scholarly journals HUBUNGAN PANJANG BADAN LAHIR, BERAT BADAN LAHIR DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BADUTA USIA 7-24 BULAN DI DESA WONOREJO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

2020 ◽  
Vol 12 (27) ◽  
pp. 49-58
Author(s):  
Virnalia Andini ◽  
Sugeng Maryanto ◽  
Indri Mulyasari

Latarbelakang : Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Berat badan lahir, panjang badan lahir, pemberian ASI, usia kehamilan, pola asuh ibu, sanitasi dan kesehatan lingkungan merupakan faktor terjadi stunting. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan panjang badan lahir, berat badan lahir dan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada baduta usia 7-24 bulan di Desa Wonorejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Metode : Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh baduta berusia 7-24 bulan. Sampel ditentukan dengan Proportional Random Sampling sejumlah 74 responden. Analisis data univariat dengan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji korelasi kendall’s tau. Pengambilan data dengan wawancara dan pengukuran antropometri. Hasil : Presentase panjang badan lahir pendek sebesar 47,3%, berat badan lahir kurang sebesar 41,9%, tidak ASI eksklusif sebesar 86,5%, dan stunting sebanyak 62,2%. Terdapat hubungan yang bermakna antara panjang badan lahir, berat badan lahir dan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting (p < 0,0001 ; p < 0,0001 ; p = 0,003). Simpulan : Terdapat hubungan antara panjang badan lahir, berat badan lahir dan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting pada baduta usia 7-24 bulan di Desa Wonorejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

2021 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 223
Author(s):  
Silvia Alfinnia ◽  
Lailatul Muniroh ◽  
Dominikus Raditya Atmaka

ABSTRAK Latar Belakang: Anak usia sekolah mengalami peningkatan kebutuhan gizi untuk tumbuh kembang. Di usia ini, anak-anak bisa memilih makanan maupun media bermain sesuai keinginan mereka. Aktivitas menggunakan layar yang berlebih serta perilaku makan yang buruk dapat memicu terjadinya obesitas.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan Screen Based Activity (SBA) dan perilaku makan dengan status gizi anak usia sekolah.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di SDI Darush Sholihin Kabupaten Nganjuk. Besar sampel sebanyak 48 siswa yang dipilih secara proportional random sampling. Pengumpulan data meliputi berat badan, tinggi badan, kuesioner SBA, Food Frequency Questionnaire (FFQ), serta food recall 2x24 jam. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman dan Kendall’s tau dengan nilai signifikansi 0,05.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan SBA (p=0,151), perilaku makan makanan pokok (p=0,101), perilaku makan lauk hewani (p=0,212), perilaku makan lauk nabati (p=0,829), perilaku makan sayuran (p=0,751) dan perilaku makan jajanan (p=0,109) dengan status gizi. Namun, terdapat hubungan perilaku makan buah (p=0,040) dengan status gizi.Kesimpulan: Konsumsi buah-buahan yang sering tanpa memperhatikan kandungan gula dan cara penyajian dapat memberikan risiko obesitas pada anak. Diperlukan pendidikan gizi kepada pihak sekolah maupun orang tua mengenai pembatasan SBA dan perilaku makan sehat terutama buah untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal dan terhindar dari obesitas.


Author(s):  
Agus Eka Nurma Yuneta ◽  
Hardiningsih Hardiningsih ◽  
Fresthy Astrika Yunita

