scholarly journals 1035325 Hubungan Antara Umur dan Paritas Ibu Hamil dengan Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan di Klinik Budi Mulia Medika Palembangi

Author(s):  
Leny

ABSTRAK Menurut World Health Organization (WHO), memperkirakan kematian ibu sebanyak 500.000 kematian setiap tahun,  99% diantaranya terjadi di negara berkembang. Faktor-faktor yang  mempengaruhi frekuensi pemeriksaan kehamilan antara lain paritas ibu, usia ibu, pengetahuan, sikap, ekonomi, sosial budaya, dukungan keluarga, keadaan  geografis dan  informasi ibu mengenai frekuensi pemeriksaan kehamilan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara umur dan paritas dengan frekuensi pemeriksaan kehamilan di Klinik Budi Mulia Medika Palembang Tahun 2018. Desain penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi Penelitian adalah seluruh ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilan di Klinik Budi Mulia Medika Palembang Tahun 2018. Sampel yang diambil secara simple random sampling  dengan jumlah sampel 164 responden. Hasil analisa univariat menujukkan hasil analisa bivariat menggunakan uji statistik Chi-square yang membandingkan p value dengan tingkat kemaknaan α (0,005) menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan frekuensi pemeriksaan kehamilan dimana p value (0,0043) lebih kecil dari α (0,005) dan ada hubungan bermakna antara paritas ibu dengan frekuensi pemeriksaan kehamilan dimana p value (0,0017) lebih kecil dari α (0,005). Pelayanan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) yang tujuan utamanya adalah mencegah komplikasi obstetrik dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai, sehinggga diharapkan dapat menurunkan angka kejadian morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun janin. Kata Kunci         : Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan, Umur, Paritas   ABSTRACT According to the World Health Organization (WHO), estimating maternal deaths is 500,000 deaths every year, 99% of which occur in developing countries. Factors that influence the frequency of prenatal care include maternal parity, maternal age, knowledge, attitudes, economy, socio-culture, family support, geographical conditions and maternal information regarding the frequency of antenatal care. The purpose of this study was to determine the relationship between age and parity with the frequency of antenatal care at the Budi Mulia Medika Palembang Clinic in 2018. The design of this study was an analytical survey with a cross sectional approach. The study population was all trimester III pregnant women who examined pregnancy at the Budi Mulia Medika Palembang Clinic in 2018. The samples were taken by simple random sampling with a sample of 164 respondents. The results of univariate analysis showed the results of bivariate analysis using the Chi-square statistical test that compares p value with significance level α (0.005) shows that there is a significant relationship between age and frequency of antenatal care where p value (0.0043) is smaller than α (0.005) and there is a significant relationship between maternal parity and frequency of antenatal care, where p value (0.0017) is smaller than α (0.005). Antenatal Care services whose main purpose is to prevent obstetric complications and ensure that complications are detected as early as possible and handled adequately, so that they are expected to reduce the incidence of morbidity and mortality in both mother and fetus Keywords    : Frequency of Pregnancy Examination, Age, Parity

2017 ◽  
Vol 7 (12) ◽  
pp. 47-53
Author(s):  
Shinta Maharani ◽  
Resti Tri Putri

Angka kesakitan diare masih cukup tinggi dan penderita terbanyak adalah kelompok anak-anak. Di negara berkembang seperti Indonesia, anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali pertahun. Berdasarkan data WHO (World Health Organization) ada 100.000 anak Indonesia meninggal karena diare. Di kota Palembang, kasus diare pada anak tertinggi di Kecamatan Seberang Ulu 1. SDN 82 Palembang merupakan salah satu sekolah dasar yang berada di wilayah Kecamatan Seberang Ulu 1 dan lokasinya berada didekat pasar tradisional.Hasil wawancara dengan beberapa siswa, mereka mengatakan pernah mengalami diare. Apalagi berdasarkan pengamatan, hampir semuanya ngemil di trotoar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan jajan sembarangan dan diare pada anak di SDN 82 Palembang. Survei analitik melalui desain cross sectional digunakan dalam penelitian ini. Populasi penelitian adalah siswa kelas 3, 4, 5, kelas di SDN 82 Palembang. Jumlah sampel adalah 104 responden. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling. Analisis bivariat dan univariat melalui chi-square digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 63 (60,6%) responden memiliki kebiasaan jajan sembarangan dan 69 (66,3%) responden diare. Hasil p-value 0,004. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan jajan sembarangan dan diare pada anak di SDN 82 Palembang. Diharapkan pemangku kepentingan sekolah dapat berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Palembang dan menyediakan kafetaria khusus serta unit kesehatan sekolah untuk siswa SDN 82 Palembang.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 74-81
Author(s):  
Ayu Pratiwi ◽  
Safitri Lestari

