scholarly journals Hubungan Antara Paritas dan Pengetahuan Tentang Imunisasi TetanusToxoid dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toxoid Pada Ibu Hamil Trimester III

2021 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
pp. 34-44
Author(s):  
Wilda Nur Azizah ◽  
Shanti Ariandini ◽  
Annisa Fitri Rahmadini

Cakupan imunisasi TT di Indonesia masih tergolong cukup rendah, ini dapat dilihat dengan jumlah ibu hamil sebanyak 5.290.235 yang melakukan TT1 sebanyak 1.239.173 (23,4%) dan untuk TT2 sebanyak 1.155.907 (21,8%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan paritas dan pengetahuan tentang imunisasi Tetanus Toxoid dengan kelengkapan imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil trimester III di BPM Ida Ningsih Tahun 2021. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain pendekatan Cross-sectional, kemudian data diolah dengan menggunakan uji chi square. Populasi ibu hamil yang melakukan imunisasi TT di BPM Ida Ningsih Tahun 2021 sebanyak 107 ibu hamil yang diberikan imunisasi TT 1 sebanyak (36.2 %) ibu hamil dan TT 2 sebanyak (26,9%). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 84 orang responden. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,002 (p<α) maka dapat disimpulkan adanya hubungan antara Paritas dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toxoid, dan diperoleh nilai p value = 0,006 (p<α) maka dapat disimpulkan adanya hubungan antara Pengetahuan Tentang Imunisasi Tetanus Toxoid dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toxoid pada Ibu Hamil Trimester III di BPM Ida Ningsih Tahun 2021. Saran dalam penelitian ini adalah hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan di BPM Ida Ningsih Tahun 2021.

Author(s):  
Tafsil Tafsil ◽  
Muhammad Rifki

Background : Tetanus is still a leading cause of maternal and neonatal death and illness. Immunization of TT (Tetanus Toxoid) which is a process of building immunity as an effort to prevent tetanus infection. The estimated global incidence of tetanus is 18 per 100,000 population per year. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and attitudes of pregnant women in immunizing Tetanus Toxoid. Method : The research method used was an analytic survey with a cross sectional approach. Conducted at Puskesmas Botania, Batam City, the study was conducted for 6 months, the population in this study were all trimester III primigravida pregnant women, with a sample of 30 respondents, using a total sampling technique. Data collection using a questionnaire. Data presented in tabular and textual form, data analysis using Chi-square. Result : The results of the study of 30 respondents found that 20 respondents (66.7%) had less knowledge about TT immunization, it was found that 19 respondents (63.3%) had negative attitudes, based on bivariate analysis using chi-square. From the Chi-Square test with a significance limit (α) = 0.05 and the result of p-value = 0.000 which means p-velue <(α). Conclusion : It is said that the two variables have a relationship or Ha is accepted, this means that there is a relationship between maternal knowledge and attitudes. in carrying out TT immunization at the Botania Health Center, Batam City. Research suggestions for pregnant women increase knowledge about TT immunization so that mothers comply with TT immunization


Menara Ilmu ◽  
2021 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
Author(s):  
Mariyana Mariyana ◽  
Sarmauli Franshisca Sihombing

Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) merupakan pembentukan kekebalan tubuh untuk mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan janin. Imunisasi Tetanus Toxoid bertujuan untuk mencegah penyakit tetanus yang dapat menyerang semua orang, terutama ibu dalam proses persalinan dan nifas akibat terkontamisasi oleh kuman tetanus. Data dari World Health Organization (WHO) menghitung insidensi secara global kejadian tetanus di dunia secara kasar berkisar antara 0,5 – 1 juta kasus dan Tetanus Neonatorum (TN) terhitung sekitar 50% dari kematian akibat tetanus di negara – negara berkembang. Perkiraan insidensi tetanus secara global adalah 18 per 100.000 populasi per tahun.Tujuan umum penelitian Diketahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) di UPT Puskesmas Sungai Panas Kecamatan Bengkong Kota Batam tahun 2019.penelitian ini bersifat cross sectional, tempat penelitian di UPT. Puskesmas Sungai Panas Tahun 2019, Populasi penelitian adalah ibu hamil Trimester II dan Trimester III yang berjumlah 115 orang yang berkunjung ke Puskesmas Sungai Panas. Pengambilan sampel degan teknikrandom sampling, jumlah sampel 53 responden, Instrumen mengunakan kuesioner yang berisikan 15 pernyataan terkait pengetahuan dan sikap tentang imunisasi tetanus toxoid, uji Analisa yang digunakan yaitu analisa chi-square.Hasil univariat yakni dari sebanyak 53 responden dan diperoleh hasil, untuk pengetahuan baik sebanyak 31 orang (58.5%) dan pengetahuan kurang baik sebanyak 22 orang (41.5%) dan untuk sikap baik sebanyak 35 orang (66.0%) dan sikap buruk sebanyak 18 orang (34.0%). Hasil Bivariatterdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan pemberian imunisasi tetanus toxoid dengan analisis chi-square P-value 0.029, dan ada hubungan antara sikap ibu hamil dengan pemberian imunisasi tetanus toxoid dengan analisis chi-square P-value 0.008. Kesimpulan ada hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Dengan Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid Di Puskesmas Sungai Panas Kota Batam Tahun 2019. Saran bagi UPT. Puskesmas Sungai Panas Diharapkan dapat lebih meningkatkan promosi dan penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil tentang pentingnya imunisasi tetanus toxoid (TT).Sehingga masyarakat khususnya ibu hamil mengetahui pentingnya imunisasi tetanus toxoid (TT) dan mendapatkan pelayanan imunisasi Tetanus Toxoid secara lengkap. Kata kunci :Pengetahuan, Sikap, Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT).


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 105-114
Author(s):  
Ainul Mardhiah ◽  
Nova Hasbani Prima Dewi ◽  
Aminy Aminy

The family planning program also aims to improve the quality of the family in order to generate a sense of security, peace and hope of a better future in realizing the prosperity of birth and inner happiness. Allegedly the factor causing EFA participation in the family planning program is characteristic. The purpose of this research is to know the relationship of attitude and characteristic of Elderly Age Couple (PUS) with participation in family planning program at UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District, East Aceh regency 2018. The research design used was analytic survey with cross sectional design. The population of this study is all Pairs Age of Fertile located in Work Area UPT Sungai Raya Public Health Service Center in January to December 2017 which amounted to 1897 people. Sampling using Slovin formula, obtained as many as 95 samples. The study was conducted from 7-17 July 2018 using questionnaires by interview. Statistical test using chi-square test. Result of research indicate that majority of fertile couple couples (PUS) participate in family planning program as much as 67 respondents (70,5%). Statistically there is relationship of attitude and characteristic of Elderly Age Couple (EFA) with non participation in family planning program in Working Area of UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District of East Aceh Regency 2018 with p value <0,1. It is recommended that the family planning program holders in UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District of East Aceh District to invite cross-sectoral figures to hold meetings to create mini workshop plans at least once a month to increase the participation of the Elderly Age Couple (PUS) in family planning programs. Keyword : Family Planning Program, Attitudes, CharacteristicsABSTRAKProgram KB juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin. Diduga faktor yang menyebabkan ketidakikutsertaan PUS dalam program KB adalah karakteristik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sikap dan karakteristik Pasangan Usia Subur (PUS) dengan keikutsertaan dalam program KB di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan rancangan bedah lintang. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Pasangan Usia Subur yang berada di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya pada bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2017 yang berjumlah 1.897 orang. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin, didapatkan sebanyak 95 sampel. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 7-17 Juli tahun 2018 menggunakan kuesioner dengan cara wawancara. Uji statistik menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas Pasangan Usia Subur (PUS) ikut serta dalam program KB yaitu sebanyak 67 responden (70,5%). Secara statistik ada hubungan sikap dan karakteristik Pasangan Usia Subur (PUS) dengan ketidakikutsertaan dalam program KB di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur tahun 2018 dengan p value < 0,1. Sebaiknya pemegang program KB di UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur agar mengajak tokoh lintas sektor agar mengadakan pertemuan untuk membuat rencana loka karya mini setidaknya satu bulan sekali untuk meningkatkan keikutsertaan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam program KB.Kata Kunci : Program KB, Sikap, Karakteristik


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 19-28
Author(s):  
Rakhmie Rafie ◽  
Yusmaidi Yusmaidi ◽  
Mira Fitriyani