<p><strong>Latar belakang:</strong> Angka kematian balita (AKBA) merupakan indikator utama derajat kesehatan masyarakat. Balita yang mengalami gizi kurang pada dua tahun pertama kehidupannya, akan terjadi keterlambatan pertumbuhan fisik dan mental. Berdasarkan data dinas kesehatan tahun 2015 triwulan ketiga di Jawa Tengah angka kematian balita sebanyak 4.258 kasus, tahun 2014 sebanyak 6.486 kasus (11,54 per1.000 Kelahiran hidup). Persentase balita dengan gizi kurang ada 2,73%, gizi buruk ada 0,38%. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dan status gizi balita di Kelurahan Wonorejo Karanganyar.</p><p><strong>Subjek dan </strong><strong>Metode</strong><strong>:</strong> Desain penelitian adalah <em>cross sectional</em>. Penelitian dilakukan di posyandu kelurahan Wonorejo Kabupaten Karanganyar. Populasi penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita usia 1-5 tahun dan semua balita di posyandu kelurahan Wonorejo. Teknik pencuplikan sampel menggunakan <em>cluster random sampling</em>. Alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu, untuk mengukur status gizi balita dengan mengukur berat badan menggunakan dacin atau timbangan injak.</p><p><strong>Hasil:</strong> Hasil analisis data menggunakan Kendall’s tau didapatkan nilai <em>p </em>sebesar 0,000 (p &lt; 0,05) yang menyatakan terdapat korelasi yang bermakna dan nilai korelasi pada penelitian ini adalah sebesar 0,482 yang menyatakan kekuatan korelasi sedang dengan arah yang positif.</p><p><strong>Kesimpulan:</strong> Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dan status gizi balita di Kelurahan Wonorejo.</p>


Author(s):  
Agus Eka Nurma Yuneta ◽  
Hardiningsih Hardiningsih ◽  
Fresthy Astrika Yunita

<p><strong>Latar belakang:</strong> Angka kematian balita (AKBA) merupakan indikator utama derajat kesehatan masyarakat. Balita yang mengalami gizi kurang pada dua tahun pertama kehidupannya, akan terjadi keterlambatan pertumbuhan fisik dan mental. Berdasarkan data dinas kesehatan tahun 2015 triwulan ketiga di Jawa Tengah angka kematian balita sebanyak 4.258 kasus, tahun 2014 sebanyak 6.486 kasus (11,54 per1.000 Kelahiran hidup). Persentase balita dengan gizi kurang ada 2,73%, gizi buruk ada 0,38%. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dan status gizi balita di Kelurahan Wonorejo Karanganyar.</p><p><strong>Subjek dan </strong><strong>Metode</strong><strong>:</strong> Desain penelitian adalah <em>cross sectional</em>. Penelitian dilakukan di posyandu kelurahan Wonorejo Kabupaten Karanganyar. Populasi penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita usia 1-5 tahun dan semua balita di posyandu kelurahan Wonorejo. Teknik pencuplikan sampel menggunakan <em>cluster random sampling</em>. Alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu, untuk mengukur status gizi balita dengan mengukur berat badan menggunakan dacin atau timbangan injak.</p><p><strong>Hasil:</strong> Hasil analisis data menggunakan Kendall’s tau didapatkan nilai <em>p </em>sebesar 0,000 (p &lt; 0,05) yang menyatakan terdapat korelasi yang bermakna dan nilai korelasi pada penelitian ini adalah sebesar 0,482 yang menyatakan kekuatan korelasi sedang dengan arah yang positif.</p><p><strong>Kesimpulan:</strong> Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dan status gizi balita di Kelurahan Wonorejo.</p><p> </p><strong>Kata kunci:</strong> Tingkat pengetahuan, status gizi, balita.


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 34-44
Author(s):  
Rabia Wahdah ◽  
Heni Setyowati ◽  
Eti Salafas

Asupan pola makan yang tidak sesuai dengan pola makan seimbang menyebabkan ketidakseimbangan antara asupan dan kecukupan gizi yang dibutuhkan tubuh terutama zat gizi yang pembentuk sel darah merah. Jumlah asupan yang rendah menyebabkan pembentukan sel darah merah menurun sehingga terjadi anemia. Data World Health Organization (WHO) menunjukkan sekitar 25-40% remaja puteri menjadi penderita anemia. Sedangkan kejadian anemia pada kelompok usia remaja di Jawa Tengah Tahun 2014 sebanyak 26,5%. Mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian anemia di Pondok Pesantren Al Mas’udiyah Puteri 2 Bleter Kabupaten Semarang. Desain penelitian yaitu deskriptif korelasi dengan pendekatan secara cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh santriwati Pondok Pesantren Al Mas’udiyah Puteri 2 Bleter Kabupaten Semarang, teknik sampling menggunakan simple random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji kendall’s tau. Berdasarkan uji kendall’s tau nilai p-value sebesar 0,001 (<0,05) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia di pondok pesantren Al Mas’udiyah Puteri 2 Bleter Kabupaten Semarang. Ada hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia di pondok pesantren Al Mas’udiyah Puteri 2 Bleter Kabupaten Semarang


