scholarly journals HUBUNGAN PERAWATAN TALI PUSAT MENGGUNAKAN KASSA KERING STERIL SESUAI STANDAR DENGAN LAMA PELEPASAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS SIANTAN HILIR TAHUN 2019

2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Elise Putri, Megalina Limoy

HUBUNGAN PERAWATAN TALI PUSAT MENGGUNAKAN KASSA KERING STERIL SESUAI STANDAR DENGAN LAMA PELEPASAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS SIANTAN HILIR TAHUN 2019Elise Putri1, Megalina Limoy2Akademi Kebidanan Panca Bhakti PontianakEmail korespondensi : [email protected] satu indikator derajat kesehatan di Indonesia adalah angka kematian bayi. World Health Organization pada Tahun 2016 menemukan angka kematian bayi sebesar 560.000 dari kelahiran hidup yang disebabkan oleh infeksi tali pusat. Infeksi tali pusat dapat terjadi dikarenakan perawatan tali pusat yang tidak sesuai standar. Sejumlah 39% ibu tidak melakukan perawatan tali pusat sesuai standar yaitu menggunakan kassa kering steril di wilayah kerja Puskesmas Siantan Hilir tahun 2019. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan perawatan tali pusat menggunakan kassa kering steril sesuai standar terhadap lama pelepasan tali pusat bayi baru lahir. Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif korelasi dengan analisa data Chi Square. Populasi yang diteliti 154 bayi. Pengambilan sampel dengan random sampling jumlah sampel 31 bayi. Hasil penelitian menunjukkan dari hasil analisa data dengan Chi Square didapatkan hasil P-value 0,022 < α 0,05 maka H0 tolak Ha diterima. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan perawatan tali pusat menggunakan kassa kering steril sesuai standar dengan lama pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir. Saran kepada pihak puskesmas untuk tetap memberikan informasi tentang perawatan tali pusat sesuai standar yaitu dengan kassa kering steril karena dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa kassa kering steril sesuai standar efektif untuk melakukan perawatan tali pusat.Kata kunci: Perawatan Tali Pusat, Kassa Kering Steril, BBL

2017 ◽  
Vol 7 (12) ◽  
pp. 47-53
Author(s):  
Shinta Maharani ◽  
Resti Tri Putri

Angka kesakitan diare masih cukup tinggi dan penderita terbanyak adalah kelompok anak-anak. Di negara berkembang seperti Indonesia, anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali pertahun. Berdasarkan data WHO (World Health Organization) ada 100.000 anak Indonesia meninggal karena diare. Di kota Palembang, kasus diare pada anak tertinggi di Kecamatan Seberang Ulu 1. SDN 82 Palembang merupakan salah satu sekolah dasar yang berada di wilayah Kecamatan Seberang Ulu 1 dan lokasinya berada didekat pasar tradisional.Hasil wawancara dengan beberapa siswa, mereka mengatakan pernah mengalami diare. Apalagi berdasarkan pengamatan, hampir semuanya ngemil di trotoar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan jajan sembarangan dan diare pada anak di SDN 82 Palembang. Survei analitik melalui desain cross sectional digunakan dalam penelitian ini. Populasi penelitian adalah siswa kelas 3, 4, 5, kelas di SDN 82 Palembang. Jumlah sampel adalah 104 responden. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling. Analisis bivariat dan univariat melalui chi-square digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 63 (60,6%) responden memiliki kebiasaan jajan sembarangan dan 69 (66,3%) responden diare. Hasil p-value 0,004. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan jajan sembarangan dan diare pada anak di SDN 82 Palembang. Diharapkan pemangku kepentingan sekolah dapat berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Palembang dan menyediakan kafetaria khusus serta unit kesehatan sekolah untuk siswa SDN 82 Palembang.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 30-35
Author(s):  
Anisa Purnamasari ◽  
Lisnawati ◽  
Sari Arie Lestari ◽  
Sitti Masriwati ◽  
Nazaruddin

