HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANGPENDIDIKAN SEKS DENGAN PERILAKUSEKSUAL PADA SISWA KELAS IISMK NEGERI I MANADO

e-NERS ◽  
2013 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Revony Yulli Turang ◽  
Agnes Madianung ◽  
Franly Onibala

Abstrak: Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru. Rasa ingin tahu itu kadang-kadang kurang disertai pertimbangan rasional dan pemahaman pendidikan seks yang cukup akan akibat lanjut dari suatu perbuatan. Kurangnya informasi tentang seks dari orang tua dan sekolah atau lembaga formal serta berbagai informasi seks dari media massa yang tidak sesuai dengan norma yang dianut menyebabkan keputusan yang diambil mengenai cinta dan seks kurang baik.TujuanPenelitian iniuntuk mengetahi hubungan antara pengetahuan pendidikan seks dengan perilaku seksual pada siswa kelas II di SMK Negeri 1 Manado. Jenis penelitian ini adalah penelitian cross sectional untuk mempelajari dinamika korelasi antara pengetahuan pendidikkan seks dengan perilaku seksual siswa berumur 15 sampai 18 tahunyang dilakukan terhadap 100 sampel yang diperoleh dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data diperoleh dengan teknik pengisian kuesioner oleh responden, selanjutnya data diolah dengan menggunakan bantuan komputer program Software Statistic Program For Social Science (SPSS).Hasil analisis data diperoleh nilai p = 0,018 < 0,05, sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan pendidikan seks dengan perilaku seksual pada siswa kelas II SMK Negeri 1 Manado. Kata kunci: Hubungan Pengetahuan Seks, Perilaku Seksual.

2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 41
Author(s):  
Nirma Lidia Sari

Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan Keluarga Berencana (KB). Program KB bertujuan untuk memenuhi keperluan masyarkat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi dalam rangka membengun keluarga kecil berkualitas. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap Wanita Usia Subur (WUS) dengan pemakaian alat kontrasepsi.Metode penelitian ini bersifat deskriptif korelational dengan pendekatan cross sectional, data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner kepada 100 wanita usia subur dengan teknik pengambilan sampel proportional random sampling. Data diolah dengan menggunakan program software komputer dan dianalisis menggunakan uji chi square, kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini yaitu pengetahuan wanita usia subur tentang alat kontrasepsi yang termasuk dalam kategori kurang (12 %), sikap wanita usia subur terhadap alat kontrasepsi yang termasuk dalam kategori negatif (43 %), dan wanita usia subur yang tidak memakai alat kontrasepsi sebanyak (17 %). Antara pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) dengan pemakaian alat kontrasepsi secara statistik terdapat hubungan yang bermakna (p < 0,05). Selain itu antara sikap Wanita Usia Subur (WUS) dengan pemakaian alat kontrasepsi pun terdapat hubungan yang bermakna ( p < 0,05).Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap wanita usia subur dengan pemakaian alat kontrasepsi.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 39-50
Author(s):  
Sri Andayani Mahdi Yusuf ◽  
Mohd. Aderi Che Noh ◽  
Khadijah Abdul Razak

