scholarly journals Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi melalui Pendekatan Kontekstual dengan Inspirator Lingkungan Sekolah Siswa Kelas VIII.1 SMP Negeri 1 Brang Rea Tahun Ajaran 2018/2019

2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 103-110
Author(s):  
Saerni
Keyword(s):  

Menurut hasil diagnosis penulis bersama guru mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya kelas VIII.1 di SMP Negeri 1 Brang Rea, ternyata akar penyebab masalah ini dapat diidenfikasi sebagai berikut (1) siswa sangat jarang diberikan kesempatan mengembangkan kemampuan menulis karangan narasi, (2) siswa lebih sering disuruh menghafal jenis-jenis paragraf, tanpa diminta mencoba menulis paragraf, (3) pelajaran menulis masih ditakuti siswa, (4) pelajaran menulis membosankan bagi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengungkap bahwa penerapan pendekatan kontekstual dengan inspirator lingkungan sekolah dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 1 Brang Rea tahun pelajaran 2018/2019, dan mengetahui serta menemukan langkah-langkah pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 1 Brang Rea tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dan dilakukan dalam tiga siklus, yang pada ketiga siklus tersebut membahas satu aspek kebahasaan yakni “menulis karangan narasi”. Sesuai dengan rancangan penelitian tindakan, pada setiap siklus dilakukan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, refleksi tindakan dan hasil-hasilnya. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah dengan teknik lembar observasi dan teknik tes. Data diolah dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data, ternyata pendekatan kontekstual dapat meningkatkan mutu pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 1 Brang Rea, tahun pelajaran 2018/2019. Hal ini dapat dicermati dari perolehan nilai rata-rata siswa yang mengalami peningkatan yang signifikan. Pada hasil tes awal nilai rata-rata siswa hanya mencapai 60. Nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan pada tes siklus I menjadi 68, meningkat menjadi 78 pada siklus II. Pendekatan kontekstual dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk berkompetisi di dalam menyusun karangan narasi sesuai dengan ciri-ciri karangan narasi. Perubahan tingkah laku atau sikap tampak dalam pembelajaran menyusun karangan narasi.

2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 145
Author(s):  
Sarjan Kase
Keyword(s):  

Abstrak Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penerapan semantik dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 3 Gorontalo. Selain itu, penelitian ini juga memberikan gambaran yang spesifik terhadap persoalan pembelajaran semantik di sekolah. Data diambil dari kalimat yang disampaikan oleh seorang guru berkenaan dengan semantik. Sumber data diambil dari buku semantik yang telah ditulis oleh pakar dan wawancara kepada sesama guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 3 Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa makna semantic yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu, makna afektif, makna denotatif, makna deskriptif, makna emotif, makna kiasan. Selain itu, ditemukan juga beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi persoalan pembelajaran semantik di sekolah.


2017 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 34-42
Author(s):  
Wawan Wiraatmaja
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui aktivitas belajar peserta didik kelas V SDN-3 Pahandut Palangkaraya tahun pelajaran 2015/2016 dalam menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dengan menggunakan media animasi, (2) untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar peserta didik dalam menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dengan menggunakan media animasi kelas V pada SDN-3 Pahandut Palangkaraya tahun pelajaran 2015/2016. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian berjumlah 19 orang peserta didik. teknik pengmpulan data berdasarkan pada hasil siklus pada saat proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) aktivitas peserta didik kelas V SDN-3 Pahandut Palangkaraya tahun pelajaran 2015/2016 dalam kemampuan menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dengan menggunakan media animasi lebih aktif dengan skor rata-rata siklus I 2,4 dengan kriteria cukup dan siklus II 3,5 dengan kriteria baik. (2) Peningkatan hasil belajar peserta didik kelas V pada SDN-3 Pahandut Palangkaraya tahun pelajaran 2015/2016 dalam menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dengan menggunakan media animasi lebih meningkat, dibuktikan dengan hasil Siklus I 67,63 dengan ketuntasan klasikal 52,63% Dan Siklus II 80,52 dengan ketuntasan klasikal 100%. Dari hasil yang diperoleh tersebut ada peningkatan antara hasil siklus I dan siklus II.


2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 01-10
Author(s):  
Alpansyah Alpansyah ◽  
Abdul Talib Hasim

The aims of this study were: (1) to identify an increase in students' understanding of the value of mutual cooperation through the use of reader response rules in Indonesian Language Learning (KRPDPBI); (2) identifying the use of the reader response principle in Indonesian Language learning (KRPDPBI) there are differences between male and female students. The design of this study used a quasi-experimental study with two different methods. The results showed that (1) the achievement of the score of understanding the value of mutual cooperation for students taught by KRPDPBI was better than for students taught by regular learning according to the curriculum; (2) the achievement of the understanding of the value of male students' mutual cooperation is no better than that of female students.


