scholarly journals PERILAKU 3M BAGI PENGHUNI RUMAH MEMPENGARUHI KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

2019 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
Author(s):  
Nur Fauziah ◽  
Umi Rahayu ◽  
Imam Thohari

Tindakan pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue dilakukan dengan pengendalian terhadap vektor melalui pemberantasan jentik nyamuk Aedes aegypti yang dapat dikombinasikan dengan perilaku menguras, menutup dan mengubur (3M) sehingga akan menjadi lebih efektif dalam mencegah penyakit DBD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keberadaan kontainer dengan perilaku 3M (menguras, mengubur, menutup) penghuni terhadap kejadian penyakit DBD.Jenis penelitian ini adalah penelitian Analitik dengan menggunakan studi Case Control dan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tenggilis dengan besar sampel sebanyak 20 rumah penderita DBD tahun 2016 dan 20 rumah kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling yang kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi binary logistic dengan derajat kesalahan (α) sebesar 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa, variabel yang berhubungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di wilayah kerja Puskesmas Tenggilis adalah Sikap (p value : 0,013<0,05) dan Tindakan (p value : 0,027<0,05)  terkait 3M serta Keberadaan Kontainer (p value : 0,038<0,05). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue adalah Pengetahuan terkait 3M (p value : 0.376>0,05). Variabel yang paling mempengaruhi kejadian Demam Berdarah Dengue adalah Sikap responden terkait 3M.Hendaknya masyarakat meningkatakan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan dan kesadaran akan pentingnya menguras bak mandi secara rutin. Sedangkan bagi instansi Puskesmas dapat lebih sering memberikan edukasi dan informasi terkait penyakit demam berdarah dengue  kepada masyarakat. Kata kunci : DBD, Kontainer, 3M

2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 47-58
Author(s):  
Fadia Rifqi Ayu Firyal

Hipertensi merupakan penyebab penyakit kardiovaskular, stroke, gagal ginjal dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas baik pada pria maupun wanita. Peningkatan prevalensi terjadi pada negara maju, namun juga pada sejumlah negara berkembang di dunia. Prevalensi meningkat seiring bertambahnya usia terutama setelah wanita menopause. Peningkatan risiko pada wanita menopause dipengaruhi adanya perubahan hormonal, pengaruh pola konsumsi seperti konsumsi lemak, adanya obesitas dan juga kurangnya aktivitas fisik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara konusmsi lemak, obesitas dan aktivitas fisik dengan hipertensi usia menopause. Penelitian ini menggunakan desain case control study dan jenis penelitian retrospektif dengan populasi penelitian yaitu pasien wanita ≥ 45 tahun di poli jantung RSU Haji Surabaya. Besar sampel penelitian ini adalah sejumlah 64 responden. Teknik sampling yang digunakan yaitu simple random sampling.   Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dengan kuesioner serta pengukuran BMI untuk mengukur berat badan dan tinggi badan. Analisis data dengan uji chi-square untuk menguji hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan konsumsi lemak (p value = 0,042) dan aktivitas fisik (p value = 0,046) bermakna secara signifikan (nilai p < 0,05) terhadap hipertensi usia menopause. Sedangkan variabel obesitas (p value = 0,614) menunjukkan hasil yang tidak bermakna secara signifikan.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 870-881
Author(s):  
Rahmawati Azis ◽  
Muhammad Rifai ◽  
Ni Ketut Setiahati