Remaja usia 10-19 tahun sekitar 1,2 milliar, dengan total populasi remaja di dunia yaitu 16% UNICEF, (2016). Remaja merupakan individu yang berusia 10 sampai 19 tahun WHO World Health Organization, (2017)Remaja merupakan individu yang berusia 10 sampai 19 tahun WHO World Health Organization, (2017) Prevalensi remaja usia 10-19 tahun sekitar 1,2 milliar. Berdasarkan jenis kelamin remaja usia 15-19 tahun di Tangerang, (2020) terdapat 168.272 juta berjenis laki-laki dan 163.548 juta perempuan. Pola asuh orangtua berpengaruh terhadap kematangan emosi remaja karena orangtua sebagai lembaga pertama bagi anak dan tempat belajar. Hasil wawancara dengan pihak sekolah di SMP Islam Ayatra masih terdapat anak yang sering berkelahi didalam sekolah maupun diluar sekolah.Tujuan peneliti ini untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua dengan kematangan emosi remaja. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 211 responden. Teknik yang digunakan untuk pengambilan data adalah simple random sampling dengan menggunakan lembar kuesioner. Sampel penelitian dilakukan diSMP Islam Ayatra Hasil penelitian Analisa data menggunakan analisis univariat dan bivariat yaitu uji chi-square dan menghasilkan nilai p-value = (0,047 ≤ 0,05) (OR=1.845) maka dinyatakan ada hubungan pola asuh orangtua dengan kematangan emosi remaja. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan pola asuh orangtua dengan kematangan emosi remaja.


Author(s):  
Leny

Abstrak World Health Organization (WHO) menyatakan ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi zat besi sekitar 35-37%, dan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan usia kehamilan. Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di negara sedang berkembang dari pada negara maju.. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Klinik Budi Mulia Medika Palembang Tahun 2018. Desain penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi Penelitian adalah seluruh ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilan di Klinik Budi Mulia Medika Palembang Tahun 2018. Sampel yang diambil secara simple random sampling dengan jumlah sampel 149 responden. Dari hasil penelitian dengan menggunakan uji statistik Chi-square yang membandingkan p value dengan tingkat kemaknaan α (0,005) menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil dimana p value (0,000) lebih kecil dari α (0,005), ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil dimana p value (0,000) lebih kecil dari α (0,005), dan ada hubungan bermakna antara paritas ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil dimana p value (0,000) lebih kecil dari α (0,005). Maka dari itu perlu meningkatkan sarana pelayanan kesehatan khususnya pada ibu hamil yang mengalami anemia dengan cara penyuluhan tentang dampak buruk serta pencegahan anemia selama kehamilan, persalinan dan nifas. Kata Kunci : Kejadian Anemia, Umur, status gizi, Paritas


