scholarly journals HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MANAJEMEN DIRI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALANG-ALANG LEBAR PALEMBANG

2019 ◽  
Vol 9 (01) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Dewi Rury Arindari ◽  
Rina Lestari

Penyakit kronik merupakan suatu kondisi medis atau masalah kesehatan yang berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan jangka panjang. Data International Diabetes Federation (IDF) tahun 2013, diketahui bahwa Diabetes Mellitus menyebabkan 5,1 juta kematian, dengan penderita meninggal setiap 6 detik. Diabetes Mellitus menghabiskan dana kesehatan setidaknya 548 juta USD dan sekitar 11% dari total yang dihabiskan diberikan kepada penderita dewasa dalam rentang usia 26-45 tahun, Diabetes mellitus biasanya didiagnosis pada orang dewasa usia 40 atau lebih. Semakin meluasnya pola makan dan gaya hidup tidak sehat, mengakibatkan ratarata usia penderita diabetes mellitus kini bergeser semakin muda. Tujuan penelitian ini diketahuinya hubungan antara dukungan keluarga dengan manajemen diri pada penderita Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Alang-Alang Lebar Palembang. Rancangan penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Analisa univariat dan bivariat dengan chi square digunakan untuk menganalisa data. Populasi dalam penelitian adalah penderita Diabetes Mellitus yang berkunjung ke Puskesmas Alang-Alang Lebar dan tinggal dengan keluarga minimal tiga bulan terakhir, serta telah didiagnosa dokter menderita Diabetes Mellitus dalam 6 bulan terakhir. Besaran sampel dalam penelitian adalah 51 responden dengan teknik Purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan manajemen diri penderita Diabetes Mellitus dengan dengan ρ value = 0,01. Diharapkan perawat Puskesmas Alang-Alang Lebar Palembang dapat memberikan pendidikan kesehatan secara rutin tentang pentingnya keluarga terhadap manajemen diri penderita Diabetes Mellitus.

2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 129
Author(s):  
Maria Karolina Selano

Organisasi Internasional Diabetes Federation (IDF) memperkirakan terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia menderita diabetes mellitus (DM) tahun 2019 atau setara dengan angka 9,3% dari total penduduk pada usia yang sama. Berdasarkan jenis kelamin, IDF memperkirakan prevalensi DM tahun 2019 yaitu 9% pada perempuan dan 9,65% pada laki-laki. Prevalensi diabetes meningkat seiring penambahan umur menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang (umur 65-79 tahun). Angka diprediksi meningkat hingga 578 juta di tahun 2030 dan 700 juta di tahun 2045. Pusat Data dan Informasi PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia), prevalensi penderita DM dengan komplikasi neuropati sebesar lebih dari 50%. Tujuan untuk mengetahui hubungan lama menderita dengan kejadian neuropati diabetikum pada pasien diabetes melitus      Metode secara deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dan tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sejumlah 84 responden/ pasien diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2. Instrumen menggunakan kuesioner dan monofilament test dan data dianalisa dengan uji statistik chi-square. Hasil didapatkan 71 responden (84,5 %) yang lama menderita DM < 5 tahun, 46 responden (54,8%) mengalami neuropati diabetikum dan nilai Asymp Sig 0,942 (P-value = 0,005). Karena nilai 0,942 > 0,005, maka disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara lama menderita dengan kejadian neuropati diabetikum.Kata kunci                : diabetes melitus; lama menderita; neuropati diabetikumThe Relationship Of Long Suffering With The Event Of Diabetic Neuropaty In Diabetes Mellitus PatientsAbstractThe International Diabetes Federation (IDF) estimates that there are 463 million people aged 20-79 years in the world suffering from diabetes mellitus (DM) in 2019, equivalent to 9.3% of the total population at the same age. Based on gender, IDF estimates that the prevalence of DM in 2019 is 9% in women and 9.65% in men. The prevalence of diabetes increases with increasing age to 19.9% or 111.2 million people (aged 65-79 years). The figure is predicted to increase to 578 million in 2030 and 700 million in 2045. According to the PERSI Data and Information Center (Indonesian Hospital Association), the prevalence of DM sufferers with neuropathic complications is more than 50%. The purpose of this study was to determine the relationship between length of stay and the incidence of diabetic neuropathy in patients with diabetes mellitus. Descriptive analytical method with a cross sectional approach and sampling technique used purposive sampling with a total of 84 respondents/patients with type 1 and type 2 diabetes mellitus. The instrument used a questionnaire and monofilament test and data. analyzed by chi-square statistical test. The results showed that 71 respondents (84.5%) had long suffered from DM < 5 years, 46 respondents (54.8%) had diabetic neuropathy and the Asymp Sig value was 0.942 (P-value = 0.005). Because the value is 0.942 > 0.005, it is concluded that there is no significant relationship between the length of suffering and the incidence of diabetic neuropathy.Keywords: diabetes mellitus; long suffering; diabetic neuropathy 


