scholarly journals HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, STRES DAN POLA TIDUR DENGAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA MAHASISWI PRODI D3 FARMASI STIKES KHARISMA PERSADA

Author(s):  
Lela Kania Rahsa Puji ◽  
Nurwulan Adi Ismaya ◽  
Tri Okta Ratnaningtyas ◽  
Nur Hasanah ◽  
Nada Fitriah

Masalah kesehatan reproduksi yang sering dialami oleh wanita dalam masyarakat adalah gangguan mestruasi. Di Indonesia 260 wanita usia subur 95% mengalami minimal satu gejala Premenstrual syndrom(PMS) , antara gejala sedang sampai berat sebanyak 3,9%. Dari studi pendahuluan di STIKes Kharisma Persada Pamulang didapatkan 66,7% wanita mengalami gejala ringan dari premestrual syndrome (PMS), sedangkan 33,3% wanita mengalami gejala sedang sampai gejala berat dari premenstrual syndrome (PMS). Tujuan : menganalisis aktivitas fisik, stres, dan pola tidur terhadap Premenstrual Syndrome (PMS) kepada mahasiswi PRODI D3 farmasi STIKes Kharisma Persada Pamulang. Metode kuantitatif dengan cross sectional. Sampel sebesar 97 secara simple random sampling. Kuesioner diisi oleh responden melalui google form, analisa data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan terdapat hubungan bermakna di setiap variabel aktivitas fisik, stres dan pola tidur terhadap kejadian Premenstrual syndrom(PMS) .

2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Tiffani Tantina

Premenstrual syndrome is quite high, with almost (75%) of women of childbearing age around the world experiencing premenstrual syndrome. Country of Indonesia itself the number of events around (70-90%), which occurs in women of childbearing age and more often found in women aged 20-40 years. This figure indicates that Premenstrual Syndrome in Indonesia is quite a lot that needs to be done countermeasures to stay and overcome it. Low knowledge of the various forms of adolescents have risky behavior / action. The purpose of this study was to analyze the relationship between the variables studied and knowledge with Premenstrual Actions Syndrome. This research method uses pure quantitative in cross sectional approach. The research subjects were female teenagers residing in the new village of Pancur Batu sub-district, which faced 90 people who were 12-16 years old. Random sampling technique by simple random sampling. Data analysis was done by Chi-Square test with multiple Linear regression test. The result of the study was no correlation between end result of age, education, first menstruation with action of overcoming premenstrual syndrome , the most dominant and significant variable is age, and knowledge also has a significant relationship with the action of overcoming premenstrual syndrome.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Tiffani Tantina

Premenstrual syndrome is quite high, with almost (75%) of women of childbearing age around the world experiencing premenstrual syndrome. Country of Indonesia itself the number of events around (70-90%), which occurs in women of childbearing age and more often found in women aged 20-40 years. This figure indicates that Premenstrual Syndrome in Indonesia is quite a lot that needs to be done countermeasures to stay and overcome it. Low knowledge of the various forms of adolescents have risky behavior / action. The purpose of this study was to analyze the relationship between the variables studied and knowledge with Premenstrual Actions Syndrome. This research method uses pure quantitative in cross sectional approach. The research subjects were female teenagers residing in the new village of Pancur Batu sub-district, which faced 90 people who were 12-16 years old. Random sampling technique by simple random sampling. Data analysis was done by Chi-Square test with multiple Linear regression test. The result of the study was no correlation between end result of age, education, first menstruation with action of overcoming premenstrual syndrome ,the most dominant and significant variable is age,and knowledge also has a significant relationship with the action of overcoming premenstrual syndrome.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 160
Author(s):  
Ziah Datul Kamilah ◽  
Budi Utomo ◽  
Baksono Winardi