Author(s):  
Y Widyastuti Wahyuningsih Y Widyastuti Wahyuningsih

ABSTRACT Abortion is the termination of a pregnancy (by certain consequences) on or before the age of 22 weeks of pregnancy or pregnancy fruit has not been able to live outside the womb. Maternal deaths caused by bleeding, infection, poisoning pregnancy and abortion. According to the health agency the World Health Organization (WHO) in poor countries and developing countries, maternal mortality ranges between 750-1000 per 100,000 live births. Indonesia itself is still a country with a maternal mortality rate was 307 per 100,000 live births. Some reasons and conditions that enable women to individualist abortion. Some common characteristics can be classified ie economic status, marital status, residence, age, parity, education and employment. The purpose of this study is to determine the relationship between age, parity, and maternal employment with the incidence of abortion at General Hospital Center Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2011. This research is an analytical survey with cross sectional approach. The population was all pregnant women who are hospitalized in the obstetrics space of General Hospital Center Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2011. which amounted to 147 persons and 107 person sample obtained by sampling simple random sampling. Each variable that was observed in tests using Chi-Square test with a (0.05). The results of this study showed that 67.3% of mothers had abortions, 45.8% of mothers with high risk age, 51.4% of  mothers of high parity, and 43.0% of mothers who work. Chi-Square test showed no significant relationship between age (p value = 0.007), parity (p value = 0.007) and occupation (p value = 0.000) with the incidence of abortion. Expected to provide input to the Hospitals to be more pro-active in providing further education about the risk factors of abortion in pregnant women   ABSTRAK     1   Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan. Kematian maternal disebabkan oleh perdarahan, infeksi, keracunan kehamilan dan abortus. Menurut badan kesehatan World Health Organization (WHO) di negara-negara miskin dan sedang berkembang, kematian maternal berkisar antara 750 - 1.000 per 100.000 kelahiran hidup. Indonesia sendiri masih menjadi negara dengan angka kematian ibu sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Beberapa alasan dan kondisi individualis yang memungkinkan wanita melakukan abortus. Beberapa karakteristik umum dapat diklasifikasikan yaitu status ekonomi, status perkawinan, tempat tinggal, umur, paritas, pendidikan dan pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara paritas dan pekerjaan ibu dengan kejadian abortus di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi adalah semua ibu hamil dengan usia kehamilan < 20 minggu yang dirawat di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2011 yang berjumlah 147 orang dan sampel yang didapatkan 107 orang dengan pengambilan sampel secara simple random sampling. Masing-masing variabel yang diteliti di uji dengan menggunakan uji Chi-Square dengan a (0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 67,3% ibu mengalami abortus, 45,8%, ibu paritas tinggi, dan 43,0% ibu yang bekerja. Uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara paritas (p value = 0,007), dan pekerjaan (p value = 0,000) dengan kejadian abortus. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak Rumah Sakit agar lebih pro aktif  dalam pemberian penyuluhan lebih lanjut tentang faktor-faktor resiko abortus pada ibu hamil


PROMOTOR ◽  
2021 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 219
Author(s):  
Fadiyah Nur’aini ◽  
Ichayuen Avianty ◽  
Tika Noor Prastia

<div class="WordSection1"><p>Masalah gizi utama di Indonesia yaitu KEK selama masa kehamilan merupakan salah satu penyebab angka kematian ibu (AKI). World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa prevalensi KEK pada tahun 2016 sebanyak (30,1%) dan terjadi kenaikan di tahun 2017 yaitu (35%), begitu juga di Indonesia angka KEK masih lebih tinggi lagi sebesar (40%) KEK memiliki dampak yang buruk apabila tidak segera ditangani. Penelitian ini bertujukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain <em>Cross Sectional</em>, populasi sebanyak ± 1.022 ibu hamil dan sampel sebanyak 100 ibu hamil. Teknik sampling menggunakan <em>simple random sampling</em>. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Analisis data yang dilakukan dengan uji <em>chi-square</em>. Hasil penelitian menunjukkan persentase ibu hamil yang mengalami KEK sebesar  27%. Analisis uji statistik menunjukkan adanya  hubungan  yang    bermakna antara usia (p-value 0,000)=&lt;0,05 dengan nilai OR yang tinggi (OR=38,3), pengetahuan tentang gizi (p-value 0,000)=&lt;0,05 dan ada hubungan yang bermakna juga antara pemeriksaan kehamilan (p-value 0,000)=&lt;0,05 dengan kejadian KEK pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tegal Gundil Bogor tahun 2020, dan adapun variable yang tidak berhubungan yaitu variable pendidikan ibu (p- value=0,490) variable pekerjaan (p-value=0,753). Peneliti memberi kesimpulan bahwa usia, pengetahuan dan pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan , dan memberi saran agar meningkatkan edukasi tentang gizi ibu hamil serta usia yang baik untuk kehamilan ibu, kemudian memonitor mengenai pemeriksaan kehamilan agar semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya.</p></div>