Stunting merupakan suatu kondisi dimana terjadi gagal tumbuh pada anak balita (bawah lima tahun) disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, sehingga berpotensi mengakibatkan usia anak menjadi pendek. Berdasarkan data Dinkes Kota Palu Tahun 2020, menunjukkan bahwa Puskesmas Sangurara sebagai puskesmas yang memiliki kasus stunting cukup tinggi, yaitu sebanyak 373 (35,26%) kasus dibanding kasus penyakit lainnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat risiko riwayat MP-ASI, usia ibu saat hamil, usia kehamilan ibu saat melahirkan, status pendidikan ibu, pendapatan keluarga, riwayat BBLR, riwayat diare balita, riwayat ISPA balita, sanitasi lingkungan, dan status gizi ibu saat hamil terhadap kejadian stunting pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Sangurara. Metode penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif observasional analitik dengan desain case control. Populasi penelitian adalah keseluruhan balita yang datang berkunjung ke Puskesmas Sangurara sebanyak 373 balita. Sampel yang diteliti sebanyak 79 balita, 40 sampel diantaranya adalah kasus (stunting) dan 39 sebagai sampel control. Sampel ditetapkan dengan simple random sampling. Data penelitian dianalisis univariat menggunakan persentase frekuensi, analisis bivariat menerapkan uji Chi-square dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Hasil analisis Chi-square menunjukkan terdapat hubungan faktor risiko usia ibu saat hamil (ρ=0,001), status pendidikan ibu (ρ=0,018), pendapatan keluarga (ρ=0,007), riwayat diare balita (ρ=0,030), dan status gizi ibu saat hamil (ρ=0,002) dengan kejadian stunting anak balita. Sedangkan hasil analisis multivariat menggunakan uji Logistik Regresi menunjukkan bahwa faktor risiko usia ibu saat hamil p-value 0,008; Exp (B) 7,521; 95% TBB (1,690-33,467), risiko status pendidikan ibu p-value 0,022; Exp (B) 5,488; 95% TBB (1,281-23,503), risiko riwayat diare balita p-value 0,011; Exp (B) 0,155; 95% TBB (0,037-0,6511), dan risiko status gizi ibu saat hamil p-value 0,001; Exp (B) 0,041; 95% TBB (0,006-0,294) yang memengaruhi kejadian stunting anak balita. Simpulan penelitian disarankan bahwa untuk memperkecil risiko terjadinya stunting pada balita adalah memberi perhatian secara serius dan sungguh-sungguh terhadap usia ibu hamil, status pendidikannya, pendapatan keluarga, riwayat diare balita, dan status gizi ibu selama kehamilan, karena ternyata berisiko tinggi mengakibatkan balita stunting. Kata kunci: Balita,faktor Risiko, Ibu Hamil


2020 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 91-99
Author(s):  
Hayana Hayana ◽  
Nila Puspita Sari ◽  
Sri Rujiati

Data yang diperoleh dari UPT Puskesmas Kempas Jaya memiliki 12 Desa/Kelurahan. Salah satunya adalah Kelurahan Harapan Tani dengan jumlah suspek TB paru yang terbanyak yaitu 32 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kondisi lingkungan rumah dan perilaku anggota keluarga terhadap suspek TB paru di Kelurahan Harapan Tani Kabupaten Indragiri Hilir. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain case control. Penelitian dimulai dari bulan Agustus hingga Oktober tahun 2018 di Puskesmas Kempas Jaya. Populasi adalah seluruh pasien di Puskesmas Kempas Jaya dengan jumlah sampel sebanyak 74 kelompok kasus dan 74 kelompok kontrol, pengambilan sampel secara simple random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah rekam medik, kuesioner, dan lembar ceklist. Analisa dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diketahui variabel independen dan dependen yaitu terdapat hubungan antara kepadatan hunian (p-value =0,023, 95% CI: 1,227-7,499), kelembaban (p-value =0,011, 95% CI: 1,372-8,364), ventilasi (p-value= 0,029, 95% CI: 1,181-7,229), pencahayaan (p-value = 0,014, 95% CI: 1,322-8,066), pengetahuan (p-value =0,036, 95% CI: 1,137-6,967) dan sikap (p-value =0,024, 95% CI: 1,137-6,967) berhubungan dengan kejadian TB paru. Diharapkan pihak puskesmas dapat bekerja sama dengan dinas kesehatan untuk dapat merencanakan pengadaan rumah sehat dan memberikan memberikan penyuluhan yang bisa dilakukan oleh pihak Puskesmas yang bekerjasama dengan lintas sektoral mengenai bahaya TB paru.