This study aims to measure the level of teacher practice in teaching the subject of Maharat al-Quran Integrated Curriculum Tahfiz (KBT). A total of 621 teachers were made respondents in this study. This study is in the form of a cross-sectional survey involving teachers from KBT secondary schools throughout Malaysia. While the sampling method of this study uses stratified random sampling method. Data were analyzed using IBM Statistical Package for Social Science (SPSS) software version 25.0 Descriptively to determine the mean value, standard deviation and percentage. The findings of the study show that the level of teacher practice in teaching the subject of Maharat al-Quran KBT is at a high level. In conclusion, this study successfully highlights the uniqueness of the findings that teachers in secondary schools who implement KBT practice well the teaching of tajwid law, manners of the Quran, recitation, knowledge of Qiraat, practice of Qiraat and Rasm Uthmani in the subject of Maharat al-Quran. The science of tajwid is the main teaching emphasized by the teacher to enable students to learn the Quran. The implication is that tahfiz teachers have a role to teach Quranic skills because teachers are the driving force behind a built curriculum. Abstrak Kekurangan pengetahuan terhadap subjek yang diajar akan mengganggu kelancaran proses pengajaran dan pembelajaran (PdP). Kegagalan memahami isi kandungan pelajaran dapat menjejaskan kaedah PdP yang dirancang dan akan memberikan impak negatif kepada pendidikan itu sendiri. Kajian ini bertujuan untuk mengukur tahap amalan guru dalam pengajaran subjek Maharat al-Quran Kurikulum Bersepadu Tahfiz (KBT). Seramai 621 orang guru dijadikan responden dalam kajian ini. Kajian ini berbentuk tinjauan rentas silang (cross-sectional) yang melibatkan para guru dari sekolah menengah KBT di seluruh Malaysia. Manakala kaedah pensampelan kajian ini menggunakan kaedah pensampelan rawak berstrata (stratified random sampling). Data telah dianalisis menggunakan perisian IBM Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 25.0 secara deksriptif untuk mengetahui nilai min, sisihan piawai dan peratusan. Dapatan kajian menunjukkan bahawa tahap amalan guru dalam pengajaran subjek Maharat al-Quran KBT berada pada tahap tinggi. Kesimpulannya, kajian ini berjaya menonjolkan keunikan dapatan bahawa guru di sekolah menengah yang melaksanakan KBT mengamalkan dengan baik pengajaran hukum tajwid, adab al-Quran, tilawah, ilmu Qiraat, amali Qiraat dan Rasm Uthmani di dalam subjek Maharat al-Quran. Ilmu tajwid merupakan pengajaran utama yang ditekankan oleh guru untuk membolehkan murid mempelajari al-Quran. Implikasinya, Guru Tahfiz mempunyai peranan untuk mengajarkan kemahiran al-Quran kerana guru merupakan penggerak sesebuah kurikulum yang dibina


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 34-39
Author(s):  
Ash'trid Khairunnisa ◽  
Lidya Imelda Laksmi

Background: Sexually transmitted infection (STI) is an infection that can be passed from one person to another through sexual intercourse. Data from UNFPA and WHO lists 1 of 2 youths infected with sexually transmitted desease each year. Objectives: In general this study aims to determine the level of knowledge of FK USU batch 2019 student about sexually transmitted infections. Methods: This research is a study of descriptive method with cross sectional design. Simple random sampling technique was used to determine the number of samples. The research sample amounted to 155 people with an online questionnaire instreument that has been validated with Statistical Package for Social Science (SPSS). Results: In the calculation of the frequency and percentage of all respondents, 69 people (44.5%) were found to be in good categories, 83 people (53.5%) in moderate categories, and 3 people (2%) in bad categories. The description based on gender shows that there are 47 women with good knowledge (48.5%) with the proportion of women as many as 97 people and no one with bad knowledge, while 22 people with good knowledge and 3 people (5.2%) with poor knowledge with the proportion of men as many as 58 people. The description based on the age shows that the results with good knowledge are found at 17 years old with 100% good results, while those with poor knowledge are found at the age of 20 years old with a bad percentage of 4.2%. Conclusion: FK USU batch 2019 students are in the moderate category. Keywords: adolescence, HIV, Sexually Transmitted Infection (STI)   Latar Belakang: Infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual. Data dari UNFPA dan WHO menyebutkan 1 dari 20 remaja tertular IMS setiap tahunnya. Tujuan: Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang infeksi menular seksual pada mahasiswa FK USU angkatan 2019. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode deskriptif dengan desain penelitian cross sectional, serta menggunakan teknik simple random sampling untuk menentukan jumlah sampel. Sampel penelitian berjumlah 155 orang dengan instrument kuesioner online yang telah di validasi dengan Statistic Package for Social Science (SPSS), kemudian hasilnya akan diolah dengan SPSS lalu dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil: Hasil dengan pengetahuan baik sebanyak 69 orang (44,5%), sedang sebanyak 83 orang (53,5%), dan buruk sebanyak 3 orang (2%) dari 155 responden. Pengetahuan berdasarkan jenis kelamin didapati hasil perempuan dengan pengetahuan baik sebanyak 47 orang (48,5%) dengan proporsi perempuan sebanyak 97 orang serta tidak ada yang berpengetahuan buruk., sedangkan laki-laki dengan berpengetahuan baik sebanyak 22 orang (37,9%) serta 3 orang (5,2%) dengan berpengetahuan buruk dengan proporsi laki-laki sebanyak 58 orang. Pengetahuan berdasarkan usia didapati hasil dengan berpengetahuan baik terdapat pada usia 17 tahun dengan hasil baik 100% sedangkan yang dengan berpengetahuan buruk terdapat pada umur 20 tahun dengan persentase buruk 4,2 %.   Kesimpulan: Tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU angkatan 2019 dalam kategori sedang. Kata Kunci: HIV, Infeksi Menular Seksual (IMS), remaja