Author(s):  
Bina Aquari Bina Aquari

ABSTRAK   Kontrasepsi Hormonal sebagai salah satu alat Kontrasepsi meningkat dan tajam. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, Pengguna alat kontrasepsi suntik yaitu 35,3%, pil yaitu 30,5%, IUD yaitu 15,2%, Implant 7,3%, dan 11,7% Kontrasepsi lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan peningkatan berat badan dan ketidakteraturan siklus haid dengan KB suntik pada akseptor KB di Puskesmas Pembina Palembang Tahun 2018.Rumusan masalah penelitian ini adalah hubungan antara umur dan pengetahuan akseptor tentang KB Suntik di Puskesmas Pembina Palembang Tahun 2018.Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan dengan kuesioner.Uji Statistic yang dipakai adalah Uji Chi-Square. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 62 orang dan seluruh Populasi dijadikan sampel. Dari hasil analisa univariat responden yang memakai KB Suntik lebih besar yaitu sebanyak 36 orang (58,1%), dan 26 orang (41,9%) yang tidak memakai KB Suntik. Responden yang berat badannya meningkat memakai kontrasepsi sebanyak 33 orang (53,2%), sedangkan responden yang berat badannya tidak meningkat sebanyak 29 orang (46,8%) dibandingkan dengan responden yang siklus haidnya tidak teratur adalah sebanyak 32 orang (51,6%). Hasil analisa statistik dengan menggunakan Uji Chi-Square dengan df = 1 ada hubungan yang bermakna peningkatan berat badan dengan KB Suntik pada akseptor KB diperoleh p value (0.006) lebih kecil dari (0,05) dan ada hubungan yang bermakna ketidakteraturan siklus haid dengan KB suntik pada akseptor KB diperoleh p value (0,011) lebih kecil dari (0,05). Saran agar petugas kesehatan meningkatkan kinerja dan sistem informasi mengenai masalah yang berhubungan dengan pemakaian KB Suntik.       ABSTRACT   The hormonal contraception as becoming on of the contraceptions tools which is increasing sharply. Based on world Health Organitation (WHO) the user of injected contraception is 35,3%, pill 30,5%, IUD 15%, implant 7,3%, and 11,7% for another contraception. The purpose of this research is for knowing wheter there is the increasing of weight and the irregular of monthly period with injected contraception for the acceptor at Puskesmas Pembina Palembang in 2014. The main case of this research is the relationship between the increasing of the weight and the irregular monthly period at Puskesmas Pembina Palembang in 2014. This research using analytic survey with cross sectional closing yhat was done by using questioner, the statistic test which take is Chi-Square test. The population in this reseacrh are 62 peoples, and all off them as becoming the sample from the result of respondent univariat analyze whom using the injected contraception in bigger that is exactly 36 people (58,1%) and 26 people (41,9%) whom do not using it. The respondent with their weight is increasing because of using contraception is 33 people (53,2%), while the respondent whom the weight do not increasing is 29 people (46,8%), when we compare with the respondent whom the monthly period is irregular are 32 people (51,6%). The result for statistic analyze by using the Chi-Square test with the df = 1 says that there is a significant relationship between the weight increasing with the injected contraception for the acceptor we get p value (0,006) is smaller than (0,05) and there is significant relationship between the injected contraception for the acceptor we get p value (0,011) with is smaller than (0,05). The sugestion of the health workes to increasing the performance the information sistem about the problem that is connected with the inject contraception using


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 30-35
Author(s):  
Anisa Purnamasari ◽  
Lisnawati ◽  
Sari Arie Lestari ◽  
Sitti Masriwati ◽  
Nazaruddin