Penggunaan smarthphone di Indonesia menunjukkan angka yang semakin meningkat, data yang diperoleh dari Portal Techin Asia sampai dengan saat ini sudah mencapai 15 juta lebih pengguna smarthphone. Hasil survey yang dilakukan menunjukkan bahwa penduduk Indonesia terutama anak usia dini menjadi pengguna utama smarthphone. World Health Organization melaporkan bahwa 5-25% dari anak-anak usia sekolah menderita gangguan perkembangan. Sekitar 8-9% anak usia sekolah mengalami masalah psikososial khususnya masalah social emosional seperti kecemasan, sulit beradaptasi, bersosialisasi, susah berpisah dari orang tua, anak sulit diatur, dan perilaku agresif merupakan masalah yang paling sering muncul pada anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial Anak Sekolah di SDN 01 Poasia, Kecamatan Poasia, Kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional Study. Populasi penelitian yaitu seluruh anak yang menggunakan smartphone usia 6-8 tahun yang bersekolah di SDN 01 Poasia sebanyak  315 orang dengan jumlah sampel 64 anak. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Analisis menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan nilai p value = 0.000 (X2 hitung = 13.012 > X2 tabel = 3.841), menunjukkan bahwa ada hubungan antara durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial pada anak usia 06-08 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial anak usia 06-08 tahun di SDN 1 Poasia Kecamatan Poasia, Kota Kendari


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Ismalia Husna ◽  
Devita Febriani Putri ◽  
Tusy Triwahyuni ◽  
Guntur Batara Kencana

<em>World Health Organization </em>(WHO) melaporkan bahwa terjadi peningkatan jumlah kasus DBD khususnya di negara tropis seperti Indonesia. Di Bandar Lampung terjadi instabilitas pada <em>Incidence Rate </em>(IR) dari tahun 2010-2015 dan Tanjung Senang merupakan wilayah dengan angka kasus tertinggi yaitu 138 kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian Demam Berdarah<em> Dengue</em> (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Way Kandis Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan desain penelitian <em>case control</em>. Sampel pada penelitian ini sebanyak 100 sampel dari 50 kasus DBD dan 50 kontrol. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu <em>total sampling </em>pada kelompok kasus dan <em>random sampling </em>pada kelompok kontrol. Analisa data yang digunakan adalah <em>chi-square test. </em>Hasil analisis statistik menggunakan uji <em>Chi-square </em>menunjukan variabel yang berhubungan dengan kejadian DBD adalah pengetahuan (<em>p-value=</em>0,02; OR=0,40; 95% CI:0,35 – 1,72) dan jumlah kontainer (<em>p-value=</em>0,01; OR=3,02; 95% CI:1,26-7,20). Variabel yang tidak berhubungan antara lain pendidikan, pekerjaan, perilaku, ketersediaan tutup kontainer, keberadaan kawat kassa dan jarak antar rumah karena <em>p value</em> &gt; 0,05. Simpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan dan jumlah container merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian DBD di Kelurahan Way Kandis.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 74-81
Author(s):  
Ayu Pratiwi ◽  
Safitri Lestari

Remaja usia 10-19 tahun sekitar 1,2 milliar, dengan total populasi remaja di dunia yaitu 16% UNICEF, (2016). Remaja merupakan individu yang berusia 10 sampai 19 tahun WHO World Health Organization, (2017)Remaja merupakan individu yang berusia 10 sampai 19 tahun WHO World Health Organization, (2017) Prevalensi remaja usia 10-19 tahun sekitar 1,2 milliar. Berdasarkan jenis kelamin remaja usia 15-19 tahun di Tangerang, (2020) terdapat 168.272 juta berjenis laki-laki dan 163.548 juta perempuan. Pola asuh orangtua berpengaruh terhadap kematangan emosi remaja karena orangtua sebagai lembaga pertama bagi anak dan tempat belajar. Hasil wawancara dengan pihak sekolah di SMP Islam Ayatra masih terdapat anak yang sering berkelahi didalam sekolah maupun diluar sekolah.Tujuan peneliti ini untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua dengan kematangan emosi remaja. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 211 responden. Teknik yang digunakan untuk pengambilan data adalah simple random sampling dengan menggunakan lembar kuesioner. Sampel penelitian dilakukan diSMP Islam Ayatra Hasil penelitian Analisa data menggunakan analisis univariat dan bivariat yaitu uji chi-square dan menghasilkan nilai p-value = (0,047 ≤ 0,05) (OR=1.845) maka dinyatakan ada hubungan pola asuh orangtua dengan kematangan emosi remaja. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan pola asuh orangtua dengan kematangan emosi remaja.


