scholarly journals Efektifitas promosi kesehatan oleh kader terhadap sikap dan perilaku pencegahan HIV/AIDS di Balecatur Yogyakarta

2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 111
Author(s):  
Dhesi Ari Astuti ◽  
Nurul Kurniati ◽  
Mega Ardina

HIV/AIDS merupakan salah satu ancaman terbesar terhadap pembangunan sosial ekonomi, stabilitas negara-negara berkembang. Upaya promotif sebagai bagian dari Sustainable Development Goals (SDGs) harus diimplementasikan. Implementasi kegiatan dalam promosi kesehatan diperlukan media promosi dengan berbagai cara untuk digunakan oleh pelaku promosi kesehatan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan, memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan atau mentransformasikan perilaku kesehatan kepada sasaran. Kader kesehatan telah dibuktikan dalam penelitian-penelitian sebelumnya memiliki pengaruh dalam pengetahuan, sikap atau perilaku. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas  kader  HIV/AIDS terhadap sikap dan perilaku pencegahan HIV AIDS pada ibu di Desa Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta. Metode penelitian ini dengan quasi-experimental study dengan pre test dan post test dengan analisis uji statistik Paired T test. Hasil penelitian ini secara statistik tidak terdapat perbedaan rerata sikap (p-value = 0,507 )  dan tidak terdapat perbedaan rerata perilaku pecegahan berisiko (p-value = 0,693) responden yang didampingi oleh kader yang bermakna sebelum dan sesudah satu kali pendampingan. Kesimpulan pendampingan oleh kader di Balecatur bukan merupakan faktor utama dalam promosi kesehatan untuk peningkatan sikap dan perilaku pencegahan terhadap HIV/AIDS.

2020 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 268
Author(s):  
Nurulistyawan Tri Purnanto ◽  
Laily Himawati ◽  
Nur Ajizah

ABSTRAK Rendahnya cakupan ASI eksklusif di Indonesia menjadikan anak terkurangi haknya untuk mendapatkan makanan bernutrisi tinggi bagi pertumbuhan. Hal ini dikarenakan kurangnya produksi ASI pada ibu menyusui. Pemberian tindakan non farmakologi seperti teh daun kelor diharapkan mampu meningkatkan produksi ASI sehingga anak tetap mendapatkan ASI. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh konsumsi teh daun kelor terhadap peningkatan produksi ASI di Kabupaten Grobogan. Metode penelitian ini berjenis quasi experimental study dengan menggunakan one group prepost test design pada 60 responden. Intervensi dilakukan selama 3 minggu untuk menilai produksi ASI antara Pre dan Post intervensi. Data dianalisa dengan menggunakan Uji Paired t-Test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata ASI pada tahap pre-test sebanyak 152,00 meningkat menjadi 158,50 pada tahap post-test. Terdapat perbedaan jumlah ASI dengan p-value sebesar 0,002 dengan nilai korelasi sebesar 0,934. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan pada konsumsi teh daun kelor untuk produksi ASI.  Kata Kunci : Teh Daun Kelor, Produksi ASI


2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 96
Author(s):  
Nisaatul Maharanita Fitrianingrum ◽  
Supiyati Supiyati ◽  
Sumarni Sumarni

Latar Belakang: HIV merupakan virus penyebab AIDS yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia dan menjadi target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk dieradikasi pada tahun 2030. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui pemberian pelatihan konselor sebaya tentang HIV/AIDS pada remaja desa.Tujuan: Mengetahui pengaruh pelatihan konselor sebaya terhadap pengetahuan dan keterampilan remaja dalam memberikan konseling HIV/AIDS.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasy experimental dengan rancangan one group pre test and post test design. Subyek penelitian ini adalah remaja karang taruna di Desa Purwobinangun, Sleman sebanyak 38 orang. Penelitian dilaksanakan pada bulan November hingga Desember 2017. Pengumpulan data dilakukan secara cluster sampling dengan menggunakan kuesioner pengetahuan tentang HIV/AIDS dan observasi keterampilan konseling HIV/AIDS sebelum dan sesudah pelatihan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan dependent t-test dan regresi linier ganda.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan secara signifikan antara sebelum dan sesudah diberi pelatihan dengan p = 0,000; nilai t hitung sebesar 8,72 dan  terdapat perbedaan keterampilan secara signifikan sebelum dan sesudah diberi pelatihan dengan selisih rata-rata p = 0,000; nilai t hitung sebesar 13,79. Hasil uji regresi linier ganda menunjukkan bahwa faktor luar berupa jenis kelamin, pendidikan, dan paparan informasi secara simultan memiliki pengaruh sebesar 9,5% terhadap peningkatan pengetahuan dan 6,3% terhadap peningkatan keterampilan remaja.Kesimpulan: Terdapat perbedaan pengetahuan dan keterampilan remaja setelah diberikan pelatihan konselor sebaya tentang HIV/AIDS.  


