Jurnal Kebidanan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

100
(FIVE YEARS 60)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Lppm Universitas Muhammadiyah Semarang

2549-7081, 2301-8372

2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 181
Author(s):  
Nurul Hikmah ◽  
Werna Nontji ◽  
Veni Hadju

Daun kelor merupakan tanaman yang kaya akan Beta Karoten, Protein, vitamin A, C, Kalium, Kalsium, dan Zat Besi dalam jumlah tinggi yang mudah dicerna dan diasimilasi tubuh manusia khususnya sangat diperlukan ibu hamil untuk meningkatkan kadar hemoglobin dan hepcidin. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pemberian tablet zat besi dan teh daun kelorterhadap kadar hemoglobin dan Kadar Hepcidin ibu hamil. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,Quasi Experiment non randomized control group pretest-posttest design pada ibu hamil trimester III (≥28 minggu)di Puskesmas Pangkajene dan Puskesmas Lawawoi Kabupaten Sidenreng Rappang. sebanyak 36 orang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi ibu yang mengonsumsi tablet zat besi dan teh daun kelor (n=18) dan kelompok kontrol yang mengonsumsi tablet zat besi (n=18). Implementasi dilakukan selama 60 hari kemudian dilakukan pretest dan posttest pengambilan darah,hemoglobin diukur dengan hematologi analyzer dan hepcidin diukur dengan metode ELISA.Analisis statistik dilakukan dengan mengukur pre dan post dengan paired t-test, dan untuk uji beda antar kelompok dengan independent samples t-test bila data tidak terdistribusi normal menggunakan Wilcoxon ranked t-test dan uji beda antar kelompok dengan uji mann whitney dengan tingkat signifikan p<0.05.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian tablet zat besi dan teh daun kelor pada peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil dimana (p=0,001) (p<0,05) rerata kadar hemoglobin: 11.78±0.58. Namun tidak ada pengaruh pemberian tablet zat besi dan teh daun kelor pada kadar hepcidin (p=0.429 (p>0.05) dimana rerata kadar hepcidin: 0.560±1.10, sehingga konsumsi tablet zat besi dan teh daun kelor lebih baik pada peningkatan kadar Hemoglobin.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 171
Author(s):  
Israwati Israwati ◽  
Werna Nontji ◽  
Veni Hadju

Daun Kelor (Moringa Oleifea),merupakan daun dengan ukuran kecil dengan bentuk bulat yang padat akan kandungan gizi yang tinggi. Tanaman ini memiliki potensial besar dalam mengentaskan masalah kekurangan gizi atau malnutrisi khususnya pada ibu hamil yang dapat mecegah berat badan lahir yang tidak normal atau BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran pada efek teh kelor terhadap berat badan bayi lahir, panjang badan dan berat plasenta. Metode Penelitian yang digunakan Quasi Experiment Non-Randomized control group pretest – posttest design. Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Pangkajene dan Puskesmas Lawawoi. Sampel penelitian yaitu ibu hamil dengan usia kehamilan ≥28 minggu (trimester III) sebanyak 36 sampel yang terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok Intervensi dengan memberikan tablet Fe dan teh daun kelor (n=18) dan kelompok kontrol dengan memberikan tablet zat besi (n=18). Analisis statistic dilakukan menggunakan uji independen sample T-test, Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan nilai rerata berat badan bayi lahir 3251.1±368.9  pada kelompok intervensi dan 2968.8±404.6 pada kelompok kontrol dengan selisih 282.3±35.7 (p-0.03). Nilai rerata panjang badan pada kelompok intervensi 48.61±1.37 dan 47.33±1.08 pada kelompok kontrol. (p=0.004).Nilai rerata berat plasenta pada kelompok intervensi yaitu 558.5±31.6 dan kelompok kontrol 487.2±43.0 (p=0.001). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Terdapat perbedaan Efek pemberian zat besi (Fe) dan teh daun kelor (Moringa Oleifera Tea) pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol terhadap Berat Badan Bayi Lahir, Panjang Badan dan berat plasenta


