HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN DENGAN PEMAHAMAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS PADA TINDAKAN BEDAH DI RUMAH SAKITPERTAMINA BINTANG AMIN (RSPBA) BANDAR LAMPUNG BULAN MARET 2015

2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 19-28
Author(s):  
Rakhmie Rafie ◽  
Yusmaidi Yusmaidi ◽  
Mira Fitriyani

Berdasarkan Permenkes 585/1989 dikatakan bahwa informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. Peran dan tanggung jawab dokter terhadap pelaksanaan tindakan medis berdasarkan imformed consent sangat penting untuk mencegah kemungkinan yang akan terjadi kepada pasien nantinya. Pemahaman terhadap informasi yang diberikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya karakteristik orang tersebut. Survey analitik dengan desain cross sectional dengan wawancara terpimpin menggunakan kuesioner terhadap 100 responden, dan diolah menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: yang berusia dewasa 84 responden (84%) dan yang berusia muda sebanyak 16 responden (16%), laki- laki 63 responden (63%) dan perempuan 37 responden (37%), yang berpendidikan rendah 41 responden (41%) dan yang berpendidikan tinggi 59 responden, yang tidak bekerja 24 responden (24%) sedangkan yang bekerja 76 responden (76%), yang mempunyai pemahaman baik 58 responden (58%) dan yang tidak baik sebanyak 42 responden (42%). Variabel yang terdapat hubungan bermakna dengan pemahaman terhadap persetujuan tindakan medis pada tindakan bedah di RSPBA pada bulan Maret 2015 adalah umur (nilai p value = 0,037) OR = 3.761 dengan nilai Confidence Interval (1.195-11.835)dan pendidikan (nilai p value = 0,00) OR = 8.551 dengan Confidence Interval (3.436-21.285). Sedangkan variabel yang tidak terdapat hubungan bermakna dengan pemahaman persetujuan tindakan medispada tindakan bedah di RSPBA pada bulan Maret 2015 adalah jenis kelamin (nilai p value = 0,987) dan pekerjaan (p value = 0,251). Terdapat hubungan bermakna antara umur dan pendidikan dengan pemahaman terhadap persetujuan tindakan medis pada tindakan bedah di RS Pertamina Bintang Aamin (RSPBA) pada bulan Maret 2015.  

2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 24-30
Author(s):  
Siprianus Abdu ◽  
Jenita Laurensia Saranga' ◽  
Venny Sulu ◽  
Rista Wahyuni

Gadget merupakan barang canggih yang hampir semua orang dapat memilikinya. Gadget yang disertai berbagai macam aplikasi memberikan kemudahan mengakses berbagai hal seperti media berita, jejaring sosial, musik, bermain games, internet, foto-foto, menonton video dan masih banyak lagi yang lainnya. Penggunaan gadget di kalangan mahasiswa menjadi hal biasa, karena hampir semua kebutuhan perkuliahan dapat diakses melalui gadget. Dengan gadget mahasiswa dengan mudah mengakses literatur pengetahuan, musik, bermain games, internet, foto-foto, menonton video, transaksi perkuliahan dan lain-lain. Semua kemudahan tersebut tidak berarti tanpa masalah. Selain hal positif penggunaan gadget dapat berdampak negatif, misalnya penurunan ketajaman penglihatan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dampak penggunaan gadget terhadap penurunan ketajaman penglihatan. Jenis penelitian adalah kuantitatif observasional analitik dengan desain cross sectional study. Populasi pada penelitian adalah mahasiswa, pengambilan sampel menggunakan teknik Non-Probability Sampling dengan pendekatan Accidental Sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel independen penggunaan gadget adalah kuesioner sedangkan variabel dependen ketajaman penglihatan menggunakan snellen chart. Pengumpulan data memperhatikan etika penelitian seperti informed consent, anonimity dan confidentiality. Jenis data adalah data primer, data sekunder dan data tersier. Data diolah dengan menggunakan program SPSS for windows versi 21.0 dengan proses editing, coding, processing dan cleaning. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan Uji Statistik Chi Square dengan tingkat signifikansi ?=0,05. Hasil Uji Statistik Chi Square diperoleh p value untuk mata kanan dan kiri masing-masing pkanan = 0,647 dan pkiri = 0,462. Kesimpulannya bahwa penggunaan gadget tidak berdampak signifikan terhadap penurunan ketajaman penglihatan baik pada mata kanan maupun mata kiri.


