scholarly journals PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELITUS BERPENGARUH TERHADAP KEPATUHAN KLIEN MENJALANI DIET

2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Dewy Haryanti Parman ◽  
Hadriana Parman Nyompa

Data dari RSU DR. Wahidin Sudirohusodo selama setahun, pasien yang menderita Diabetes Melitus sebanyak 709 orang, yang terdiri dari laki-laki 346 orang, perempuan 363 orang, dan dari data klasifikasi DM, yang luka dibetik sebanyak 71 orang, yang terjadi karena salah satu penyebabnya ketidakpatuhan menjalankan dietnya, banyaknya kasus komplikasi pada DM, sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan tentang diet DM dengan kepatuhan klien menjalani diet. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran hubungan tingkat pengetahuan tentang diet DM dengan kepatuhan klien menjalani diet di ruang poliklinik Endokrin RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian analitik dengan menggunakan metode cross sectional, Populasi adalah semua pasien DM yang datang berobat ke Poliklinik Endokrin. Sampel penelitian menggunakan tehnik Purposive Sampling, Instrumen (alat pengumpul data) yang digunakan adalah kuisioner, analisa yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji kai-kuadrat. Hasil dari uhi X2 dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil nilai X2 lebih besar dari nilai X2 tabel 0,05, sehingga ada hubungan tingkat pengetahuan tentang diet DM dengan kepatuhan klien menjalani diet, dan nilai P lebih kecil dari intervalnya makin bermakna suatu penelitian. Dan dari nilai odds ratio (7,250) 7,250 kali lebih besar untuk patuh menjalani diet. Kesimpulan: menggambarkan bahwa responden yang berpengetahuan cukup sama besar dengan yang berpengetahuan kurang dan kepatuhan terhadap diet lebih besar dibandingkan dengan yang tidak patuh serta ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang diet Diabetes Melitus dengan kepatuhan klien menjalani diet di Ruang Poliklinik Endokrin RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Kata kunci: Tingkat pengetahuan, Diabetes mellitus, Diet.

MEDISAINS ◽  
2018 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 76
Author(s):  
Srimiyati Srimiyati

Latar Belakang: Komplikasi yang sering terjadi pada penderita diabetes melitus salah satunya kaki diabetik.  Masalah kaki diabetik memerlukan waktu dan biaya cukup banyak. Pencegahan kaki diabetik dapat dilakukan dengan perawatan kaki. Penderita diabetes yang memiliki pengetahuan cukup tentang perawatan kaki diabetik menjadi dasar dan memotivasi untuk mengendalikan komplikasi penyakitnya.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan pencegahan kaki diabetik bagi penderita diabetesMetode: Penelitian ini adalah descriptive correlational, menggunakan pendekatan cross sectional study.  Populasinya seluruh penderita diabetes melitus yang berobat jalan. Sampel berjumlah 53 responden, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpul data menggunakan kuesioner terdiri dari 20 item untuk menggali pengetahuan pencegahan kaki diabetik dan 15 item perawatan kaki. Penelitian dilakukan di RSI Siti Khatijah PalembangHasil: penelitian menunjukkan sebagian besar responden perempuan  (58,5%), usia > 55 tahun (83,0%), pendidikan menengah kebawah (67,9%), menderita diabetes mellitus > 5 tahun (58,5%), responden yang memiliki pengetahuan pencegahan kaki diabetik dengan kriteria tinggi  sebanyak 36 (67,9%), melakukan perawatan kaki diabetik (60,4%). Hasil uji statistik chi squere menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perawatan kaki (p= 0,024; OR= 4.767). .Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perawatan kaki pada pasien diabetes. Pasien diabetes yang memiliki pengetahuan baik mengenai perwatan kaki berpeluang 4.767 kali lebih besar dalam melakukan perawatan kaki dari pada yang memiliki pengetahuan kurang.


