scholarly journals IMPLEMENTASI OLESAN JERUK NIPIS(CITRUS AURANTIFOLIA) UNTUK MENGURANGI STRIAE GRAVIDARUM DAN KELANGSINGAN PERUT PADA IBU NIFAS

2014 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 39-44
Author(s):  
Yuniar Angelia Puspadewi ◽  
Uswatun Chasanah

Jeruk adalah buah-buahan yang berguna bagi kesehatan dan pencegahan penyakit dan banyak mengandung vitamin c yang berfungsi untuk daya tahan tubuh. Jeruk juga dapat berfungsi sebagai antioksidan, dimana antioksidan tersebut berguna untuk menunda penuaan dini (awet muda) dan juga untuk pelangsingan perut pasca melahirkan. Dalam masa nifas, terjadi kekendoran perut dan strie gravidarum yang timbul pada masa kehamilan sehingga mengakibatkan ibu tidak percaya diri akan perubahan pada daerah perutnya. Hal ini membuat ibu-ibu mencari berbagai cara/alternative untuk menghilangkan strie gravidarum dan melangsingkan perut setelah melahirkan. Tujuan penelitin ini adalah untuk mengetahui apakah olesan jeruk nipis (Citrus Aurantifora) dapat mengurangi striae gravidarum dan melangsingkan perut ibu nifas. Metode yang dilakukan dengan teknik pretest-postest one-group design. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu nifas hari pertama. Pengukuran ketebalan lemak dan dokumentasi striae gravidarum dilakukan ketika ibu nifas hari ke-1. Perlakuan olesan jeruk nipis setiap hari (pagi dan sore hari) selama 3 minggu. Setelah 3 minggu, ketebalan lemak diukur dan didokumentasikan kembali untuk mengetahui apakah ada pengurangan ketebalan lemak dan striae gravidarum. Sebagian besar strie gravidarum berkurang setelah diberikan oles perasan jeruk nipis. Berdasarkan hasil analisa chi kuadrat T hitung > T tabel maka Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa keteraturan pemberian oles perasan jeruk nipis dapat mengurangi strie gravidarum. Dari analisa uji T didapatkan T hitung > T tabel, hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara tebal perut dan lingkar perut sebelum dan setelah pemberian oles jeruk nipis. Kesimpulannya adalah olesan jeruk nipis sangat efektif dalam menghilangkan striae gravidarun dan melangsingkan perut pada ibu nifas dengan pemberian secara benar dan teratur.

2011 ◽  
Vol 81 (1) ◽  
pp. 43-48 ◽  
Author(s):  
Rahime Bedir Findik ◽  
Nurcihan Karakurt Hascelik ◽  
Kadir Okhan Akin ◽  
Ayse Nurcan Unluer ◽  
Jale Karakaya

Background: Striae gravidarum, a clinical condition commonly seen in pregnant women, produces serious cosmetic problems and may lead to psychological problems. Aim: The present study investigated whether there was any relation between the presence of striae in primigravid pregnant women and blood vitamin C levels, and factors thought to contribute to the formation of striae such as family history, weight gained during pregnancy, smoking status, abdominal and thigh circumference, and age. Methods: Overall, 69 primigravid women attending routine antenatal follow-up and, using prophylactic iron and vitamin preparations, underwent investigation. All were pregnant 36 or more weeks. Scoring was based on striae examination and whether striae were present. The relation between the presence of striae, vitamin C blood levels, and other factors was investigated. Results and Conclusions: Multiple logistic regression analysis showed a significant relation between the presence of striae and blood vitamin C levels (p = 0.046) and between the presence of striae and family history (p = 0.023). No significant relation was found between the presence of striae and age, weight gained during pregnancy, abdominal and thigh circumference, or smoking status. It was concluded that further, more comprehensive studies on the issue are required.