2021 ◽  
Vol 9 ◽  
pp. 205031212110011
Author(s):  
Denberu Eshetie Adane ◽  
Basazinew Chekol Demilew ◽  
Netsanet Temesgen Ayenew ◽  
Tadesse Tamrie Negash ◽  
Abebe Tiruneh Boled

Objective: To assess the level of preparedness of health professionals working in South Gondar Zone public hospital, Debre Tabor Comprehensive specialized Hospital for coronavirus. Methods: An institutional-based cross-sectional survey was conducted with a self-administered questionnaire from April 20 to May 20. Descriptive statistics, chi-square test, bivariable, and multivariable logistic analysis were done. Bivariable and multivariable regression was held to determine significant predictors for preparedness. For all statistical analyses, a p value ⩽ 0.05 was considered as significant. Results: From a total health professionals, 301 health professionals with a response rate of 86% participated in the study. Among these, 206 were males while 95 participants were females with a mean age of 29.71 ± 5.84 years. To determine the preparedness level, we use the mean preparedness score of the respondents. Around 64.1% of health professionals were well prepared. Among 20 respondents who had a chronic illness, 80% of them think their illness is risky for the pandemic. The majority of the respondents (229/76.1%) responded as they were working without protective equipment. From the multivariable analysis male sex (adjusted odds ratio = 2.07, 95% confidence interval = 1.193–3.590), family living with them (adjusted odds ratio = 4.507, 95% confidence interval = 1.863–10.90), and involvement of other previous outbreak (adjusted odds ratio = 2.245, 95% confidence interval = 1.176–4.286) were the predictors for good preparedness. Conclusion: Most of the health professionals were well prepared. Being male, living within a family, and involvement of other outbreaks leads to good preparation. Governmental bodies and hospital managers have to help health professionals to be prepared enough to combat the pandemic.


2015 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
Author(s):  
Ria M. Rantung ◽  
Fransiska Lintong ◽  
Vennetia R. Danes

Abstract: Noise is commonly found in work areas. The facilities used in the Game Centers such as speakers in large numbers cause noise that directly affects workers and other people who are in the area of Game Center in the forms of communication disorder, impaired concentration, and impaired hearing comfort. This study aimed to determine the relationship of noise and hearing disorders among workers of Games Central Area in Manado Trade Center (MTC). This was an analytical observational study with a cross-sectional design. Respondents were 20 workers in Game Central Area MTC who filled the informed consent, questionnaires, and fulfilled the inclusion and exclusion criteria. Data were statistically analyzed by using Chi-square test with SPSS. The results showed that of the 20 respondents, there were 3 (15%) with hearing loss, 2 (10%) with mild deafness, and 1 (5%) with moderate deafness. The chi-square test showed that there was a significant relationship between the level of noise and hearing disorders in the left and right ears with a p-value 0.002 <α = 0.05. Conclusion: There was a signicant relationship between the level of noise and hearing disorders among workers of Games Central Area in Manado Trade Center.Keywords: noise, hearing lossAbstrak: Kebisingan merupakan salah satu faktor yang tidak luput dari lingkungan pekerjaan. Fasilitas yang digunakan dalam Game Center seperti speaker dalam jumlah banyak menimbulkan bising yang berpengaruh langsung pada tenaga kerja maupun orang lain yang berada di area tersebut yaitu berupa gangguan komunikasi, gangguan konsentrasi, dan gangguan kenyamanan pendengaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebisingan dan gangguan pendengaran pada pekerja Game Central Area di Manado Trade Center (MTC). Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain potong lintang. Responden ialah 20 pekerja Game Central Area MTC yang bersedia mengisi informed consent, kusioner, serta dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data dilakukan dengan uji statistik Chi-square dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan, dari 20 responden terdapat 3 orang (15%) mengalami gangguan pendengaran, 2 orang (10%) tuli ringan, dan 1 orang (5%) tuli sedang. Hasil analisis bivariat dengan uji Chi- square mendapatkan adanya hubungan bermakna antara tingkat kebisingan dan gangguan pendengaran baik pada telinga kiri maupun kanan dengan nilai p = 0,002 < α = 0,05. Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara tingkat kebisingan dengan gangguan pendengaran baik pada telinga kiri maupun kanan pada pekerja Game Central Area di Manado Trade Center.Kata kunci: bising, gangguan pendengaran


2018 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Lea Masan ◽  
Eka Frelestanty

