scholarly journals Dukungan keluarga dan perilaku self-management pada pasien diabetes melitus tipe II di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi

2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 76
Author(s):  
Rosyidah Azhari

Abstrak   Latar Belakang: Indonesia menduduki peringkat keempat pasien DM terbanyak di dunia dengan jumlah pasien mencapai angka 76 juta orang pada rentan usia sekitar 20-79 tahun. Diabetes Melitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat mengakibatkan terjadinya berbagai komplikasi seperti hipoglekemia, ketoasidosis diabetik, koma hiperosmolar nonketotik, retinopati diabetik, neuropati, dan nefropati.  Adapun upaya pencengahan diabetes melitus antara lain: dukungan keluarga dan perilaku self-management. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap perilaku self-management pada pasien Diabetes melitus  Tipe II di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional, sampel berjumlah 81 responden yang diambil dengan teknik sampel purposive sampling. Hasil penelitian dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji statistik chi square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (53,1%) menunjukkan dukungan keluarga baik, dan (53,1%) menunjukkan dilakukannya perilaku self-management. Ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan perilaku self-management  pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi dengan p-value = 0,019. Kesimpulan: Diharapkan kepada pihak puskesmas Simpang IV Sipin  dapat memberikan informasi mengenai manajemen gula darah, diet, latihan fisik dan pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam mengenai pentingnya dukungan keluarga dan perilaku self-management.   Kata Kunci : Diabetes Melitus Tipe II, Dukungan Keluarga, Self-Management

2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 46-50
Author(s):  
Muhammad Basri ◽  
Baharuddin K ◽  
Sitti Rahmatia

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik dan kronis dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya yang membutuhkan perawatan medis dan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah komplikasi akut jangka panjang (Nian, 2017). Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah Puasa pada pasien DM tipe II di PKM Kassi-Kassikota Makassar. Manfaat : Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Metode : Pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional, jenis penelitian ini menggunakan metode analitik yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara Kualitas tidur dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien DM Tipe II. Sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel  55  orang  yaitu  seluruh pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di PKM Kassi-Kassi Kota Makassar. Hasil Uji Statistik Chi Square diperoleh p value 0,000 < 0,05.sehingga peneliti berasumsi bahwa  ada hubungan antara kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien DM Type 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.  Kesimpulan yaitu terdapat hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Saran dapat dijadikan sebagai salah satu acuhan bagi pasien diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kadar glukosa darah puasa


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 70
Author(s):  
Erna Suwanti ◽  
Sulistyo Andarmoyo ◽  
Lina Ema Purwanti

Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang memerlukan terapi dan perawatan jangka panjang bahkan menyertai seumur hidup penderita. Berbagai komplikasi dapat terjadi bila kadar gula darah tidak terkontrol dengan baik. Dari komplikasi yang terjadi akan berdampak pada kualitas hidup penderita. Dukungan keluarga sangat diperlukan  bagi kelangsungan hidup penderita Diabetes Melitus, sehingga dengan dukungan keluarga yang baik diharapkan penderita Diabetes Melitus mempunyai kualitas hidup yang baik pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli rawat jalan Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan  purposive sampling.  Sampel yang digunakan sejumlah 86 responden yang merupakan pasien Diabetes Mellitus tipe 2 yang berkunjung di poli penyakit dalam Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun. Instrumen penelitian menggunakan 3 kuisioner, yakni kuisioner demografi responden, kuisioner dukungsn keluarga dan kuisioner DQOL (Diabetes Quality Of Life). Analisis hipotesis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun dengan p value = 0.000 (<0,05) dan nilai keeratan hubungan cukup kuat (0,463). Kesimpulan dari penelitian ini adalah dukungan keluarga dalam bentuk dukungan penghargaan, emosional, instrumental, dan informasi sangat penting dalam membantu meningkatkan kualitas hidup pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 14
Author(s):  
Khris Witdiati ◽  
Sulistyo Andarmoyo ◽  
Lina Ema Purwanti