Jurnal JKFT ◽  
2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Imas Yoyoh ◽  
Imam Mutaqqijn ◽  
Nurjanah Nurjanah

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terus menerus mengalami peningkatan jumlah yang signifikan dari tahun ke tahun. Komplikasi jangka panjang dari DM baik mikrovaskular dan makrovaskular dapat menyebabkan insufiensi aliran darah ke tungkai, yang dapat berujung pada infeksi, ulkus dan berakhir pada amputasi. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Desain penelitian ini adalah analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dengan jumlah sampel 54 responden, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang perawatan kaki dan lembar observasi tentang risiko ulkus kaki diabetes. Uji analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian sebanyak 54 responden didapatkan data kategori perawatan kaki baik dengan risiko ulkus rendah sebanyak 14 responden (58,3%). Sedangkan kategori perawatan kaki kurang baik dengan risiko ulkus tinggi sebanyak 21 responden (70,0%). Hasil analisis diperoleh nilai OR = 3,267 artinya perawatan kaki yang kurang baik mempunyai peluang 3,267 kali untuk risiko tinggi ulkus. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square diperoleh p=0,036 dimana nilai p-value < 0,05, maka Ho ditolak artinya terdapat hubungan antara perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Pasien DM dengan perawatan kaki yang kurang baik berpeluang untuk terjadinya risiko ulkus tinggi dibandingkan dengan pasien DM yang perawatan kakinya baik. 


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 46-50
Author(s):  
Muhammad Basri ◽  
Baharuddin K ◽  
Sitti Rahmatia

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik dan kronis dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya yang membutuhkan perawatan medis dan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah komplikasi akut jangka panjang (Nian, 2017). Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah Puasa pada pasien DM tipe II di PKM Kassi-Kassikota Makassar. Manfaat : Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Meningkatkan pengetahuan pada Penderita DM Tipe II yang mengalami gangguan Kwalitas dan Pola Tidur shari-hari Metode : Pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional, jenis penelitian ini menggunakan metode analitik yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara Kualitas tidur dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien DM Tipe II. Sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel  55  orang  yaitu  seluruh pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di PKM Kassi-Kassi Kota Makassar. Hasil Uji Statistik Chi Square diperoleh p value 0,000 < 0,05.sehingga peneliti berasumsi bahwa  ada hubungan antara kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien DM Type 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.  Kesimpulan yaitu terdapat hubungan kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Saran dapat dijadikan sebagai salah satu acuhan bagi pasien diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan kualitas tidur dan menjaga kadar glukosa darah puasa


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Agnes Sry Vera Nababan ◽  
Maria Magdalena Pinem ◽  
Yulita Mini ◽  
Tuty Hertati Purba

Pendahuluan: Diabetes Mellitus menyebabkan 5,1 juta kematian pada tahun 2013. Menurut International Diabetes Federation bahwa pada tahun 2013 terdapat 382 juta penderita DM di dunia dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2035 melebihi 592 juta penderita DM, 55% peningkatan terjadi pada DM Tipe 2. Tujuan: Mengetahui faktor – faktor yang memengaruhi kadar gula darah penderita diabetes mellitus (DM) tipe 2 di RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar. Metode: Desain penelitian ini menggunakan metode survei analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah pasien rawat jalan di poli penyakit dalam, berjumlah 40 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Analisis data menggunakan chi square. Hasil: Penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh antara indeks massa tubuh dengan kadar gula darah dengan p value 0,338 > 0,05, ada pengaruh riwayat keturunan/genetik dengan kadar gula darah dengan p value 0,034 < 0,05, ada pengaruh Aktivitas fisik dengan kadar gula darah dengan p value 0,047 < 0,05, ada pengaruh pola makan dengan kadar gula darah dengan p value 0,05 ≤ 0,05. Kesimpulan: Ada pengaruh pola makan, aktivitas fisik dan Riwayat keturunan  terhadap kadar gula darah dan Tidak ada pengaruh indeks massa tubuh (IMT) terhadap kadar gula darah.


