Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Terjadinya Resiko Kehamilan Usia Dini

2017 ◽  
Vol 5 (4) ◽  
pp. 42-51
Author(s):  
Rita Haryani

Hamil di usia dini merupakan masalah yang tidak asing lagi di dunia pendidikan akhir-akhir ini. Data dari hasil survei yang dilakukan oleh BKKBN 2010 sekitar 51 % remaja di wilayah Jabodetabek sudah tidak perawan. Sebanyak 4% responden yang mengaku melakukan hubungan seksual sejak usia 16-18 tahun, 16 % melakukan pada usia 13-15 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga terhadap perilaku terjadinya resiko kehamilan usia dini di SMP Negri 3 Gunung Putri Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan oktober 2014. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dimana data yang digunakan merupakan data primer yaitu dengan cara mengisi kuesioner. Penelitian ini menggunakan Random Sampling dimana Populasi berjumlah 160 responden dan sampel yang diambil sebanyak 114 remaja putri di SMP Negeri 3 Gunung Putri Bogor. Hasil analisa dari 114 responden menjelaskan bahwa responden yang tidak melakukan pencegahan kehamilan diusia dini sebanyak 67 orang (58,8%), dengan pengetahuan rendah sebanyak 73 orang (64,0%),  sikap negatif sebanyak 60 orang (52,6%), dan responden dengan dukungan keluarga yang tidak ada dukungan dari keluarga sebanyak 69 orang (60,5%). Hasil analisis menggunakan Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 menunjukan bahwa ada hubungan antara perilaku pencegahan kehamilan di usia dini dengan pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga. Dari hasil penelitian ini disarankan bagi institusi pendidikan khususnya sekolah dalam menentukan program-program yang dapat menyebarluaskan informasi tentang pengetahuan pencegahan kehamilan di usia dini sehingga remaja terhindar dari dampak yang diakibatkan kehamilan di usia dini tersebut. Kata kunci : Kehamilan usia dini, Pencegahan, Perilaku

2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Dina Athanmika

<p>Merokok adalah perilaku penggunaan .Wabah tembakau atau rokok telah meracuni dan membunuh 4 juta penduduk dunia setiap tahunnya.  Berdasarkan laporan WHO tahun 2008 ditemukan 24,1% remaja pria Indonesia adalah perokok. Konsumsi rokok di Indonesia meningkat lebih cepat dibandingkan negara-negara lain. Pada kelompok umur 10-14 tahun, jumlah perokok meningkat dari 0.3% menjadi 1.4% dalam kurun waktu 18 tahun (1995-2013), dan pada kelompok umur 15-19 tahun terjadi peningkatan dari 7,1% ke 18,3%.  Hasil Riskesdas 2013, menunjukkan bahwa terdapat 30,3% perokok aktif di Sumatera Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok didalam rumah Kelurahan Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Tahun 2014.Penelitian menggunakan desain <em>cross sectional</em>. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga  perokok yang berada di Kelurahan Tarok Kecamatan Payakumbuh   Utara   dengan   jumlah   sampel   162   responden   dan   dipilih menggunakan teknik Simple Random Sampling. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat (Uji Chi-Square).Hasil analisis univariat didapatkan sebagian besar (89,5 %)  responden mempunyai perilaku merokok, 62,3% responden memiliki sikap negatif, terdapat 51,2% responden memiliki <em>perceive behavioral </em>yang tinggi, dan 56,8 % responden memiliki peran ibu rumah tangga yang tidak optimal. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peran ibu rumah tangga (p = 0,032 ; OR = 3,6), tidak ada hubungan sikap (p = 0,958 ; OR =1,18) dan <em>perceive behavioral </em>(p = 0,152 ; OR = 2,5) dengan perilaku merokok didalam rumah.penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan peran ibu rumah tangga terhadap perilaku merokok. menjalin kerjasama dengan tokoh masyarakat   dalam memberikan informasi dan pengetahuan kepada warga berupa penyuluhan kesehatan tentang merokok agar dapat menghentikan kebisaan merokok didalam rumah.</p>