Remaja putri yang mempunyai kecenderungan nerotis dalam usia pubertas, banyak mengalami konflik batin dari datangnya menstruasi pertama yang dapat menimbulkan beberapa tingkah laku patologis, meliputi kecemasan-kecemasan berupa fobia, wujud minat yang sangat berlebih, rasa berdosa atau bersalah yang sangat ekstrim yang kemudian menjelma menjadi reaksi paranoid. Menarche merupakan peristiwa paling penting pada remaja putri sebagai pertanda siklus masa subur sudah dimulai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VII dalam menghadapi menarche di SMP Negeri 02 Sintang tahun 2017. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif, dengan desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling dengan jumlah sampel 80 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuessioner tertutup. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data primer dengan pembagian kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis bivariat dengan uji Chi Square. Hasil penelitian dengan analisis uji Chi Square diperoleh nilai X2 = 14,663 dengan nilai p value = 0,01 < 0,05, yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai Odds Ratio  = 3,442 (OR=3,4) dengan 95% Confidence Interval (CI= 1,719-6,891). Ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VII dalam menghadapi menarche di SMP Negeri 02 Sintang tahun 2017. Dari 80 orang responden, 48 orang memiliki pengetahuan kurang (60%). Sedangkan dari 80 responden, 54 orang menunjukan sikap tidak mendukung dalam menghadapi menarche (67,5%). Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan, dapat memberikan penyuluhan kepada remaja putri tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya yang berkaitan dengan menarche, sehingga pengetahuan remaja putri semakin baik dan semakin siap dalam menghadapi terjadinya menarche.


IKESMA ◽  
2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 103
Author(s):  
Yuniko Ibnu Latif ◽  
Fajar Ariyanti

Angka rasio rujukan Puskesmas ke rumah sakit di beberapa daerah di Indonesia relatif tinggi dan belum memenuhi standar ideal yaitu 15%. Hal ini juga terjadi pada Puskesmas Jurangmangu di Tangerang Selatan. Penyebab terjadinya masalah rujukan yaitu pasien yang memang ingin untuk dirujuk hingga kurangnya bahan habis pakai dan obat-obatan di puskesmas. Ketepatan tindakan rujukan dapat diketahui salah satunya dari persepsi. Persepsi masyarakat mengenai ketepatan rujukan secara umum dapat diketahui dari pengalaman rujukan ke fasilitas kesehatan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi pasien mengenai ketepatan tindakan rujukan peserta BPJS Kesehatan pada masa pandemi di Puskesmas Jurang Mangu. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 123 pasien peserta BPJS Kesehatan di Puskesmas Jurang Mangu yang pernah dirujuk. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan confidence interval 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara informasi tentang rujukan (p-value=0,001) dengan persepsi pasien mengenai ketepatan tindakan rujukan peserta BPJS Kesehatan pada masa pandemi. Sedangkan variabel pengetahuan, sikap tenaga kesehatan, dan ketersediaan sarana prasarana tidak memiliki hubungan yang signifikan. Untuk itu, pihak puskesmas diharapkan dapat melakukan kerja sama dengan BPJS Kesehatan dan kader kesehatan untuk sosialisasi terkait rujukan BPJS Kesehatan dan dapat menyediakan media informasi mengenai layanan rujukan untuk pasien.


2020 ◽  
Vol 29 (4) ◽  
Author(s):  
Eva Dwiyanti Lestari ◽  
Siti Ahlan Sarmadani ◽  
Safira Hani Pratiwi ◽  
Novera Nur Fikri ◽  
Ahmad Solihin Hafi ◽  
...  

Abstract Smoking is an unhealthy behavior that causes high morbidity and mortality. In Indonesia the prevalence of smokers is still high, and the number of smokers among university students tends to increase. Smoking status among male students of Syarif Hidayatullah State Islamic University (UIN) Jakarta and factors related to  smoking status behavior are not yet clearly known. This study was conducted to determine the relationship of stress levels, the influence of family and peers with smoking status on  male students of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta in 2019. This study used a cross sectional study design to determine  the smoking status of male students of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. A purposive sampling technique was used to select 424 male university students. Data analysis was performed using the chi square test and binary logistic regression. The Results is the prevalence of smokers among male students of UIN Jakarta was 42.2%. The results of multivariate analysis showed that family and peers were significantly related to smoking status of students (p-value <0.05), while stress levels were not related. Odds ratio (OR) associated for family influence is 1.9 (95% Confidence Interval (CI): 1.24-2.93) and OR (95% CI) for with peer influence  is  13.6 (6.20-29.81). The Conclusion is the prevalence of smokers is still quite high among male students at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. The influence factor of family and peers is related to smoking status of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta student.   Abstrak Merokok merupakan perilaku tidak sehat yang menyebabkan tingginya angka kesakitan dan kematian. Di Indonesia prevalensi perokok masih tinggi dan jumlah perokok di kalangan mahasiswa cenderung mengalami peningkatan. Status merokok mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan faktor yang berhubungan dengan status merokok belum diketahui dengan jelas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat stres, pengaruh keluarga, dan teman sebaya dengan status merokok pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional untuk mengetahui status merokok mahasiswa laki-laki UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Teknik purposive sampling dilakukan untuk memilih 424 responden. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi square dan binary logistic regression. Hasil menunjukan prevalensi perokok pada mahasiswa laki-laki di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebesar 42,2%. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa keluarga dan teman sebaya berhubungan bermakna dengan status merokok mahasiswa (p-value <0,05), sedangkan level stres tidak berhubungan. Odds ratio (OR) untuk pengaruh keluarga sebesar 1,9 (95% Confidence Interval (CI): 1,24-2,93) dan OR (95% CI) untuk pengaruh teman sebaya sebesar 13,6 (6.20-29.81). Kesimpulannya adalah prevalensi perokok masih cukup tinggi pada mahasiswa laki-laki di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Faktor pengaruh keluarga dan teman sebaya berhubungan dengan status merokok mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.  