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 72
Author(s):  
Ani Astuti ◽  
Diah Merdekawati ◽  
Siti Aminah

Abstrak   Latar Belakang : Kaki diabetik merupakan  salah satu komplikasi Diabetes Mellitus yang dapat menyebabkan gangren pada kaki. Terjadinya kaki diabetik ini dapat dipengaruhi lama diabetes mellitus, perawatan kaki dan kontrol glikemik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama diabetes mellitus, perawatan kaki dan kontrol glikemik dengan kejadian kaki diabetik di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2019. Metode :Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita Diabetes Mellitus yang menjalani rawat jalan di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi yang berjumlah 1.036 orang dan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel berjumlah 60 responden. Data dianalisa secara Univariat dan Bivariat menggunakanuji Chi-square, instrumen penelitian ini menggunakan lembar kuesioner dan lembar pemeriksaan. Hasil :Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami kaki diabetik (61,7%), menderita DM < 10 tahun (65%), melakukan perawatan kaki kurang baik (78,3%) dan kontrol glikemik yang tidak terkontrol (51,7%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara lama diabetes mellitus (p-value 0,011), perawatan kaki (p-value 0,023) dan kontrol glikemik (p-value 0,020) dengan kaki diabetik. Kesimpulan :Dari hasil penelitian teridentifikasi bahwa lama diabetes mellitus, perawatan kaki yang kurang baik serta kontrol glikemik yang tidak terkontrol dapat beresiko terjadinya kaki diabetik.Diharapkan pihak puskesmas dapat membuat program pencegahan kaki diabetik dengan membuka poli kaki.      


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 445
Author(s):  
Idayati Idayati ◽  
Siti Indarti

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Penderita Diabetes Mellitus dapat mengalami komplikasi dan dapat menyebabkan penurunan fungsi tubuh dan perubahan fisik. Penderita Diabetes Mellitus yang mengalami perubahan fisik kurang baik pada tubuhnya, mereka cenderung memiliki konsep diri khususnya citra diri yang negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan citra tubuh dengan stress pada penderita Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Pringsewu Tahun 2019.Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasi dengan desain Cross-Sectional dimana populasi 53 orang dan sampel 35 orang. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling, analisis statistic yang digunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian ini menunjukkan p-value 0,000< 0,05 (p-value < 0,05), hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan citra tubuh dengan stress pada penderita Diabetes Mellitus. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi masyarakat khususnya penderita Diabetes Mellitus untuk selalu berfikir positif dalam  pencegahan terjadinya stress.


_10438 ◽  
2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 59-65
Author(s):  
Lily Marleni

Tujuan: Efikasi Diri diperlukan bagi pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 untuk meningkatkan kemandirian pasien dalam mengelola penyakitnya, efikasi diri mengacu pada keyakinan seseorang akan kemampuan diri dalam mengatur dan melakukan tindakan atau kegiatan yang mendukung kesehatannya berdasarkan pada tujuan dan harapan yang diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan kejadian komplikasi diabetes mellitus tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Bhayangkara Palembang tahun 2018.Metode: Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan desain Cross Sectional, sampel penelitian ini berjumlah 95 responden diabetes mellitus tipe2. Analisis data menggunakan Uji Chi Square. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner Diabetes Management Self-Efficacy Scale (DMSES).Hasil: Berdasarkan hasil analisis univariat didapatkan rata-rata umur responden berusia 59,89 tahun dengan rentang usia 38-78 tahun, distribusi frekuensi jenis kelamin sebanyak 55 orang atau (57,9%) yang berjenis kelamin perempuan, distribusi frekuensi efikasi diri sebanyak 53 orang atau (55,8%) yang mempunyai efikasi diri yang baik, dan distribusi frekuensi kejadian komplikasi sebanyak 56 orang atau (58,9%) yang mempunyai komplikasi. Sedangkan hasil analisis bivariat didapatkan ada hubungan antara efikasi diri dengan kejadian komplikasi diabetes mellitus tipe 2 dengan hasil ?-value = 0,001 ?? 0,05. Terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan kejadian komplikasi diabetes mellitus tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Bhayangkara Palembang tahun 2018.Simpulan: Rumah sakit dapat membuat kebijakan tentang efikasi diri dan memberikan informasi penting lewat media seperti leaflet efikasi diri khususnya di Ruang Penyakit Dalam Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.Kata Kunci: Efikasi Diri, Kejadian Komplikasi Diabetes Mellitus Tipe 2