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 199-202
Author(s):  
Irmawati Irmawati ◽  
Lidia Fitri ◽  
Afritayeni Afritayeni

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 mengalami peningkatan pada remaja berusia 15-19 tahun, dimana remaja laki-laki (4,5%) dan remaja perempuan (0,7%) pernah melakukan seks pranikah. Hasil penelitian Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2014, pada usia 10-19 tahun dengan populasi 43,5 juta didapatkan hasil 52% menemukan konten pornografi melalui iklan/ situs yang tidak mencurigakan dan 14% mengakses situs porno secara sukarela. Berdasarkan survei awal di SMP A Pekanbaru terhadap 10 orang pelajar didapatkan hasil 7 dari 10 mereka sudah berpacaran, sering berpegangan tangan dan berpelukan dengan lawan jenis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keterpaparan media massa dan peran orangtua terhadap perilaku seksual pada remaja di SMP A Pekanbaru tahun 2017. Jenis penelitian yaitu analitik kuantitatif, dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu stratified random sampling sebanyak 158 responden. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil adanya hubungan antara keterpaparan media massa dan perilaku seksual dengan  p value 0,000 < 0,05 dan tidak adanya hubungan antara peran orangtua dan perilaku seksual dengan p value 0,759 > 0,05. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden terpapar media massa (82,3%) dan mayoritas orangtua berperan (91,1%) serta sebagian besar responden beresiko terhadap perilaku seksual (27,8%). Sebaiknya pihak sekolah bekerjasama dengan instansi kesehatan untuk memberikan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi dan bekerjasama dengan BKKBN untuk membuat suatu program Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R).


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 147-153
Author(s):  
Nofri Hasrianto Nofri ◽  
Nurvi Susanti ◽  
Uswatun Khasanah ◽  
Yessi Harnani

Survey awal dan wawancara peneliti dari 20 orang siswa, anak yang menggunakan smartphone yaitu: 15 orang siswa dan 5 orang siswa tidak memilki smartphone, anak usia 3-5 tahun diberikan waktu 1 jam perhari dan 2 jam perhari untuk usia 6-18 tahun. Hal ini menyebabkan anak malas menulis dan membaca. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku penggunaan smartphone pada siswa SDN 014 Sungai Putih Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN 014 Sungai Putih Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Sampel dalam penelitian 157 orang. Teknik pengambilan sampel Probability Sampling melalui Stratified Random Sampling. Analisis yang digunakan univariat dan bivariat dengan uji chi-square, alat ukur kuesioner. Hasil analisis bivariat terdapat hubungan siginifikan antara pengetahuan, sikap, pengaruh teman sebaya dan lingkungan keluarga. Sedangkan   yang   tidak   terdapat   hubungan   signifikan   yaitu pengawasan orang tua terhadap perilaku peggunaan smartphone. Kesimpulan lingkungan keluarga sangat beperan aktif dalam pembentukan karakter anak tak terkecuali penggunaan smartphone juga ternyata secara efektif dapat mempengaruhi pergaulan sosial anak terhadap lingkungan terdekatnya.


