scholarly journals Determinan Kesehatan Lingkungan pada Pasien TB Paru di Daerah Pesisir Kota Surabaya (Studi Wilayah Kerja Puskesmas Kenjeran)

2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 109-117
Author(s):  
Muh Zul Azhri Rustam ◽  
Ayu Citra Mayasari

Penyakit TB Paru merupakan penyakit infeksius dan menular sampai saat ini masalah kesehatan masyarakat. Hasil studi pendahuluan penduduk yang berada didaerah pesisir diperoleh kesehatan lingkungan rumah masih ada beberapa yang belum memenuhi syarat rumah sehat. Tujuan penelitian menganalisis pengaruh kesehatan lingkungan rumah pada pasien TB paru di Puskesmas Kenjeran Surabaya. Desain penelitian yang digunakan case control study dengan pendekatan retrospektif. Sampel pada penelitian menggunakan rasio 1:1 dengan jumlah 66 untuk kasus dan 66 untuk kontrol. Instrument pengumpulan data menggunakan lembar observasional, kuesioner, luxmeter dan hygrometer dilakukan dengan cara simple random sampling. Data dianalisis menggunakan Chi-Square. Hasil yang diperoleh bahwa terdapat pengaruh antara humanian space, kelembaban, pencahayaan, ventilasi udara dan jenis dinding rumah terhadap Pasien TB di pesisir Surabaya dibuktikan dengan analisis data diperoleh nilai p-value< 0,05. Hal ini dikarenakan sebagian besar kondisi rumah responden yang terdapat diwilayah pesisir sangat padat penduduknya dalam satu rumah sehingga suplai oksigen didalam tubuh kurang dan ditunjang juga dengan luas ventilasi udara kurang maksimal.

2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 47-58
Author(s):  
Fadia Rifqi Ayu Firyal

Hipertensi merupakan penyebab penyakit kardiovaskular, stroke, gagal ginjal dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas baik pada pria maupun wanita. Peningkatan prevalensi terjadi pada negara maju, namun juga pada sejumlah negara berkembang di dunia. Prevalensi meningkat seiring bertambahnya usia terutama setelah wanita menopause. Peningkatan risiko pada wanita menopause dipengaruhi adanya perubahan hormonal, pengaruh pola konsumsi seperti konsumsi lemak, adanya obesitas dan juga kurangnya aktivitas fisik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara konusmsi lemak, obesitas dan aktivitas fisik dengan hipertensi usia menopause. Penelitian ini menggunakan desain case control study dan jenis penelitian retrospektif dengan populasi penelitian yaitu pasien wanita ≥ 45 tahun di poli jantung RSU Haji Surabaya. Besar sampel penelitian ini adalah sejumlah 64 responden. Teknik sampling yang digunakan yaitu simple random sampling.   Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dengan kuesioner serta pengukuran BMI untuk mengukur berat badan dan tinggi badan. Analisis data dengan uji chi-square untuk menguji hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan konsumsi lemak (p value = 0,042) dan aktivitas fisik (p value = 0,046) bermakna secara signifikan (nilai p < 0,05) terhadap hipertensi usia menopause. Sedangkan variabel obesitas (p value = 0,614) menunjukkan hasil yang tidak bermakna secara signifikan.


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 20-29
Author(s):  
Safun Rahmanto ◽  
Khaiyatul Aisyah