Diabetes Melitus merupakan penyakit dengan jumlah rawat jalan terbanyak dibandingkan dengan penyakit degeneratif lainnya. Kepatuhan merupakan sesuatu yang paling penting untuk dapat mengembangkan kebiasaan yang dapat membantu penderita Diabetes Melitus dalam menjalankan diet. Hal ini dapat berdampak pada kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kepatuhan diet dengan kadar gula darah pada penderita Diabetes Melitus. Penelitian ini menggunakan desain korelasi untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien Diabetes Melitus di UGD RSI Siti Aisyah Kota Madiun. Sampel dari penelitian ini adalah sebagian pasien Diabetes Melitus di UGD RSI Siti Aisyah Kota Madiun sejumlah 54 responden. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner dan analisis data menggunakan metode Chi Square. Hasil dari penelitian dari kepatuhan diet sebagian besar berada pada kategori kepatuhan rendah (60%). Dan kadar gula darah berada pada kategori kadar gula darah ≥200 mg/dl (26%).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan diet dengan kadar gula darah pasien Diabetes Melitus di UGD RSI Siti Aisyah Kota Madiun. Hasil uji statistik chi square diperoleh p value 0,012 dengan menggunakan taraf signifikasi α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa kepatuhan diet dapat mempengaruhi kadar gula darah pasien Diabetes Melitus. Diharapkan pasien dapat menjalankan diet dengan baik sehingga kadar gula darah terkontrol dan dapat menurunkan risiko komplikasi.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 129
Author(s):  
Maria Karolina Selano

Organisasi Internasional Diabetes Federation (IDF) memperkirakan terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia menderita diabetes mellitus (DM) tahun 2019 atau setara dengan angka 9,3% dari total penduduk pada usia yang sama. Berdasarkan jenis kelamin, IDF memperkirakan prevalensi DM tahun 2019 yaitu 9% pada perempuan dan 9,65% pada laki-laki. Prevalensi diabetes meningkat seiring penambahan umur menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang (umur 65-79 tahun). Angka diprediksi meningkat hingga 578 juta di tahun 2030 dan 700 juta di tahun 2045. Pusat Data dan Informasi PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia), prevalensi penderita DM dengan komplikasi neuropati sebesar lebih dari 50%. Tujuan untuk mengetahui hubungan lama menderita dengan kejadian neuropati diabetikum pada pasien diabetes melitus      Metode secara deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dan tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sejumlah 84 responden/ pasien diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2. Instrumen menggunakan kuesioner dan monofilament test dan data dianalisa dengan uji statistik chi-square. Hasil didapatkan 71 responden (84,5 %) yang lama menderita DM < 5 tahun, 46 responden (54,8%) mengalami neuropati diabetikum dan nilai Asymp Sig 0,942 (P-value = 0,005). Karena nilai 0,942 > 0,005, maka disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara lama menderita dengan kejadian neuropati diabetikum.Kata kunci                : diabetes melitus; lama menderita; neuropati diabetikumThe Relationship Of Long Suffering With The Event Of Diabetic Neuropaty In Diabetes Mellitus PatientsAbstractThe International Diabetes Federation (IDF) estimates that there are 463 million people aged 20-79 years in the world suffering from diabetes mellitus (DM) in 2019, equivalent to 9.3% of the total population at the same age. Based on gender, IDF estimates that the prevalence of DM in 2019 is 9% in women and 9.65% in men. The prevalence of diabetes increases with increasing age to 19.9% or 111.2 million people (aged 65-79 years). The figure is predicted to increase to 578 million in 2030 and 700 million in 2045. According to the PERSI Data and Information Center (Indonesian Hospital Association), the prevalence of DM sufferers with neuropathic complications is more than 50%. The purpose of this study was to determine the relationship between length of stay and the incidence of diabetic neuropathy in patients with diabetes mellitus. Descriptive analytical method with a cross sectional approach and sampling technique used purposive sampling with a total of 84 respondents/patients with type 1 and type 2 diabetes mellitus. The instrument used a questionnaire and monofilament test and data. analyzed by chi-square statistical test. The results showed that 71 respondents (84.5%) had long suffered from DM < 5 years, 46 respondents (54.8%) had diabetic neuropathy and the Asymp Sig value was 0.942 (P-value = 0.005). Because the value is 0.942 > 0.005, it is concluded that there is no significant relationship between the length of suffering and the incidence of diabetic neuropathy.Keywords: diabetes mellitus; long suffering; diabetic neuropathy 