Author(s):  
Jessica Lise Hanna ◽  
Andrico Napolin Lumban Tobing ◽  
Suandy Suandy

AbstrakObesitas adalah faktor risiko utama pada berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, kelainan muskuloskeletal,hipertensi, bahkan kanker. Setidaknya ada 2,8 juta orang meninggal per tahun sebagai akibat overweight atauobesitas. Terdapat sekitar 63.309.620 orang mengalami hipertensi di Indonesia pada tahun 2018, dimana427.218 diantaranya meninggal karena hipertensi. Aktivasi sistem saraf simpatis, jumlah total lemak dalamtubuh, peningkatan reabsorpsi natrium dan aktivitas sistem renin-angiotensin di ginjal akibat retensi dari ion inimenjadi penyebab yang mendasari dari hipertensi yang disebabkan obesitas. Sehingga, tujuan dari penelitianini untuk mengekplorasi pengaruh antara kategori obesitas terhadap tekanan darah pada petugas kepolisian diPolresta Deli Serdang. Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional pada 51 orang petugas kepolisian diPolresta Deli Serdang. Parameter yang dievaluasi meliputi umur, jenis kelamin, lingkar perut, indeks massatubuh, tekanan darah, dan kolesterol total. Seluruh data penelitian dianalisa dengan analisa deskriptif,kemudian dilanjutkan dengan uji kendall’s tau b dan uji two sample t-test dengan uji mann-whitney sebagai ujialternative. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif lemah antara indeks massatubuh dengan hipertensi, walaupun hubungan antara keduanya tidak signifikan (Nilai p= 0.0830; r= 0.030).Sehingga dapat disimpulan bahwa IMT tidak mempengaruhi kejadian hipertensi.Kata kunci: IMT, Hipertensi, Deli Serdang, obesitas 


2016 ◽  
Vol 19 (17) ◽  
pp. 3106-3113 ◽  
Author(s):  
Natalie Rangelov ◽  
L Suzanne Suggs ◽  
Pedro Marques-Vidal

AbstractObjectiveTo assess the level of agreement between children and their parents when reporting a child’s food consumption.DesignCross-sectional study in which children and parents independently completed 7 d food diaries describing the foods and drinks the child consumed at every meal and snack. The association between child and parent reporting was assessed for nineteen food groups using Kendall’s tau-b non-parametric correlations, Spearman’s rank correlations, kappa coefficients and Lin’s concordance measure of agreement. Results were also stratified by gender of the child and his/her grade at school.SettingHouseholds in Ticino, Switzerland, April–June 2014.SubjectsTwo hundred and ninety-nine children aged 6–12 years and one of their parents participated, with 264 providing complete data (35 % completion rate).ResultsResults showed a high level of agreement between child and parent reporting. Spearman correlations ranged from 0·55 (sauces) and 0·57 (fatty meat) to 0·80 (fruit), 0·83 (starchy foods) and 0·84 (pastries). All nineteen Spearman correlations were significant at the 0·001 level. Kendall’s tau-b correlations ranged from 0·44 (fat meat) to 0·81 (puff pastry). Kappa values showed low to high levels of agreement, ranging from 0·15 (sweets) to 0·77 (puff pastry). Lin’s concordance correlation coefficients ranged from 0·39 (whole grains) to 0·86 (puff pastry).ConclusionsWhen assessing the eating behaviour of children using a 7 d food diary, children’s reports might be as reliable as their parents’.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 63
Author(s):  
I Gede Wirajaya ◽  
Alfiery Leda Kio ◽  
Nina Rismawati Hakim