ABSTRAK Latar belakang : Osteoartritis merupakan salah satu penyakit degenerative yang ditandai dengan hilangnya tulang rawan articular dan terjadi peradangan sinovial yang menyebabkan kekakuan sendi, nyeri dan kehilangan mobilitas sendi. Ada banyak faktor risiko osteoarthritis lutut, salah satunya  adalah riwayat cidera lutut. Cidera lutut menurunkan kestabilan sendi lutut pada bantalan beban tubuh. Cidera lutut meningkatkan risiko osteoarthritis pada area kontak tibiofemoral dan tekanan pada  cidera meniscal, sehingga menyebabkan unstabil sendi berupa ligament sprain dan lesi pada chondral atau dengan mengganggu sistem neuromuskular. Individu dengan riwayat trauma sendi 3-6 kali lebih berpotensi terjadinya osteoarthritis lutut. Dalam 5 tahun cedera, lutut mengalami perubahan struktural seperti, perubahan komposisi tulang rawan, dan perubahan pada struktur  ulang. Tujuan Penelitian : Menganalisis hubungan antara riwayat cidera lutut terhadap pasien yang berpotensi osteoarthritis lutut di Puskesmas Dinoyo Kota Malang.  etode Penelitian : Desain penelitian menggunakan Case Control Study dengan jumlah sampel 120 responden di Puskesmas Dinoyo Kota Malang yang  diambil dengan metode Simple Random Sampling. Pengambilan data untuk mengetahui riwayat cidera lutut dinilai dengan kuesioner OA Risk C dan wawancara mendalam. Potensi adanya osteoarthritis lutut dinilai menggunakan pemeriksaan fisik, skala jette dan data sekunder dari Puskesmas Dinoyo Kota Malang. Hasil : Hasil penelitian dengan uji Chi-Square terhadap Riwayat cidera lutut dikaitkan dengan osteoarthritis lutut dalam penelitian ini didapatkan nilai signifikan lebih kecil dari alpha 5% (0,00 < 0,05) dengan Odds Ratio [OR= 5,82 (95% CI 2,54-13,35)]. Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat cidera lutut terhadap pasien yang berpotensi osteoarthritis lutut di Puskesmas Dinoyo Kota Malang dan orang yang  memiliki riwayat cidera lutut berpeluang 5  kali lebih besar menderita osteoarthritis lutut daripada orang yang tidak memiliki riwayat cidera lutut.  


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 671
Author(s):  
Ida Ayu Made Mahayani

Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban pada sembarang waktu. Ketuban pecah dini merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya infeksi dan asfiksia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lama ketuban pecah dini aterm dengan kejadian infeksi pada neonatus periode 1 januari s/d 31 desember 2010 di RSU Provinsi NTB. Metode yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan case control study dengan tehnik pengambilan data sistematik random sampling untuk kelompok control dan total populasi untuk kelompok kasus. Pada penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 155 sampel yang memenuhi kreteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian didapatkan bahwa responden dengan ketuban pecah dini aterm yang ≥ 12 jam mengalami infeksi neonatus sebesar 31 kasus (50,8%) dan tidak mengalami infeksi sebesar 30 kasus (49,2%). Sedangkan ketuban pecah dini aterm yang < 12 jam yang mengalami infeksi sebesar 26 kasus (27,7%) dan yang tidak mengalami infeksi sebesar 68 kasus (72,3%). Uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan hasil P value sebesar 0,003 dengan alpha 0,05 (α = 5%) dan uji statistik menggunakan Coefisien Contingency didapatkan P value sebesar 0,003 dengan alpha 0,05 (α = 5%) maka terdapat Hubungan Antara Lama Ketuban Pecah Dini Aterm dengan Kejadian Infeksi Pada Neonatus Periode 1 Januari s/d 31 Desember 2010 di RSU Provinsi NTB.


2019 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 546-560
Author(s):  
Deffi Uprianti Bakri ◽  
Syahredi S. Adenin ◽  
Irza Wahid

Latar Belakang: Penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan, lebih dari separuh jumlah seluruh kematian ibu terjadi karena perdarahan postpartum. Perdarahan postpartum  dapat juga disebabkan oleh beberapa faktor risiko seperti  umur, jumlah paritas, jarak antar kelahiran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian perdarahan postpartum.Tujuan: Penelitian ini menggunakan metode analitik restropektif dengan pendekatan Case Control Study terhadap 58 ibu yang bersalin di wilayah kerja dinas kesehatan Kabupaten Merangin yang terdiri dari kasus dan control.Metode: Sampel dipilih secara simple random sampling. Analisis statistik menggunakan uji Chi-Square untuk dapat menyimpulkan adanya hubungan dua variabel bermakna atau tidak bermakna.Hasil: Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara umur(p: 0,001, OR: 3,63; CI: 1,686-7,843), paritas (p: 0,000, OR: 5,971; CI: 2,658-13,413), jarak kelahiran (p: 0,000, OR: 5,388; CI: 2,433-11,933).Simpulan: Kesimpulan penelitian ini yaitu ibu hamil dengan umur, paritas dan jarak kelahiran berisiko akan meningkatkan kejadian perdarahan postpartum. Oleh karena itu  diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk dapat meningkatkan edukasi kepada masyarakat tentang keluarga berencana dengan jumlah  yang aman.Kata Kunci:  Umur, Paritas, Jarak kelahiran, Perdarahan Post Partum


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 14-18
Author(s):  
Musni ◽  
St. Malka

Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14 sampai 19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah. Kehamilan remaja memiliki dampak yang berbahaya baik bagi janinnya dan remaja itu sendiri seperti anemia dalam kehamilan, persalinan risiko tinggi, kelahiran bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan lebih berisiko mengalami gangguan sistem reproduksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara peran orang tua dan perilaku pacaran dengan kehamilan pada remaja di Desa Melle Kab.Bone. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan case control study. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik simple random sampling dan jumlah sampel sebanyak 38 kasus dan 38 kontrol, jumlah keseluruhan 76 responden. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner. Data dianalisis menggunakan program SPSS dengan uji stastistik Chi-Square dan OR. Tingkat  kemaknaan ρ Value < 0,05. Berdasarkan hasil analisis hubungan antara peran keluarga dengan kehamilan pada remaja nilai ρ= 0,00 yang berarti ada hubungan bermakna antara peran orang tua dengan kehamilan pada remaja. Nila OR = 6.429 yang berarti orang tua berperan 6.429 kalai lipat terhadap kejadian kehamilan pada remaja. Hubungan perilaku pacaran dengan kehamilan pada remaja nilai p=0,212 yang berarti tidak ada hubungan antara perilaku pacaran dengan kehamilan pada remaja. kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara peran orang tua dengan kehamilan pada remaja, tidak ada hubungan perilaku pacaran dengan kejadian kehamilan pada remaja di Desa Melle Kabupaten Bone. Diharapkan orang tua untuk lebih peduli dengan kesehatan reproduksi putrinya dengan mencegah terjadinya kehamilan pada remaja


Author(s):  
Khaeriyah Adri ◽  
Arsunan Arsin ◽  
Ridwan M Thaha

Diabetes mellitus merupakan penyakit yang rentan menyebabkan komplikasi. Angka kejadian DM tipe 2 semakin meningkat disebabkan peningkatan komplikasi. Kasus komplikasi DM tipe 2 dengan ulkus diabetik salah satu yang terbanyak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko kasus diabetes mellitus tipe 2 dengan ulkus diabetik di RSUD Kabupaten Sidrap. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan kasus kontrol (case control study). Penarikan sampel pada kelompok kasus dilakukan dengan teknik exhaustive sampling, sedangkan pada kelompok kontrol dilakukan dengan teknik simple random sampling dengan menggunakan aplikasi Random Number Generator (RNG). Analisis data menggunakan Chi Square dan Cox Regression. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa umur, pekerjaan IRT dan pensiunan berisiko terhadap kasus DM tipe 2 dengan ulkus diabetik (OR = 11,183, OR=3,477). Berdasarkan uji Cox Regression umur menjadi faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kasus DM tipe 2 dengan ulkus diabetik. DM tipe 2 dengan ulkus diabetik berisiko meningkat 9,846 kali.


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 52
Author(s):  
Supriyadi Hari Respati ◽  
Sri Sulistyowati ◽  
Ronald Nababan

LatarBelakang: Kematian ibu di kabupaten Sukoharjo masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti 4 “terlalu” ,komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas,terlambat mengambil keputusan, merujuk dan mendapat pelayanan kesehatanserta sosioal ekonomi yang rendah.Metode: Observasional analitik dengan case control study. Jumlah sampel 16 kasus dan 32 kontrol dengan teknik simple random sampling. Analisis dilakukan secara univariat, bivariat dengan chi square test, multivariat dengan metode regresi logistik.Hasil: Terdapat hubungan yang bermakna antara komplikasi kehamilan (p<0.034) (OR=4,200; 95% CI : 1,064 – 16,584), komplikasi persalinan (p<0.001) (OR=9,533; 95% CI : 2,397 – 37,909), komplikasi nifas (p<0.000), keterlambatan penanganan petugas (p=0,011),paritas (OR=0,035; 95% CI : 0,004 – 0,300; p=0,000) dan ibu bekerja (p=0,017)(OR=4.592; 95% CI : 1.257 – 16.771) terhadap kematian maternal. Dengan faktor  risiko di atas kemungkinan kematian maternal meningkat sebanayak 88,9 %.Kesimpulan: Komplikasi kehamilan, persalinan, nifas ,keterlambatan penanganan petugas, paritas dan ibu bekerja meningkatkan risiko kematian maternal


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 20-28
Author(s):  
Miftahul Jannah ◽  
Asnawi Abdullah ◽  
Melania Hidayat ◽  
Qatratul Asrar