Jurnal JKFT ◽  
2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Imas Yoyoh ◽  
Imam Mutaqqijn ◽  
Nurjanah Nurjanah

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terus menerus mengalami peningkatan jumlah yang signifikan dari tahun ke tahun. Komplikasi jangka panjang dari DM baik mikrovaskular dan makrovaskular dapat menyebabkan insufiensi aliran darah ke tungkai, yang dapat berujung pada infeksi, ulkus dan berakhir pada amputasi. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Desain penelitian ini adalah analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dengan jumlah sampel 54 responden, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang perawatan kaki dan lembar observasi tentang risiko ulkus kaki diabetes. Uji analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian sebanyak 54 responden didapatkan data kategori perawatan kaki baik dengan risiko ulkus rendah sebanyak 14 responden (58,3%). Sedangkan kategori perawatan kaki kurang baik dengan risiko ulkus tinggi sebanyak 21 responden (70,0%). Hasil analisis diperoleh nilai OR = 3,267 artinya perawatan kaki yang kurang baik mempunyai peluang 3,267 kali untuk risiko tinggi ulkus. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square diperoleh p=0,036 dimana nilai p-value < 0,05, maka Ho ditolak artinya terdapat hubungan antara perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Pasien DM dengan perawatan kaki yang kurang baik berpeluang untuk terjadinya risiko ulkus tinggi dibandingkan dengan pasien DM yang perawatan kakinya baik. 


2019 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 38-45
Author(s):  
Helena Wadja ◽  
Hamidah Rahman ◽  
Nani Supriyatni

Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Diabetes melitus (DM) menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia pada abad ke-21. Jumlah penderita DM mencapai 422 juta orang di dunia pada tahun 2014. Sebagian besar dari penderita tersebut berada di negara berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki jumlah penderita yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, tingkat stres, dan durasi tidur terhadap kejadian Diabetes Mellitus. Metode penelitian dengan menggunakan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah  pasien yang datang memeriksakan kadar gula darah di UPTD Diabetes Center Kota Ternate Tahun 2018. Jumlah sampel 95 orang yang diambil dengan cara accidental sampling. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit Diabetes Mellitus adalah tingkat stres dengan p-value = 0,037 ( <0,1 ) dan durasi tidur dengan p-value = 0,025 ( <0,1 ), sedangkan yang tidak berhubungan adalah tingkat pengetahuan dengan p-value = 0,709 ( >0,1 ). Oleh karena itu, disarankan kepada petugas kesehatan lebih meningkkatkan lagi  informasi kepada masyarakat tentang penyakit Diabetes Mellitus, agar masyarakat lebih tahu tentang penyakit Diabetes Mellitus.


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 5-14
Author(s):  
Holy Yunita Nuraini ◽  
Rachmat Supriatna

Diabetes mellitus tipe 2 adalah diabetes melitus yang tidak tergantung pada  insulin dan kebanyakan penderita memiliki kelebihan berat badan. Data studi global menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes melitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang dan diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola makan, aktivitas fisik dan riwayat penyakit keluarga terhadap penyakit diabetes  mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok Tahun 2015. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelian cross sectional .Metode pengambilan sampel menggunakan tekhnik accidental sampling terhadap 34 orang pasien penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok Tahun 2015. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuisioner, dimana jawaban dari kuisioner dianalisa dengan menggunakan uji chi-square yang di olah dengan menggunakan  SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi dari tiga variable yaitu pola makan nilai p-value 0.044 < α (0.05), aktivitas terhadap penyakit diabetes mellitus tipe 2 nilai p-value 0.634 > α (0.05) dan riwayat penyakit keluarga nilai p-value 0.102 > α (0.05), yang mempunyai hubungan terhadap diabetes mellitus tipe 2 adalah variable pola makan. Perlu adanya penyuluhan lebih terhadap masyarakat mengenai pola makan yang baik dan sehat. Kata kunci : Aktivitas Fisik,  Diabetes Mellitus, Pola Makan, Riwayat Penyakit Keluarga


Jurnal JKFT ◽  
2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 62
Author(s):  
Popy Irawati ◽  
Arif Firmansyah