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 46-50
Author(s):  
Muhammad Basri ◽  
Baharuddin K ◽  
Sitti Rahmatia

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik dan kronis dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya yang membutuhkan perawatan medis dan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah komplikasi akut jangka panjang (Nian, 2017). Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah Puasa pada pasien DM tipe II di PKM Kassi-Kassikota Makassar. Manfaat : Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Metode : Pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional, jenis penelitian ini menggunakan metode analitik yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara Kualitas tidur dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien DM Tipe II. Sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel  55  orang  yaitu  seluruh pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di PKM Kassi-Kassi Kota Makassar. Hasil Uji Statistik Chi Square diperoleh p value 0,000 < 0,05.sehingga peneliti berasumsi bahwa  ada hubungan antara kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien DM Type 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.  Kesimpulan yaitu terdapat hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Saran dapat dijadikan sebagai salah satu acuhan bagi pasien diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kadar glukosa darah puasa


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Arif Rahman Hakim ◽  
Nova Muhani

Hubungan Dislipidemia, Hipertensi, Riwayat Diabetes Melitus Terhadap Kejadian Sindroma Koroner Akut Pada Pasien Poli Jantung di RSUD Ahmad Yani Metro Lampung 2019. Penyakit jantung koroner merupakan penyakit degeneratif dengan permasalahan yang serius karena prevalensinya yang terus meningkat. fase akut dari jantung koroner atau disebut dengan sindrom koroner akut. Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia, secara global dan yang diakibatkan sindrom koroner akut sebesar 7,4 juta. Terjadinya penyakit ini berhubungan dengan faktor risiko seperti umur, jenis kelamin, keturunan, merokok, hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia, dan obesitas.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan Dislipidemia, Hipertensi Dengan riwayat diabetes mellitus dengan kejadian SKA pada pasien yang berkunjung ke poli jantung. Jenis penelitian ini analitik dengan rancangan cross- sectional. Jumlah sampel 100 orang yang memenuhi kriteria inklusi dengan menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan 100 responden, penderita SKA sebanyak 65%, hipertensi 65%, dyslipidemia 62%. riwayat diabetes mellitus 34%, tidak ada hubungan hipertensi dan riwayat diabetes melitus terhadap SKA (P Value 0,161 dan 0,393) ada hubungan dislipidemia dengan SKA P Value 0,000, OR 7,948.


2021 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 176-186
Author(s):  
Asep Badrujamaludin ◽  
M Budi Santoso ◽  
Deipa Nastrya

The association of physical activity in people with type 2 diabetes and peripheral neuropathyBackground: Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease characterized by hyperglycemia due to the pancreas not producing enough insulin or the insulin produced cannot be used properly. According to data from International Diabetic Federation in 2019, Indonesia ranks 7th in the world with 10.7 million people with diabetes mellitus. There are pillars of diabetes mellitus management one of which is physical activity. Diabetic neuropathy is one of the complications of type 2 DM that can occur if the diabetes is not managed properly.Purpose:  To determine the association of physical activity in people with type 2 diabetes and peripheral neuropathyMethod: Quantitative research and correlation analytic with cross-sectional design. Sampling took by a purposive sampling of 103 respondents at  Cigugur Public Health Center, Collecting data using questionnaires, and nalyzed univariate (frequency distribution) and bivariate using Chi-Square test.Results: Finding most of the respondents had low physical activity (71.8%), and most of them had diabetic neuropathy (76.7%) with a p-value = 0,000Conclusion: There is a relationship between physical activity and peripheral neuropathy, suggestion for people with diabetes mellitus to do regular physical activity to control blood sugar levels and prevent complications of diabetic neuropathy and aerobic physical exercises such as walking, relaxed cycling, jogging, and swimming.Keywords: Physical activity; Patient; Type 2 diabetes; Peripheral neuropathyPendahuluan: Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau insulin yang diproduksi tidak dapat digunakan dengan baik. Menurut data dari Internasional Diabetic Ferderation pada tahun 2019, Indonesia menempati urutan ke 7 di dunia dengan jumlah penderita diabetes melitus sebanyak 10,7 juta penderita. Terdapat pilar penatalaksanaan diabetes mellitus salah satunya adalah aktivitas fisik. Neuropati diabetik merupakan salah satu komplikasi dari DM tipe 2 yang dapat terjadi jika DM tersebut tidak dikelola dengan baikTujuan: Untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kejadian neuropati diabetik pada penderita DM tipe 2Metode: Penelitian analitik korelasi dengan desain cross sectional. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 103 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara univariat (distribusi frekuensi) dan bivariat menggunakan uji Chi-Square.Hasil: Sebagian besar dari responden memiliki aktivitas fisik ringan (71,8%), dan sebagian besar mengalami neuropati diabetik (76,7%) dengan p-value = 0.000.Simpulan: Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian neuropati diabetik pada penderita DM tipe 2. Saran bagi penderita diabetes mellitus untuk melakukan aktivitas fisik teratur untuk mengontrol kadar gula darah dan mencegah terjadinya komplikasi neuropati diabetik serta latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 70
Author(s):  
Erna Suwanti ◽  
Sulistyo Andarmoyo ◽  
Lina Ema Purwanti

Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang memerlukan terapi dan perawatan jangka panjang bahkan menyertai seumur hidup penderita. Berbagai komplikasi dapat terjadi bila kadar gula darah tidak terkontrol dengan baik. Dari komplikasi yang terjadi akan berdampak pada kualitas hidup penderita. Dukungan keluarga sangat diperlukan  bagi kelangsungan hidup penderita Diabetes Melitus, sehingga dengan dukungan keluarga yang baik diharapkan penderita Diabetes Melitus mempunyai kualitas hidup yang baik pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli rawat jalan Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan  purposive sampling.  Sampel yang digunakan sejumlah 86 responden yang merupakan pasien Diabetes Mellitus tipe 2 yang berkunjung di poli penyakit dalam Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun. Instrumen penelitian menggunakan 3 kuisioner, yakni kuisioner demografi responden, kuisioner dukungsn keluarga dan kuisioner DQOL (Diabetes Quality Of Life). Analisis hipotesis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun dengan p value = 0.000 (<0,05) dan nilai keeratan hubungan cukup kuat (0,463). Kesimpulan dari penelitian ini adalah dukungan keluarga dalam bentuk dukungan penghargaan, emosional, instrumental, dan informasi sangat penting dalam membantu meningkatkan kualitas hidup pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 14
Author(s):  
Khris Witdiati ◽  
Sulistyo Andarmoyo ◽  
Lina Ema Purwanti

Diabetes Melitus merupakan penyakit dengan jumlah rawat jalan terbanyak dibandingkan dengan penyakit degeneratif lainnya. Kepatuhan merupakan sesuatu yang paling penting untuk dapat mengembangkan kebiasaan yang dapat membantu penderita Diabetes Melitus dalam menjalankan diet. Hal ini dapat berdampak pada kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kepatuhan diet dengan kadar gula darah pada penderita Diabetes Melitus. Penelitian ini menggunakan desain korelasi untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien Diabetes Melitus di UGD RSI Siti Aisyah Kota Madiun. Sampel dari penelitian ini adalah sebagian pasien Diabetes Melitus di UGD RSI Siti Aisyah Kota Madiun sejumlah 54 responden. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner dan analisis data menggunakan metode Chi Square. Hasil dari penelitian dari kepatuhan diet sebagian besar berada pada kategori kepatuhan rendah (60%). Dan kadar gula darah berada pada kategori kadar gula darah ≥200 mg/dl (26%).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan diet dengan kadar gula darah pasien Diabetes Melitus di UGD RSI Siti Aisyah Kota Madiun. Hasil uji statistik chi square diperoleh p value 0,012 dengan menggunakan taraf signifikasi α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa kepatuhan diet dapat mempengaruhi kadar gula darah pasien Diabetes Melitus. Diharapkan pasien dapat menjalankan diet dengan baik sehingga kadar gula darah terkontrol dan dapat menurunkan risiko komplikasi.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 24-31
Author(s):  
Rapael Ginting ◽  
Priscilla Grace J Hutagalung ◽  
Hartono Hartono ◽  
Putranto Manalu