Author(s):  
Leny

Abstrak World Health Organization (WHO) menyatakan ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi zat besi sekitar 35-37%, dan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan usia kehamilan. Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di negara sedang berkembang dari pada negara maju.. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Klinik Budi Mulia Medika Palembang Tahun 2018. Desain penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi Penelitian adalah seluruh ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilan di Klinik Budi Mulia Medika Palembang Tahun 2018. Sampel yang diambil secara simple random sampling dengan jumlah sampel 149 responden. Dari hasil penelitian dengan menggunakan uji statistik Chi-square yang membandingkan p value dengan tingkat kemaknaan α (0,005) menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil dimana p value (0,000) lebih kecil dari α (0,005), ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil dimana p value (0,000) lebih kecil dari α (0,005), dan ada hubungan bermakna antara paritas ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil dimana p value (0,000) lebih kecil dari α (0,005). Maka dari itu perlu meningkatkan sarana pelayanan kesehatan khususnya pada ibu hamil yang mengalami anemia dengan cara penyuluhan tentang dampak buruk serta pencegahan anemia selama kehamilan, persalinan dan nifas. Kata Kunci : Kejadian Anemia, Umur, status gizi, Paritas


PROMOTOR ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 219
Author(s):  
Fadiyah Nur’aini ◽  
Ichayuen Avianty ◽  
Tika Noor Prastia

<div class="WordSection1"><p>Masalah gizi utama di Indonesia yaitu KEK selama masa kehamilan merupakan salah satu penyebab angka kematian ibu (AKI). World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa prevalensi KEK pada tahun 2016 sebanyak (30,1%) dan terjadi kenaikan di tahun 2017 yaitu (35%), begitu juga di Indonesia angka KEK masih lebih tinggi lagi sebesar (40%) KEK memiliki dampak yang buruk apabila tidak segera ditangani. Penelitian ini bertujukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain <em>Cross Sectional</em>, populasi sebanyak ± 1.022 ibu hamil dan sampel sebanyak 100 ibu hamil. Teknik sampling menggunakan <em>simple random sampling</em>. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Analisis data yang dilakukan dengan uji <em>chi-square</em>. Hasil penelitian menunjukkan persentase ibu hamil yang mengalami KEK sebesar  27%. Analisis uji statistik menunjukkan adanya  hubungan  yang    bermakna antara usia (p-value 0,000)=&lt;0,05 dengan nilai OR yang tinggi (OR=38,3), pengetahuan tentang gizi (p-value 0,000)=&lt;0,05 dan ada hubungan yang bermakna juga antara pemeriksaan kehamilan (p-value 0,000)=&lt;0,05 dengan kejadian KEK pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tegal Gundil Bogor tahun 2020, dan adapun variable yang tidak berhubungan yaitu variable pendidikan ibu (p- value=0,490) variable pekerjaan (p-value=0,753). Peneliti memberi kesimpulan bahwa usia, pengetahuan dan pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan , dan memberi saran agar meningkatkan edukasi tentang gizi ibu hamil serta usia yang baik untuk kehamilan ibu, kemudian memonitor mengenai pemeriksaan kehamilan agar semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya.</p></div>