Author(s):  
Rini Mayasari Rini Mayasari

ABSTRACT Breast cancer on the mark with the growth or uncontrolled growth of cells that are excessive. Factors affecting the incidence of breast cancer include maternal age, marital status, family history, hormone use, radiation, manarche, and obesity. The purpose of this study was to determine the relationship between Age and Marital Status of Mother with Breast Cancer incidence in the Installation Surgeon General Hospital Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2012. The study design was analytical descriptive with the approach in which the independent variables Cross Sectional Age Mother and Status Perkawianan and dependent variables in breast cancer incidence collected at the same time. The study population was all women who develop breast cancer in the Installation General Hospital Surgery Center Dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2012 and samples taken by systematic random sampling with a sample of 130 respondents. The results of univariate analysis of data showed that respondents had breast cancer with a percentage of total 58 (44.61%) while respondents who had not had breast cancer totaled 72 by the percentage (63.39%). Respondents by Age Mothers who are at risk amounted to 34 by the percentage (26.15%) while respondents with Age Mothers who are not at risk amounted to 96 by the percentage (73.85%). Respondents by Marital Status is married and the mother who totaled 69 by the percentage (53.07%) and Marital Status with the status of unmarried women totaled 61 by the percentage (46.03%). Of Chi-Square test results found no significant relationship between Age Mothers with Breast Cancer event in which the p value = 0.007, no significant relationship between Marital Status in Breast Cancer event in which the p value = 0.030. Based on the results of the study, researchers suggest counseling efforts, medical knowledge and improve the quality of health services in order to reduce the incidence of breast cancer..   ABSTRAK Kanker payudara di tandai dengan pertumbuhan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel yang berlebihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kanker payudara antara lain umur ibu, status perkawinan, riwayat keluarga, penggunaan hormon, radiasi, manarche, dan obesitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Umur Ibu dan Status Perkawinan dengan kejadian Kanker Payudara di Instalasi Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012. Desain Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional dimana variabel independen Umur Ibu dan Status Perkawianan dan variabel dependen kejadian kanker payudara dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang menderita kanker payudara di Instalasi Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012 dan sampel di ambil secara systematic random sampling dengan jumlah sampel 130 responden. Hasil analisis univariat data menunjukan responden yang mengalami Kanker Payudara berjumlah 58 dengan persentase sebesar (44,61%) sedangkan responden yang tidak mengalami Kanker Payudara berjumlah 72 dengan persentase (63,39%). Responden dengan Umur Ibu yang beresiko berjumlah 34 dengan persentase (26,15%) sedangkan responden dengan Umur Ibu yang tidak beresiko berjumlah 96 dengan persentase (73,85%). Responden dengan Status Perkawinan ibu yang berstatus kawin berjumlah 69 dengan persentase (53,07%) dan Status Perkawinan ibu yang berstatus tidak kawin berjumlah 61 dengan persentase (46,03%). Dari hasil uji Chi-Square didapatkan ada hubungan bermakna antara Umur Ibu dengan kejadian Kanker Payudara dimana p Value = 0,007, ada hubungan bermakna antara Status Perkawinan dengan kejadian Kanker Payudara dimana p Value = 0,030. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan upaya-upaya penyuluhan, pengetahuan tenaga medis dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan guna menurunkan angka kejadian kanker payudara.