Midwifery is one of many professions in the world of health assigned to help the process of labor for mothers, including the caregiving during the childbirth and has as well become the only profession to assist women in the pre and post-labor. The large amount of midwife graduates as counted in every year is contributing in the increasing number of unemployment in Indonesia. For those who had been graduated as a midwife in addition with specific skills of taking care for mothers before and after the birth giving, must have not been unemployed after being equipped with the knowledge of entrepreneurship as there should be an opportunity to create business and new job fields for others. STIKES Bina Usada Bali has inserted entrepreneurship subject to become compulsory in the curriculum to help give new vision to the students. This research is aimed to see the influence of entrepreneurship education to the interest of becoming an entrepreneur for midwifery students of STIKES Bina Usada Bali. The cross sectional design was implemented in this research by applying quantitative method of approach. The data were collected in September 2019 through questionnaire distributed to 39 students of midwifery. The data analysis included Kendall’s Tau univariate and bivariate analysis. The univariate analysis showed that most students had moderate characteristics for entrepreneurship numbered 16 of the total students (43.2%) and those with high interest in entrepreneurship was in the number of 18 students (48.6%). Meanwhile, the bivariate analysis with Kendall Tau’s correlation value of -0.775 showed the presence of weak level of correlation with the value of p=0.00 less than ɑ =0.05 (p<0.05) meaning that there was significant relation between the education of entrepreneurship and the interest in becoming entrepreneurs of the midwifery students of STIKES Bina Usada Bali. Keywords: Entrepreneurship Lectures, Entrepreneurs Interest, Midwifery. Bidan merupakan salah satu profesi dalam dunia kesehatan yang memiliki tugas untuk membantu proses melahirkan pada seorang ibu, memberi asuhan pada masa persalinan dan menjadi satu–satunya profesi yang memiliki tugas untuk merawat seorang wanita yang akan melahirkan dan  juga setelah melahirkan. Banyaknya lulusan bidan setiap tahunnya menjadi salah satu penyebab meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia. Lulusan bidan yang sudah memiliki kemampuan yang khusus dalam bidang pengasuhan dan perawatan seorang ibu yang sedang mengandung dan setelah melahirkan, seharusnya tidak menjadi pengangguran ketika mereka dibekali pengetahuan tentang entrepreneurship, karena mereka dapat membangun usaha mereka sendiri dan bahkan mampu membuka lapangan pekerjaan. STIKES Bina Usada Bali menambahkan mata kuliah entrepreneurship sebagai salah satu mata kuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa untuk memberikan pandangan baru kepada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendidikan entrepreneurship terhadap minat mahasiswa kebidanan STIKES Bina Usada Bali menjadi seorang entrepreneur. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan pada bulan September 2019 melalui pengisian kuesioner oleh 39 mahasiswa kebidanan. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat Korelasi Kendall’s Tau. Analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar memiliki karakter entrepreneur sedang sebanyak 16 mahasiswa (43,2%) dan mahasiswa yang memiliki minat tinggi menjadi entrepreneur sebanyak 18 mahasiswa (48,6%%). Analisis bivariat dengan nilai korelasi Kendall’s Tau sebesar -0,775 menunjukkan adanya tingkat hubungan yang lemah dengan nilai p= 0,00 lebih kecil dari α = 0,05 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara pendidikan entrepreneurship dengan minat mahasiswa kebidanan STIKES Bina Usada Bali menjadi entrepreneur.  Kata Kunci: Kuliah Entrepreneurship, Minat Entrepreneur, Bidan.


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 134
Author(s):  
Dian Nur Adkhana Sari ◽  
Nurul Hanafi