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 129
Author(s):  
Esitra Herfanda ◽  
Sri Subiyatun

Kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu faktor yg mempengaruhi terjadinya kematian ibu dan bayi. Hasil penelitian Riskesdas tahun 2013 secara nasional buku KIA saat ini belum dimanfaatkan secara optimal, ibu yang memiliki buku KIA (80,8%) namun yang bisa menunjukan ketenaga kesehatan (40,4%), yang tidak memiliki buku KIA (19,2%). Puskesmas Tempel 1 merupakan Puskesmas dengan rata-rata kunjungan  200-250 orang/har. Hasil studi pendahuluan didapatkan jumlah rata-rata kunjungan  ibu hamil sebanyak 100 orang/bulan, setelah dilakukan wawancara kepada 5 ibu hamil yang melakukan ANC, semua ibu hamil membawa buku KIA dan membaca secara sepintas. Ibu yang mengetahu isi dan memanfaatkan buku KIA 1 orang dan 4 orang ibu hamil kurang mengetahui isi dan memanfaatkan buku KIA.  Tujuan dari kegiatan ini mengetahui gambaran pemanfaatan buku KIA oleh ibu hamil di Puskesmas  Tempel 1. Desain penelitian  ini adalah deskriftif kuantitatif. Teknik sampling adalah purposif sampling, besar sampel 60 responden. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat ukur dan analisa data menggunakan univariat. Hasilnya Gambaran pemanfaatan buku KIA oleh ibu hamil di Puskesmas  Tempel 1 dari penggunaan sebanyak 60 responden (100%), pemanfaatan  informasi kesehatan sebanyak 60 responden (100%). Kesimpulan:Pemanfaatan buku KIA oleh ibu hamil di puskesmas Tempel 1 dari penggunaan dan pemanfaatan informasi kesehatan mengenai persiapan persalinan 100% positif


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 161
Author(s):  
Mariyatul Qiftiyah ◽  
Umu Qonitun

One of the complications experienced by postpartum mothers is the presence of perineal wounds which can cause more severe pain effects (Sumiaty, 2017). One of the non-pharmacological ways to reduce pain is to drink red ginger. The purpose of this study was to determine the effect of drinking red ginger on reducing the intensity of perineal wound pain in postpartum women at BPM Permata Bunda Tuban. This research method is analytic experimental with a pre-experimental design (Static-group comparison design). The sample of this study was 44 postpartum mothers which were divided into 2 groups, namely the control and treatment groups, with a systematic random sampling technique. Data analysis used Sample t-Test (Independent sample t-Test). Based on the results of the study, it was obtained from 22 respondents (postpartum mothers) on the 5th day who were not given drinking red ginger, most of the respondents experienced moderate perineal wound pain as many as 13 (59.10%), while from 22 respondents (postpartum mothers) on the 5th day, most of those who were given red ginger had mild perineal wound pain as much as 12 (54.60%). The results of the analysis using the sample t-test test found that P of 0.000 is smaller than 0.05, then H1 was accepted that there was an effect of giving red ginger to decrease the intensity of perineal wound pain in postpartum mothers at BPM Permata Bunda Tuban 


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 149
Author(s):  
Greiny Arisani ◽  
Noordiati Noordiati

Masa Nifas rentan terhadap masalah kesehatan mental. Salah satu gangguan kesehatan mental yang terjadi pada masa nifas adalah postpartum blues. Postpartum blues merupakan manifestasi pasikopatologis paling ringan dan paling umum terjadi segera setelah melahirkan pada minggu pertama sampai 10 hari setelah melahirkan puncaknya antara 3 sampai 5 hari postpartum dan menurun pada 10 sampai 12 hari sesudahnya. Postpartum blues berpotensi menjadi prediktor depresi postpartum dan jika kondisi ini berlanjut dapat menyebabkan gangguan mental yang lebih parah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kecemasan, cara persalinan dan onset laktasi dengan kejadian postpartum blues. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross sectional dengan alat pengumpul data berupa kuesioner. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi square terhadap 122 responden ibu nifas yang mendapatkan perawatan di BLUD RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 37,7% responden mengalami postpartum blues dengan skor EPDS≥10.  Terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan (OR=6,28 CI 95% 2,31-16,72; p=0,000), cara persalinan (OR=8,78 CI 95% 3,20-24,09; p=0,000) dan onset laktasi (OR=6,42 CI 95% 2,09-19,74; p=0,001 dengan kejadian postpartum blues. Dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan kecemasan, cara persalinan dan onset laktasi dengan postpartum Blues di BLUD RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 105
Author(s):  
Erna Kusumawati ◽  
Agustin Rahmawati