Latar Belakang: Pneumonia merupakan pembunuh utama balita di seluruh dunia. Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Banda Aceh tahun 2018, jumlah balita penderita Pneumonia meningkat setiap tahunnya. Kasus Pneumonia balita yang paling banyak terdapat di UPTD Puskesmas Banda Raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian Pneumonia pada Balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh tahun 2019. Metode: Penelitian ini menggunakan desain Case Control Study atau Retrospective Study. Penelitian ini menggunakan total populasi dengan jumlah sampel adalah 142 anak balita berusia 12–59 bulan. Data dianalisis secara Univariat dan Bivariat. Analisis Bivariat menggunakan Uji Chi-Square dengan derajat kepercayaan 95% (p value0.05). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia adalah luas ventilasi rumah (OR=15.81; CI 95%=4.70-53.12; p value=0.0001); sedangkan umur balita (OR=1.15; CI 95%=0.54-2.43; p value=0.705); jenis kelamin (OR=1.11; CI 95%=0.57-2.16; p value=0.737); pengetahuan ibu (OR=0.38; CI 95%=0.12-1.24; p value=0.112); dan kepadatan hunian (OR=1.80; CI 95%=0.78-4.13; p value=0.163), tidak terbukti secara signifikan sebagai faktor risiko pneumonia balita di UPTD Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh. Kesimpulan: Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian Pneumonia balita adalah luas ventilasi rumah. Oleh karena itu diperlukannya sanitasi lingkungan yang sehat sebagai upaya preventif terhadap kejadian Pneumonia, serta memperbaiki pola perilaku hidup bersih dan sehat.


Author(s):  
Siti Silafati ◽  
Yasnani Yasnani ◽  
Renni Meliahsari

Rematik merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal monosodium urat (MSU)pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan ekstraseluler merupakan pemicu utamaterjadinya peradangan atau inflamasi kejadian rematik. Penyakit rematik ini merupakan salah satu penyakityang sering ditemukan dan tersebar di seluruh dunia. Data Puskesmas Wuna menunjukkan jumlah kasuspenyakit rematiki tergolong cukup tinggi. Pada tahun 2016 yaitu 364 kasus (30,46%), tahun 2017 yaitu 382kasus (31,97%), dan pada tahun 2018 sebanyak 449 kasus (37,57%). Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian penyakit rematik di wilayah kerja PuskesmasWuna Kecamatan Barangka Kabupaten Muna Barat Tahun 2019. Metode penelitian yang digunakan adalahmetode penelitian kuantitatif dengan rancangan case control study. Populasi adalah semua pasien rematiktercatat pada rekam medik di Puskesmas Wuna selama Bulan Mei hingga Oktober tahun 2019 sebanyak 204 pasien dengan jumlah sampel sebanyak 116 responden terdiri dari 58 sebagai sampel kasus dan 58 sebagai sampel kontrol yang diperoleh menggunakan teknik proportional random sampling. Data dianalisis secaraunivariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antaraaktivitas fisik (p=0,000 dan nilai OR=5.884) dengan kejadian penyakit rematik. Tidak terdapat hubungan antaraasupan purin (p=0.155 dan OR=1.989.) dan IMT (p= 0.565 dan OR=0.820) dengan kejadian penyakit rematik.Kata Kunci : Penyakit Rematik, Asupan Purin, Aktivitas Fisik, IMT. 


Author(s):  
Elma Mentaya ◽  
Noraida Noraida ◽  
Abdul Khair

Based on the Hulu Sungai Tengah District Health Office report, scabies continues to exist and is a problem that must to resolved immediately. The working area of the Pagat Health Center, which is one of the sub-districts in Hulu Sungai Tengah, experienced the highest increase in scabies cases. The purpose of this study was to determine personal hygiene relations include bathing habits and habit of using soap together with scabies in the working area of the Pagat Health Center. This type of research uses a retrospective approach (case-control study), which compares the behaviour of the sick group with a lively group associated with the incidence of scabies. The sample of this research is 30 people. Data will be analyzed using the x2 test (Chi-square). The results of this study indicate there is a relationship between bathing habits with the incidence of scabies P-value = 0.026 <α = 0.05, there is a relationship between the use of soap with the prevalence of scabies P-value = 0.024 <α = 0.05. Suggestions such as providing health education with excellent and correct bathing methods, using liquid soap or antiseptic soap.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document