Penggunaan smarthphone di Indonesia menunjukkan angka yang semakin meningkat, data yang diperoleh dari Portal Techin Asia sampai dengan saat ini sudah mencapai 15 juta lebih pengguna smarthphone. Hasil survey yang dilakukan menunjukkan bahwa penduduk Indonesia terutama anak usia dini menjadi pengguna utama smarthphone. World Health Organization melaporkan bahwa 5-25% dari anak-anak usia sekolah menderita gangguan perkembangan. Sekitar 8-9% anak usia sekolah mengalami masalah psikososial khususnya masalah social emosional seperti kecemasan, sulit beradaptasi, bersosialisasi, susah berpisah dari orang tua, anak sulit diatur, dan perilaku agresif merupakan masalah yang paling sering muncul pada anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial Anak Sekolah di SDN 01 Poasia, Kecamatan Poasia, Kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional Study. Populasi penelitian yaitu seluruh anak yang menggunakan smartphone usia 6-8 tahun yang bersekolah di SDN 01 Poasia sebanyak  315 orang dengan jumlah sampel 64 anak. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Analisis menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan nilai p value = 0.000 (X2 hitung = 13.012 > X2 tabel = 3.841), menunjukkan bahwa ada hubungan antara durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial pada anak usia 06-08 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial anak usia 06-08 tahun di SDN 1 Poasia Kecamatan Poasia, Kota Kendari


Author(s):  
Martina Astari, Bina Marsasi Martina Astari, Bina Marsasi

ABSTRAK Menurut World Health Organization (WHO) remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 – 19 tahun. Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik psikologis maupun intelektual. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012 menunjukkan Angka remaja Indonesia yang melahirkan sangat mengkhawatirkan . Itu karena terjadi peningkatan tajam pada angka kelahiran di bawah usia 20 tahun. Fertilitas tingkat remaja kelompok usia 15-19 tahun mengalami kenaikan dari 35 menjadi 48 kelahiran per 1.000 penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sumber informasi dengan perilaku seks Pada Siswa-Siswi di SMAN 1 Pangkal Pinang  tahun 2017. Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan pendekatan  Cross Sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel terikat, dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Populasi penelitian ini adalah semua kelas X dan XI di SMAN 1 Pangkal Pinang  tahun 2017 sebanyak 215 siswa dengan besar sampel 142 siswa dengan teknik proporsional sampling, instrumen penelitian yaitu kuesioner. Dari hasil uji statistik Chi-Square didapatkan ada hubungan bermakna antara pengetahuan denga perilaku seks dimana P value = 0,011 < 0,05, dan ada hubungan bermakna antara sumber informasi dengan perilaku seks dimana P value =0,028 < 0,05. Dari Hasil penelitian, peneliti  menyarankan upaya- upaya penyuluhan tentang kesehatan reproduksi terhadap anak mulai dari usia dini serta dijadiakn pelajaran tambahan.   ABSTRACT According to the World Health Organization ( WHO ) adolescents are resident in the age range 10 – 19 years. Adolescence is a period of rafid growth and development both physically psychological and intellectual.. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) in 2012 shows Indonesian teenagers who give birth rate is very alarming . That's because of a sharp increase in the birth rate under 20 years of age . Fertility rate of teenage age group 15-19 years increased from 35 to 48 births per 1,000 population . This study aims to determine the relationship between knowledge and resources with sexual behavior At High School Students of 1 Pangkal Pinang  in 2017. This research uses analytic survey with cross sectional approach where data concerning the independent variable and the dependent variable or risk , collected at the same time . The study population was all class X and XI in Pangkal Pinang  Capital High School in 2017 with as many as 215 students a large sample of 142 students with proportional sampling technique , the research instrument is the questionnaire . Data analysis was performed using univariate and bivariate. From the statistical test of Chi-Square which compared bertween P value= the significance level α = 0,05 indicated that there was a significant relationship between the knowledge to sex behavior in which P value = 0,011 and there was also significant relationship between sumber information to sex behavior where P value= 0,028.  From the results of study, the researchers suggest efforts on reproductive health counseling to children from an early age and can be made as additional subjects.


