scholarly journals Analisis Kinerja Struktur Pada Model Bangunan Setback Menggunakan Metode Time History Analysis

2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Kukuh Dwi Pangestu ◽  
Remi Cornelis ◽  
Elsy Hangge

Bencana gempa bumi dapat menelan banyak korban jiwa. Oleh karena itu desain bangunan tahan gempa sudah menjadi kewajiban dalam merancang suatu bangunan sebagai antisipasi apabila terjadi gempa bumi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui level kinerja dari sistem struktur setback dan sistem struktur non setback menggunakan metode time history analysis. Terdapat 3 model struktur yang dikaji yaitu struktur non setback dengan sistem struktur 6 lantai, dimana bentang terpanjang 20 m, bentang terpendek 15 m, dan tinggi setiap lantai 3,5 m, Sedangkan model setback1, setback di aplikasikan pada lantai 6 dan model setback2, setback  diaplikasikan pada lantai 5 dan lantai 6. Hasil penelitian ini menunjukan kapasitas penahan gempa lateral terbesar adalah bangunan setback satu lantai pada arah x (timur-barat), dengan perbedaan sebesar 1,07%, sedangkan pada arah y (utara-selatan) kapasitas penahan gempa terbesar adalah bangunan non setback, dengan perbedaan sebesar 4,79%. Level kinerja struktur yang dihasilkan dari bangunan setback dan non setback bervariasi, dari immediate occupancy sampai damage control.

2019 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 166-184
Author(s):  
Johnny Setiawan ◽  
Iswandi Imran

Terdapat cukup banyak perubahan pada SNI 1726-2012, salah satunya adalah adanya persyaratanbatas geser dasar minimum (minimum base shear) yang tidak ada pada peraturan sebelumnya.Metode yang akan dilakukan adalah bangunan gedung dengan klasifikasi ketinggian rendah,sedang dan tinggi akan dianalisis dengan menerapkan geser dasar minimum dan tanpa geser dasarminimum. Analisis yang akan digunakan adalah analisis ragam spektrum respons (ResponsSpectrum Analysis, RSA), analisis respons riwayat waktu (Time History Analysis, THA) dananalisis respons riwayat waktu non linier (Non Linear Time History Analysis, NLTHA). Hasilanalisis menunjukkan bahwa pada peraturan SNI 1726-2012 dengan adanya persyaratan batasangeser dasar minimum dapat menjamin kinerja struktur sesuai dengan yang diharapkan.Kekhawatiran adanya batasan geser dasar minimum pada SNI 1726-2012 akan membuat desainmenjadi tidak ekonomis, ternyata tidak terbukti karena tidak memberikan pengaruh signifikanpada hasil desain, khususnya untuk bangunan dengan kategori ketinggian rendah dan sedang.Untuk bangunan dengan klasifikasi bangunan tinggi, analisis dan desain dengan memperhitungansyarat batasan geser dasar minimum dan tanpa memperhitungkan geser dasar minimum dapatmemberikan hasil desain yang baik, tetapi pengecekan pada Level Kinerja (Performance Level)sesuai dengan story drift menunjukkan bahwa analisis dengan memperhitungkan syarat geser dasarminimum memberikan hasil dengan level kinerja yang cukup baik yaitu Immediate Occupancy(IO) hingga Damage Control (DO), sedangkan tanpa memperhitungkan geser dasar minimummemberikan hasil dengan level kinerja yang kurang baik yaitu Life Safety (LS) hingga StructuralStability (SS). Sedangkan pada level kinerja elemen struktur, analisis tanpa memperhitungkangeser dasar minimum menyebabkan banyak elemen struktur yang berada pada level kinerjaCollapse Prevention (CP).


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 98
Author(s):  
Ilham Ilham

ABSTRAKPenggunaan bresing tahan tekuk dapat menjadi solusi atas kebutuhan struktur tahan gempa di Indonesia. Disipasi energi pada elemen bresing tahan tekuk dilakukan melalui kinerja plastifikasi bagian inti bresing akibat beban tarik dan tekan. Penelitian ini berisi kajian kinerja dari bangunan rangka baja beraturan dengan bresing tahan tekuk (BRB) dengan variasi level ketinggian lantai yaitu 3 lantai, 8 lantai dan 15 lantai. Analisis struktur 3D dilakukan dengan dua prosedur analisis yaitu modal pushover dan nonlinear time history pada program ETABS. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemilihan elemen BRB sangat mempengaruhi kinerja struktur, yang terlihat dari pola drift yang terjadi. Untuk struktur beraturan dengan berbagai ketinggian, tingkat kinerja struktur dengan BRB cukup baik, yaitu Immediate Occupancy (IO) akibat beban gempa rencana. Plastifikasi hanya terjadi pada BRB, dan kelelehan pada balok mulai terbentuk sampai mekanisme keruntuhan terjadi. Hasil modal pushover dengan nonlinear time history pada bangunan 15 lantai yang cukup mirip menunjukkan bahwa modal pushover dapat digunakan untuk memprediksi kinerja struktur BRB yang beraturan.Kata kunci: kinerja struktur, bresing tahan tekuk, immediate occupancy, modal pushover, nonlinear time history ABSTRACTBuckling restrained braces (BRB) can be an alternative solution for earthquake resistant steel structure in Indonesia. The energy dissipation for buckling restrained elements is conducted through yielding of the core due to tension or compression forces. This study presents an evaluation of the structural performance of steel structures with BRB varying in heights, 3-story, 8-story and 15-story. The 3D structural analysis was carried out with ETABS software using 2 methods, Modal Pushover and Nonlinear Time History. The results shows that the selection of BRB elements greatly affected the structural performance, showed by the drift pattern. For regular structures with variation in heights, structures with BRB behaved satisfactory under the design load with the performance level of Immediate Occupancy (IO). Yielding was limited to BRB members, and afterwards the yielding occurred on beams until collapse. The results of modal pushover and time history analysis for 15-story structure are similar, thus modal pushover can be used to predict the performance of regular structural system with BRB.Keywords: structural performance, buckling restrained brace, immediate occupancy, modal pushover analysis, nonlinear time history analysis


