scholarly journals Pengaruh Paket Remaja Sehat Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Dampak Pernikahan Usia Dini Di Cilacap

2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 23-35
Author(s):  
Kusmawati ◽  
Idriani ◽  
Suhendar Sulaeman

Pendahuluan masa remaja merupakan suatu masa kehidupan individu dimana terjadi eksplorasi psikologis untuk menentukan identitas diri. Menikah di usia remaja menjadi topik menarik dan menjadi sasaran utama pada kerangka kerjasama SDGs (Sustainable Development Goals). Dampak dari pernikahan usia dini adalah menurunnya kesehatan reproduksi, beban ekonomi yang semakin berat, kekerasan dalam rumah tangga dan penyakit menular seksual. Metode Penelitian ini kuantitatif dengan menggunakan metode pre-eksperimental design dengan pendekatan one group pre test and post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja perempuan usia 17-19 tahun Di Desa Sadabumi Kecmatan Majenang Kabupaten Cilacap. Sampel penelitian ini adalah 67 remaja perempuan. Instrumen pada penelitian ini adalah angket kuesioner kesehatan reproduksi dan dampak pernikahan usia dini yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas oleh peneliti sebelumnya yaitu Siti Salamah. Hasil penelitian terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap remaja tentang dampak pernikahan usia dini sebelum dan sesudah diberikan paket “Remaja Sehat” dengan nilai p-value=0,001 (p<0.05). Rekomendasi untuk menambah variable baru dengan menggunakan media atau kelompok kontrol.

2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Nurwinda Saputri

Goals ke tiga dari tujuan Sustainable Development Goals (SDGS) adalah menciptakan derajat  kesehatan yang baik ( sistem kesehatan Nasional) Pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah. Kematian anak di Indonesia terjadi pada masa baru lahir (neonatal), bulan pertama kehidupan yang banyak disebabkan oleh infeksi. Pada saat pemotongan tali pusat ketika bayi lahir maupun pada saat perawatannya sebelum puput (terlepasnya tali pusat) akan menyebabkan penyakit tetanus neonaturum. Promosi  kesehatan  merupakan proses meningkatkan kesehatan dan mensosialisasikan kepada masyarakat agar meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan serta pengembangan lingkungan yang dapat meningkatkan derajat kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adanya Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Perawatan Tali Pusat Terhadap Perilaku ibu  merawat tali Pusat pada bayi usia 1-7 hari. Metode : Penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian analitik menggunakan  metode quasi eksperiment dengan menggunakan rancangan one group pra-post test design pengetahuan ibu dan perilaku perawatan tali pusat. Subjek penelitian adalah seluruh bayi usia 1-7 hari. Hasil Penelitian : p value : 0,000 < 0,05, artinya ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Perawatan Tali Pusat Terhadap Perilaku ibu  merawat tali Pusat pada bayi usia 1-7 hari.


2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 96
Author(s):  
Nisaatul Maharanita Fitrianingrum ◽  
Supiyati Supiyati ◽  
Sumarni Sumarni

Latar Belakang: HIV merupakan virus penyebab AIDS yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia dan menjadi target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk dieradikasi pada tahun 2030. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui pemberian pelatihan konselor sebaya tentang HIV/AIDS pada remaja desa.Tujuan: Mengetahui pengaruh pelatihan konselor sebaya terhadap pengetahuan dan keterampilan remaja dalam memberikan konseling HIV/AIDS.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasy experimental dengan rancangan one group pre test and post test design. Subyek penelitian ini adalah remaja karang taruna di Desa Purwobinangun, Sleman sebanyak 38 orang. Penelitian dilaksanakan pada bulan November hingga Desember 2017. Pengumpulan data dilakukan secara cluster sampling dengan menggunakan kuesioner pengetahuan tentang HIV/AIDS dan observasi keterampilan konseling HIV/AIDS sebelum dan sesudah pelatihan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan dependent t-test dan regresi linier ganda.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan secara signifikan antara sebelum dan sesudah diberi pelatihan dengan p = 0,000; nilai t hitung sebesar 8,72 dan  terdapat perbedaan keterampilan secara signifikan sebelum dan sesudah diberi pelatihan dengan selisih rata-rata p = 0,000; nilai t hitung sebesar 13,79. Hasil uji regresi linier ganda menunjukkan bahwa faktor luar berupa jenis kelamin, pendidikan, dan paparan informasi secara simultan memiliki pengaruh sebesar 9,5% terhadap peningkatan pengetahuan dan 6,3% terhadap peningkatan keterampilan remaja.Kesimpulan: Terdapat perbedaan pengetahuan dan keterampilan remaja setelah diberikan pelatihan konselor sebaya tentang HIV/AIDS.  


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 111
Author(s):  
Dhesi Ari Astuti ◽  
Nurul Kurniati ◽  
Mega Ardina

HIV/AIDS merupakan salah satu ancaman terbesar terhadap pembangunan sosial ekonomi, stabilitas negara-negara berkembang. Upaya promotif sebagai bagian dari Sustainable Development Goals (SDGs) harus diimplementasikan. Implementasi kegiatan dalam promosi kesehatan diperlukan media promosi dengan berbagai cara untuk digunakan oleh pelaku promosi kesehatan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan, memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan atau mentransformasikan perilaku kesehatan kepada sasaran. Kader kesehatan telah dibuktikan dalam penelitian-penelitian sebelumnya memiliki pengaruh dalam pengetahuan, sikap atau perilaku. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas  kader  HIV/AIDS terhadap sikap dan perilaku pencegahan HIV AIDS pada ibu di Desa Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta. Metode penelitian ini dengan quasi-experimental study dengan pre test dan post test dengan analisis uji statistik Paired T test. Hasil penelitian ini secara statistik tidak terdapat perbedaan rerata sikap (p-value = 0,507 )  dan tidak terdapat perbedaan rerata perilaku pecegahan berisiko (p-value = 0,693) responden yang didampingi oleh kader yang bermakna sebelum dan sesudah satu kali pendampingan. Kesimpulan pendampingan oleh kader di Balecatur bukan merupakan faktor utama dalam promosi kesehatan untuk peningkatan sikap dan perilaku pencegahan terhadap HIV/AIDS.