2019 ◽  
Vol 6 ◽  
pp. 218-224
Author(s):  
Jumiatun Jumiatun

Periode paling penting pertumbuhan dan perkembangan terjadi pada masa balita. Malnutrisi berat dapat menyebabkan gizi kurang seringkali diikuti dengan rendahnya perkembangan mental dan fisik secara tetap sebagai akibat dari masalah gizi kronis. Keadaan gizi yang baik dan sehat pada masa balita merupakan fondasi penting bagi kesehatannya di masa depan. Di Indonesia, 193 ribu anak balita meninggal pertahun disebabkan oleh penyakit infeksi dan masalah gizi. Kesukaan anak akan jajanan ringan menyebabkan kebutuhan energi sehari-hari mereka tidak terpenuhi. Akibat  dari pemberian pola makanan yang salah mengakibatkan gizi kurang pada balita yang dapat berdampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mentalnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan pola pemberian makanan dengan status gizi balita umur 1-5 tahun di desa Ngampel Kulon Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal. Jenis penelitian survey analitik dengan desain case control. Populasi penelitian balita di desa Ngampel Kulon kecamatan Ngampel. Besar sampel yang diambil 77 melalui teknik simple random sampling. Pengujian hipotesis menggunakan analisis uji chi square untuk mengetahui hubungan pola pemberian makanan dengan status gizi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pola pemberian makanan dengan status gizi balita umur 1 – 5 tahun di desa Ngampel Kulon kecamatan Ngampel dengan p value 0,003.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 109-117
Author(s):  
Muh Zul Azhri Rustam ◽  
Ayu Citra Mayasari

Penyakit TB Paru merupakan penyakit infeksius dan menular sampai saat ini masalah kesehatan masyarakat. Hasil studi pendahuluan penduduk yang berada didaerah pesisir diperoleh kesehatan lingkungan rumah masih ada beberapa yang belum memenuhi syarat rumah sehat. Tujuan penelitian menganalisis pengaruh kesehatan lingkungan rumah pada pasien TB paru di Puskesmas Kenjeran Surabaya. Desain penelitian yang digunakan case control study dengan pendekatan retrospektif. Sampel pada penelitian menggunakan rasio 1:1 dengan jumlah 66 untuk kasus dan 66 untuk kontrol. Instrument pengumpulan data menggunakan lembar observasional, kuesioner, luxmeter dan hygrometer dilakukan dengan cara simple random sampling. Data dianalisis menggunakan Chi-Square. Hasil yang diperoleh bahwa terdapat pengaruh antara humanian space, kelembaban, pencahayaan, ventilasi udara dan jenis dinding rumah terhadap Pasien TB di pesisir Surabaya dibuktikan dengan analisis data diperoleh nilai p-value< 0,05. Hal ini dikarenakan sebagian besar kondisi rumah responden yang terdapat diwilayah pesisir sangat padat penduduknya dalam satu rumah sehingga suplai oksigen didalam tubuh kurang dan ditunjang juga dengan luas ventilasi udara kurang maksimal.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Heru Listiono ◽  
Leni Novianti

Latar belakang: Tempat perkembangbiakan utama bagi nyamuk Aedes aegypti adalah kontainer. Ada tidaknya jentik nyamuk Aedes aegypti dalam suatu kontainer dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: jenis kontainer, letak kontainer, warna kontainer, kondisi tutup kontainer, adanya ikan pemakan jentik, volume kontainer, kegiatan pengurasan kontainer dan kegiatan abatisasi. Tujuan: penelitian ini ingin mengetahui hubungan jenis kontainer, letak kontainer, warna kontainer dan kondisi tutup kontainer dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Metode: Penelitian ini merupakan survei analitik dengan desain penelitian cross sectional, penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas Sako Kota Palembang, sampel penelitian berjumlah 73 rumah, melalui simple random sampling, analisis univariat (proporsi), bivariat (uji chi square) dan multivariat (regresi logistik). Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis kontainer (p value:0,011), letak kontainer (p value:0,001) dan kondisi tutup kontainer (p vaue:0,013) memiliki hubungan signifikan dengan keberadaan jentik jentik nyamuk Aedes aegypti, sedangkan warna kontainer ( p value:0,135) tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap keberadaan jentik jentik nyamuk Aedes aegypti. Saran: Perlunya meningkatkan kegiatan sanitasi lingkungan khususnya ditujukan pada pemutusan rantai perkembangbiakan jentik dan nyamuk Aedes aegypti, misalnya dengan penggunaan abate,  kegiatan 3 M (menguras dan menutup tempat penampungan air serta mengubur kaleng bekas) serta pemeliharaan ikan tempalo. Kata kunci: Karakteristik Kontainer, Jentik Nyamuk Aedes aegypti.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 181
Author(s):  
Mira Abdullah ◽  
Heni Diansyah Putri