Author(s):  
Wahyu Ida Muliana Wahyu Ida Muliana

ABSTRACT Hyperemesis Gravidarum marked excessive nausea and vomiting in pregnant women at a young age. WHO estimates that 536,000 women died from direct complications of pregnancy and childbirth. One complication of pregnancy is Hyperemesis Gravidarum. Hyperemesis Gravidarum in the world has been estimated to occur in 1-2% of pregnant. According to data from the Medical Record of Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital, the incidence of Hyperemesis Gravidarum in 2011 there were 72 people of 661 pregnant women. The purpose of this reseach was to determine the relationship between maternal age and parity with Hyperemesis Gravidarum in Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital 2011. The Design of this reseach used Cross Sectional by analytic approach survey. The population of this reseach are all of mother who gestational ≤ 16 weeks (four months) in the Installation of Obstetrics and Gynecology, Dr. Mohammad Hoesin Palembang Hospital in January to December of 2011 with the sample of 661 people which taken by systematic random sampling and the reseach was conducted from 17 April to 24 April 2012.  Each variable that was observed in tests using Chi-Square test with a (0.05).  The results of this study showed that 5.9% of mothers with hyperemesis gravidarum, 21.8% of mothers with high risk age, and 30.0% primigravida. Chi-Square test showed no significant relationship between age (p value = 0.000) and parity (p value = 0.000) with the incidence of hyperemesis gravidarum. Expected to the Hospital to be implemented properly instructed how to provide counseling to pregnant women about pregnancy and childbirth, as well as provide confidence that the nausea and vomiting is a symptom of physiology in pregnancy.   ABSTRAK Hiperemesis Gravidarum ditandai mual dan muntah yang berlebihan terjadi pada ibu hamil di usia muda. WHO memperkirakan 536.000 perempuan meninggal dunia akibat langsung dari komplikasi kehamilan dan persalinan. Salah satu komplikasi kehamilan adalah Hiperemesis Gravidarum. Insiden Hiperemesis Gravidarum di dunia telah diperkirakan terjadi pada 1-2% wanita hamil. Menurut data dari Medical Record Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang, angka kejadian Hiperemesis Gravidarum pada tahun 2011 terdapat 72 orang dari 661 ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara umur dan paritas ibu dengan kejadian Hiperemesis Gravidarum pada ibu di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2011. Desain Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah dengan umur kehamilan ≤ 16 minggu (4 bulan) yang pernah dirawat inap di Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada bulan Januari-Desember tahun 2011 dengan jumlah sample 661 orang yang diambil secara systematic Random Sampling (secara acak sistematis) dan penelitian ini dilakukan dari tanggal 17 April sampai dengan 24 April 2012. Masing-masing variabel yang diteliti di uji dengan menggunakan uji Chi-Square dengan a (0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 5,9% ibu mengalami hiperemesis gravidarum, 21,8% ibu dengan umur resiko tinggi, dan 30,0% ibu primigravida. Uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur (p value = 0,000) dan paritas (p value = 0,000) dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak Rumah Sakit agar dilaksanakan penyuluhan dengan cara memberikan konseling terhadap ibu hamil tentang kehamilan dan persalinan, serta memberikan keyakinan bahwa mual muntah merupakan gejala fisiologi pada kehamilan.


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 13-19
Author(s):  
Sumi Anggraeni ◽  
Marlinda . ◽  
Antika .

Angka kejadian dan kematian diare pada anak-anak di negara berkembang masih tinggi terutama pada anak yang mendapat susu formula. Pemberian susu formula dengan botol yang tidak sesuai prosedur meningkatkan risiko diare karena kuman dan moniliasis mulut yang meningkat, sebagai akibat dari pengadaan air dan sterilisasi yang kurang baik. Kondisi yang demikian perlu sangat diperhatikan sebab bayi sangat rentan terhadap bakteri yang dapat menyebabkan sakit diare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui hubungan cara pemberian susu formula dengan kejadian diare pada balita di Desa Podorejo Tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian survey deskritif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan pengambilan sampel secara cluster random sampling. Besar sampel sebanyak 165 responden dari populasi para ibu yang mempunyai balita dan masih menyusui di Desa Podorejo Kecamatan Pringsewu dari bulan Januari – Juni tahun 2015 sebanyak 280 responden, adapun instrumen penelitian adalah kuisioner dan lembar observasi, serta menggunakan uji statistik chi square. Hasil uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan komputerisasi diperoleh p-value = 0,025 α < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak, dan Ha diterima, yang artinya terdapat hubungan cara pemberian susu formula dengan kejadian diare pada balita di desa podorejo tahun 2015. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kejadian diare yang dialami balita di Desa Podorejo disebabkan ibu memberikan susu formula tidak sesuai prosedur. Oleh karena itu disarankan bagi para ibu mencari informasi tentang tata cara ibu dalam menyajikan susu formula, bagaimanakah sisi sterilisasi botol tempat menyajikan, proses penyiapan dan proses penyimpanan botol susu itu sendiri.