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Tujuan Peneitian Untuk mengetahui factor- dukungan keluarga  yang berhubungan dengan kepatuhan dalam menjalankan diet pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Cipondoh Kota Tangerang-Banten. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes millietus sebanyak 86 responden. Teknik pengambilan sampel yang dipilih secara non probability sampling yaitu pemilihan sampel yang tidak dilakukan secara acak. Dengan teknik Consecutive Sampling. Hasil uji chi-square dengan menunjukan p value α 0,01 sehingga Ha diterima bahwa terdapat hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet pada pasien Diabetes Militus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 50
Author(s):  
I Wayan Suardana ◽  
I Wayan Mustika ◽  
Dewa Ayu Sri Utami

ABSTRAKTujuan: menganalisis hubungan perilaku pencegahan dengan kejadian komplikasi akut pada pasien Diabetes Melitus (DM). Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian correlational. Tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 85 orang. Instrumen yang digunakan dikembangkan dari instrumen The Diabetes Self-Management Questionnaire (DSMQ) untuk menilai perilaku pencegahan pada pasien DM dan instrumen untuk menilai pengetahuan, sikap, dan perilaku. Data dianalisis secara univariate dan bivariat (chi-square test). Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan perilaku pencegahan dengan kejadian komplikasi akut pada pasien DM. Pasien DM yang memiliki perilaku pencegahan yang cukup (60-79%) mempunyai 4,73 kali untuk mengalami komplikasi akut pada DM. Diskusi: Tindakan pengendalian DM untuk mencegah komplikasi sangat diperlukan, khususnya dengan menjaga tingkat gula darah sedekat mungkin dengan normal. Kesimpulan: Perilaku pencegahan yang baik dapat mencegah terjadinya komplikasi pada penderita DM Type II.Kata Kunci: Perilaku, pencegahan, komplikasi, Diabetes MelitusRelationship Between Preventive Behaviour with Acute Complications Occurrence in Diabetes Mellitus Patients ABSTRACTAim: to analyze the relationship between preventive behavior with the incidence of acute complications in DM patients. Method: The type of research used is correlational research. The sampling technique used was purposive sampling with 85 samples. The Instruments of this research are developed from The Diabetes Self-Management Questionnaire (DSMQ) to assess the preventive behaviour in DM patients and instrument to assess knowledge, attitude, and behaviour. Data analysis using univariate and bivariate (chi-square test) analysis. Results: The results of this study indicate that there is a correlation between preventive behavior and the incidence of acute complications in DM patients. DM patients who was categorized in moderate preventive behaviour (60-79%) have 4.73 times experience acute complication in DM. Discusion: preventive behavior to prevent complication is necessary, especially by maintaining the blood glucose as close as possible to normal level. Conclusion: Good preventative behavior could prevent complications in patients with Type II of DM.Keywords: behaviour, prevention, complication, diabetes mellitus


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 72
Author(s):  
Ani Astuti ◽  
Diah Merdekawati ◽  
Siti Aminah

Abstrak   Latar Belakang : Kaki diabetik merupakan  salah satu komplikasi Diabetes Mellitus yang dapat menyebabkan gangren pada kaki. Terjadinya kaki diabetik ini dapat dipengaruhi lama diabetes mellitus, perawatan kaki dan kontrol glikemik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama diabetes mellitus, perawatan kaki dan kontrol glikemik dengan kejadian kaki diabetik di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2019. Metode :Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita Diabetes Mellitus yang menjalani rawat jalan di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi yang berjumlah 1.036 orang dan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel berjumlah 60 responden. Data dianalisa secara Univariat dan Bivariat menggunakanuji Chi-square, instrumen penelitian ini menggunakan lembar kuesioner dan lembar pemeriksaan. Hasil :Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami kaki diabetik (61,7%), menderita DM < 10 tahun (65%), melakukan perawatan kaki kurang baik (78,3%) dan kontrol glikemik yang tidak terkontrol (51,7%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara lama diabetes mellitus (p-value 0,011), perawatan kaki (p-value 0,023) dan kontrol glikemik (p-value 0,020) dengan kaki diabetik. Kesimpulan :Dari hasil penelitian teridentifikasi bahwa lama diabetes mellitus, perawatan kaki yang kurang baik serta kontrol glikemik yang tidak terkontrol dapat beresiko terjadinya kaki diabetik.Diharapkan pihak puskesmas dapat membuat program pencegahan kaki diabetik dengan membuka poli kaki.      


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document