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 6
Author(s):  
Egy Sunanda Putra

AbstrakLatar Belakang. Masalah gizi masih menjadi pusat perhatian di negara berkembang seperti Indonesia. Pada tahun 2030 tujuan utama Sustainable Development Goals (SDGs) adalah mengakhiri segala masalah malnutrisi. Pola asuh ibu balita berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan balita. Kondisi ini harus menjadi perhatian khusus, mengingat bahwa kecukupan gizi dari asupan makan sangat berkaitan erat dengan status gizi balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendampingan gizi oleh kader menggunakan kartu aksi gizi terhadap peningkatan pola asuh ibu balita. Metode. Desain penelitian pre eksperimental pre and post test only design menggunakan media kartu aksi gizi dengan sampel penelitian ibu balita beerjumlah 84 orang posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tahtul Yaman. Data dikumpulkan dengan cara wawancara terhadap ibu balita dengan menggunakan kartu aksi gizi. Uji statistik yang digunakan adalah paired t-test dan regresi logistik ganda. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan pola asuh ibu (b=4,190; p=0,0001). Analisis multivariat menunjukan umur ibu (OR=3,59; p=0.009), dan pendidikan ibu (OR=3.25; p=0,016) berpengaruh terhadap pola asuh ibu. Kesimpulan. Kartu Aksi Gizi meningkatkan pola asuh ibu balita. Umur ibu dan pendidikan ibu merupakan faktor dominan yang berpengaruh terhadap pola asuh ibu balita.


2018 ◽  
pp. 87-90
Author(s):  
Nurul Devi Ardiani ◽  
Yunia Renny Andhikatias

ABSTRAK Pengetahuan kebersihan diri saat menstruasi yang baik menjadikan perilaku remaja lebih baik. Hal ini dapat menghindarkan remaja dari berbagai penyakit reproduksi yang mungkin muncul. Tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang kebersihan diri saat menstruasi di RT 01 RW1, Sruni, Boyolali. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental dengan Pre and post test without control yang menggunakan 22 sampel penelitian untuk menilai pengetahuan kebersihan diri saat menstruasi sebelum dan sesudah pemberian pembelajaran video. Pengambilan data dilakukan dua kali pada saat sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Data sebelum dan sesudah perlakuan dianalisa menggunakan Uji Paired T-Test. Hasil yang diperoleh terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata pengetahuan sebelum dilakukan pembelajaran video 4,27 dan rata-rata pengetahuan setelah dilakukan pembelajaran video7,13. Hasil uji statistik sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran video pada remaja dengan menggunakan Paired T-Test diperolah hasil 0,00 yang berarti nilai p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh pembelajaran video terhadap pengetahuan perawatan kebersihan diri saat menstruasi pada remaja RT01, RW1, Sruni, Boyolali.   Kata kunci: pembelajaran video, pengetahuan, kebersihan diri saat menstruasi       ABSTRACT Good self-hygiene knowledge during menstruation makes teenagers better in their behavior. It’s can prevent teenagers from various reproductive diseases that may arise. The present study aimed to improve adolescent knowledge about personal hygiene during menstruation. This was a quantitative study using a Quasi Experimental design and involved 22 respondents of teenagers of RT 01, RW1, Sruni, Boyolali to know their knowledge of personal hygiene during menstruation before and after giving of video learning. The data were collected twice before the treatment and after treatment. The data were analyzed using Paired T-Test. The results of analysis found there are significant differences in average knowledge before video learning 4.27 and average knowledge after learning video learning 7,13. The results of statistical test before and after video learning found a sig score of 0,00, and showed a p value of < 0.05. It was concluded that video learning variables has a significant influence on hygiene care knowledge during menstruation at adolescent RT 01, RW1, Sruni , Boyolali.   Keywords: video learning, knowledge, hygiene care during menstruation