2014 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 56
Author(s):  
Putri Zalika Laila M.K

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah sekelompok sindrom yang berkaitan erat yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dan aliran darah. Pada umumnya faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner adalah hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan tekanan darah dengan kejadian penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI periode Januari-Desember 2012. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional di bagian ilmu penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI dan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dengan cara pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Dari 200 subjek penelitian, penyakit jantung yang mempunyai hipertensi sebanyak 100 dan yang tidak hipertensi sebanyak 100. Hasil analisis didapatkan jumlah pada subjek hipertensi yang terkena penyakit jantung koroner sebesar 64(64%) sedangkan pada non hipertensi yang terkena penyakit jantung koroner didapatkan sebanyak 32(32%). Rasio prevalensi didapatkan adalah 2,00 dengan interval kepercayaan 95% antara 1,450-2,758. Hasil analisis chi-squeare didapatkan nilai X2 didapatkan hasil 19,251 dan nilai p: 0,000 yang artinya ada hubungan faktor risiko antara hipertensi dengan penyakit jantung koroner dengan taraf significant sangat bermakna. Hipertensi merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner, penderita hipertensi berisiko 2 kali lebih besar terkena penyakit jantung koroner.


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Dina Athanmika

<p>Merokok adalah perilaku penggunaan .Wabah tembakau atau rokok telah meracuni dan membunuh 4 juta penduduk dunia setiap tahunnya.  Berdasarkan laporan WHO tahun 2008 ditemukan 24,1% remaja pria Indonesia adalah perokok. Konsumsi rokok di Indonesia meningkat lebih cepat dibandingkan negara-negara lain. Pada kelompok umur 10-14 tahun, jumlah perokok meningkat dari 0.3% menjadi 1.4% dalam kurun waktu 18 tahun (1995-2013), dan pada kelompok umur 15-19 tahun terjadi peningkatan dari 7,1% ke 18,3%.  Hasil Riskesdas 2013, menunjukkan bahwa terdapat 30,3% perokok aktif di Sumatera Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok didalam rumah Kelurahan Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Tahun 2014.Penelitian menggunakan desain <em>cross sectional</em>. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga  perokok yang berada di Kelurahan Tarok Kecamatan Payakumbuh   Utara   dengan   jumlah   sampel   162   responden   dan   dipilih menggunakan teknik Simple Random Sampling. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat (Uji Chi-Square).Hasil analisis univariat didapatkan sebagian besar (89,5 %)  responden mempunyai perilaku merokok, 62,3% responden memiliki sikap negatif, terdapat 51,2% responden memiliki <em>perceive behavioral </em>yang tinggi, dan 56,8 % responden memiliki peran ibu rumah tangga yang tidak optimal. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peran ibu rumah tangga (p = 0,032 ; OR = 3,6), tidak ada hubungan sikap (p = 0,958 ; OR =1,18) dan <em>perceive behavioral </em>(p = 0,152 ; OR = 2,5) dengan perilaku merokok didalam rumah.penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan peran ibu rumah tangga terhadap perilaku merokok. menjalin kerjasama dengan tokoh masyarakat   dalam memberikan informasi dan pengetahuan kepada warga berupa penyuluhan kesehatan tentang merokok agar dapat menghentikan kebisaan merokok didalam rumah.</p>