2013 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 05 ◽  
Author(s):  
Abdul Razak ◽  
Aziz Djamal ◽  
Gusti Revilla

AbstrakJeruk Nipis (Citrus aurantifolia S.) merupakan salah satu tanaman obat keluarga yang banyak terdapat ditengah masyarkat dan banyak digunakan sebagai ramuan tradisional. Bagian yang sering digunakan adalah air perasannya, dengan salah satu manfaat dapat digunakan untuk menghilangkan jerawat serta penyembuhan luka agar tidak terjadi abses. Jerawat dan abses pada luka merupakan salah satu infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat air perasan buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia S.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara invitro. Penelitian dilakukan dengan metoda eksperimental laboratorium dengan desain postest only control group design yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.Hasil penelitian menunjukan bahwa air perasan buah jeruk nipis memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan berbagai konsentrasi yaitu 25%, 50%, 75%, dan 100% dan terdapat pengaruh lama kontak terhadap pertumbuhan bakteri dimana bakteri tidak tumbuh seteleh kontak 5 menit pertama dan diikuti menit-menit berikutnya dengan air perasan buah jeruk nipis konsentrasi 100%. Jadi, semakin tinggi konsentrasi air perasan buah jeruk nipis dan semakin lama kontak dengan bakteri Staphylococcus aureus maka daya hambatnya semakin baik.Kata kunci: Uji Daya Hambat, Air Perasan Buah Jeruk Nipis, Staphylococcus aureus.Abstract Lime (Citrus aurantifolia S.) is kind of family’s herbal medicine, most using in the community is widely used as a traditional herb. The most common used part is the lime fruit squeeze with one of the function is used for removing acne and wound healing to prevent the form of abscess. Pimples and abscesses of the wound is one of the infections caused by the bacterium Staphylococcus aureus.The purpose of this study was to determine the inhibition of lime fruit (Citrus aurantifolia S.) squeeze towards the growth of the bacteria Staphylococcus aureus in vitro condition. The study was conducted with laboratory experimental methods to the design of control group design postest only performed at the Laboratory of Microbiology Faculty of Medicine, University of Andalas.The results showed that the lime fruit (Citrus aurantifolia S.) squeeze has the ability to inhibite the bacterial growth of Staphylococcus aureus with various concentrations of 25%, 50%, 75%, and 100% and there is the effect of contact time on the growth of bacteria which the bacteria do not grow after contact the first 5 minutes and the next minute followed by lime fruit squeeze with 100% concentration lime fruit squeeze. Thus, the higher the concentration of lime fruit squeeze and the longer the contact with the bacteria Staphylococcus aureus is the better towards.Keywords:Inhibition test, The Lime Fruit Squeeze, Staphylococcus Aureus.


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 417
Author(s):  
Zaki Farhan ◽  
M. Setia Budi ◽  
Elmatris Syamsir

Plumbum merupakan salah satu logam berat yang terkandung dalam bahan bakar kendaraan bermotor. Plumbum diekskresikan melalui ginjal sehingga dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kerusakan sel epitel tubulus proksimal. Vitamin C merupakan salah satu senyawa yang bersifat antioksidan yang dapat melindungi efek radikal bebas yang ditimbulkan oleh plumbum. Tujuan penelitian ini adalah menentukan efek pemberian vitamin C terhadap mikroskopis ginjal tikus Wistar yang terpapar plumbum asetat. Penelitian ini merupakan studi eksperimental post test only control group design. Subjek penelitian adalah 24 ekor tikus Wistar jantan yang dibagi menjadi empat kelompok, yaitu K- tanpa perlakuan, K+ dengan pemberian Pb asetat 50 mg/kgbb/hari, P1 dengan pemberian Pb asetat dan vitamin C 50 mg/kgbb/hari, dan P2 dengan pemberian Pb asetat dan vitamin C 75 mg/kgbb/hari. Masing- masing kelompok terdiri dari enam ekor tikus dengan perlakuan selama empat minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi kerusakan tubulus proksimal ginjal yang berbeda secara bermakna pada kelompok K+, P1, P2 dibandingkan dengan kelompok K- serta perbedaan yang bermakna pada kelompok P1, P2 terhadap kelompok K+ (p < 0,05). Terdapat efek pemberian vitamin C terhadap mikroskopis ginjal tikus Wistar terhadap paparan  plumbum asetat dengan dosis 50 mg/kgbb/hari. Simpulan hasil penelitian ini adalah terjadi perubahan mikroskopis ginjal tikus Wistar yang terpapar plumbum asetat dengan dosis 50 mg/kgbb/hari.