Penyakit hipertensi dan diabetes melitus termasuk penyakit terbanyak pada kelompok lanjut usia di Indonesia, yaitu sebesar 57,6% pada penyakit hipertensi dan 4,8% pada penyakit diabetes melitus. Dalam upaya pengelolaan penyakit kronis yang cenderung meningkat. BPJS Kesehatan menyelenggarakan program untuk menangani masalah penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes melitus tipe 2 yang bertujuan mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit. Survei awal yang dilakukan peneliti pada bulan Januari tahun 2019 terhadap penderita penyakit kronis di Puskesmas Darussalam menunjukkan bahwa rendahnya kunjungan masyarakat terhadap Program Pengelolaan Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) hal ini disebabkan oleh kurangnya dukungan keluarga dimana beberapa pasien datang berkunjung tanpa ada pendamping/keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Prolanis pada lansia di Puskesmas Darussalam Medan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi dan diabetes mellitus baik yang mengikuti kegiatan Prolanis maupun tidak mengikuti kegiatan Prolanis di Puskesmas Darussalam dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dan diperoleh besar sampel yaitu sebanyak 92 responden. Data diuji dengan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang signifikan antara pengetahuan (0,003) dan dukungan keluarga (0,001) terhadap pemanfaatan Prolanis. Dapat disimpulkan pemanfaatan Prolanis di Puskesmas Darussalam Medan dipengaruhi oleh pengetahuan dan dukungan keluarga responden, sedangkan peran petugas dan kebutuhan akan pelayanan tidak berpengaruh signifikan.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Juwita Moreen Toar

Literasi kesehatan memiliki peranan penting dalam pemberdayaan masyarakat Literasi kesehatan yang tinggi akan memampukan seseorang menggunakan informasi kesehatan yang tepat dalam meningkatkan atau mempertahankan kesehatannya khususnya pada penyakit Diabetes Melitus (DM). Berbagai studi juga menyatakan bahwa literasi kesehatan berhubungan erat dengan status kesehatan seseorang. Melihat dampak literasi kesehatan yang cukup besar maka perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengannya. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi kesehatan pasien Diabetes Mellitus tipe 2 dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat literasi kesehatan tersebut. Metode Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Subjek penelitian (N = 52) adalah peserta prolanis penderita Diabetes Mellitus tipe 2 yang berusia  ≥45  tahun. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan lembar observasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Analisis yang digunakan yaitu analisis chi-square. Hasil Hasil penelitian dengan menggunakan analisis chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia dengan tingkat literasi kesehatan (p< 0,05) sedangkan factor lainnya seperti jenis kelamin, etnis, bahasa, tingkat pendidikan, status pekerjaan, penghasilan, akses pelayanan kesehatan serta akses informasi kesehatan tidak memiliki hubungan dengan literasi kesehatan. Kesimpulan Faktor yang berhubungan dengan tingkat literasi kesehatan seseorang adalah usia.Kata kunci : literasi kesehatan, diabetes mellitus, akses pelayanan kesehatan AbstractHealth literacy has an important role in community empowerment. High health literacy will enable a person to use appropriate health information in improving or maintaining their health, especially in Diabetes Mellitus (DM). Various studies have also stated that health literacy is closely related to a person's health status. Seeing the large impact of health literacy, it is necessary to know what factors are related to it. Aim The aim of this study was to determine the level of literasi kesehatanof patients with Diabetes Mellitus type 2 and the factors related to the level of health literacy. Method This research is a quantitative study with a cross sectional design. The research subjects (N = 52) were prolanis participants with type 2 Diabetes Mellitus who were ≥45 years old. Data collection was carried out through questionnaires and observation sheets. The sampling technique was carried out by purposive sampling. The analysis used is the chi-square analysis. Results The results of the study using the chi-square analysis showed that there was a relationship between age and the level of health literacy (p <0.05), while other factors such as gender, ethnicity, language, education level, employment status, income, access to health services and access health information has no relationship with health literacy. Conclusion A factor related to a person's health literacy is age.Keywords : health literacy, diabetes mellitus, health services access