2019 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
Author(s):  
Niken Meilani ◽  
Nanik Setiyawati ◽  
Sammy Onyapidi Barasa

Curing and eradicating Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) are to the core principles of the United Nations’ Sustainable Development Goals (SDGs). The incidence of HIV in the world remains high. Although midwives play a pivotal role in PMTCT implementation, the factors associated with midwives’ role in its implementation are not well understood. The aim of this study was to determine factors associated with midwives’ role in implementation of PMTCT. This study used a cross-sectional design. The subjects were 80 midwives at 14 primary health care in Yogyakarta City, Indonesia. The study was conducted from April to August 2017. Data were analyzed through univariate, bivariate with chi-square and Fisher’s exact test, multivariate with logistic regression. The results showed that 47.5% of midwives were in the poor category regarding implementation of PMTCT. Information availability through socialization (p-value = 0.047) and knowledge level (p-value = 0.016) were found to be related to PMTCT implementation. There was no relationship between age, length of work, education level, marital status, availability of information, midwife’s attitude, perception of the availability of facilities and institutional support with midwife behavior in PMTCT implementation. Multivariate analysis showed that level of knowledge was the most dominant factor affecting PMTCT implementation (OR:6.2; CI 95% = 1.8-21.4). We recommend that efforts should be made to continuously improve the knowledge of midwives on PMTCT implementation through peer support and training in order to achieve sustainable development goals.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 188-191
Author(s):  
Mayasari Putri Ardela ◽  
Nara Lintan Mega Puspita ◽  
Lindha Sri Kusumawati ◽  
Sunaningsih Sunaningsih

Background: The Maternal Mortality Ratio (MMR) is still far from the target of Sustainable Development Goals (SDGs) which is 70 per 100,000 live births in 2030. Nationally, the main cause of maternal death is due to bleeding. One effort to prevent the occurrence of postpartum hemorrhage is oxytocin massage. This massage can stimulate the oxytocin hormone so that the uterine involution process can run normally. Purpose: This research aims to determine the effectiveness of the massage of oxytocin on the acceleration of uterine involution on the multiparous mother since the first day until the tenth day of postpartum. Methods: The design of this research is the quasi-experiment with a post-test with the control group on 20 persons that are determined by purposive sampling. The research samples were divided into 2 groups, i.e. 10 people were given a massage of oxytocin and 10 people were not massaged. Results: The results showed a significant reduction in fundal height (One-Way Anova p <0.05) with an average declining more than 1 cm. Conclusion: From the results of this study, it can be concluded that the massage of oxytocin can accelerate the high decline of uterus fundus.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 6
Author(s):  
Egy Sunanda Putra

AbstrakLatar Belakang. Masalah gizi masih menjadi pusat perhatian di negara berkembang seperti Indonesia. Pada tahun 2030 tujuan utama Sustainable Development Goals (SDGs) adalah mengakhiri segala masalah malnutrisi. Pola asuh ibu balita berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan balita. Kondisi ini harus menjadi perhatian khusus, mengingat bahwa kecukupan gizi dari asupan makan sangat berkaitan erat dengan status gizi balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendampingan gizi oleh kader menggunakan kartu aksi gizi terhadap peningkatan pola asuh ibu balita. Metode. Desain penelitian pre eksperimental pre and post test only design menggunakan media kartu aksi gizi dengan sampel penelitian ibu balita beerjumlah 84 orang posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tahtul Yaman. Data dikumpulkan dengan cara wawancara terhadap ibu balita dengan menggunakan kartu aksi gizi. Uji statistik yang digunakan adalah paired t-test dan regresi logistik ganda. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan pola asuh ibu (b=4,190; p=0,0001). Analisis multivariat menunjukan umur ibu (OR=3,59; p=0.009), dan pendidikan ibu (OR=3.25; p=0,016) berpengaruh terhadap pola asuh ibu. Kesimpulan. Kartu Aksi Gizi meningkatkan pola asuh ibu balita. Umur ibu dan pendidikan ibu merupakan faktor dominan yang berpengaruh terhadap pola asuh ibu balita.


2019 ◽  
Vol 227 (2) ◽  
pp. 139-143 ◽  
Author(s):  
Alex Sandro Gomes Pessoa ◽  
Linda Liebenberg ◽  
Dorothy Bottrell ◽  
Silvia Helena Koller

Abstract. Economic changes in the context of globalization have left adolescents from Latin American contexts with few opportunities to make satisfactory transitions into adulthood. Recent studies indicate that there is a protracted period between the end of schooling and entering into formal working activities. While in this “limbo,” illicit activities, such as drug trafficking may emerge as an alternative for young people to ensure their social participation. This article aims to deepen the understanding of Brazilian youth’s involvement in drug trafficking and its intersection with their schooling, work, and aspirations, connecting with Sustainable Development Goals (SDGs) 4 and 16 as proposed in the 2030 Agenda for Sustainable Development adopted by the United Nations in 2015 .


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document