2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 7-13
Author(s):  
Eliza Eliza ◽  
Imelda Telisa ◽  
Manuntun Rotua

Latar Belakang: International Diabetes Federation (IDF)  menyatakan bahwa lebih dari 382 juta orang di dunia penderita Diabetes mellitus. Indonesia merupakan negara yang menempati urutan ketujuh di dunia dengan jumlah penderita diabetes sebanyak 10 juta jiwa. Perencanaan makan yang tidak baik menyebabkan tidak adanya keseimbangan asupan zat gizi pada penderita Diabetes mellitus. Tujuan penelitian untuk mengetahui asupan indeks glikemik pangan, status gizi dan kadar glukosa darah pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas Sosial Kota Palembang. Metode: Jenis penelitian bersifat observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional study.  Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling sebanyak 80 orang. Data asupan makanan responden diperoleh dengan wawancara  dengan metode food record 3 x 24 jam. Lingkar pinggang diukur menggunakan pita pengukur dengan ketelitian 0,1 cm. Komposisi lemak tubuh diukur  dengan menggunakan Body Index Analyzer (BIA). Pengukuran kadar glukosa darah dengan menggunakan glucometer. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 60,0% kadar glukosa darah pasien adalah hiperglikemia.  Kadar glukosa darah berhubungan asupan indeks glikemik pangan (p value = 0,018), lingkar pinggang (p value = 0.000) dan komposisi lemak tubuh ( p value = 0,021) Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara asupan indeks glikemik pangan, lingkar pinggang dan komposisi lemak tubuh dengan kadar glukosa darah pada pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Sosial Palembang.


Author(s):  
Melza Tatiana ◽  
Heru Santosa ◽  
Taufik Ashar

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan khususnya di Indonesia. Efek atau dampak yang di alami apabila seseorang terserang DM  menimbulkann akibat sangat luas, salah satu nya kerugian yang dapat di alami oleh wanita yang terkena DM adalah  gangguan kesehatan reproduksi. Wanita dengan DM cendrung mengalami gangguan seksual seperti terjadinya disfungsi seksual, disfungsi seksual pada wanita merupakan masalah kesehatan reproduksi yang penting karena berhubungan langsung dengan fungsi fisiologis reproduksi seorang wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan IMT diabetes mellitus tipe II dengan kejadian disfungsi seksual pada wanita usia subur di Puskesmas Bromo Medan.Penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan memiliki 85 responden. Pada hasil penelitian, hasil uji statistic diperoleh p value sebesar 0,001. Berdasarkan  kriteria uji Chi Square dapat dilihat bahwa p value < a (a <0,005), dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat diartikan bahwa IMT diabetes yang obesitas dapat mengakibatkan kejadian disfungsi seksual pada wanita di Puskesmas Bromo Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara IMT DM tipe II dengan kejadiaan disfungsi seksual pada wanita usia subur. Hasil analisis diperoleh  (p= <0,001;PR=2 95%CI 1.185-15.045).


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 70
Author(s):  
Erna Suwanti ◽  
Sulistyo Andarmoyo ◽  
Lina Ema Purwanti

Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang memerlukan terapi dan perawatan jangka panjang bahkan menyertai seumur hidup penderita. Berbagai komplikasi dapat terjadi bila kadar gula darah tidak terkontrol dengan baik. Dari komplikasi yang terjadi akan berdampak pada kualitas hidup penderita. Dukungan keluarga sangat diperlukan  bagi kelangsungan hidup penderita Diabetes Melitus, sehingga dengan dukungan keluarga yang baik diharapkan penderita Diabetes Melitus mempunyai kualitas hidup yang baik pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli rawat jalan Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan  purposive sampling.  Sampel yang digunakan sejumlah 86 responden yang merupakan pasien Diabetes Mellitus tipe 2 yang berkunjung di poli penyakit dalam Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun. Instrumen penelitian menggunakan 3 kuisioner, yakni kuisioner demografi responden, kuisioner dukungsn keluarga dan kuisioner DQOL (Diabetes Quality Of Life). Analisis hipotesis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun dengan p value = 0.000 (<0,05) dan nilai keeratan hubungan cukup kuat (0,463). Kesimpulan dari penelitian ini adalah dukungan keluarga dalam bentuk dukungan penghargaan, emosional, instrumental, dan informasi sangat penting dalam membantu meningkatkan kualitas hidup pasien Diabetes Melitus tipe 2 di poli penyakit dalam Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document