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 417
Author(s):  
Zaki Farhan ◽  
M. Setia Budi ◽  
Elmatris Syamsir

Plumbum merupakan salah satu logam berat yang terkandung dalam bahan bakar kendaraan bermotor. Plumbum diekskresikan melalui ginjal sehingga dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kerusakan sel epitel tubulus proksimal. Vitamin C merupakan salah satu senyawa yang bersifat antioksidan yang dapat melindungi efek radikal bebas yang ditimbulkan oleh plumbum. Tujuan penelitian ini adalah menentukan efek pemberian vitamin C terhadap mikroskopis ginjal tikus Wistar yang terpapar plumbum asetat. Penelitian ini merupakan studi eksperimental post test only control group design. Subjek penelitian adalah 24 ekor tikus Wistar jantan yang dibagi menjadi empat kelompok, yaitu K- tanpa perlakuan, K+ dengan pemberian Pb asetat 50 mg/kgbb/hari, P1 dengan pemberian Pb asetat dan vitamin C 50 mg/kgbb/hari, dan P2 dengan pemberian Pb asetat dan vitamin C 75 mg/kgbb/hari. Masing- masing kelompok terdiri dari enam ekor tikus dengan perlakuan selama empat minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi kerusakan tubulus proksimal ginjal yang berbeda secara bermakna pada kelompok K+, P1, P2 dibandingkan dengan kelompok K- serta perbedaan yang bermakna pada kelompok P1, P2 terhadap kelompok K+ (p < 0,05). Terdapat efek pemberian vitamin C terhadap mikroskopis ginjal tikus Wistar terhadap paparan  plumbum asetat dengan dosis 50 mg/kgbb/hari. Simpulan hasil penelitian ini adalah terjadi perubahan mikroskopis ginjal tikus Wistar yang terpapar plumbum asetat dengan dosis 50 mg/kgbb/hari.


2018 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 33-39
Author(s):  
Normalina Arpi ◽  
Rasdiansyah Rasdiansyah ◽  
Heru Prono Widayat ◽  
Ramadhana Fajri Foenna

Limbah pulp merah kopi (Coffea sp.) mengandung kafein, senyawa fenolik dan antioksidan alami seperti antosianin, betakaroten, polifenol, dan vitamin C. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jenis jeruk, konsentrasi jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan lemon (Citrus limon) serta penambahan gula terhadap mutu minuman sari pulp kopi arabika (Coffea arabika L.). Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial digunakan dalam penelitian ini. Faktor 1 jenis jeruk yaitu (J) yaitu J1 = jeruk nipis dan J2 = lemon. Faktor 2, konsentrasi sari jeruk (S) yaitu S1 = 20%, S2 = 30% dan S3 = 40%, serta faktor 3, konsentrasi gula (K) yaitu K1 = 20% dan K2 = 30% dari berat sari pulp kopi. Proses pengolahan dan pemanasan sari pulp kopi dengan penambahan jeruk nipis atau lemon menjadi minuman sari pulp kopi menyebabkan penurunan kandungan vitamin C dan pH. Perlakuan terbaik dalam pembuatan minuman sari pulp kopi yaitu menggunakan jeruk nipis dengan konsentrasi 20% dan gula 30% yang menghasilkan minuman sari pulp kopi dengan nilai sensori hedonik yang lebih baik, dan aktivitas antioksidan (DPPH) 74,9 %, vitamin C 17,6 mg/100g, gula reduksi 19,4 mg/ml, pH 3,40.