Author(s):  
Rini Mayasari Rini Mayasari

ABSTRACT According to the health of the World Health Organization (WHO) in poor countries and developing countries, mortality in infants and young children from diarrhea about two million children each year, the purpose of this study was to determine the relationship between education and employment to women with the incidence of diarrhea in children in health centers in 2011 Pelembang Basuki Rahmat This study uses survey Cross sectional analytic approach. The population in this study were all mothers who have young children who come to visit the health center Palembang Basuki Rahmat which amounts to 448 people and a random sample random sampling. Variable that is examined in the analysis using univariate and bivariate analysis via Chi-Square test at α = 0.05. The results of univariate analysis showed that mothers who have children diagnosed with diarrhea as many as 94 people (65.7%) and diarrhea are not diagnosed in 49 men (34.3%), mothers with higher education as many as 68 people (47.6%) and low education as many as 75 people (52.4 %) and mothers who worked as many as 91 people (63.6%) and that does not work as many as 52 people (36.4%). The results of bivariate analysis showed that the incidence of diarrhea in toddlers higher education less mothers were 36 (52.9%) compared with the incidence of diarrhea in children with poorly educated mothers as much as 58 (77.3%), the incidence of diarrhea in infants whose mothers work as much as 72 larger (79.1 %) compared with the non-occurrence of diarrhea in infants whose mothers worked were 19 (20.9%). chi-square test showed no significant association between education with incidence of diarrhea (p value = 0.004) and there was a significant association between maternal work (p value = 0.000) with the incidence of diarrhea in health centers Basuki Rahmat Palembang in 2011. Expected to health workers in order to improve health services, especially education about risk factors for the incidence of diarrhea in infants.     ABSTRAK 21       Menurut badan kesehatan world health organization (WHO) di negara negara miskin dan sedang berkembang, kematian pada bayi dan anak anak akibat diare berkisar dua juta anak tiap tahunnya tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan pekerjaan ibu dengan kejadian diare pada balita di puskesmas basuki rahmat pelembang tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak balita yang datang berkunjung ke puskesmas basuki rahmat Palembang  yang berjumlah 448 orang dan pengambilan sampel secara random sampling. Variable yang di teliti di analisis dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat melalui uji Chi-Square pada α = 0,05.  Hasil analisis univariat menunjukkan ibu yang memiliki balita yang terdiagnosa diare sebanyak 94 orang (65.7%) dan yang tidak terdiagnosa diare sebanyak 49 orang ( 34.3%), ibu dengan pendidikan tinggi sebanyak 68 orang (47.6%) dan pendidikan rendah sebanyak 75 orang (52.4%) dan ibu yang bekerja sebanyak 91 orang (63.6%) dan yang tidak bekerja sebanyak 52 orang (36.4%). Hasil analisis bivariat menunjukkan kejadian diare pada balita yang pendidikan ibunya tinggi lebih kecil sebanyak 36 (52.9%) dibandingkan dengan terjadinya diare pada balita dengan ibu berpendidikan rendah sebanyak 58 (77.3%), kejadian diare pada balita yang ibunya bekerja lebih besar sebanyak 72 (79.1%) dibandingkan dengan tidak terjadinya diare pada balita yang ibunya bekerja sebanyak 19 (20.9%). uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kejadian diare ( p value = 0,004) dan ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu (p value =0,000) dengan kejadian diare di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang tahun 2011. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terutama penyuluhan tentang faktor  resiko kejadian diare pada balita.


2021 ◽  
Vol 2 (8) ◽  
pp. 1071-1079
Author(s):  
Teddy Tjahyanto ◽  
Ni Kanaya ◽  
Grace Keren ◽  
Eunike Angellina Mulyadi ◽  
Kevin Sanjaya Listiono

The World Health Organization (WHO) recognize the COVID-19 pandemic as an imminent global threat. To dampen the spread of the highly-contagious virus, the Indonesian government has imposed several social-distancing and government regulations. Nonetheless, these regulations result in peripheral effects; many people are subject to loneliness, fear, and anxiety—all of which leads to depression. Statistical evidence show that depression is very much prevalent in Indonesians—reaching a staggering 62% as of August 2020. Multiple studies have proven the negative correlation between emotional intelligence—which is the ability to regulate and control emotions—and depression. Consequently, this study aims to determine the relationship between emotional intelligence and depression in medical students of Universitas Tarumanagara batch 2019. Using a descriptive analytic research design with a cross-sectional approach, we obtained data through simple random sampling a total of 154 respondents who answered an emotional intelligence questionnaire used as a proxy in determining the level of emotional intelligence. Statistical analysis using the chi-square test confirmed that there is a significant negative correlation between emotional intelligence and depression during the COVID-19 pandemic, yielding a p-value of 0.003. In conclusion, students can improve their level of emotional intelligence as a preventive measure of depression during the COVID-19 pandemic.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document