2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 33-41
Author(s):  
Syaiful Anam ◽  
Bantot Sutriono ◽  
Retno Trimurtiningrum

Indonesia merupakan salah satu negara rawan gempa di dunia. Untuk mengurangi dampak akibat gempa khususnya jatuhnya korban jiwa akibat keruntuhan bangunan, maka dalam perencanaan struktur gedung di daerah rawan gempa, perilaku atau kinerja gedung terhadap gempa merupakan salah satu hal terpenting untuk diperhatikan. Oleh karena itu, perhitungan analisa secara inelastik atau nonlinier harus dilakukan. Beberapa metode untuk perhitungan analisis nonlinier meliputi analisis beban dorong (static nonlinear pushover analysis) dan analisis riwayat waktu (inelastic dynamic time history analysis). Penelitian ini membandingkan hasil kinerja dari analisis beban dorong dan analisis riwayat waktu dengan menggunakan rekaman gempa San Fernando, Morgan Hill dan Kobe untuk gedung beton bertulang SRPMK 6 lantai. Dari hasil analisis beban dorong maupun analisis riwayat waktu, didapatkan tingkat kinerja yang sama yaitu kategori IO ( Immediate Occupancy ) baik untuk arah X dan Y. Target displacement yang didapat dari analisa beban dorong sebesar 0,092 m untuk arah X dan 0,096 m untuk arah Y. Sedangkan displacement maksimum yang didapat dari hasil analisa riwayat waktu adalah sebesar 0,0129 m untuk arah X dan 0,005 m untuk arah Y yang berasal dari rekaman gempa Kobe dan gempa San Fernando.


EXTRAPOLASI ◽  
2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 33-41
Author(s):  
Nurul Rochmah ◽  
Michella Beatrix ◽  
Bantot Sutriono

AbstractIndonesia is a ring of fire area where earthquakes frequently occur. By realizing this, buildings in Indonesia need to calculate earthquake loads based on SNI 03-1726-2019 to minimize victims due to building collapse when earthquakes occur.It is also necessary to evaluate the performance level of a building, in this case a 6-storey building located in the Malang area. For determining the level of performance, a method called Non-Linear Time History Analysis is used. In this calculation used San Fernando, Kobe and Landers ground motion.Based on the results from the evaluation using the Non-Linear Time History method got the maximum drift story 0.137 m that occurs in Kobe ground motion. So that the maximum total drift Dt / H is 0.137 / 21.95 = 0.0063 <0.01. Based on these results, the building performance level includes IO (Immediate Occupancy).  AbstrakIndonesia termasuk daerah ring of fire dimana suatu daerah yang sering terjadi gempa. Dengan menyadari hal tersebut, bangunan-bangunan yang ada di Indonesia perlu memperhitungkan beban gempa yang ada berdasarkan SNI 03-1726-2019 untuk meminimalisir korban akibat keruntuhan bangungan yang terjadi akibat gempa. Karena itu perlu juga untuk mengevaluasi level kinerja suatu gedung dalam hal ini gedung 6 lantai yang terletak di daerah Malang. Pada gedung ini untuk dapat diketahui level kinerjanya, maka, digunakan metode yang bernama Non-Linear Time History Analisis. Ground motion yang dipakai adalah San Fernando, Kobe dan LandersBerdasarkan hasil yang diperoleh dari evaluasi dengan metode Non-Linear Time History Analisis ini adalah maximum drift story terbesar adalah 0,137 m yang terjadi pada ground motion Kobe. Sehingga Maximum total driftnya Dt/H adalah 0,137/21,95 =0,0063<0,01. Berdasar hasil tersebut lever kinerja gedung termasuk IO (Immediate Occupancy).