Berdasarkan Permenkes 585/1989 dikatakan bahwa informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. Peran dan tanggung jawab dokter terhadap pelaksanaan tindakan medis berdasarkan imformed consent sangat penting untuk mencegah kemungkinan yang akan terjadi kepada pasien nantinya. Pemahaman terhadap informasi yang diberikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya karakteristik orang tersebut. Survey analitik dengan desain cross sectional dengan wawancara terpimpin menggunakan kuesioner terhadap 100 responden, dan diolah menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: yang berusia dewasa 84 responden (84%) dan yang berusia muda sebanyak 16 responden (16%), laki- laki 63 responden (63%) dan perempuan 37 responden (37%), yang berpendidikan rendah 41 responden (41%) dan yang berpendidikan tinggi 59 responden, yang tidak bekerja 24 responden (24%) sedangkan yang bekerja 76 responden (76%), yang mempunyai pemahaman baik 58 responden (58%) dan yang tidak baik sebanyak 42 responden (42%). Variabel yang terdapat hubungan bermakna dengan pemahaman terhadap persetujuan tindakan medis pada tindakan bedah di RSPBA pada bulan Maret 2015 adalah umur (nilai p value = 0,037) OR = 3.761 dengan nilai Confidence Interval (1.195-11.835)dan pendidikan (nilai p value = 0,00) OR = 8.551 dengan Confidence Interval (3.436-21.285). Sedangkan variabel yang tidak terdapat hubungan bermakna dengan pemahaman persetujuan tindakan medispada tindakan bedah di RSPBA pada bulan Maret 2015 adalah jenis kelamin (nilai p value = 0,987) dan pekerjaan (p value = 0,251). Terdapat hubungan bermakna antara umur dan pendidikan dengan pemahaman terhadap persetujuan tindakan medis pada tindakan bedah di RS Pertamina Bintang Aamin (RSPBA) pada bulan Maret 2015.  


2019 ◽  
Vol 7 (04) ◽  
pp. 215-224
Author(s):  
Kristin Yuliati Sayori ◽  
Astrid Novita
Keyword(s):  
P Value ◽  

Wanita hamil termasuk golongan yang rentan untuk terkena malaria karena berhubungan dengan penurunan imunitas di masa kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia kehamilan, kebiasaan keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan penggunaan kelambu dengan kejadian malaria pada ibu hamil. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain Cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester 1 dan 2 di wilayah kerja Puskesmas Masni dari bulan Juli-Desember Tahun 2017 dengan teknik pengambilan sampel secara Total Sampling yaitu sebanyak 112 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari tahun 2018. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yaitu kuesioner dan data status pasien sebagai alat ukur. Teknik pengolahan dan analisis data mengunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan usia kehamilan dengan kejadian malaria (p-value=0,025), ada hubungan kebiasaan keluarga dengan kejadian malaria (p-value=0,011), ada hubungan lingkungan tempat tinggal dengan kejadian malaria (p-value=0,022), dan ada hubungan penggunaan kelambu dengan kejadian malaria (p-value=0,030). Kesimpulannya ada hubungan usia kehamilan, kebiasaan keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan penggunaan kelambu dengan kejadian malaria. Saran bagi tenaga kesehatan agar dapat melakukan perbaikan prosedur distribusi kelambu berinsektisida gratis bagi masyarakat sehingga lebih tepat sasaran, dan perlu memaksimalkan sosialisasi cara penggunaan dan pemeliharaan kelambu berinsektisida.


2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Chahyani Erlita ◽  
Denny Pebrianti
Keyword(s):  
P Value ◽  

Perawatan Payudara merupakan suatu tindakan merawat payudara yang dilaksanakan baik oleh pasien maupun dibantu orang lain yang dilaksanakan mulai dari hari pertama atau kedua setelah melahirkan. Payudara bengkak biasanya terjadi pada hari-hari pertama kelahiran bayi, data yang didapatkan dari Rumah Sakit Kartika Husada pada bulan Januari hingga Maret 2017 terdapat lima kali kejadian payudara bengkak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu nifas dengan sikap dalam melakukan perawatan payudara di Rumah Sakit Kartika Husada Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional, teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan jumlah sampel pada bulan April sebanyak 40 responden yaitu ibu nifas yang mendapat pelayanan di Rumah Sakit Kartika Husada. Analisis data menggunakan analisis univariat untuk menguji pengetahuan dan sikap responden dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel. Hasil penelitian univariat dengan distribusi frekuensi menunjukkan bahwa sebagian responden (52,5%) berpengetahuan kurang, kategori sikap menunjukkan bahwa sebagian responden (52,5%) memiliki sikap tidak mendukung. Hasil analisis bivariat dengan distribusi Chi-Square diperoleh nilai  0,01 (p-value < 0,05). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa sangat sedikit dari responden (19%) yaitu 4 orang berpengetahuan kurang dengan sikap mendukung. Kesimpulan penelitian ini yaitu ada hubungan antara pengetahuan ibu nifas dengan sikap dalam melakukan perawatan payudara di Rumah Sakit Kartika Husada tahun 2017. Saran kepada petugas kesehatan untuk melakukan penyuluhan tentang perawatan payudara dengan cara membagikan brosur, leaflet atau menempelkan gambar tentang perawatan payudara.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 34
Author(s):  
Ni Nyoman Novita ◽  
Gusman Arsyad