Author(s):  
Ni Ketut Maya Purvitagiri ◽  
Linda Dewanti ◽  
Sulis Bayusentono ◽  
Indrayuni Lukitra Wardhani

Background:  Plantar fasciitis (PF) is the most common heel pain in adult. It is estimated that it affects as much as 10% of the population over the course of their lifetime. Previous study mention that prolonged standing is one of the risk factor of PF, however other study suggests that there is low evidence of prolonged standing may cause PF. The objective of this study was to findout whether or not prolonged standing may correlate to PF. Methods: This cross-sectional with total sampling study involved 73 workers in total. 35 of them did not fulfill the inclusion criteria, hence only 38 of subjects were used. The data collected using questionnare and analyzed using Chi-square. with p-value (p) <0.05 and confidence interval (CI) 95%. Results: There is no correlation between prolonged standing and PF symptoms p= 0.249. Conclusion: There is no correlation between prolonged standing and plantar fasciitis and even though in other study suggest that BMI, and age also the risk factor of PF this was not consistently confirmed in this study. Further research may use larger number of subjects and use other measure to determine the definition of prolonged standing.


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 79
Author(s):  
Rahmad Hidayat ◽  
Eka Malfasari ◽  
Rina Herniyanti

Perlakuan body shaming adalah pengalaman yang di alami individu ketika kekurangan di pandang sebagai sesuatu yang negatif oleh orang lain dari bentuk tubuhnya.Efek dari perlakuan body shaming bisa membentuk citra diri positif ataukah negatif dari seorang tersebut..Tujuan penelitian ini untuk mengatahui hubungan perlakuan body shaming dengan citra diri pada mahasiswa STIKes Payung Negeri Pekanbaru. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desian penelitian korelasi dengan menggunakan pendekatan Cross- Sectional. Sampel penelititan teridiri dari 103 Mahasiswa. Metode pengambilan sample adalah purposive sampling. Penelitian ini dimulai tanggal 01-03 mei 2018. Analisis yang digunakan adalah uji statistik Chi- Square. Hasil uji statistik didapatkan nilai pvalue = 0,036, hal ini berarti berarti nilai p<0,05 sehingga Ho ditolak, artinya  terdapat hubungan signifikan antara perlakuan  body shaming dengan  citra diri pada mahasiswa STIKes Payung Negeri Pekanbaru, dan nilai OR  (Odds Ratio) sebesar 0,343 dengan CI (Confidence  Interval)  0,136-0,865. Rekomendasi  penelititan  ini  adalah  memberikan  intervensi  untuk mengurangi perlakuan body shaming pada remaja untuk meningkatkan citra diri. Kata kunci : Perlakuan body shaming, Citra diri. RELATIONSHIP BETWEEN BODY SHAMING TREATMENT WITH SELF-IMAGE STUDENTS ABSTRACTThe treatment of body shaming is an experience experienced by the individual when deficiency is seen as something negative by others of his or her body shape. The effect of the body shaming treatment can form a positive self-image or negative of a person.. The purpose of this study to knowing relationship treatment of body shaming with self-image at STIKes Payung Negeri Pekanbaru students. This type of research was quantitative with the descriptions of correlation research using Cross-Sectional approach. The research sample consisted of 103 Students. with purposive sampling. Tehnique this research was started on 01-03 May 2018. The analysis used Chi-Square statistical test. The result of statistical test is p value = 0.036, it means p value <0,05 so ho is rejected, it means there is a significant correlation between body shaming treatment with self image of STIKes Payung Negeri Pekanbaru student, and OR (Odds Ratio) value equal to 0.343 with CI (Confidence Interval) 0,136-0,865. This research recommendation is to provide intervention to reduce the body shaming treatment in adolescents to improve self-image. Keywords: Body shaming treatment, Self image