Abstrak Latar Belakang: Premenstrual syndrome merupakan munculnya gejala yang dirasakan baik fisik, emosi maupun perilaku sehingga berakibat adanya stres yang dapat berulang setiap adanya fase sebelum menstruasi. Efek dari PMS tersebut dapat sampai mengganggu aktivitas dan konsentrasi belajar terutama pada siswi yang masih sekolah. Studi pendahuluan yang sudah dilakukan di SMP Negeri 29 Surabaya diketahui data dari catatan perbulan UKS bahwa terdapat siswi yang masuk UKS dikarenakan mengeluh sakit perut, pusing dan mual sebelum menstruasi, setelah dilakukan wawancara sebanyak 15 siswi terdapat 15 yang mengalami gejala premenstrual syndrome dengan tingkatan yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara aktivitas fisik dan usia menarche dengan kejadian premenstrual syndrome. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 206 siswi sesuai dengan kriteria inklusi. Sampling dilakukan dengan simple random sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik dan usia menarche, sedangkan variabel dependennya adalah kejadian premenstrual syndrome. Cara mengetahui tingkat signifikan, data yang sudah terkumpul diuji dengan uji statistik Chi-square pada tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa sebesar 57,6% remaja putri melakukan aktivitas fisik dengan kategori rendah, 29,8% remaja putri mengalami menarche dini, dan sebesar 71,2% remaja putri mengalami premenstrual syndrome ringan. Hasil: Hasil penelitian setelah dilakukan uji Chi-square diperoleh untuk aktivitas fisik nilai p = 0,030 (p≤0,05) yang berarti ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian premenstrual syndrome, dan untuk usia menarche nilai p = 0,073 (p≥0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian premenstrual syndrome. Kesimpulan: Kebiasaan untuk beraktivitas fisik yang tepat dan rutin serta mengurangi stres dapat mengatasi dan mengurangi keluhan premenstrual syndrome yang dialami.Abstract Background: Premenstrual syndrome (PMS) is the symptoms that are felt both physically and emotionally as well as behaviorally, resulting in stress that can recur at every phase before menstruation. The effects of PMS can interfere in learning activity and concentration of female students who are still at school. Preliminary studies conducted at SMP Negeri 29 Surabaya and monthly data records from its UKS revealed that there were students who entered UKS because they experienced abdominal pain, dizziness and nausea before menstruation. After conducting an interview to 15 female students, there were 15 students who experienced symptoms of premenstrual syndrome at different levels. This research aims to study the relationship between physical activity and age of menarche with premenstrual syndrome. Method: This study was an observational analytic study with a cross sectional approach. The total sample was 206 students according to the inclusion criteria. Sampling is done by using simple random sampling. The independent variable in this research is physical activity and age of menarche, while the dependent variable is the phenomena of premenstrual syndrome. The significant level can be found out by testing the collected data using Chi-square statistical test with the significant level α = 0.05. The results showed that 57.6% of female adolescents did physical activity in a low category, 29.8% of female adolescents had early menarche, and 71.2% of female adolescents had mild premenstrual syndrome. Results: The results of the Chi-square test showed that physical activity’s value p = 0.030 (p≤0.05) means that there is a relationship between physical activity and the phenomena of premenstrual syndrome, and age of menarche’s value p = 0.073 (p≥0, 05) means that there is no relationship between age of menarche and the phenomena of premenstrual syndrome. Conclusion: Habits for proper and routine physical activity and reducing stress can overcome and reduce the symptoms of premenstrual syndrome. 


