scholarly journals PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS DENGAN MODEL ALTMAN Z-SCORE MODIFIKASI PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2020 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
Author(s):  
I Made Adnyana ◽  
Sendy Firdaus

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis potensi terjadinya <em>financial distress</em> dan tingkat klasifikasi Altman<em> Z-</em><em>score</em> pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan menggunakan metode <em>purposive sampling</em>, diperoleh sampel sebanyak 9 perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI pada periode 2013-2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat potensi <em>financial distress</em> pada perusahaan asuransi yang terdaftar di BEI. Dalam hal ini, terdapat tiga perusahaan asuransi yang berada dalam <em>grey area</em>.

JURNAL PUNDI ◽  
2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Lidya Martha ◽  
Sri Mardhatillah ◽  
Zusmawati Zus

Financial distress is the financial difficulties experience by a company before the company become bankruptcy (Mafiroh, 2016). The purpose of this study was to determine which firms would be predicted financial distress. The population in this research is manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2015. In this study, the population is used 365 companies. The process of collecting samples are using purposive sampling method. The model used to analyze the rate of financial distress is Altman Z-Score Model. The results showed that of the 15 companies that were sampled 5 (five) of them were healthy (>2,99), 2 (two) of them were financial distress (<1,81) and 8 (eight) indicated in grey area (1,81 – 2,99).  


Kinerja ◽  
2018 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 48-57
Author(s):  
Maryam Dunggio ◽  
Nur Aufa Mufidah

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Index Altman dalam memprediksi kondisi financialdistress pada perusahaan properti dan real estate tahun 2102-2017. Metode penelitian yangdigunakan adalah Altman Z-score. Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sekunderyaitu data yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan oleh setiapperusahaan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012terdapat 2 perusahaan yang mengalami zona aman dan 8 perusahaan mengalami financial distress,tahun 2013 terdapat 2 perusahaan mengalami zona aman dan 1 perusahaan grey area dan 7perusahaan financial distress, tahun 2014 terdapat 2 perusahaan zona aman dan 8 perusahaanfinancial distress, tahun 2015 terdapat 2 perusahaan mengalami zona aman dan 8 perusahaanfinancial distress, tahun 2016 terdapat 2 perusahaan zona aman, 1 grey area dan 7 financialdistress, tahun 2017 terdapat 2 zona grey area dan 8 mengalami financial distress


2019 ◽  
Vol 4 (01) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Indar Khaerunnisa ◽  
Nur Anisa Rahayu

This research aims to figure out the level of companies bankruptcy by applying Altman Z-Score at the manufacturing companies registered in the Indonesia Stocks Exchange. The result of the research has indicated that ZScore model is applicable to detect the company’s potential bankruptcy issues, especially manufacturing company subsectors of cosmetics and houseappliances. Altman Z-Score model has classified the companies into three categories; safe, grey area and distress. Based on the result of the research, for the companies which are in the grey area category are suggested to improve their financial performance and to use the benefit of all the assets properly to get the revenue as much as possible. However, for the companies which are in the safe category are suggested to increase their performance, especially marketing performance so that they will receive bigger amount of the revenue, nevertheless, the potential of financial distress can be minimized accordingly. Keywords: manufacturing company, financial distress, Altman Z-Score.


2021 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 157-163
Author(s):  
Anang Makruf ◽  
Deni Ramdani

Abstract – The aim of the study was to analyze financial distress in cigarette companies list in Indonesia Stock Exchange in 2015-2019 using 3 methods, Altman Z-Score, Zmijewski, and Springate. Purposive sampling is used in this study to determine the sampling technique. The sample used in this study released 4 cigarette companies. Descriptive asalysis with quantitative models was used to analyze data in this research. Altman Z-Score, Zmijewski, and Springate in 2015-2019 PT. HM Sampoerna Tbk, PT. Gudang Garam Tbk, and PT. Wismilak Inti Makmur Tbk is related to safe, but it is needed a company that is estimated to be grey in the Altman Z-Score calculation in 2018, PT. Wismilak Inti Makmur Tbk. The Z-score is at the limit because the companie has a ratio with a lower value in market value of equity  to book value of liabilities   Abstrak – Penelitian ini memiliki bertujuan untuk menganalisis perbandingan kesulitan keuangan dalam perusahaan sun sektor rokok di Indonesia Stock Exchange periode 2015-2019 menggunakan tiga metode. Metode yang digunakan yaitu Altman Z-Score, Zmijewski, dan Springate. Purposive sampling digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan teknik pengambilan sampel. Sampel yang digunakan berjumlah 4 perusahaan rokok. Analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif digunakan sebagai teknik analisis data. Dalam penelitian ini menjelaskan financial distress yang dihitung menggunakan metode Altman Z-Score, Zmijewski , dan Springate pada tahun 2015-2019 PT. HM Sampoerna Tbk, PT. Gudang Garam Tbk, dan PT. Wismilak Inti Makmur Tbk mengalami dalam kondisi keuangan yang sehat, namun terdapat perusahaan yang diestimasi rawan kebangkrutan pada perhitungan Altman Z-Score pada  tahun 2018 yaitu PT. Wismilak Inti Makmur Tbk. hal ini dapat terjadi  karena nilai Z-Score PT. Wismilak Inti MakmurTbk  berada pada Z < 1,81 salah satu penyebabnya ialah rendahnya rasio market value of equity terhadap liabilities.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Vinko Satrio Pekerti ◽  
Lenni Yovita

Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan salah satu model prediksi kebangkrutan bernama Altman Z-Score, khususnya model yang dapat digunakan untuk mengukur financial distress dari perusahaan-perusahaan non-manufaktur (Z”-Score), pada perusahaan-perusahaan yang masuk di dalam Indeks Saham Agrikultur di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan di dalam penelitian ini berjumlah delapan perusahaan dengan menggunakan purposive sampling method. Laporan keuangan tahunan perusahaan dari tahun 2010 sampai 2017 merupakan jenis data sekunder yang digunakan di penelitian ini.Analisa deskriptif kuantitatif digunakan untuk mendiskusikan hasil perhitungan Z”-Score masing-masing perusahaan sampel di setiap tahun observasinya. Diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran dan solusi bagi pihak manajemen perusahaan untuk memperbaiki kondisi keuangan di perusahaan yang dikelolanya. Di sisi lain, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi para investor sebagai salah satu alat pengambilan keputusan untuk menempatkan dana investasinya pada perusahaan yang tepat.Kata Kunci: Altman Z-Score; Kebangkrutan; Investasi


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 15-24
Author(s):  
Fataya Manika ◽  
Alamsyah Alamsyah AB ◽  
Iwan Kusmayadi
Keyword(s):  
Z Score ◽  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi financial distress Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia Subsektor Semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2015 dengan menggunakan model Altman Z-Score Modifikasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder pada perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015, yaitu berupa laporan keuangan dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Indonesia Tbk. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Altman Z-Score Modifikasi. Hasil akhir penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2015 diklasifikasikan menjadi tiga kategori perusahaan, yaitu perusahaan yang masuk dalam kategori Distress Area, Grey Area, dan Non Distress Area. Hasil analisis menunjukkan bahwa PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan PT. Semen Indonesia Tbk secara konsisten masuk dalam kategori Non Distress Area pada periode 2011-2015, kedua perusahaan tersebut masuk dalam kategori sehat dan tidak berpotensi mengalami kebangkrutan. Selain itu terdapat satu perusahaan yang mengalami financial distress pada tahun 2013-2015 dan berpotensi mengalami kebangkrutan dimasa yang akan datang yaitu PT. Holcim Indonesia Tbk. Pada tahun 2013 PT. Holcim Indonesia Tbk masuk dalam kategori grey area. PT. Holcim Indonesia Tbk masuk dalam kategori distress area pada tahun 2014 dan 2015. Pada kondisi ini, perusahaan berpotensi mengalami kebangkrutan dan harus segera melakukan berbagai upaya penanganan tanda awal kebangkrutan melalui manajemen yang tepat.Kata kunci : Financial Distress, Laporan Keuangan, Model Altman Z-Score Modifikasi


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 55
Author(s):  
Agustina Nilasari