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 105-114
Author(s):  
Ainul Mardhiah ◽  
Nova Hasbani Prima Dewi ◽  
Aminy Aminy

The family planning program also aims to improve the quality of the family in order to generate a sense of security, peace and hope of a better future in realizing the prosperity of birth and inner happiness. Allegedly the factor causing EFA participation in the family planning program is characteristic. The purpose of this research is to know the relationship of attitude and characteristic of Elderly Age Couple (PUS) with participation in family planning program at UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District, East Aceh regency 2018. The research design used was analytic survey with cross sectional design. The population of this study is all Pairs Age of Fertile located in Work Area UPT Sungai Raya Public Health Service Center in January to December 2017 which amounted to 1897 people. Sampling using Slovin formula, obtained as many as 95 samples. The study was conducted from 7-17 July 2018 using questionnaires by interview. Statistical test using chi-square test. Result of research indicate that majority of fertile couple couples (PUS) participate in family planning program as much as 67 respondents (70,5%). Statistically there is relationship of attitude and characteristic of Elderly Age Couple (EFA) with non participation in family planning program in Working Area of UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District of East Aceh Regency 2018 with p value <0,1. It is recommended that the family planning program holders in UPT Puskesmas Sungai Raya Sungai Raya District of East Aceh District to invite cross-sectoral figures to hold meetings to create mini workshop plans at least once a month to increase the participation of the Elderly Age Couple (PUS) in family planning programs. Keyword : Family Planning Program, Attitudes, CharacteristicsABSTRAKProgram KB juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin. Diduga faktor yang menyebabkan ketidakikutsertaan PUS dalam program KB adalah karakteristik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan sikap dan karakteristik Pasangan Usia Subur (PUS) dengan keikutsertaan dalam program KB di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan rancangan bedah lintang. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Pasangan Usia Subur yang berada di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya pada bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2017 yang berjumlah 1.897 orang. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin, didapatkan sebanyak 95 sampel. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 7-17 Juli tahun 2018 menggunakan kuesioner dengan cara wawancara. Uji statistik menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas Pasangan Usia Subur (PUS) ikut serta dalam program KB yaitu sebanyak 67 responden (70,5%). Secara statistik ada hubungan sikap dan karakteristik Pasangan Usia Subur (PUS) dengan ketidakikutsertaan dalam program KB di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur tahun 2018 dengan p value < 0,1. Sebaiknya pemegang program KB di UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur agar mengajak tokoh lintas sektor agar mengadakan pertemuan untuk membuat rencana loka karya mini setidaknya satu bulan sekali untuk meningkatkan keikutsertaan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam program KB.Kata Kunci : Program KB, Sikap, Karakteristik


2019 ◽  
Vol 7 (04) ◽  
pp. 215-224
Author(s):  
Kristin Yuliati Sayori ◽  
Astrid Novita
Keyword(s):  
P Value ◽  

Wanita hamil termasuk golongan yang rentan untuk terkena malaria karena berhubungan dengan penurunan imunitas di masa kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia kehamilan, kebiasaan keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan penggunaan kelambu dengan kejadian malaria pada ibu hamil. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain Cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester 1 dan 2 di wilayah kerja Puskesmas Masni dari bulan Juli-Desember Tahun 2017 dengan teknik pengambilan sampel secara Total Sampling yaitu sebanyak 112 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari tahun 2018. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yaitu kuesioner dan data status pasien sebagai alat ukur. Teknik pengolahan dan analisis data mengunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan usia kehamilan dengan kejadian malaria (p-value=0,025), ada hubungan kebiasaan keluarga dengan kejadian malaria (p-value=0,011), ada hubungan lingkungan tempat tinggal dengan kejadian malaria (p-value=0,022), dan ada hubungan penggunaan kelambu dengan kejadian malaria (p-value=0,030). Kesimpulannya ada hubungan usia kehamilan, kebiasaan keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan penggunaan kelambu dengan kejadian malaria. Saran bagi tenaga kesehatan agar dapat melakukan perbaikan prosedur distribusi kelambu berinsektisida gratis bagi masyarakat sehingga lebih tepat sasaran, dan perlu memaksimalkan sosialisasi cara penggunaan dan pemeliharaan kelambu berinsektisida.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document