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Dina Athanmika

<p>Merokok adalah perilaku penggunaan .Wabah tembakau atau rokok telah meracuni dan membunuh 4 juta penduduk dunia setiap tahunnya.  Berdasarkan laporan WHO tahun 2008 ditemukan 24,1% remaja pria Indonesia adalah perokok. Konsumsi rokok di Indonesia meningkat lebih cepat dibandingkan negara-negara lain. Pada kelompok umur 10-14 tahun, jumlah perokok meningkat dari 0.3% menjadi 1.4% dalam kurun waktu 18 tahun (1995-2013), dan pada kelompok umur 15-19 tahun terjadi peningkatan dari 7,1% ke 18,3%.  Hasil Riskesdas 2013, menunjukkan bahwa terdapat 30,3% perokok aktif di Sumatera Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok didalam rumah Kelurahan Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Tahun 2014.Penelitian menggunakan desain <em>cross sectional</em>. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga  perokok yang berada di Kelurahan Tarok Kecamatan Payakumbuh   Utara   dengan   jumlah   sampel   162   responden   dan   dipilih menggunakan teknik Simple Random Sampling. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat (Uji Chi-Square).Hasil analisis univariat didapatkan sebagian besar (89,5 %)  responden mempunyai perilaku merokok, 62,3% responden memiliki sikap negatif, terdapat 51,2% responden memiliki <em>perceive behavioral </em>yang tinggi, dan 56,8 % responden memiliki peran ibu rumah tangga yang tidak optimal. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peran ibu rumah tangga (p = 0,032 ; OR = 3,6), tidak ada hubungan sikap (p = 0,958 ; OR =1,18) dan <em>perceive behavioral </em>(p = 0,152 ; OR = 2,5) dengan perilaku merokok didalam rumah.penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan peran ibu rumah tangga terhadap perilaku merokok. menjalin kerjasama dengan tokoh masyarakat   dalam memberikan informasi dan pengetahuan kepada warga berupa penyuluhan kesehatan tentang merokok agar dapat menghentikan kebisaan merokok didalam rumah.</p>


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 235
Author(s):  
Dian Sari

<p><em>Pulmonary Tuberculosis is one of the infectious diseases that become the main problem of Indonesian society. Based on a survey conducted at Andalas Public Health Centre obtained PMO (supervisor taking medicine) TB Lungless provide support to the patient of Pulmonary TB.. This study aims to determine the relationship of knowledge and attitude with the support of family as the PMO of Pulmonary TB patients. The study was conducted at the Andalas Public Health Centre Padang in 2017. The type of descriptive analytic research using a cross-sectional approach with a sample of 59 people taken from a population of 145 people PMO using simple random sampling systematic techniques. The results showed that 27.1% of PMO was not good at providing support, 32.2% knowledge was low, and 37.3% had a negative attitude. Chi-square test concluded that there is a significant correlation between knowledge (p = 0,036), and attitude (p = 0,000), with family support as PMO in Public health centre working area Andalas Padang of the year 2017. The result of this research can be used as a reference in improving TB program Lung so it can reduce the incidence of Pulmonary TB in Public health centre working area Andalas Padang.</em><em></em></p><p> </p><p><em>Tuberkulosis Paru merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah utama masyarakat Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan di Puskesmas Andalas Kota Padang didapatkan sebahagian PMO (pengawas minum obat) TB Paru kurang memberikan dukungan kepada penderita TB Paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan dukungan keluarga sebagai PMO penderita TB Paru.Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Padang Tahun 2017. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectionaldengan sampel sebanyak 59 orang yang diambil dari populasi 145 orang PMO menggunakan teknik sistematik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan 27,1% PMO kurang baik dalam memberikan dukungan, 32,2% pengetahuan rendah, dan 37,3% mempunyai sikap negatif. Uji chi-square disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p= 0,036), dan sikap (p=0,000), dengan dukungan keluarga sebagai PMO di Wilayah kerja Puskesmas Andalas Padang Tahun 2017. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam meningkatkan program TB Paru sehingga dapat menurunkan angka kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Padang</em></p>


2021 ◽  
Vol 6 (12) ◽  
pp. 6073
Author(s):  
Atni Primanadini ◽  
Cast Torizellia ◽  
Lisa Setia

Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia yang disebabkan oleh virus Sars Cov-2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan dan perilaku gerakan mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker terhadap angka kejadian Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional yaitu peneliti melakukan pengukuran variabel pada satu waktu tertentu yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Indrasari yang berjumlah 5444 orang, sampel sebanyak 400 responden dengan tehnik pengambilan sampel Simple Random Sampling. Hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan ada pengaruh yang antara pengetahuan (p-value= 0,000, OR=0,18) dan perilaku (p-value=0,000, OR=0,29) gerakan 3M terhadap angka kejadian Covid-19. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku gerakan 3M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak terhadap angka kejadian Covid-19