                                                     ABSTRACTThis research intends to examine the effect of insurance company financial ratios, namely solvency margin ratio, risk based capital, firm size, inflation and exchange rate on the estimated financial distress of life insurance companies. As well as general public listed on the Indonesia Stock Exchange from 2015 to 2019. This research is important considering that there have been cases of default by insurance companies. The research information in this research is secondary data obtained in the annual report which is sourced from BEI website and insurance company websites. The sample technique in this research is a purposive sampling technique, there are 35 samples that meet the standards to become samples. Insurance companies experiencing financial distress are determined based on the non-manufacturing Altman Z-score method. Multiple linear regression is the research technique chosen by researchers. This research results in the conclusion that only the firm size variable has an influence on financial distress estimates. The independent variables are able to explain the financial distress variable as much as 32.8%, the deficiency as much as 67.2%, which illustrates the variables that cannot be taken into account in the analysis of this study.                                                 ABSTRAKRiset ini bermaksud untuk menelaah pengaruh rasio keuangan perusahaan asuransi yakni solvency margin ratio (SMR), risk based capital (RBC), ukuran perusahaan (UK), inflasi (INF) serta nilai tukar (NT) terhadap perkiraan timbulnya keadaan financial distress perusahaan asuransi jiwa serta umum yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia dari rentang waktu 2015 sampai 2019. Penelitian ini penting mengingat adanya kasus gagal bayar perusahaan asuransi. Informasi penelitian di dalam riset ini merupakan data sekunder yang didapatkan pada annual report yang bersumber dari website BEI serta website perusahaan asuransi. Teknik sampel di dalam riset ini merupakan teknik purposive sampling, terdapat 35 sampel yang memenuhi standar untuk menjadi sampel. Perusahaan asuransi yang mengalami financial distress ditentukan berdasarkan metode Altman Z-score non manufaktur. Regresi linier berganda menjadi teknik penelitian yang dipilih oleh peneliti. Riset ini menghasilkan kesimpulan bahwa hanya variabel ukuran perusahaan (UK) yang ada pengaruh terhadap perkiraan financial distress. Variabel bebas mampu memaparkan variabel financial distress sebanyak 32,8%, kekurangan sebanyak 67,2% digambarkan variabel yang tidak dapat diperhitungkan di dalam analisis penelitian ini.


Author(s):  
Rianti Fifriani ◽  
Perdana Wahyu Santosa

Bankruptcy prediction is needed to assess the prospect of going concern and sustainability of the corporations in the future. This study aims to predict the bankruptcy of corporates with the Altman Z-Score Modification model in the telecommunications industry in Indonesia. The data used are the financial statements of the telecommunications industry that listing on the Indonesia Stock Exchange for the period 2011-2015. Samples for this study uses purposive sampling according to company criteria. The results of the study using the Altman Z-score modification method found two potentially bankrupt companies, namely Bakrie Telecom, Tbk, and Smartfren, Tbk. While Indosat, Tbk, and XL Axiata, Tbk have high financial distress potential due to liquidity and profitability problems that tend to weaken. Meanwhile, Telkom Indonesia, Tbk, and Infracom Inovisi financial concessions are relatively healthy and have the right business expectations


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 15-24
Author(s):  
Fataya Manika ◽  
Alamsyah Alamsyah AB ◽  
Iwan Kusmayadi
Keyword(s):  
Z Score ◽  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi financial distress Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia Subsektor Semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2015 dengan menggunakan model Altman Z-Score Modifikasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder pada perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015, yaitu berupa laporan keuangan dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Indonesia Tbk. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Altman Z-Score Modifikasi. Hasil akhir penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2015 diklasifikasikan menjadi tiga kategori perusahaan, yaitu perusahaan yang masuk dalam kategori Distress Area, Grey Area, dan Non Distress Area. Hasil analisis menunjukkan bahwa PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan PT. Semen Indonesia Tbk secara konsisten masuk dalam kategori Non Distress Area pada periode 2011-2015, kedua perusahaan tersebut masuk dalam kategori sehat dan tidak berpotensi mengalami kebangkrutan. Selain itu terdapat satu perusahaan yang mengalami financial distress pada tahun 2013-2015 dan berpotensi mengalami kebangkrutan dimasa yang akan datang yaitu PT. Holcim Indonesia Tbk. Pada tahun 2013 PT. Holcim Indonesia Tbk masuk dalam kategori grey area. PT. Holcim Indonesia Tbk masuk dalam kategori distress area pada tahun 2014 dan 2015. Pada kondisi ini, perusahaan berpotensi mengalami kebangkrutan dan harus segera melakukan berbagai upaya penanganan tanda awal kebangkrutan melalui manajemen yang tepat.Kata kunci : Financial Distress, Laporan Keuangan, Model Altman Z-Score Modifikasi


2017 ◽  
Vol 3 (11) ◽  
pp. 900
Author(s):  
Siti Zulaikah ◽  
Nisful Laila

This study aims to find out the comparison between the prediction of financial distress of Islamic Banks in Indonesia and that of Islamic Banks in Malaysia before and after the global crisis 2008 using quantitative method and purposive sampling. The prediction of financial distress was done by using Altman Z-score measuring. The technique used to examine the financial distress is Mann-Whitney, and for those after the crisis were examined using Independent sample T-test. The result of this research shows that there is a significant difference between Islamic banks in Indonesia and those in Malaysia either before or after the global crisis 2008 with 5% significance level. The Islamic banks in Indonesia are in secure zone either before or after the crisis. However, the Islamic banks in Malaysia are in grey areawhich cannot be made sure of the bankruptcy either before or after the crisis.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document