Author(s):  
Dini Kesumah Dini Kesumah

ABSTRACT According to World Health Organization Health Organization (WHO) in 2005 showed 49% of deaths occur in children under five in developing countries. Nutritional problems can not be done with the medical and health care approach alone. Causes related to malnutrition that maternal education, socioeconomic families, poor environmental sanitation, and lack of food supplies. This study aims to determine the relationship between education and socioeconomic status of families with nutrition survey using a cross sectional analytic approach, with a population of all mothers of children under five who visited the health center in Palembang Keramasan Accidental sampling Sampling the number of samples obtained 35 respondents. Variables include the study independent and dependent variables and univariate analysis using Chi-Square test statistic with a significance level α = 0.05. The results from 35 respondents indicate that highly educated mothers earned as many as 16 people (45.7%), and middle and upper income families as many as 12 people (34.3%) and bivariate test results show that highly educated respondents toddler nutritional status good for 81.3% (13 people) is larger than the less educated respondents balitanya good nutritional status 26.3% (5 persons) as well as respondents who have middle and upper socioeconomic families with good nutritional status of children at 91.7% ( 11 people) is larger when compared to respondents who have family socioeconomic medium with good nutritional status of children at 30.4% (7 people). Statistical tests show that education has a significant relationship with nutritional status of children P value = 0.004 and socioeconomic families have a meaningful relationship with nutritional status of children P value = 0.002. Based on the results of the study suggested the health professionals in the health center should further improve the education, information about the importance of nutrition to the development of the child in the mothers through the selection and processing of good food and a good diet through health centers and integrated health.   ABSTRAK  Menurut badan kesehatan World Health Organization (WHO) tahun 2005 menunjukkan 49% kematian yang terjadi pada anak dibawah umur lima tahun di negara berkembang. Masalah gizi ini tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab yang berhubungan dengan kurang gizi yaitu pendidikan ibu, sosial ekonomi keluarga, sanitasi lingkungan yang kurang baik,dan kurangnya persediaan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan sosial ekonomi keluarga dengan status gizi balita dengan menggunakan metode survei analitik pendekatan secara Cross Sectional, dengan populasi semua ibu yang memiliki anak balita yang berkunjung ke Puskesmas Keramasan Palembang dengan pengambilan sampel secara Accidental Sampling diperoleh jumlah sampel 35 responden. Variabel penelitian meliputi variabel independen dan dependen serta analisis univariat menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 35 responden didapatkan ibu yang berpendidikan tinggi sebanyak 16 orang  (45,7%), dan keluarga yang berpenghasilan menengah keatas sebanyak 12 orang (34,3%) dan hasil uji bivariat menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan tinggi status gizi balitanya baik sebesar 81,3% (13 orang) lebih besar bila dibanding responden yang berpendidikan rendah status gizi balitanya baik 26,3% (5 orang) serta responden yang mempunyai sosial ekonomi keluarga menengah keatas dengan status gizi balita baik sebesar 91,7% (11 orang) lebih besar bila dibanding responden yang mempunyai sosial ekonomi keluarga menengah kebawah dengan status gizi balita baik sebesar 30,4% (7 orang). Uji statistik menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi balita P value = 0,004 dan sosial ekonomi keluarga mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi balita P value = 0,002. Berdasarkan hasil penelitian disarankan pada petugas kesehatan di Puskesmas hendaknya lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan tentang pentingnya gizi terhadap tumbuh kembang anak pada ibu-ibu melalui cara pemilihan dan pengolahan bahan makanan yang baik serta pola makanan yang baik melalui kegiatan Puskesmas dan Posyandu.


2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Dina Ardyana ◽  
Erma Puspita Sari