2014 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
Author(s):  
Nidiasari Jati Sunaryati Eem Ikhsan

Struktur rangka baja pemikul momen merupakan jenis struktur baja tahan gempa yang populer digunakan. Daktilitas struktur yang tinggi merupakan salah satu keunggulan struktur ini, sehingga mampu menahan deformasi inelastik yang besar. Dalam desain, penggunaan metode desain elastis berupa evaluasi non-linear static (Pushover analysis) maupun evaluasi non-linear analisis (Time History Analysis) masih digunakan sebagai dasar perencanaan meskipun perilaku struktur sebenarnya saat kondisi inelastik tidak dapat digambarkan dengan baik. Metode Performance-Based Plastic Design (PBPD) berkembang untuk melihat perilaku struktur sebenarnya dengan cara menetapkan terlebih dahulu simpangan dan mekanisme leleh struktur sehingga gaya geser dasar yang digunakan adalah sama dengan usaha yang dibutuhkan untuk mendorong struktur hingga tercapai simpangan yang telah direncanakan. Studi dilakukan terhadap struktur baja 5 lantai yang diberi beban gempa berdasarkan SNI 1726, 2012 dan berdasarkan metode PBPD. Hasil analisa menunjukkan bahwa struktur yang diberi gaya gempa berdasarkan metode PBPD mencapai simpangan maksimum sesuai simpangan rencana dan kinerja struktur yang dihasilkan lebih baik .


Author(s):  
Fatemeh Jalayer ◽  
Hossein Ebrahimian ◽  
Andrea Miano

AbstractThe Italian code requires spectrum compatibility with mean spectrum for a suite of accelerograms selected for time-history analysis. Although these requirements define minimum acceptability criteria, it is likely that code-based non-linear dynamic analysis is going to be done based on limited number of records. Performance-based safety-checking provides formal basis for addressing the record-to-record variability and the epistemic uncertainties due to limited number of records and in the estimation of the seismic hazard curve. “Cloud Analysis” is a non-linear time-history analysis procedure that employs the structural response to un-scaled ground motion records and can be directly implemented in performance-based safety-checking. This paper interprets the code-based provisions in a performance-based key and applies further restrictions to spectrum-compatible record selection aiming to implement Cloud Analysis. It is shown that, by multiplying a closed-form coefficient, code-based safety ratio could be transformed into simplified performance-based safety ratio. It is shown that, as a proof of concept, if the partial safety factors in the code are set to unity, this coefficient is going to be on average slightly larger than unity. The paper provides the basis for propagating the epistemic uncertainties due to limited sample size and in the seismic hazard curve to the performance-based safety ratio both in a rigorous and simplified manner. If epistemic uncertainties are considered, the average code-based safety checking could end up being unconservative with respect to performance-based procedures when the number of records is small. However, it is shown that performance-based safety checking is possible with no extra structural analyses.


Author(s):  
Fan Bu ◽  
Caifu Qian

In this paper, two finite element models are established for a super-large storage tank with or without a floating roof on the medium level. Time-history analysis with consideration of fluid-solid coupling for the deformation of tank wall and medium sloshing during or after an earthquake is performed with the emphasis on the effects of the floating roof. It is found that the upper part of tank is more sensitive to the earthquake action than the lower part. The wind girders and the reinforcing rings play a big role in limiting the radial deformation of the upper part of the tank wall. The floating roof has little effect on the tank wall deformation, but it is effective in suppressing the medium sloshing during the earthquake. After the earthquake, the radial deformation of the tank wall attenuates quickly, but the sloshing attenuation of the medium presents a slow progress and the floating roof inhibits the sloshing attenuation of the medium.


2012 ◽  
Vol 594-597 ◽  
pp. 886-890 ◽  
Author(s):  
Gan Hong ◽  
Mei Li ◽  
Yi Zhen Yang

Abstract. In the paper, take full account of energy dissipation operating characteristics. Interlayer shear-frame structure for the analysis of the Wilson-Θmethod ELASTOPLASTIC schedule, the design of a nonlinear dynamic time history analysis procedure. On this basis, taking into account the restoring force characteristics of the energy dissipation system, the inflection point in the restoring force model treatment, to avoid a result of the calculation results of distortion due to the iterative error. A frame structure seismic response time history analysis results show that: the framework of the energy dissipation significantly lower than the seismic response of the common framework, and its role in the earthquake when more significant.


2016 ◽  
Vol 858 ◽  
pp. 145-150
Author(s):  
Yu Liang Zhao ◽  
Zhao Dong Xu

This paper discussed an elastic-plastic time-history analysis on a structure with MR dampers based on member model, in which the elastoplastic member of the structure is assumed to be single component model and simulated by threefold line stiffness retrograde model. In order to obtain better control effect, Linear Quadratic Gaussian (LQG) control algorithm is used to calculate the optimal control force, and Hrovat boundary optimal control strategy is used to describe the adjustable damping force range of MR damper. The effectiveness of the MR damper based on LQG algorithm to control the response of the structure was investigated. The results from numerical simulations demonstrate that LQG algorithm can effectively improve the response of the structure against seismic excitations only with acceleration feedback.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document