2012 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Bambang Sumantri

  Setiap hisapan asap rokok mengandung 1015 radikal bebas dan bahan yang dapat memicu terbentuknya radikal bebas di dalam jaringan paru-paru.. Tulang rawan trakea adalah bagian dari sistim respirasi. Kerusakan tulang rawan trakea dapat di deteksi da ri unsur selnya yaitu kondrosit. Vitamin C sebagai anti oksidan telah terbukti mampu menetralisir efek  radikal bebas pada alveoli dan ep itel trakea. Tujuan penelitian ini untuk melihat apakah terdapat peru bahan kondrosit tulang rawan trakea akibat radikal bebas dan ap akah perubahan tersebut dapat diperkecil dengan pemberian vitamin C.   Penelitian dilakukan secara eksperimental  dengan menggunakan post test only control group design. Hewan coba dibagi dalam enam kelompok yang masing-masing terdiri dari tiga ekor tikus putih  Wistar jantan, dewasa dengan berat badan 200 – 300 gram. Perlaku an dilaksanakan selama 6 bulan dan hewan coba dibagi mejadi enam kelompok. Kelompok 1 tidak dipapr asap rokok, dan tidak diberi vitamin C, kelompok 2-6 dipapar asap rokok 1 batang setiap hari  selama enam bulan sedangkan kelompok 3-6 selain dipapar asap ro kok juga diberi vitamin C dengan dosis yang berbeda yaitu 0,05,  0,10, 0,20 dan 0,40 mg/g BB/hari. Pemaparan asap rokok dengan menggunakan smoking pump sedangkan pemberian vitamin C menggunakan sonde sampai kelambung tikus.   Trakea tikus diambil sepertiga bagian tengah, untuk pembuatan pr eparat HE. Pada preparat HE diamati kualitas kondrosit yaitu sifat pengecatan sitoplasma dan bentuk inti, diam eter kondrosit (DSK) dan rasio sel : inti (RSI).   Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pe ningkatan DSK dan penurunan RSI secara statistic tidak bermakna (p  > 0,05).    Kata kunci: radikal bebas, antioksidan, kondrosit


2014 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 893-902 ◽  
Author(s):  
Aresta Wulan Purnamasari ◽  
Muflidah Isnawati

Latar Belakang : Hiperkolesterolemia merupakan faktor utama dan faktor risiko independen penyakit kardiovaskuler. Penurunan kolesterol total merupakan salah satu strategi dalam terapi penyakit kardiovaskuler.  Buah pare dan jeruk nipis memilki potensi menurunkan kolesterol total. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jus pare, jus jeruk nipis dan kombinasi kedua  buah dalam menurunkan kolesterol total.Metode : Penelitian ini merupakan true experimental dengan rancangan  pre-post test randomized control group design. Sampel terdiri dari 28 tikus jantan Sprague Dawley hiperkolesterolemia yang dibagi menjadi 4 kelompok. Intervensi dilakukan selama 14 hari dengan kelompok kontrol hanya diberi pakan standar, perlakuan 1 (P1) diberi jus pare 2 ml/ekor/hari, perlakuan 2 (P2) diberi jus jeruk nipis 2 ml/ekor/hari dan perlakuan 3 (P3) diberi kombinasi jus pare dan jus jeruk nipis sebanyak 4 ml/ekor/hari. Kadar kolsterol total dianalisis dengan metode CHOD-PAP. Data dianalisis dengan uji Paired t-test dan one way Anova.Hasil : Penelitian ini menunjukkan terjadi penurunan kolesterol total setelah pemberian jus pare (22,51%), jus jeruk nipis (28,93%) dan kombinasi jus pare+jeruk nipis (24,04%) (p<0,05). Namun tidak terdapat perbedaan rerata perubahan kadar kolesterol total antara kelompok kontrol dan perlakuan  dengan p=0,105 (p>0,05)Simpulan : Tidak terdapat perbedaan pengaruh pemberian pare, jus jeruk nipis dan kombinasi jus pare+jeruk nipis terhadap penurunan kolesterol total tikus hiperkolesterolemia.