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 76
Author(s):  
Rosyidah Azhari

Abstrak   Latar Belakang: Indonesia menduduki peringkat keempat pasien DM terbanyak di dunia dengan jumlah pasien mencapai angka 76 juta orang pada rentan usia sekitar 20-79 tahun. Diabetes Melitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat mengakibatkan terjadinya berbagai komplikasi seperti hipoglekemia, ketoasidosis diabetik, koma hiperosmolar nonketotik, retinopati diabetik, neuropati, dan nefropati.  Adapun upaya pencengahan diabetes melitus antara lain: dukungan keluarga dan perilaku self-management. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap perilaku self-management pada pasien Diabetes melitus  Tipe II di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional, sampel berjumlah 81 responden yang diambil dengan teknik sampel purposive sampling. Hasil penelitian dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji statistik chi square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (53,1%) menunjukkan dukungan keluarga baik, dan (53,1%) menunjukkan dilakukannya perilaku self-management. Ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan perilaku self-management  pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi dengan p-value = 0,019. Kesimpulan: Diharapkan kepada pihak puskesmas Simpang IV Sipin  dapat memberikan informasi mengenai manajemen gula darah, diet, latihan fisik dan pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam mengenai pentingnya dukungan keluarga dan perilaku self-management.   Kata Kunci : Diabetes Melitus Tipe II, Dukungan Keluarga, Self-Management


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Frysty P.I Mamesah ◽  
Max Runtuwene ◽  
Mario Katuuk

Abstract: Diabetes Mellitus is a chronic disease which caused by the dysfunction of beta cells in producing the insulin. One of any interventions that can be applied is a medical nutrition therapy (diet). Non-adherence to this therapy may caused complications. Intrinsic Motivation is one of any factors that takes an important role in adherence to diet, because it is driven by internal rewards from within the individual. The aim: of this study is to know the relation relation between intrinsic motivation and dietary compliance of diabetes mellitus type II in Ranotana Weru's Health Public Center. Number of Samples: 83 respondents are used as the sample of this study. Research method: this research design is uses a cross-sectional; descriptive-correlational method with the purposive sampling approach. The result: shows that p values =0,000 with the significant values 95% equals to p=0,000 < p= 0,005 for the motivation and dietary adherence of Diabetes Mellitus. Conclusion: this study shows that there is a relation between intrinsic motivation and dietary adherence of Diabetes Mellitus Type II in Public Health Center of Ranotana Weru.Keyword : Diabetes Mellitus, Intrinsic Motivation, Dietary AdherenceAbstrak: Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit menahun. Salah satu penatalaksaan Diabetes Melitus ialah terapi nutrisi medis (diet). Faktor yang sangat mempegaruhi kepatuhan diet ialah motivasi intrinsik karena motivasi intrinsik merupakan motivasi yang timbul dari diri sendiri dan rangsangan dari lingkungan. Tujuan: Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan motivasi intrinsik dan kepatuhan diet diabetes melitus tipe II di puskesmas ranotana weru manado. Jumlah sampel: jumlah sampel yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah 83 responden. Desain Penelitian: Desain penelitian ini adalah penelitian cross-sectional yang bersifat deskriptif korelatif dengan teknik pendekatan purposive sampling. Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai p = 0,000 dengan nilai kemaknaan 95% yang berarti p=0,00 < p= 0,005 untuk motivasi dan kepatuhan diet diabetes mellitus. Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini adanya hubungan yang signifikan antara motivasi intrinsik dengan kepatuhan diet diabetes mellitus tipe II.Kata Kunci: Diabetes Melitus, Motivasi Intrinsik, Kepatuhan Diet


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document