Jurnal Surya ◽  
2020 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 38-44
Author(s):  
Diah Eko Martini

Perubahan pola menstruasi merupakan efek samping yang umum pada penggunaan kontrasepsi implant, hal ini merupakan faktor utama akseptor implant menghentikan menggunakan metode ini, namun belum bisa dipastikan sejak kapan perubahan pola menstruasi ini mulai terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lama penggunaan implant terhadap pola menstruasi di PMB Kirang Naning Amd.Keb Desa Kedali Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan. Desain penelitian ini menggunakan analtik dengan pendekatan cross sectional, jumlah populasi sebanyak 35 responden dengan besar sampel sebesar 33 responden, teknik yang di ambil dengan simple random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Uji statistic menggunakan  uji chi-square dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus menstruasi akseptor kb implant 3 bulan-1 tahun mengalami siklus menstruasi normal sedangkan >1 tahun sebagian besar (71,4%) mengalami amenorea, sedangkan lama menstruasi akseptor kb implant 3 bulan-1 tahun mengalami lama menstruasi normal, sedangkan >1 tahun hampir seluruhnya (80,0%) mengalami hiperminorea. dari uji statistik diperoleh Dimana nilai Ρ 0,001 dimana Ρ<0,05 artinya H0 ditolak dan H1 diterima sehingga ada hubungan lama penggunaan implant dengan siklus menstruasi. Ρ 0,011 dimana Ρ<0,05 artinya H0 ditolak dan H1 diterima sehingga ada hubungan lama penggunaan implant dengan lama menstruasi. Rekomendasi dari penelitian ini, perlu adanya informasi tentang lama penggunaan implant dengan cara memberikan konseling sebelum pemilihan metode kontrasepsi. Kata kunci : Lama penggunaan implant, siklus, lama menstruasi   


2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Norhalida Rahmi ◽  
Syamsul Arifin ◽  
Endang Pertiwiwati

ABSTRAKSkabies merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh infeksi dan sensitisasi oleh tungau Sarcoptes scabei var hominis (Sarcoptes sp.). Penularan dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Salah satu dampak kejadian skabies yaitu personal hygiene yang buruk. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan personal hygiene dengan kejadian penyakit skabies pada santri Wustho di Pondok (SMP) Pesantren Al-Falah Putera Banjarbaru. Metode penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan cross-sectional.Tteknik sampling menggunakan probality sampling dengan simple random sampling. Populasi penelitian adalah seluruh santri wustho kelas 1 yang berasrama sebanyak 341 santri. Sampel yang digunakan ada 184 santri yang berasrama.H asil analisis didapatkan personal hygiene baik terkena skabies 24% dan personal hygiene baik tidak terkena skabies 76%. Personal hygiene buruk terkena skabies 53% dan personal hygiene buruk tidak terkena skabies 47 %. Hasil uji chi- square didapatkan nilai= 0,000 (r) = 12.590. Kesimpulan penelitian ini personal hygiene berhubungan dengan kejadian skabies. Hygiene perseorangan merupakan salah satu usaha yang dapat mencegah kejadian skabies.Kata- kata kunci : personal hygiene, skabies, pesantren.ABSTRACTScabies is a contagious infectious disease caused by infection and sensitization by Sarcoptes scabei var hominis mites (Sarcoptes sp.). transmission can occur directly and indirectly. one of the effects of scabies is poor personal hygiene. To determine the correlation personal hygiene with incidence of scabies in Islamic boarding Wustho students (SMP) Al Falah Putera Banjarbaru. This study was a correlational study with cross-sectional approach, using sampling techniques probality sampling with simple random sampling. The population was all studentswere Islamic boarding wustho in first class as many as 341 students. Total respondent were 184 students in Islamic boarding. Analysis of the Personal hygiene exposed to scabies 24% good, good personal hygiene was not affected by scabies 76%. Personal hygiene badly affected by scabies 53%, poor personal hygiene was not affected by scabies 47%. Result of correlation chisquare test p value = 0.000 and (r) = 12.590. personal hygiene associated with the incidence ofscabies. Personal hygiene was one of effort that can prevent the incidence of scabies.Keywords: personal hygiene, scabies, islamic boarding.