2017 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 136
Author(s):  
Diah Hermayanti ◽  
Fathiyah Syafitri ◽  
Antia Devi Iralawati

Latar Belakang: Rifampisin dan isoniazid merupakan obat yang direkomendasikan dalam pengobatan Tuberkulosis yang memiliki efek samping hepatotoksisitas. Jus belimbing manis diduga mempunyai efek hepatoprotektor karena mengandung flavonoid, tanin, dan vitamin C. Tujuan: Membuktikan efek hepatoprotektor jus belimbing manis terhadap penurunan kadar SGOT, SGPT, dan MDA tikus putih jantan yang diinduksi rifampisin dan isoniazid. Metode: Eksperimental, Post Test Only Control Group Design. Sampel dibagi 5 kelompok perlakuan. Kontrol negatif, kontrol positif diberi rifampisin dan isoniazid masing-masing200 mg/KgBB/hari, dan 3 kelompok perlakuan yang diberi rifampisin, isoniazid, dan jus belimbing manis dengan dosis 4 ml/ hari, 8 ml/hari, 12 ml/hari selama 14 hari. Data dianalisis dengan uji One-Way ANOVA, uji korelasi, dan uji regresi. Hasil Penelitian dan Diskusi: Analisa statistik dilakukan untuk masing-masing variabel dependent SGOT, SGPT, dan MDA. Uji One-Way ANOVA Sig 0,000<p(0,05) menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antar perlakuan. Uji korelasi Sig 0,000< p(0,05) dengan koefisiensebesar -0,827 dan -0,852, dan -0,555 mempunyai korelasi yang sangat kuat, yaitu semakin tinggi dosis jus belimbing manis maka semakin rendah kadar SGOT dan SGPT. Hasil uji regresi menunjukkan jus belimbing manis berpengaruh terhadap penurunan kadar SGOT , SGPT, dan MDA sebesar 68,4%, 72,6%, dan 27,9%. Dosis jus belimbing manis 12 ml/hari merupakan dosis optimaluntuk menurunkan kadar SGOT dan SGPT. Kesimpulan: Jus belimbing manis memiliki efek hepatoprotektor terhadap penurunan kadar SGOT, SGPT, dan MDA tikus putih jantan yang diinduksi rifampisin dan isoniazid.Kata Kunci: Jus belimbing manis (Averrhoa carambola L.), hepatoprotektor, antituberkulosis


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 144
Author(s):  
Subagja Subagja ◽  
Rahma Nafi'ah

Tanaman Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) merupakan tanaman dengan tinggi mencapai 5 meter, dimana merupakan tanaman tropis. Kandungan Jeruk Nipis salah satunya vitamin C. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pada formula manakah tablet ekstrak daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) memenuhi persyaratan uji kadar vitamin C, dan tablet yang dihasilkan diuji evaluasi tablet meliputi: organoleptik, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, keseragaman ukuran, keseragaman bobot, disolusi, dan kadar vitamin C. Metode dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Teknik analisis data yang digunakan yaitu Uji Linearitas dan Analisis Regresi Linear Sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa tablet ekstrak daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) tidak memenuhi persyaratan tablet, dan tablet ekstrak daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) kadar 200 mg per tablet memenuhi persyaratan uji kadar vitamin C sebesar 93,33%. Kata kunci: Tablet ekstrak daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia), kadar vitamin C, evaluasi tablet.


2020 ◽  
Author(s):  
Subagja Subagja

Tanaman Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) merupakan tanaman dengan tinggi mencapai 5 meter, dimana merupakan tanaman tropis. Kandungan Jeruk Nipis salah satunya vitamin C. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pada formula manakah tablet ekstrak daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) memenuhi persyaratan uji kadar vitamin C, dan tablet yang dihasilkan diuji evaluasi tablet meliputi: organoleptik, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, keseragaman ukuran, keseragaman bobot, disolusi, dan kadar vitamin C. Metode dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Teknik analisis data yang digunakan yaitu Uji Linearitas dan Analisis Regresi Linear Sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa tablet ekstrak daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) tidak memenuhi persyaratan tablet, dan tablet ekstrak daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) kadar 200 mg per tablet memenuhi persyaratan uji kadar vitamin C sebesar 93,33%.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document