Trauma jalan lahir berhubungan erat dengan proses persalinan. Hal ini juga berhubungan dengan angka kesakitan dan kematian Ibu.  Proses persalinan hampir 90% yang mengalami robekan perineum,  baik dengan atau tanpa episiotomi. Antenatal Prineal Massage yang dilakukan pada periode kehamilan ≥34 minggu dapat mengurangi terjadinya insiden yang terjadi pada pasca persalinan.   Tujuan dilakukan penelitian ini adalah melihat efektifitas pemberian antenatal perineal massage terhadap pasca bersalin diantaranya lama penyembuhan   luka   perineum,   Nyeri   perineum   pasca   bersalin, Mekanisme   kontrol   urin   pasca persalinan, Mekanisme kontrol faeces pasca persalinan.    Metode yang dipakai dalam   pencapaian   tujuan   tersebut   menggunakan   uji   komparatif   atau perbedaan dengan dua kelompok sampel yang berbeda yaitu ibu hamil yang diberikan perlakuan perineal massage sebanyak 45 orang dan kelompok kontrol adalah ibu hamil yang tidak diberikan perlakuan apapun sebanyak 45 orang.   Kami menggunakan metode pendekatan melalui kelas ibu hamil di tiap wilayah.   Jenis penelitian adalah kuasi eksperimental dengan pre test- post test control group design. Hasil penelitian ini akan diaplikasikan pada setiap ibu hamil di wilayah penelitian   untuk   pencegahan   insiden/komplikasi   saat   persalinan   akibat laserasi perineum dan pasca persalinan  dengan akhir mampu menyumbang penurunan angka kesakitan dan kematian Ibu di Kota Semarang.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 119
Author(s):  
Melba Riska Utami Hutabarat ◽  
Irwanto Irwanto ◽  
Sulistiawati Sulistiawati

Stunting is a chronic condition that describes growth retardation due to long-term malnutrition. Prevalenced of stunting in Cempaka subdistrict in 2017 reached 51.25% and the stunting incidence was widely found in toddler aged 24 – 59 month. The purpose of study was to analyze the risk factors of stunting in toddler age 24 - 59 month in Cempaka subdistrict, Banjarbaru. The research was an observational analytic with case control approached. The sample was 200 peoples included mothers and toddlers aged 24-59 months according to the inclusion criteria. Subject selection by cluster random sampling for selected the group’s sample and simple random sampling for selected its sample. The data was tested using Chi Square and logistic regression at significance level α = 0.05. This analysis was performed to find the association of stunting with selected factors. The resulted of the multivariate analysis showed short birth’s length had (p=0.00; OR 14.1) and the age 24-36 month had (p=0.01; OR 1.6) while mother’s height, sex, socioeconomic status, parent’s educational status, mother’s age married, mother's malnutrition status, birth weight, exclusive breastfeeding and complementary food’s time is not a factor in stunting. The conclusion of this study that short birth’s length and aged 24 – 36 month are the most dominant risk factor of stunting in toddler aged 24 – 59 month.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 97
Author(s):  
Maria Ulfah Kurnia Dewi