Stunting atau pendek merupakan indikator status gizi kronis yang dapat menggambarkan pertumbuhan yang tidak optimal karena malnutrisi jangka panjang. Dinkes kota Banda Aceh menemukan prevelensi angka stunting pada balita di tahun 2016 menjadi 27,1%. stunting  pada balita di Kota banda Aceh masih menjadi masalah masyarakat. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas Kopelma Darussalam Kota Banda Aceh tahun 2018.Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain case control  dengan populasi yaitu seleuruh anak balita di wilayah kerja Puskesmas Kopelma, total sampel adalah 53 balita sampel  case dan 53 balita sampel control. Tehnik pengambilan sampel adalah teknik matching dan simple random sampling. Penelitian dilakukan pada tanggal 5  april – 9 mei 2018. Cara pengumpulan data dengan metode wawancara. Selanjutnya dilakukan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% dan mencari nilai OR pada tabulasi 2x2. Ha diterima p value <0,05.Hasil Penelitian: Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa balita dengan asupan energi tidak adekuat dan mengalami stunting berjumlah 13 balita (24,5%). Balita dengan asupan protein tidak adekuat dan mengalami stunting berjumlah 38 balita (71,7%). Balita yang terkena penyakit infeksi dan mengalami stunting berjumlah 24 balita (45,3%). Balita yang tidak memiliki riwayat ASI ekslusif berjumlah 35 balita (66%). Balita yang memiliki riwayat BBLR dan mengalami stunting berjumlah 12 balita (22,6%).Kesimpulan dan saran : Faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita adalah asupan protein (p value=0,000, OR= 0,103), penyakit infeksi (p value= 0,003, OR= 4,046), riwayat ASI ekslusif (p value= 0,011, OR= 2,963),BBLR (p value= 0,026, OR= 4,878). Asupan energi (p value= 0,816, OR= 0,806) bukan merupan faktor yang mempengaruhi kejadian stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas kopelma Darussalam. Diharapkan Ibu balita untuk memperhatikan tumbuh kembang balita dengan pemenuhan asupan makanan sesuai kebutuhan, menjaga lingkungan dan membawa balita ke pelayanan kesehatan.  Kata Kunci        : stunting, faktor pengaruh, balita


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
Author(s):  
Sachrul Romadhan S ◽  
Nur Haidah ◽  
Pratiwi Hermiyanti

Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Salah satu penyebab terjadinya penyakit tuberkulosis paru pada manusia adalah kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat. Tercacat penderita tuberkulosis paru pada tahun 2018–2019 (Data bulan Mei) sebanyak 38 orang pada Puskesmas Babana. Kategori rumah yang tidak memenuhi syarat di wilayah kerja Puskesmas Babana sebanyak 1.378 unit (51,65%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Babana. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain case control menggunakan uji chi-square dengan derajat kesalahan nilai (α) = 0,05. Sampel yang digunakan sebanyak 70 sampel yang terdiri dari kelompok kasus 35 sampel dan kelompok kontrol 35 sampel, teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Hasil uji chi-square, kondisi fisik rumah yang mempunyai hubungan dengan kejadian tuberkulosis paru diwilayah kerja Puskesmas Babana adalah luas ventilasi (p value = 0,048), pencahayaan alami (p value = 0,023), kelembaban udara (p value = 0,022), dan suhu (p value = 0,016). Sedangkan kondisi fisik rumah yang tidak mempunyai hubungan dengan kejadian tuberkulosis paru diwilayah kerja Puskesmas Babana adalah kepadatan hunian (p value =0,550), jenis lantai (p value = 1,000) dan jenis dinding (p value =0,623).