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Nismarni Nismarni

In the background backs Indonesian learning results obtained by the students is very low because the method of learning that are not relevant. Classroom action research aims to determine the implementation of cooperative learning model Numbered Heads Together (NHT) to improve learning outcomes Indonesian grade IV A SD Negeri 78 Pekanbaru on instructional materials do. The experiment was conducted in two cycles each cycle two meetings and one daily tests. Each cycle stages are: planning, implementation, observation and reflection. Data from the activity of teachers and students in the can from the observation sheet, while, learning outcomes in getting the daily test results. The results showed the activities of teachers and students has increased, in the first cycle of meetings I obtained a score of 33 (68.75%), in the first cycle of meetings II obtained a score of 38 (79.17%), the second cycle of meetings I obtained a score of 40 (83 , 33%), and the second cycle II meeting obtained a score of 44 (91.67%). And in the first cycle of the first meeting of student activity data obtained a score of 27 (56.25%), in the first cycle II meeting increased with the acquisition of a score of 36 (75.00%), and the second cycle first meeting increased to 41 (85.42 %), the second cycle II meeting increased to 45 (93.75%). Learning outcomes of students has increased, this is evidenced by: the preliminary data the number of students who reach KKM amounted to 10 students (28.57%) with an average of learning outcomes at 65.37. Increased in the first cycle by the number of students who completed totaling 26 students (74.28%) with an average of learning outcomes at 76.00. And the second cycle increases with the number of students 32 students (91.42%) with an average of learning outcomes at 86.86. Based on these results it can be concluded that the implementation of cooperative learning model NHT can improve learning outcomes Indonesian grade IV A SD Negeri 78 Pekanbaru. 


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 24
Author(s):  
Gusliarni Gusliarni

This research is motivated by the lack of listening skills obtained by the students, it is seen from the results of an assessment of the listening skills of students still achieved an average grade 56.32 or reach under the KKM predetermined value is 70. This study aims to determine whether the Team Learning model Listener can improve listening skills of students in the subject of Indonesian student Class V SD Negeri 007 Pagaran Tapah Darussalam Rokan Hulu. The subjects were 38 students in the academic year 2014-2015. Form of research is classroom action research. The data collection technique used is the technique of test and non test. Based on the results, it can be concluded that the ability to listen to the story class V students of SD Negeri 007 Pagaran Tapah Darussalam Rokan Hulu can be improved by applying the learning model listener team. On average ability to listen to stories of students in the early test is average with the average value of 56.32 by the medium category, and in the first cycle rose to 69.47 in the medium category, while in the second cycle listening skills of students categorized as high with the percentage of the average value of 76, 58 with a high category. Therefore, the success rate has exceeded 70 of the total number of students, which means that most students have achieved success predetermined value (minimum 75%).


2017 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 713
Author(s):  
Mukhlis '

Based on the observation of some teachers found the symptoms as follows: the lack of abilityof Indonesian teachers in designing learning program (RPP), the learning device is only usedas a supplement and not to the needs of teaching, most teachers again if asked the lessonanswered not have or has not been made. The purpose of this research is to improve theability of Indonesian teachers in designing learning program (RPP) at SDN 015 PagaranTapah Darussalam through the method of administration tasks. This type of research is actionresearch school. Subjects in this study were teachers Indonesian as many as 12 people. Basedon the analysis and discussion can be concluded that the method of administration tasks canimprove the ability of Indonesian teachers in making learning device in SDN 015 PagaranTapah Darussalam through the method of administration tasks. Under these conditions, thelevel of acceptance of teachers increased. The aspect ratio capability Indonesian teachers inpreparing lesson plans through the provision of duty cycle I and II of the increase from 56%and the second cycle to 79%.


2017 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 79
Author(s):  
Tri Mulyani

