluarga


Jurnal JKFT ◽  
2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 62
Author(s):  
Popy Irawati ◽  
Arif Firmansyah

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Tujuan Peneitian Untuk mengetahui factor- dukungan keluarga  yang berhubungan dengan kepatuhan dalam menjalankan diet pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Cipondoh Kota Tangerang-Banten. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes millietus sebanyak 86 responden. Teknik pengambilan sampel yang dipilih secara non probability sampling yaitu pemilihan sampel yang tidak dilakukan secara acak. Dengan teknik Consecutive Sampling. Hasil uji chi-square dengan menunjukan p value α 0,01 sehingga Ha diterima bahwa terdapat hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet pada pasien Diabetes Militus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 54-65
Author(s):  
Lola Despitasari

Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan hasil dari kegagalan atau penolakan tubuh mnggunakan zat insulin (resistensi insulin). Pada orang dengan diabetes tipe 2 diperlukan self care management untuk mengelola penyakitnya. Diabetes knowledge, self efficacy, self care agency merupakan faktor internal yang mempengaruhi self care management. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor internal yang mempengaruhi self care management pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di poli klinik khusus penyakit dalam RSUP. Dr. M. Djamil Padang. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik melalui pendekatan cross sectional. Penelitian ini  dilakukan di Poli Klinik Khusus Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang. Sampel berjumlah 60 orang dengan teknik accidental sampling, dan instrumen penelitian menggunakan kuesioner SDSCA, ASAS-R, DMSES, dan kuesioner diabetes knowledge. Analisis data bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56.7% responden memiliki self care management yang kurang baik, 50% responden dengan self care agency kurang baik, 46.7% responden dengan self efficacy kurang baik, dan 61.7% responden dengan diabetes knowledge kurang baik. Terdapat hubungan antara self care agency, self efficacy, dan diabetes knowledge dengan self care management dengan nilai p value (≤ 0.05). Terdapat hubungan antara self care agency, self efficacy, dan diabetes knowledge dengan self care management di poli klinik khusus penyakit dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang. Disarankan kepada pasien diabetes mellitus tipe 2 untuk meningkatkan self care agency, self efficacy, dan diabetes knowledge nya. Kata Kunci : Diabetes mellitus tipe 2, self care management, self care agency, self efficacy, diabetes knowledge


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 223
Author(s):  
Limsah Silalahi

Latar Belakang: Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan penyebab kematian nomor 6 di dunia. Diabetes Mellitus dengan komplikasi merupakan penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia. Provinsi Jawa Timur menempati jumlah perkiraan terbesar penderita Diabetes Mellitus yaitu 605.974 penderita. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan tindakan pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2 di SMA Muhammadiyah 7 Surabaya. Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Desain yang digunakan yaitu cross sectional. Sampel penelitian ini sebanyak 70 responden. Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Variabel independen yaitu pengetahuan tentang Diabetes Mellitus, sedangkan variabel dependen adalah tindakan pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil: Hasil penelitian ini menujukkan p value  0,0001<α=0,1 sehingga hasil p<α. Hal ini bermakna bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang Diabetes Mellitus tipe 2 dengan tindakan pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2 pada siswa-siswi SMA Muhammadiyah 7 Surabaya. Kesimpulan: Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Muhammadiyah 7 Surabaya berhubungan dengan upaya pencegahan penyakit Diabetes Mellitus tipe 2. 


2020 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 110-120
Author(s):  
Tri Yulianti ◽  
Lusi Anggraini

Diabetes mellitus is a chronic metabolic with high prevalence and it can increase the risk of the complications, if it not handled properly. Medication adherence is one of the determining factor to achive therapeutic outcome. This research aims to determine the affecting factors of adherence in  diabetes mellitus type 2 outpatient at RSUD Sukoharjo in 2020. This research type is  cross sectional with a purposive sampling technique. A total of 85 patients diabetes mellitus type 2 outpatient at RSUD Sukoharjo with inclusion criteria received OAD therapy (Oral Antidiabetic Drugs) or a combination of OAD with insulin for at least 1 month, recruited in this study. The data was collected from medical records and questionnaires. Adherence was measured by using the MARS 5 questionnaire (Medication Adherence Report Scale 5). Factors contributing to medication adherence was analyzed by using chi-square test. The results showed that 37 respondents (43.5%) were obedient. The significant factors of medication adherence are monthly income (p-value = 0.018 and OR = 2.887), Medication (p - value = 0.007 and OR = 3,551), the frequency of treatment (p-value = 0.006 and OR = 3,529) and blood glucose level (p-value = 0.006 and OR = 3,529).