2017 ◽  
Vol 5 (4) ◽  
pp. 42-51
Author(s):  
Rita Haryani

Hamil di usia dini merupakan masalah yang tidak asing lagi di dunia pendidikan akhir-akhir ini. Data dari hasil survei yang dilakukan oleh BKKBN 2010 sekitar 51 % remaja di wilayah Jabodetabek sudah tidak perawan. Sebanyak 4% responden yang mengaku melakukan hubungan seksual sejak usia 16-18 tahun, 16 % melakukan pada usia 13-15 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga terhadap perilaku terjadinya resiko kehamilan usia dini di SMP Negri 3 Gunung Putri Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan oktober 2014. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dimana data yang digunakan merupakan data primer yaitu dengan cara mengisi kuesioner. Penelitian ini menggunakan Random Sampling dimana Populasi berjumlah 160 responden dan sampel yang diambil sebanyak 114 remaja putri di SMP Negeri 3 Gunung Putri Bogor. Hasil analisa dari 114 responden menjelaskan bahwa responden yang tidak melakukan pencegahan kehamilan diusia dini sebanyak 67 orang (58,8%), dengan pengetahuan rendah sebanyak 73 orang (64,0%),  sikap negatif sebanyak 60 orang (52,6%), dan responden dengan dukungan keluarga yang tidak ada dukungan dari keluarga sebanyak 69 orang (60,5%). Hasil analisis menggunakan Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 menunjukan bahwa ada hubungan antara perilaku pencegahan kehamilan di usia dini dengan pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga. Dari hasil penelitian ini disarankan bagi institusi pendidikan khususnya sekolah dalam menentukan program-program yang dapat menyebarluaskan informasi tentang pengetahuan pencegahan kehamilan di usia dini sehingga remaja terhindar dari dampak yang diakibatkan kehamilan di usia dini tersebut. Kata kunci : Kehamilan usia dini, Pencegahan, Perilaku


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 86-91
Author(s):  
DESSY ANGRAINI ◽  
Iza Ayu Saufani

Era SDGs (sustainable development goals) merupakan kelanjutan program MDGs (Millenium Development Goals) memiliki tujuan bersama yang universal untuk memelihara keseimbangan tiga dimensi pembangunan yang berkelanjutan, salah satu tujuannya adalah menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua orang. Pentingnya ketersediaan air bersih bagi kehidupan masyarakat dapat memberikan pengaruh penting terhadap kesehatan masyarakat,sehingga air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari kualitasnya harus memenuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air. Berdasarkan informasi wali jorong palupuah mengatakan bahwa sumber air yang digunakan oleh warga untuk kebutuhan sehari-hari secara fisik berwarna, terdapat endapan pada penampungan air, dan belum pernah diuji keamananya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ketersediaanair bersih di Jorong Palupuah Nagari Pasia Laweh KabupatenAgam.Penelitian ini merupakan penelitian observasional survey dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua rumah tangga yang berada di Jorong Palupuah Nagari Pasia Laweh Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Sampel penelitian berjumlah 74 KK ditentukan dengan teknik proportionate stratified random sampling dan analisis data dilakukan dengan univariate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden di jorong Palupuah Nagari Pasia Laweh Kabupaten Agam, Sumatera Barat mayoritas berusia 25-45 tahun dengan tingkat pendidikan terakhir adalah tamat SMA. Berdasarkan hasil survey rata-rata jumlah anggota keluarga di jorong Palupuah berjumlah 3 orang (32,4%), dan mayoritas responden bekerja sebagai IRT dengan tingkat penghasilan keluarga rata-rata Rp.1.500.000.Terdapat lima sumber air baku utama yang dijadikan sebagai sumber air bersih oleh masyarakat jorong dan sebagian besar sumber air yang digunakan berasal dari sumber mata air (71.8%). Selain itu, masih ada sebagian masyarakat yang mengeluhkan penyaluran air yang tidak lancar (35,1%). Serta masih ada 41.9% yang mengatakan tidak mudah mendapatkan air bersih. Kualitas air bersih yang disalurkan di Jorong Palupuah termasuk dalam kategori baik. Namun, sebagian besar masyarakat tidak menggunakan PDAM dan sumber air yang digunakan sangat tidak menunjang untuk dikonsumsi.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 199-202
Author(s):  
Irmawati Irmawati ◽  
Lidia Fitri ◽  
Afritayeni Afritayeni