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 441-448
Author(s):  
R. Nur Abdurakhman ◽  
Eva Latifatul Fajriyah

Salah satu aspek  yang perlu diperhatikan pada siswa sekolah  adalah percaya diri (self confidence), percaya diri merupakan salah satu modal dalam kehidupan yang harus ditumbuhkan pada  setiap siswa agar mereka dapat menjadi manusia yang bisa mengontrol berbagai aspek yang ada pada dirinya.masalah fisik, obesitas dan kurangnya berat badan, keterlambatan dalam menerima pelajaran dikelas, yang mengakibatkan seorang anak kurang percaya diri. salah satu metodenya yaitu dengan memberikan gerakan senam hook ups.  Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan senam hook ups terhadap peningkatan percaya diri anak kelas dua. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu atau quasy eksperimen tanpa kelompok pembanding (one group pretest and post test), dengan jumlah sampel sebanyak 35 siswa/i kelas dua MIN Guwa Kidul. Pengumpulan data selama satu bulan untuk pre test dilakukan dengan responden mengisi kuisioner sebelum intervensi,  post test  dilakukan pengumpulan data pada minggu ke empat . Uji statistik dengan Uji Paired t – test dengan nilai t- post test 85.636 dan p Value 0.000.Hasil uji statistik didapatkan bahwa  ada perbedaan tingkat percaya diri sebelum dan sesudah dilakukan senam Hook Ups dengan nilai mean 0,32 dan menunjukkan ada peningkatan tingkat percaya diri setelah dilakukan senam Hook Ups ( p value 0,000).Kata Kunci          : senam Hook Ups, tingkat percaya diri.ABSTRACTOne aspect to note is the school student confidence (self-confidence), self-confidence is one of the capital in a life that must be grown on each student so that they can be a man who can control every aspect of the physical dirinya.masalah, obesity and lack of weight gain, delays in receiving lessons in class, which resulted in a child's lack of confidence. one method is to provide the hook ups gymnastics movement. The purpose of this study was to determine the effect of the application of gymnastics hook ups to the increased confidence graders.The method used was experimental or quasi-experimental Quasy without comparison groups (one group pretest and post-test), with a sample size of 35 students / class i MIN Guwa two Kidul. The collection of data for a month to pre-test conducted with respondents fill out questionnaires before the intervention, post-test data collection at week four. Test statistics with the Paired t- test, post test  85.636 and p Value 0.000.Statistical test results showed that there are differences in confidence levels before and after exercise Hook Ups with a mean of 0.32 and showed no increase in confidence levels after exercise Hook Ups (p value 0.000).Keywords             : gymnastics Hook Ups, confidence level.


2018 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 31-40
Author(s):  
Joni Hendri ◽  
Mara Ipa ◽  
Aryo Ginanjar ◽  
Yuneu Yuliasih ◽  
Endang Puji Astuti