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Agnes Sry Vera Nababan ◽  
Maria Magdalena Pinem ◽  
Yulita Mini ◽  
Tuty Hertati Purba

Pendahuluan: Diabetes Mellitus menyebabkan 5,1 juta kematian pada tahun 2013. Menurut International Diabetes Federation bahwa pada tahun 2013 terdapat 382 juta penderita DM di dunia dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2035 melebihi 592 juta penderita DM, 55% peningkatan terjadi pada DM Tipe 2. Tujuan: Mengetahui faktor – faktor yang memengaruhi kadar gula darah penderita diabetes mellitus (DM) tipe 2 di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar. Metode: Desain penelitian ini menggunakan metode survei analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah pasien rawat jalan di poli penyakit dalam, berjumlah 40 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Analisis data menggunakan chi square. Hasil: Penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh antara indeks massa tubuh dengan kadar gula darah dengan p value 0,338 > 0,05, ada pengaruh riwayat keturunan/genetik dengan kadar gula darah dengan p value 0,034 < 0,05, ada pengaruh Aktivitas fisik dengan kadar gula darah dengan p value 0,047 < 0,05, ada pengaruh pola makan dengan kadar gula darah dengan p value 0,05 ≤ 0,05. Kesimpulan: Ada pengaruh pola makan, aktivitas fisik dan Riwayat keturunan  terhadap kadar gula darah dan Tidak ada pengaruh indeks massa tubuh (IMT) terhadap kadar gula darah.


2018 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 038-045
Author(s):  
Eva Sartika Dasopang

Latar Belakang: Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit metabolisme yang terjadi pada seseorang karena terjadinya peningkatakan kadar gula darah melebihi batas normal. Peningkatan kadar gula terjadi karena adanya gangguan pada sekresi insulin dan kerja insulin. Salah satu cara untuk mencegah resiko terjadinya komplikasi dan kekambuhan pada diabetes mellitus adalah dengan menerapkan kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus. Kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus harus diperhatikan karena diet merupakan salah satu factor untuk menstabilkan kadar gula dalam darah menjadi normal dan mencegah terjadinya komplikasi pada penderita diabetes mellitus Metode Penelitian: Penelitian ini di desain secara cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes mellitus yang melakukan kunjungan di Puskesmas Labuhan Medan pada bulan Juli 2017.Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling.Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner dan analisis data menggunakan metode Chi square. Hasil: Penderita Diabetes Mellitus di puskesmas Pekan Labuhan Medan mempunyai tingkat pengetahuan rendah sebesar 2%, sedang 44% dan tinggi 54%.Sedangkan tingkat kepatuhan rendah sebesar 2%, sedang 46% dan tinggi 52%. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan diet dengan kepatuhan diet pada penderita diabetes mellitus di Puskesmas Pekan Labuhan Medan dengan p value 0,001 (< 0,05). Background: Diabetes mellitus is one of metabolism disease due to abnormally high blood glucose level. The high blood glucose levels occur because of interference in insulin secretion and insulin action. One way to prevent the risk of complications and recurrence in diabetes mellitus is to apply dietary adherence to people with diabetes mellitus. Dietary compliance in people with diabetes mellitus must be considered because the diet is one factor to stabilize blood glucose levels to normal and prevent complications in people with diabetes mellitus. Methods: The research design was cross sectional. The population of this study were all diabetes mellitus patients The population in this study were all patients with diabetes mellitus who visited Primary Health Center of Labuhan Medan in July 2017. Sampling was performed by purposive sampling method. Data was collected using questionnaires and data were analyzed using the Chi-square method. Results: Diabetes Mellitus patients at Pekan Labuhan Medan Primary health center have a low level of knowledge of 2%, moderate 44% and high 54%. While the level of compliance was low at 2%, medium 46%, and high 52%. Conclusion: The results showed that there was no significant difference between knowledge of diet and dietary compliance in people with diabetes mellitus at the Pekan Labuhan Primary Health Center, Medan with p-value of 0,001 (< 0,05).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document