The phenomenon of bullying is not only seen from the point of view of the individual perpetrators and victims, but it focuses more on the social aspects behind the phenomenon. The formation and development of youth classes are a means to provide knowledge for adolescents about health. The youth class program must be carried out continuously in schools. The National Survey of Child and Adolescent Life Experiences (SNPHAR) by the Ministry of Women's Empowerment and Child Protection (KPPPA), 2018 revealed that 3 out of 4 adolescent children who had experienced one or more types of violence reported that the perpetrators of violence were friends or their peers. The purpose of this study was to determine the relationship between adolescent peer group education and adolescent knowledge about bullying. quantitative research with analytic survey design with the population is teenagers at the Ning Amriyah Soepardo Kendal Orphanage. The sample used is 30 respondents using total sampling. The research instrument used attendance data and questionnaires. The variables studied were adolescent peer group education and adolescent knowledge about bullying. The results showed that there was a relationship between adolescent peer group education and the level of adolescent knowledge about bullying (pvalue < α).


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 141
Author(s):  
Catur Esty Pamungkas ◽  
Siti Mardiyah WD ◽  
Baiq Nurbaety

Stunting mengindikasikan masalah gizi kronis  yang berlangsung lama. Kejadian stunting berhubungan dengan berbagai macam faktor salah satunya kehamilan saat muda. Prevalensi stunting di Kabupaten Lombok Timur meningkat yaitu sebesar 34,6% pada tahun 2016 menjadi 35,1% pada tahun 2017. Kehamilan saat muda meningkatkan kejadian stunting pada balita, hal ini dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi selama hamil dan bayi yang dikandungnya. Kehamilan saat muda berdampak pada prilaku ibu saat mengasuh bayi, perilaku ibu postpartum serta kesehatan bayi dan anak, sehingga mempengaruhi pertumbuhan anak dan berakibat stunting. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kehamilan usia muda dengan kejadian stunting pada balita usia 12-59 bulan. Metode penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 789 responden pada anak balita usia 12-59 bulan dengan teknik consecutive sampling. Analisis uji statistik menggunakan analisis bivariate dengan Chi Square dan multivariate menggunakan uji regresi logistik dengan tingkat kemaknaan 5% dan CI 95%. Hasil penelitian didapatkan ibu hamil saat usia muda (< 21 tahun) sebanyak 136 responden (17%), hamil usia muda memiliki hubungan bermakna dengan kejadian stunting dengan mengontrol variabel pendapatan keluarga, dan jumlah anggota keluarga dengan nilai OR 1.59 (CI 95%: 1.086-2.328). Pendapatan keluarga menjadi variabel dominan dalam penelitian ini dengan nilai OR 2.246 (1.472-3.427).


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 111
Author(s):  
Dhesi Ari Astuti ◽  
Nurul Kurniati ◽  
Mega Ardina

HIV/AIDS merupakan salah satu ancaman terbesar terhadap pembangunan sosial ekonomi, stabilitas negara-negara berkembang. Upaya promotif sebagai bagian dari Sustainable Development Goals (SDGs) harus diimplementasikan. Implementasi kegiatan dalam promosi kesehatan diperlukan media promosi dengan berbagai cara untuk digunakan oleh pelaku promosi kesehatan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan, memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan atau mentransformasikan perilaku kesehatan kepada sasaran. Kader kesehatan telah dibuktikan dalam penelitian-penelitian sebelumnya memiliki pengaruh dalam pengetahuan, sikap atau perilaku. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas  kader  HIV/AIDS terhadap sikap dan perilaku pencegahan HIV AIDS pada ibu di Desa Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta. Metode penelitian ini dengan quasi-experimental study dengan pre test dan post test dengan analisis uji statistik Paired T test. Hasil penelitian ini secara statistik tidak terdapat perbedaan rerata sikap (p-value = 0,507 )  dan tidak terdapat perbedaan rerata perilaku pecegahan berisiko (p-value = 0,693) responden yang didampingi oleh kader yang bermakna sebelum dan sesudah satu kali pendampingan. Kesimpulan pendampingan oleh kader di Balecatur bukan merupakan faktor utama dalam promosi kesehatan untuk peningkatan sikap dan perilaku pencegahan terhadap HIV/AIDS.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document