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 82-88
Author(s):  
Selfi Angriani ◽  
Merita Merita ◽  
Aisah Aisah

Kejadian stunting pada balita merupakan salah satu permasalahan gizi secara global.  Prevalensi stunting di Kabupaten Kerinci tahun 2017 yaitu sebesar 35,0%.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lama pemberian ASI dan berat lahir dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Siulak Mukai tahun 2019.  Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Siulak Mukai pada bulan Mei tahun 2019.  Populasi pada penelitian berjumlah 311 balita.  Sampel pada penelitian yaitu 74 balita dengan teknik proporsional random sampling.  Pengumpulan data menggunakan alat bantu kuesioner dan pengukuran status gizi menggunakan microtoise.  Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat (chi-square test).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar memiliki status gizi normal (TB/U) (63,5%), lama pemberian ASI ≥2 tahun (67,6%), dan berat lahir ≥2500 gram (66,2%). Hasil analisa chi-square menunjukkan ada signifikan antara lama pemberian ASI dengan kejadian stunting (p=0,000), berat lahir dengan kejadian stunting (p=0,000). Oleh sebab itu, diharapkan kepada ibu balita untuk menerapkan ASI Ekslusif dan melanjutkan pemberian ASI hingga usia balita 2 tahun.


2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 464
Author(s):  
Endang Sulastri ◽  
Yulastri Arif ◽  
Utari Christhya Wardhani

<p>Intensi turnover pada institusi pelayanan kesehatan merupakan masalah serius dan harus segera ditindaklanjuti, karena akan berdampak terhadap kualitas sumber daya manusia yang dapat mempengaruhi dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien. Intensi turnover di Rumah Sakit  Awal Bros Batam sejak lima tahun terakhir diatas standar rata-rata turnover dan Rumah Sakit belum mempunyai stategi yang efektif untuk mencegahnya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan budaya organisasi dengan risiko intensi turnover di Rumah Sakit Awal Bros Batam. Metode penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan cross sectional study. Pengambilan sampel kuantitatif menggunakan kuesioner berdasarkan proposional random sampling, Chi Square dan Uji Regresi Logistic Berganda (Binary Logistic). Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi di Rumah Sakit Awal Bros Batam  mempunyai hubungan yang bermakna dengan intensi turnover dengan nilai pValue 0.005. Saran yang dapat diberikan peneliti adalah  menciptakan suasana kerja yang kondusif dengan menjaga hubungan interpersonal dan komunikasi yang baik antar karyawan maupun atasan.</p><p> </p><p>The intention of turnover in health care institutions is a serious problem and must be followed up immediately, because it will have an impact on the quality of human resources that can affect the delivery of health services to patients. The intention of the turnover in Batam Awal Bros Hospital since the last five years is above the average turnover standard and the Hospital does not yet have an effective strategy to prevent it. The purpose of this study was to analyze the relationship between organizational culture and risk of turnover intention at Awal Bros Batam Hospital. The research method uses quantitative design with cross sectional study. Quantitative sampling using a questionnaire based on proportional random sampling, data processing using the mean, Chi Square and Binary Logistic Regression Test. The results showed that the organizational culture in Batam Awal Bros Hospital had a significant relationship with turnover intention with a pValue 0.005. Suggestions that can be given by researchers is establish a conducive work atmosphere by maintaining interpersonal relationships and good communication between employees and superiors</p>