Implementation of IMD in hospitals has decreased from the previous year and has not reached the target set by the government. Some IMD implementation processes have not been carried out according to applicable standards. So that babies do not get an IMD in accordance with existing SOPs. The purpose of this study was to determine the determinant factors associated with the implementation of the IMD by midwives in the Midwifery and Maternity Room Emergency Room (IGD) at the Anutapura General Hospital in Palu. This research method is analytical with cross sectional approach. The population of this study was that all midwives in the obstetrics emergency room and maternity room at Anutapura Palu Hospital were 37 respondents. The sample in this study is total sampling. The analysis used was univariate, and bivariate analysis using the chi square test with a confidence level of 95% (α = 0.05). The results of statistical tests on variable knowledge of midwives with the implementation of IMD p value: 0.018 (p value <0.05). APN training with the implementation of IMD p value: 0.697 (p value> 0.05). length of work with the implementation of IMD p value: 0.029 (p value <0.05). and peer support with the implementation of IMD p value: 0.007 (p value <0.05). Conclusions there is a relationship between knowledge, length of work, peer support with the implementation of the IMD, and training factors that have nothing to do with IMD implementation. The strongest factor in the relationship is peer support. It is recommended that the Anutarapura Palu Hospital be able to motivate midwives so that they can further enhance their role in the implementation and provide support to their colleagues so that the implementation of the IMD can be carried out in accordance with applicable standards.Keywords: Knowledge, APN Training, Duration of work, Implementation of IMD


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 199-202
Author(s):  
Irmawati Irmawati ◽  
Lidia Fitri ◽  
Afritayeni Afritayeni

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 mengalami peningkatan pada remaja berusia 15-19 tahun, dimana remaja laki-laki (4,5%) dan remaja perempuan (0,7%) pernah melakukan seks pranikah. Hasil penelitian Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2014, pada usia 10-19 tahun dengan populasi 43,5 juta didapatkan hasil 52% menemukan konten pornografi melalui iklan/ situs yang tidak mencurigakan dan 14% mengakses situs porno secara sukarela. Berdasarkan survei awal di SMP A Pekanbaru terhadap 10 orang pelajar didapatkan hasil 7 dari 10 mereka sudah berpacaran, sering berpegangan tangan dan berpelukan dengan lawan jenis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keterpaparan media massa dan peran orangtua terhadap perilaku seksual pada remaja di SMP A Pekanbaru tahun 2017. Jenis penelitian yaitu analitik kuantitatif, dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu stratified random sampling sebanyak 158 responden. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil adanya hubungan antara keterpaparan media massa dan perilaku seksual dengan  p value 0,000 < 0,05 dan tidak adanya hubungan antara peran orangtua dan perilaku seksual dengan p value 0,759 > 0,05. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden terpapar media massa (82,3%) dan mayoritas orangtua berperan (91,1%) serta sebagian besar responden beresiko terhadap perilaku seksual (27,8%). Sebaiknya pihak sekolah bekerjasama dengan instansi kesehatan untuk memberikan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi dan bekerjasama dengan BKKBN untuk membuat suatu program Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R).


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 56-62
Author(s):  
Ikhtiyaruddin Ikhtiyaruddin ◽  
Agus Alamsyah ◽  
Mitra Mitra ◽  
Ary Setyaningsih
Keyword(s):  
P Value ◽  

Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal yaitu <12gram/100ml. Provinsi Riau merupakan wilayah dengan angka kejadian anemia tinggi di Indonesia dengan prevalensi mendekati ambang gawat (36%). Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan di SMAN 1 Teluk Belengkong Kabupaten Indragiri Hilir didapatkan bahwa dari 10 siswi terdapat 7 orang (70%) mengalami anemia. Tujuan dari penelitian ini yaitu diketahuinya hubungan antara mensturasi, aktivitas fisik, konsumsi tablet fe, kebiasaan sarapan pagi, kebiasaan mengkonsumsi sayur, kebiasaan konsumsi teh dengan kejadian anemia pada siswi SMAN 1 Teluk Belengkong Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2019. Jenis penelitian bersifat kuantitatif analitik dengan desain cross sectional. Populasi penelitian berjumlah 90 orang dan semuanya dijadikan subjek penelitian dengan uji chi square. Hasil penelitian 60 % mengalami anemia dengan P value < 0,05 menunjukan ada hubungan yang signifikan antara menstruasi P value = 0,003 (POR = 4,2), aktivitas fisik P value = 0,001 (POR = 4,8), sarapan pagiP value = 0,001 (POR = 6,8)dan konsumsi teh P value = 0,014 (POR = 3,2)dengan kejadian anemia. Tidak ada hubungan antara konsumsi tablet fe P value = 0,355 (POR = 1,7) dan konsumsi sayur P value = 0,093 (OR = 0,4) dengan kejadian anemia. Kesimpulannya adalah adanya hubungan yang bermakna antara menstruasi, aktifitas fisik, sarapan pagi, dan konsumsi teh pada siswi terhadap kejadian anemia di SMAN 1 Teluk Belengkong. Disarankan pihak sekolah melakukan kerjasama dengan puskesmas dalam pemeriksaan anemia berkala dan memberikan penyuluhan tentang upaya pencegahan anemia.


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 213-222
Author(s):  
Nonik Ayu Wantini ◽  
Novi Indrayani

Infeksi HPV dan pre kanker serviks (sel-sel abnormal pada leher rahim yang dapat menyebabkan kanker) telah menurun secara signifikan sejak vaksin HPV digunakan.Cakupan vaksinasi HPV masih rendah di Indonesia.Orang tua adalah pemegang tanggung jawab dan kewajiban utama di dalam penjaminan pemenuhan hak dasar anak untuk mendapatkan vaksinasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan (sikap, kepercayaan, dukungan orang tua) dengan kesediaan vaksinasi pada remaja putri. Jenis penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di SD Muhammadiyah Macanan, Ngemplak dan SMPN 1 Berbah, Sleman pada Mei-Juli 2019. Jumlah sampel 127 remaja putri beserta orang tuanya dipilih dengan accidental sampling. Instrumen kuesioner dan telah dilakukan uji validitas. Analisis bivariat dengan uji chi square (dukungan instrumen, emosional, kepercayaan orang tua) dan uji fisher exact (dukungan informasi dan sikap). Hasil penelitian menunjukkan 92,9% orang tua tidak memberikan dukungan informasi, 85% tidak memberikan dukungan instrumen, 75,6% memberikan dukungan emosional kepada putrinya terkait vaksinasi. Faktor yang berhubungan dengan kesediaan vaksinasi adalah dukungan instrumen (p-value = 0,048). Faktor yang menjadi pertimbangan terbanyak orang tua untuk mengijinkan anaknya di vaksinasi adalah keamanan vaksin (81,1%). Kesimpulan: Ada hubungan dukungan instrumen orang tua dengan kesediaan vaksinasi HPV pada remaja putri. HPV infections and cervical precancers (abnormal cells on the cervix that can lead to cancer) have dropped significantly since HPV vaccine has been in use. HPV vaccination coverage is still low in Indonesia. Parents are the main responsibility and obligation in guaranteeing the fulfillment of the child's basic rights to get a vaccination. The purpose of this study was to determine the related factors (attitudes, beliefs, parental support) with the willingness to participate in HPV vaccination among adolescent girls. This type of the study was analytic survey with cross sectional approach. The study was conducted at SD Muhammadiyah Macanan, Ngemplak and SMPN 1 Berbah, Sleman in May-July 2019. The sample was 127 adolescent girl and their parents selected by accidental sampling. The instrument used questionnaire and already undergone validity test. The bivariate analysis used chi square test (instrument and emotional support, parental trust) and fisher exact test (information support and attitude). The results showed 92.9% of parents did not provide information support, 85% did not provide instrument support, 75.6% provided emotional support to their daughters related to vaccination. Factors related to the willingness of vaccinations were instrument support (p-value = 0.048). The factor that was considered by most parents to allow their children to be vaccinated was vaccine safety (81.1%). Conclusion: There was a correlation between parental instrument support and HPV vaccination willingness of adolescent girls.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document