Latar belakang: Berdasarkan data World Health Organization (WHO) setiap tahunnya kira-kira 3%(3,6 juta) dari 120 juta bayi baru lahir mengalami asfiksia,hampir 1 juta bayi ini meninggal. Di Amerika diperkirakan 12.000 bayi meninggal atau menderita kelainan akibat asfiksia perinatal.Sebagian kasus Asfiksia Neonatorum pada bayi baru lahir merupakan kelanjutan dari asfiksia intrauterin. Maka dari itu,diagnosa dini pada penderita Asfiksia merupakan arti penting dalam merencanakan resusitasi yang akan dilakukan.Setelah bayi lahir, diagnosa asfiksia dapat dilakukan dengan menetapkan nilai APGAR. Tujuan: diketahuinya hubungan lilitan tali pusat,partus lama dan plasenta previa dengan kejadian Asfiksia neonatorum di Rumah Sakit “P” Palembang Tahun 2018. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian seluruh ibu bersalin di zal kebidanan di Rumah Sakit “P” Palembang pada tahun 2018 yang berjumlah 820 orang. Hasil: Hasil analisis univariat diketahui yang mengalami asfiksia neonatorum sebanyak 20 responden (22,5%),yang mengalami plasenta previa sebanyak 15 responden(16,9%),yang mengalami partus lama sebanyak 20 responden (22,5%) dan yang mengalami lilitan tali pusat sebanyak 27 responden (30,3%).Sedangkan hasil uji chi square menunjukan ada hubungan plasenta previa dengan kejadian asfiksia neonatorum dengan p value = 0,000,ada hubungan partus lama dengan kejadian asfiksia neonatorum dengan p value = 0,000,dan ada hubungan lilitan tali pusat dengan kejadian asfiksia neonatorum dengan p value = 0,000. Saran: kepada Pimpinan Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya mengenai bahaya asfiksia neonatorum. Kata kunci : Lilitan Tali Pusat,Partus Lama,Plasenta Previa,Asfiksia Neonatorum


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Jumiati Jumiati

Pendahuluan : Abortus menjadi masalah yang penting dalam kesehatan masyarakat karena berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas maternal. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2016, sekitar 830 wanita meninggal akibat komplikasi terkait kehamilan di seluruh dunia setiap hari. Selama 2010–2014, diperkirakan 56 juta abortus terjadi setiap tahun di seluruh dunia. Tujuan : untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan abortus di RSU Mutia Sari Duri periode 2017. Metode : penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang mengalami abortus di RSU Mutia Sari Duri periode 2017 yang berjumlah 86 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling  yaitu seluruh populasi. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik Chi-square. Hasil : data yang diperoleh dari hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan jarak kehamilan dengan abortus didapat hasil p value 0,04 (p<0,05), tidak ada hubungan usia dengan abortus didapat hasil p value 0,48 (p>0,05), ada hubungan paritas dengan abortus didapat hasil p value 0,03 (p<0,05), dan ada hubungan pekerjaan dengan abortus didapat hasil p value 0,04 (p<0,05).Kesimpulan : penelitian ini adalah ada hubungan jarak kehamilan, paritas dan pekerjaan ibu hamil dengan abortus dan tidak ada hubungan usia ibu hamil dengan abortus di RSU Mutia Sari Duri periode 2017.


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 388
Author(s):  
Yuniati Yuniati

Latar belakang: Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013, Setiap tahunnya sebanyak 600 juta penderita baru malaria dilaporkan dari seluruh dunia, terutama anak-anak dan perempuan hamil dengan angka kematian lebih dari 3 juta jiwa. Diperkirakan 41% penduduk dunia bermukim di daerah berisiko tinggi terinfeksi penyakit malaria terutama di negara tropis dan subtropis. Tujuan; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efektivitas praktik pencegahan dan kondisi lingkungan rumah dengan penyakit  malaria di wilayah kerja Puskesmas Silau Laut Kecamatan  Silau Laut  Kabupaten Asahan. Metode; Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei analitik dengan pendekatan croos sectional, peneliti mengambil sampel menggunakan total population yaitu populasi dalam penelitian ini adalah seluruh responden  yang  menderita penyakit malaria sebanyak 35 orang. Kemudian data diolah menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat. Hasil; Hasil penelitian dari 35 responden yang melakukan praktik pencegahan diketahui bahwa hasil uji statistik Chi-Square didapatkan p value (0,002) <0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan praktik pencegahan dengan penyakit malaria dan hasil uji statistik chi-square kondisi lingkungan rumah didapatkan p value (0,002) < 0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan efektivitas praktik pencegahan dan kondisi lingkungan rumah dengan penyakit  malaria di wilayah kerja Puskesmas Silau Laut Kecamatan  Silau Laut  Kabupaten Asahan. Kesimpulan; ada hubungan efektivitas praktik pencegahan dan kondisi lingkungan rumah dengan penyakit malaria di wilayah kerja Puskesmas Silau Laut Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan Tahun 2019.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document