Latar belakang: ASI merupakan sumber kehidupan bagi sang bayi pada periode extro-gestate atau pasca kelahiran. ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu untuk bayi di usia 0-6 bulan. Indonesia memiliki cakupan ASI ekslusif sebanyak 41,5% dan Yogyakarta memiliki presentase sebesar 71,6%. Kota Yogyakarta adalah cakupan ASI eksklusif terendah di D.I. Yogyakarta. Salah satu faktor keberhasilan pemberian ASI eksklusif adalah breastfeeding self efficacy dan motivasi. Breastfeeding self efficacy dan motivasi dapat terjadi pada ibu hamil trimester 3. Ketika Breastfeeding self efficacy dan motivasi tidak baik pada ibu hamil trimester 3 maka akan beresiko ibu tidak akan memberikan ASI eksklusif. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara breastfeeding self efficacy dengan motivasi dalam pemberian ASI eksklusif ibu trimester 3 di Puskesmas Umbulharjo I Kota Yogyakarta. Metode: Rancangan pada penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan cross sectional. Responden dalam penelitian sebanyak 58 responden dengan teknik accidental sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan analisis data Kendall’s Tau. Hasil: Penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signfikan antara breastfeeding self efficacy dengan motivasi dalam pemberian ASI eksklusif ibu trimester 3 di Puskesmas Umbulharjo I kota Yogyakarta, dengan nilai koefisien korelasi Kendall,s Tau 0,439 dan p value sebesar 0,001 (p<0,05). Kesimpulan: Semakin baik breasfeeding self efficacy ibu hamil trimester 3 maka akan semakin baik pula motivasi dalam pemberian ASI eksklusif ibu hamil trimester 3 dan begitu juga sebaliknya.


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 30-35
Author(s):  
Anju Picesya Nababan ◽  
Tuti Asrianti Utami ◽  
Wilhelmus Hary Susilo

Anak prasekolah yang sedang berada ditahap gemar mengeksplor hal-hal baru banyak ditemukan menggunakan gadget untuk bermain sehingga jarang berinteraksi dengan lingkungannya. Penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor dampak penggunaan gadget dengan tingkat kematangan sosial anak prasekolah di Kelurahan X. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan menggunakan kuesioner. Sampel penelitian adalah ibu dengan anak prasekolah sebanyak 195 responden. Uji statistik menggunakan uji Kendall’s tau-c. Hasil penelitian menyatakan kurangnya tingkat kematangan sosial anak prasekolah sebanyak 56.9%. Faktor Karakteristik ibu juga diteliti dan hasilnya menyatakan tidak adanya hubungan usia ibu (p = 0,094) , pendidikan ibu (p = -0,074), pekerjaan (p = -0,53) , paritas (p = -0,38), pengetahuan (p = -0,068) dan ada hubungan signifikan antara lama bermain gadget (p = 0,042) dengan tingkat kematangan sosial anak prasekolah. Peneliti berharap ibu dapat lebih memperhatikan dan memantau setiap perkembangan dan kematangan sosial anak sejak dini.


2014 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Veyna Reysa Talumewo

Abstract: Stress is the physical and psychological disorders caused by the changes and demands of life which influenced either by environmental and individual performance within that environment. Excess of stress can affect the health and learning ability of students. Stress in medical students is a phenomenon encountered throughout the world. This study aims to confirm the effect of stress on learning durability of students of class 2013 Sam Ratulangi University Faculty of Medicine. Methods: This research is an observational analytic using a cross-sectional study method and samples of 100 students. Result: Result found as many as 48,4% students who experience stress. Existing data is tested using Kendall's Tau correlation test, p-value is 0.136, indicating that the result of this study shows no effect of stress on durability of learning in1st semester students of class 2013 Sam Ratulangi University Faculty of Medicine. Key Words: Stress, learning durability.    Abstrak: Stres adalah gangguan pada fisik dan psikis yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu didalam lingkungan tersebut. Stres yang berlebihan ini dapat mempengaruhi kesehatan dan kemampuan belajar dari mahasiswa. Stres pada mahasiswa kedokteran merupakan fenomena yang ditemui di seluruh dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara stres terhadap daya tahan belajar mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Metode: Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan menggunakan metode cross sectional study dan sampel berjumlah 100 mahasiswa. Hasil: Didapati, sebanyak 48,4%  mahasiswa yang mengalami stres Data yang ada diuji menggunakan uji korelasi Kendall’s Tau, nilai p yang didapatkan adalah 0,136,  menunjukkan bahwa hasil penelitian ini tidak mempunyai pengaruh antara stres dengan daya tahan belajar pada mahasiswa semester 1 angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci: Stres, daya tahan belajar.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document