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 235
Author(s):  
Dian Sari

<p><em>Pulmonary Tuberculosis is one of the infectious diseases that become the main problem of Indonesian society. Based on a survey conducted at Andalas Public Health Centre obtained PMO (supervisor taking medicine) TB Lungless provide support to the patient of Pulmonary TB.. This study aims to determine the relationship of knowledge and attitude with the support of family as the PMO of Pulmonary TB patients. The study was conducted at the Andalas Public Health Centre Padang in 2017. The type of descriptive analytic research using a cross-sectional approach with a sample of 59 people taken from a population of 145 people PMO using simple random sampling systematic techniques. The results showed that 27.1% of PMO was not good at providing support, 32.2% knowledge was low, and 37.3% had a negative attitude. Chi-square test concluded that there is a significant correlation between knowledge (p = 0,036), and attitude (p = 0,000), with family support as PMO in Public health centre working area Andalas Padang of the year 2017. The result of this research can be used as a reference in improving TB program Lung so it can reduce the incidence of Pulmonary TB in Public health centre working area Andalas Padang.</em><em></em></p><p> </p><p><em>Tuberkulosis Paru merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah utama masyarakat Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan di Puskesmas Andalas Kota Padang didapatkan sebahagian PMO (pengawas minum obat) TB Paru kurang memberikan dukungan kepada penderita TB Paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan dukungan keluarga sebagai PMO penderita TB Paru.Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Padang Tahun 2017. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectionaldengan sampel sebanyak 59 orang yang diambil dari populasi 145 orang PMO menggunakan teknik sistematik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan 27,1% PMO kurang baik dalam memberikan dukungan, 32,2% pengetahuan rendah, dan 37,3% mempunyai sikap negatif. Uji chi-square disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p= 0,036), dan sikap (p=0,000), dengan dukungan keluarga sebagai PMO di Wilayah kerja Puskesmas Andalas Padang Tahun 2017. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam meningkatkan program TB Paru sehingga dapat menurunkan angka kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Padang</em></p>


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 92-101
Author(s):  
Adi Zayd Bintang ◽  
Ayik Mirayanti Mandagi

ABSTRACTDepression is a mental health problem that mostly occurs during adolescence. Physical, cognitive and emotional changes experienced during adolescence can cause stress. The prevalence of depression in adolescence has a very high increase compared to the age of children and adults. The main factor in being able to cure depression in adolescents is social support (Depkes, 2007). This study aims to identify depressive symptoms in adolescents and to find out the relationship between social support factors and depression incidence. This research is a quantitative research, with the type of observational analytic research with a cross sectional approach involving students at SMA XY in Jember Regency in May 2020. The analytical method uses the Chi Square test to see the relationship between independent and dependent variables with a significance level of α ≤ 0, 05. Data collection tool using google form. Determination of respondents by random sampling with a total of 158 respondents. The results of this study indicate that the distribution of women is 76.58% more than that of men. Based on the distribution of social support, 56.96% received good social support, while based on the incidence of depression, 54.43% did not experience depression. From the statistical test, the significance value of <0.05 indicates that there is a relationship between social support factors and the incidence of depression. Social support plays an effective role in overcoming depression experienced by adolescents.Keywords: Depression, Teens, social support. ABSTRAKDepresi merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang sebagian besar terjadi pada masa remaja. Perubahan fisik, kognitif dan emosional yang dialami pada masa remaja dapat menimbulkan stress. Prevalensi depresi pada usia remaja memiliki peningkatan yang sangat tinggi dibandingkan dengan usia anak-anak dan usia dewasa. Faktor utama untuk dapat menyembuhkan depresi pada remaja yaitu dukungan sosial (Depkes, 2007). Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi gejala depresi pada remaja dan mengetahui mengenai Hubungan Faktor Dukungan Sosial dengan Kejadian Depresi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan siswa di SMA XY di Kabupaten Jember pada Bulan Mei tahun 2020. Metode analisis menggunakan uji Chi Square untuk melihat hubungan variabel independen dan dependen dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0,05. Alat pengumpulan data menggunakan google form. Penentuan responden secara random sampling dengan jumlah 158 reponden. Hasil penelitian ini menunjukan distribusi perempuan 76,58% lebih banyak daripada laki-laki, berdasarkan distribusi dukungan sosial sebesar 56,96% mendapatkan dukungan sosial yang baik, sedangkan berdasarkan kejadian depresi sebesar 54,43% tidak mengalami depresi. Dari uji statistik nilai signifikansi sebesar < 0,05 menunjukkan bahwa ada hubungan antara faktor dukungan sosial dengan kejadian depresi. Dukungan sosial berperan efektif dalam mengatasi depresi yang dialami remaja.Kata Kunci: Depresi, Remaja, Dukungan Sosial.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document