2020 ◽  
Vol 26 (3) ◽  
Author(s):  
Syela C Akasian ◽  
Flora Rumiati ◽  
William William

Musik merupakan suatu alunan nada yang bisa dinikmati, umumnya digunakan untuk menghilangkan rasa penat atau stres seseorang. Secara ilmiah musik juga dapat berpengaruh untuk meningkatkan kualitas tidur terutama pada lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh musik terhadap kualitas tidur pada usia dewasa muda khususnya mahasiswa fakultas kedokteran yang biasanya memiliki kualitas tidur buruk. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan teknik simple random sampling. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida angkatan 2018 sebanyak 96 mahasiswa. Pembagian kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan kuesioner tambahan untuk melihat kebiasaan mendengarkan musik pada mahasiswa dilakukan secara serentak saat proses perkuliahan.  Sebagian besar mahasiswa  memiliki kualitas tidur yang buruk yaitu 88 (91,7%) mahasiswa. Tiga dari  48  mahasiswa yang memiliki kebiasaan mendengarkan musik sebelum tidur  memiliki kualitas tidur baik. Lima dari delapan mahasiswa yang memiliki kualitas tidur baik  tidak memiliki kebiasaan mendengarkan musik sebelum tidur. Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara kebiasaan mendengarkan musik dan kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida (p  0,714). 


2019 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 117-127
Author(s):  
Nurhayati Nurhayati ◽  
Diah Navianti

Data Kemenkes tahun 2015 menunjukkan faktor risiko perilaku penyebab terjadinya penyakit tidak menular (PTM) adalah penduduk kurang aktifitas fisik (26.1 %), Diabetes Mellitus (DM) termasuk dalam penyakit tidak menular. Menurut international diabetic federation faktor risiko terjadinya penyakit Diabetes Melitus adalah riwayat penyakit keluarga, kurang aktifitas fisik, usia diatas 45 tahun, kegemukan, tekanan darah tinggi, gaya hidup dan stres. Dari survei yang dilakukan guru dibeberapa sekolah dasar di Kecamatan Sukarami memiliki risiko ini. Permasalahan dalam penelitian ini adalah diperolehnya data awal terhadap beberapa guru di SDN di Kecamatan Sukarami masih kurang dalam pengetahuan tentang faktor risiko terjadinya penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 dan juga komplikasinya, sehingga ada 39 % guru di SDN 133 yang memiliki kadar gula tinggi. Sedangkan di SDN 132 ada 33 % guru dengan kadar gula yang tinggi. Ditambah dengan tekanan darah yang juga tinggi sebesar 46 % pada guru di SDN 133 Sukarami Palembang. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko terjadinya kejadian penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 pada guru di SDN kecamatan Sukarami Palembang tahun 2016. Jenis penelitian ini merupakan penelitian Analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah guru SD di Kecamatan Sukarami Palembang. Metode pengambilan sampel secara Simple Random sampling. Sampel yang diambil adalah guru – guru di empat SDN yang terpilih secara random sebanyak 125 orang guru . Analisis data yang digunakan adalah uji Chi Square. Data akan diolah dengan bantuan software komputer. Ada hubungan antara Tekanan darah, Umur, IMT, Aktifitas fisik (olahraga) dengan kadar glukosa darah sewaktu pada guru SD Negeri di Kecamatan Sukarami Palembang tahun 2016. Tidak ada hubungan antara Jenis kelamin dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah pada guru-guru SDN di Kecamatan Sukarami Palembang tahun 2016. Disarankan pada guru SD Negeri di Kecamatan Sukarami Palembang agar dapat mempertahankan atau meningkatkan kesehatan tubuh dengan cara berolahraga dengan cukup supaya guru yang memiliki kadar glukosa darah diatas nilai normal tidak mengalami peningkatan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document