The background of this research is to learn Indonesian low yields, it is proved that out of 28students only 14 Siwa which reached KKM. To the researchers conduct classroom actionresearch with the aim to improve learning outcomes Indonesian. This research is a class actwho do sebanya two cycles by applying the method of exercise. This research was conductedin SD Negeri 009 Air Emas Kecamatan Ukui. The data used in this study is the activity dataand the teacher and student learning outcomes. Based on the research data showed that theactivities of teachers and students has increased at each cycle, as evidenced by getting ascore, namely: (a) the activities of teachers has increased in each cycle, the first cycle ofmeetings I gained a score of 9 (37.50%), the first cycle II meeting obtain a score of 14(58.33%), the second cycle of meetings I obtain a score of 19 (79.16%). And the second cycleII meeting obtain a score of 21 (87.50%). Additionally the activity of students has increased ateach cycle. At the meeting I cycle I obtained a score of 9 (37.50%), in the second meeting ofthe second cycle obtain a score of 16 (66.68%), at a meeting I cycle II obtained a score of 18(75.00%). And at the second meeting of the second cycle obtain a score of 22 (91.67%); and(b) the learning outcomes of students has increased at each cycle. In the first cycle thenumber of students who scored at intervals of> 80 amounted to 0 (0%), at intervals of 75-84value amounted to 7 students (25.00%), at intervals of 65-74 values were 12 students(42.85%) and at intervals of 55-64 value amounted to 9 students (32.14%). In the secondcycle the number of students who scored at intervals of> 80 amounted to 0 (0%), at intervalstotaling 21 students grades 75-84 (75.00%), at intervals of 65-74 grades are 5 students(17.85%) and at intervals of 55-64 value amounted to 2 students (7.14%). Additionallymastery learning students also increased, in the first cycle is the number of students whocompleted the 19 students (67.85%) increased in the second cycle by the number of 26students (92.85%).


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Salamiah Salamiah

The learning of listening to the story of the child has been given to the students of grade VI of SD Negeri 020Tembilahan Hilir. However, the existing picture shows that classically, the result only reaches an average of20% or is not satisfactory based on preliminary tests. This research is a classroom action research conducted byclass VI SD Negeri 020 Tembilahan Hilir with subject 20 people. Data collection techniques through tests andobservations. Then the analysis technique is done descriptively. The result of the research concludes that thestudents' learning achievement has increased. This is seen in the preliminary study of 20%, or only 4 studentsout of 20 students completed, in the first cycle increased to 50% because of 20 students 10 students, and in thesecond cycle increased by 85% of 20 students 17 students.


2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 771
Author(s):  
Bela Nurzaman
Keyword(s):  

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional tampaknya mulai meredup dewasa ini. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional di antaranya berfungsi sebagai lambang identitas nasional, alat pemersatu masyarakat yang berbeda latar belakag sosial budaya dan bahasanya, serta sebagai alat perhubungan antarbudaya antardaerah mulai ditinggalkan oleh penutur aslinya. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar kini mulai mengalami pergeseran di kalangan pemakainya. Hal demikian bukan tidak mungkin akan menjadi masalah bagi eksistensi bahasa Indonesia. Pemakai bahasa Indonesia perlu dibina. Bukan berarti anti terhadap bahasa asing, namun seorang pemakai bahasa juga harus punya sikap bahasa yang positif dan kebanggaan terhadap bahasa bangsanya. Salah satu sikap bahasa yang dapat dijadikan alternatif untuk pembinaan bahasa ialah dengan disiplin berbahasa. Disiplin berbahasa nasional merupakan pematuhan aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa Indonesia dengan memperhatikan situasi dan kondisi pemakaiannya. Setiap warga negara Indonesia, pada dasarnya adalah pemakai sekaligus pembina bahasa Indonesia. Tujuan utama pembinaan bahasa Indonesia ialah menumbuhkan dan membina sikap positif terhadap bahasa Indonesia.


2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 586
Author(s):  
Agus Wismanto
Keyword(s):  

Agar siswa mampu berkomunikasi. pembelajaran bahasa Indonesia haruslah diarahkan untuk membekali siswa terampil berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran bahasa. ditentukan oleh beberapa faktor. di antaranya: guru,  siswa,  media pembelajaran/ bahan ajar,  model dan metode. teknik, suasana belajar. dan teknologi pembelajaran.Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini akan menjelaskan bagaimana pengembangan bahan ajar ini digunakan dengan model dan metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, serta menjelaskan langkah-langkah praktis penerapan model dan metode dalam pembelajaran Bahasa IndonesiaPembelajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan untuk memberikan keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan pembelajarannya, selain mengunakan bahan ajar yang sesuai juga harus menggunakan pendekatan, metode. model. teknik dan strategi yang memadai agar dapat diperoleh hasil yang optimal.Banyak pendekatan. metode. model. teknik dan strategi yang dapat dipilih sesuai dengan karakteristik dan tujuan pembelajaran. Tidak satupun model. metode. teknik. dan strategi yang paling baik. yang ada adalah kesesuaian dengan kondisi siswa. lingkungan dan materi ajar. Oleh sebab itu dalam pemilihannya dibutuhkan upaya yang cermat dan sungguh-sungguh, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document