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 227
Author(s):  
Riska Wahyuningtias Utami

Abstrak: Angka kejadian penyakit demam berdarah di Indonesia masih belum dapat ditiadakan. Banyak usaha yang telah dilakukan untuk menurunkan angka kasus penyakit demam berdarah, salah satunya adalah program bumantik yang dilakukan di Kota Surabaya. Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan keberhasilan program tersebut diantaranya adalah perilaku individu. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku individu adalah faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor pendorong. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor predisposisi dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Terdapat dua jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel dependen dan independen. Variabel independen yang digunakan adalah jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan, pengetahuan tentang DBD, sikap terhadap penggunaan bubuk abate, sikap terhadap tindakan pengurasan bak mandi dan sikap terhadap tindakan 3M sedangkan variabel indepen yang digunakan adalah keberadan jentik nyamuk Aedes aegypti. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan rancang bangun cross sectional kemudian akan dianalisis menggunakan uji chi-square. Penelitian ini dilakukan di RW VI, Kelurahan Rangkahm Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya. Besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 211 orang dimana didapatkan melalui metode Simple Random Sampling. Data diperoleh berdasarkan hasil observasi, kuesioner dan wawancara mendalam. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p-value variabel < 0.05 sehingga menunjukkan bahwa variabel tersebut memiliki hubungan dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan hasil penelitian tersebut variabel yang terdapat hubungan adalah umur, pendapatan, pengetahuan tentang DBD, sikap terhadap penggunaan bubuk abate dan sikap terhadap pengurasan bak mandi.


2016 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
Author(s):  
Siti Khadijah

<p>Abortus Inkomplit merupakan salah satu abortus yang sering terjadi pada kehamilan trimester I dan II di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Sedangkan dari 145 kasus abortus terdapat (77,24%) orang ibu yang mengalami abortus inkomplit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara anemia dan usia ibu hamil dengan kejadian abortus Inkomplit di RSUD Dr. Achmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2015.  Jenis penelitian <em>Deskriptif</em> <em>analitik</em> dengan desain kasus control <em>(case control) </em>yang dilaksanakan di RSUD Dr Achmad Mochtar Bukittinggi pada tanggal 6 Oktober 2015. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu hamil trimester I dan II di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2015, dengan metode pengambilan sampel <em>Simple Random Sampling</em> yang berjumlah 112 orang. Pengumpulan data mengunakan data sekunder dengan langkah pengolahan data terdiri dari <em>editing,coding,entry,tabulating</em>. Analisa univariat dilakukan dengan statistik deskriptif berupa distribusi frekuensi dan persentase, sedangkan analisis bivariat dilakukan dengan uji <em>chi-square</em>. Hasil penelitian didapatkan, reproduksi tidak sehat  61 (74,4%), yang tidak anemia 71 (86,6%) dan yang mengalami abortus inkomplit sebanyak 41 (50%). Uji Chi Square ada hubungan bermakna antara usia dengan kejadian abortus inkomplit P value=0,002 (P&lt;0,005), dan  ada hubungan yang tidak bermakna antara anemia dengan kejadian abortus inkomplit P value=0,052 (P&lt;0,005).  Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia dengan kejadian abotus inkomplit dan tidak terdapat hubungan antara anemia dengan kejadian abortus inkomplit. Diharapkan kepada petugas kesehatan di RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi agar meningkatkan pelayanan dan mengadakan penyuluhan dan pembinaan kepada ibu hamil terutama pada ibu hamil trimester 1 dan 2 dan di utamakan kepada ibu yang memiliki usia &lt;19 dan &gt;35 tahun.</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document