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 mengalami peningkatan pada remaja berusia 15-19 tahun, dimana remaja laki-laki (4,5%) dan remaja perempuan (0,7%) pernah melakukan seks pranikah. Hasil penelitian Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2014, pada usia 10-19 tahun dengan populasi 43,5 juta didapatkan hasil 52% menemukan konten pornografi melalui iklan/ situs yang tidak mencurigakan dan 14% mengakses situs porno secara sukarela. Berdasarkan survei awal di SMP A Pekanbaru terhadap 10 orang pelajar didapatkan hasil 7 dari 10 mereka sudah berpacaran, sering berpegangan tangan dan berpelukan dengan lawan jenis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keterpaparan media massa dan peran orangtua terhadap perilaku seksual pada remaja di SMP A Pekanbaru tahun 2017. Jenis penelitian yaitu analitik kuantitatif, dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu stratified random sampling sebanyak 158 responden. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil adanya hubungan antara keterpaparan media massa dan perilaku seksual dengan  p value 0,000 < 0,05 dan tidak adanya hubungan antara peran orangtua dan perilaku seksual dengan p value 0,759 > 0,05. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden terpapar media massa (82,3%) dan mayoritas orangtua berperan (91,1%) serta sebagian besar responden beresiko terhadap perilaku seksual (27,8%). Sebaiknya pihak sekolah bekerjasama dengan instansi kesehatan untuk memberikan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi dan bekerjasama dengan BKKBN untuk membuat suatu program Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R).


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 147-153
Author(s):  
Nofri Hasrianto Nofri ◽  
Nurvi Susanti ◽  
Uswatun Khasanah ◽  
Yessi Harnani

Survey awal dan wawancara peneliti dari 20 orang siswa, anak yang menggunakan smartphone yaitu: 15 orang siswa dan 5 orang siswa tidak memilki smartphone, anak usia 3-5 tahun diberikan waktu 1 jam perhari dan 2 jam perhari untuk usia 6-18 tahun. Hal ini menyebabkan anak malas menulis dan membaca. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku penggunaan smartphone pada siswa SDN 014 Sungai Putih Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN 014 Sungai Putih Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Sampel dalam penelitian 157 orang. Teknik pengambilan sampel Probability Sampling melalui Stratified Random Sampling. Analisis yang digunakan univariat dan bivariat dengan uji chi-square, alat ukur kuesioner. Hasil analisis bivariat terdapat hubungan siginifikan antara pengetahuan, sikap, pengaruh teman sebaya dan lingkungan keluarga. Sedangkan   yang   tidak   terdapat   hubungan   signifikan   yaitu pengawasan orang tua terhadap perilaku peggunaan smartphone. Kesimpulan lingkungan keluarga sangat beperan aktif dalam pembentukan karakter anak tak terkecuali penggunaan smartphone juga ternyata secara efektif dapat mempengaruhi pergaulan sosial anak terhadap lingkungan terdekatnya.


2018 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 72
Author(s):  
Retno Dewi Noviyanti ◽  
Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati

Kelompok anak sekolah (7-12 tahun) merupakan kelompok rentan gizi. Pada umumnya kelompok ini berhubungan dengan perkembangan yang cepat dalam proses intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang aktif, yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah relatif besar. Sarapan pagi merupakan faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar anak di sekolah. Sarapan pagi mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan energi anak sekolah, karena dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran di sekolah, sehingga prestasi belajar menjadi baik. Sarapan menyumbangkan energi sebesar 25% dari kebutuhan gizi sehari. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta. Metode penelitian adalah cross-sectional. Penelitian dilakukan pada siswa dengan usia 9-12 tahun sebanyak 56 anak. Teknik samplingnya adalah simple random sampling. Data kebiasaan sarapan pagi diperoleh dengan wawancara, data prestasi belajar diperoleh dari nilai ulangan harian. Analisis data menggunakan uji Fisher Exact. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar siswa melakukan sarapan pagi sebesar 78,6%, prestasi belajar sebagian besar dengan kategori tuntas sebesar 85,7% dengan nilai rata-rata 84,4 ± 8,09 SD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 1,000. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document