ABSTRACT The filariasis mass drug administration (MDA) program is one of the strategies to eliminate lymphatic filariasis. First round coverage in Kuningan Regency was 85.4%, but only 50% of sub-districts have reached the target. The aim of this research was to determine the improvement of knowledge, attitude, and practice (KAP) of health cadres through intervention to increase the filariasis MDA coverage in Kuningan Regency. A quasi-experimental research was conducted in Cibeureum and Cibingbin Sub-District of Kuningan Regency using pretest-posttest design from May to October 2016. Selected subjects of this research were 32 health cadres who were given intervention in the form of workshop utilizing leaflets, handbooks, and video. The difference is treatment group was taught about filariasis related materials by an expert but the control group was not. Data were analyzed with paired t-test. The result showed that there was a significant difference between pre-test and post-test in terms of KAP in both groups with p-value of 0,000, but there was no difference in value between the two groups. Thus, the study concluded that training on cadres with a filariasis expert could be an effective strategy as to increase MDA coverage. Keywords: Intervention, filariasis MDA, knowledge, cadre   ABSTRAK Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) merupakan salah satu strategi eliminasi filariasis di Indonesia. Hasil cakupan POMP putaran pertama di Kabupaten Kuningan mencapai 85,4% dari total target penduduk, namun hanya 50% kecamatan yang mencapainya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kader setelah dilakukan intervensi dalam rangka meningkatkan cakupan pengobatan filariasis di Kabupaten Kuningan. Penelitian dilakukan di Kecamatan Cibeureum dan Cibingbin, Kabupaten Kuningan pada bulan Mei - Oktober tahun 2016 dengan eksperimen semu menggunakan desain  pretest-posttest control group. Sampel penelitian adalah 32 kader yang diberi intervensi berupa pelatihan dengan media cetak  dan video. Perbedaan antara kelompok intervensi dengan kontrol adalah bahwa kelompok intervensi diajarkan materi terkait filariasis oleh seorang ahli dan kelompok kontrol tidak diberikan pelatihan. Data dianalisis menggunakan paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pada skor nilai pretest-posttest pengetahuan, sikap, dan perilaku pada masing-masing kedua kelompok dengan hubungan bermakna (p-value 0,000), tetapi tidak terdapat perbedaan nilai pretest-posttest antara kelompok intervensi dan kontrol. Hal ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi dan kontrol. Kesimpulannya bahwa pelatihan pada kader menggunakan media cetak dan video dengan narasumber pakar filariasis merupakan salah satu strategi efektif untuk meningkatkan cakupan pengobatan POMP filariasis. Kata kunci: Intervensi, POMP, pengetahuan, kader


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Nurwinda Saputri

Goals ke tiga dari tujuan Sustainable Development Goals (SDGS) adalah menciptakan derajat  kesehatan yang baik ( sistem kesehatan Nasional) Pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah. Kematian anak di Indonesia terjadi pada masa baru lahir (neonatal), bulan pertama kehidupan yang banyak disebabkan oleh infeksi. Pada saat pemotongan tali pusat ketika bayi lahir maupun pada saat perawatannya sebelum puput (terlepasnya tali pusat) akan menyebabkan penyakit tetanus neonaturum. Promosi  kesehatan  merupakan proses meningkatkan kesehatan dan mensosialisasikan kepada masyarakat agar meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan serta pengembangan lingkungan yang dapat meningkatkan derajat kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adanya Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Perawatan Tali Pusat Terhadap Perilaku ibu  merawat tali Pusat pada bayi usia 1-7 hari. Metode : Penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian analitik menggunakan  metode quasi eksperiment dengan menggunakan rancangan one group pra-post test design pengetahuan ibu dan perilaku perawatan tali pusat. Subjek penelitian adalah seluruh bayi usia 1-7 hari. Hasil Penelitian : p value : 0,000 < 0,05, artinya ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Perawatan Tali Pusat Terhadap Perilaku ibu  merawat tali Pusat pada bayi usia 1-7 hari.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 23-35
Author(s):  
Kusmawati ◽  
Idriani ◽  
Suhendar Sulaeman

Pendahuluan masa remaja merupakan suatu masa kehidupan individu dimana terjadi eksplorasi psikologis untuk menentukan identitas diri. Menikah di usia remaja menjadi topik menarik dan menjadi sasaran utama pada kerangka kerjasama SDGs (Sustainable Development Goals). Dampak dari pernikahan usia dini adalah menurunnya kesehatan reproduksi, beban ekonomi yang semakin berat, kekerasan dalam rumah tangga dan penyakit menular seksual. Metode Penelitian ini kuantitatif dengan menggunakan metode pre-eksperimental design dengan pendekatan one group pre test and post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja perempuan usia 17-19 tahun Di Desa Sadabumi Kecmatan Majenang Kabupaten Cilacap. Sampel penelitian ini adalah 67 remaja perempuan. Instrumen pada penelitian ini adalah angket kuesioner kesehatan reproduksi dan dampak pernikahan usia dini yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas oleh peneliti sebelumnya yaitu Siti Salamah. Hasil penelitian terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap remaja tentang dampak pernikahan usia dini sebelum dan sesudah diberikan paket “Remaja Sehat” dengan nilai p-value=0,001 (p<0.05). Rekomendasi untuk menambah variable baru dengan menggunakan media atau kelompok kontrol.


2020 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 427-435
Author(s):  
Naziyah Naziyah ◽  
Susanti Widiastuti

Pendahuluan: Kejadian mukositis oral grade 3-4 ditemukan pada sekitar 85% pasien kanker. Tingginya angka kejadian mukositis oral akan menghambat proses perawatan dan kesembuhan anak usia 6-12 tahun dengan kanker. Upaya mengatasi masalah yang timbul pada anak difokuskan pada intervensi keperawatan Family Centered Care. Namun, kurangnya pengetahuan keluarga tentang perawatan mukositis oral pada anak dengan kanker maka tindakan yang dapat diberikan dengan cara pemberian edukasi.Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh edukasi tentang perawatan mukositis oral terhadap keluarga pasien yang mempunyai anak dengan kankerMetode: Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental  menggunakan rancangan one group pre-post test design. Sampel berjumlah 34 responden mengggunakan teknik pengambilan sampel  purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan uji validitas Korelasi Pearson dengan hasil r hitung > r tabel (14 responden) = 0,532 dan nilai uji reliabilitas Cronbach Coefficient Alpha 0,912.Hasil Penelitian: Nilai rata-rata pengetahuan keluarga pasien yang mempunyai anak dengan kanker sebelum dilakukan edukasi sebesar 10,5882 dan sesudah dilakukan edukasi menjadi sebesar 19,0294 terjadi peningkatan sebesar 8,4412. Hasil analisis statistik paired T-test didapatkan p-value yaitu 0,000< α (0,05).Kesimpulan dan Saran : Ada Pengaruh tentang edukasi perawatan mukositis oral terhadap keluarga pasien yang mempunyai anak dengan kanker dengan nilai p value 0,000 < α (0,05). Disarankan peran keluarga menerapkannya di lingkungan rumah terhadap pemeliharaan dan meningkatan perawatan mukositis oral pada


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 124-131
Author(s):  
Edisyah Putra Ritonga ◽  
Hamonangan Damanik

Penilaian kinerja perawat merupakan suatu cara untuk mengevaluasi kinerja perawat sesuai dengan standar praktik profesional, peraturan yang berlaku dan untuk menjamin tercapainya standar praktik keperawatan profesional dan layanan asuhan keperawatan. Berdasarkan wawancara kepada perawat pelaksana dan observasi, bahwa layanan asuhan keperawatan yang diberikan kurang maksimal, pengkajian keperawatan tidak dilakukan secara berkelanjutan, kurangnya modivikasi tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan yang terjadi pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan penerapan penilaian kinerja perawat pelaksana terhadap layanan asuhan keperawatan. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode Quasi-Experimental Study dengan desain penelitian two group pre-test-post test design. Peserta pelatihan adalah kepala ruangan pada kelompok intervensi yang berada di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan. Responden penelitian untuk pengukuran layanan asuhan keperawatan pada penelitian ini adalah sebanyak 108 perawat pelaksana yang terdiri dari kelompok intervensi yaitu sebanyak 54 orang perawat pelaksana dan pada kelompok kontrol  yaitu Rumah Sakit Umum Martha Friska Medan sebanyak 54 orang perawat pelaksana. Berdasarkan hasil penelitian dan dengan melakukan uji statistik yang dilakukan pre test dan post test layanan asuhan keperwatan pada kelompok intervensi dengan uji paired t-test dengan hasil yaitu p= 0,000<0,05 yang berarti ada pengaruh. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan yang diberikan meningkatkan kemampuan kepala ruangan untuk melakukan penilaian kinerja perawat pelaksana sehingga dapat menigkatakan motivasi dan kinerja perawat pelaksana dalam melakukan layanan asuhan keperawatan. Hasil  pre test dan post test layanan asuhan keperwatan pada kelompok kontrol dengan menggunakan uji paired t-test dengan hasil yaitu p= 0,284>0,05, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test. Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan independent tes antara pre test kelompok intervensi dan kelompok kontrol didapatkan hasil p= 0,064>0,05 dan hasil uji post test kelompok intervensi dan kelompok kontrol didapatkan hasil p= 0,000<0,05. Pelatihan yang diberikan kepada kepala ruangan pada kelompok intervensi sangat berpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan kepala ruangan dalam melakukan penilaian kinerja perawat pelaksana.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document