scholarly journals INDEKS GLIKEMIK PANGAN DAN PENILAIAN STATUS GIZI PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2

2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 7-13
Author(s):  
Eliza Eliza ◽  
Imelda Telisa ◽  
Manuntun Rotua

Latar Belakang: International Diabetes Federation (IDF)  menyatakan bahwa lebih dari 382 juta orang di dunia penderita Diabetes mellitus. Indonesia merupakan negara yang menempati urutan ketujuh di dunia dengan jumlah penderita diabetes sebanyak 10 juta jiwa. Perencanaan makan yang tidak baik menyebabkan tidak adanya keseimbangan asupan zat gizi pada penderita Diabetes mellitus. Tujuan penelitian untuk mengetahui asupan indeks glikemik pangan, status gizi dan kadar glukosa darah pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas Sosial Kota Palembang. Metode: Jenis penelitian bersifat observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional study.  Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling sebanyak 80 orang. Data asupan makanan responden diperoleh dengan wawancara  dengan metode food record 3 x 24 jam. Lingkar pinggang diukur menggunakan pita pengukur dengan ketelitian 0,1 cm. Komposisi lemak tubuh diukur  dengan menggunakan Body Index Analyzer (BIA). Pengukuran kadar glukosa darah dengan menggunakan glucometer. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 60,0% kadar glukosa darah pasien adalah hiperglikemia.  Kadar glukosa darah berhubungan asupan indeks glikemik pangan (p value = 0,018), lingkar pinggang (p value = 0.000) dan komposisi lemak tubuh ( p value = 0,021) Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara asupan indeks glikemik pangan, lingkar pinggang dan komposisi lemak tubuh dengan kadar glukosa darah pada pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Sosial Palembang.

MEDISAINS ◽  
2018 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 76
Author(s):  
Srimiyati Srimiyati

Latar Belakang: Komplikasi yang sering terjadi pada penderita diabetes melitus salah satunya kaki diabetik.  Masalah kaki diabetik memerlukan waktu dan biaya cukup banyak. Pencegahan kaki diabetik dapat dilakukan dengan perawatan kaki. Penderita diabetes yang memiliki pengetahuan cukup tentang perawatan kaki diabetik menjadi dasar dan memotivasi untuk mengendalikan komplikasi penyakitnya.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan pencegahan kaki diabetik bagi penderita diabetesMetode: Penelitian ini adalah descriptive correlational, menggunakan pendekatan cross sectional study.  Populasinya seluruh penderita diabetes melitus yang berobat jalan. Sampel berjumlah 53 responden, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpul data menggunakan kuesioner terdiri dari 20 item untuk menggali pengetahuan pencegahan kaki diabetik dan 15 item perawatan kaki. Penelitian dilakukan di RSI Siti Khatijah PalembangHasil: penelitian menunjukkan sebagian besar responden perempuan  (58,5%), usia > 55 tahun (83,0%), pendidikan menengah kebawah (67,9%), menderita diabetes mellitus > 5 tahun (58,5%), responden yang memiliki pengetahuan pencegahan kaki diabetik dengan kriteria tinggi  sebanyak 36 (67,9%), melakukan perawatan kaki diabetik (60,4%). Hasil uji statistik chi squere menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perawatan kaki (p= 0,024; OR= 4.767). .Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perawatan kaki pada pasien diabetes. Pasien diabetes yang memiliki pengetahuan baik mengenai perwatan kaki berpeluang 4.767 kali lebih besar dalam melakukan perawatan kaki dari pada yang memiliki pengetahuan kurang.


2019 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 38-45
Author(s):  
Helena Wadja ◽  
Hamidah Rahman ◽  
Nani Supriyatni

Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Diabetes melitus (DM) menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia pada abad ke-21. Jumlah penderita DM mencapai 422 juta orang di dunia pada tahun 2014. Sebagian besar dari penderita tersebut berada di negara berkembang. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki jumlah penderita yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, tingkat stres, dan durasi tidur terhadap kejadian Diabetes Mellitus. Metode penelitian dengan menggunakan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah  pasien yang datang memeriksakan kadar gula darah di UPTD Diabetes Center Kota Ternate Tahun 2018. Jumlah sampel 95 orang yang diambil dengan cara accidental sampling. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit Diabetes Mellitus adalah tingkat stres dengan p-value = 0,037 ( <0,1 ) dan durasi tidur dengan p-value = 0,025 ( <0,1 ), sedangkan yang tidak berhubungan adalah tingkat pengetahuan dengan p-value = 0,709 ( >0,1 ). Oleh karena itu, disarankan kepada petugas kesehatan lebih meningkkatkan lagi  informasi kepada masyarakat tentang penyakit Diabetes Mellitus, agar masyarakat lebih tahu tentang penyakit Diabetes Mellitus.


2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 37-42
Author(s):  
Firdausi Ramadhani ◽  
Yanti Hz. Hano

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian bayi Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Limboto Kabupaten Gorontalo. Metode yang digunakan adalah  Observasional Analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi adalah seluruh ibu yang melahirkan berjumlah 853 responden, dengan Sampel yaitu sebanyak 202 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan tekhnik Purposive Sampling. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan proporsi bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 34 responden (16,8%) dan bayi Berat Badan Lahir Normal (BBLN) 168 responden (83,2%). Hasil bivariat didapatkan bahwa ada hubungan pengetahuan (p-value 0,044), pendapatan keluarga (p-value 0,029) dengan kejadian bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Sedangkan, jumlah paritas (p value 0,523),  jarak kehamilan (p-value 0,659), dan Kekurangan Energi Kronik (KEK) (p-value 0,637) tidak memiliki hubungan yang bermakna secara statisti dengan kejadian bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).    This study aims to determine several factors associated with the incidence of low birth weight babies (LBW) in the Limboto Health Center, Gorontalo District. The method used is analytic observational with a cross sectional study approach. The population was all mothers who gave birth totaling 853 respondents, with a sample of 202 respondents. The sampling technique used purposive sampling technique. The results showed that the proportion of Low Birth Weight (LBW) babies was 34 respondents (16.8%) and Normal Birth Weight (BBLN) babies were 168 respondents (83.2%). The bivariate results showed that there was a relationship between knowledge (p value 0.044), family income (p value 0.029) with the incidence of low birth weight babies (LBW). Meanwhile, the parity (p value 0.523), pregnancy distance (p-value 0.659), and Chronic Energy Deficiency (P-value 0.637) did not have a statistically significant relationship with the incidence of Low Birth Weight (LBW).


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Maryono Maryono ◽  
Imram Radne Rimba Putri ◽  
Aini Inayati

<p>Proses admisi merupakan pintu utama dalam mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Informasi pasien diberikan mulai dari pasien baru reservasi rawat inap hingga pasien pulang. Informasi-informasi mengenai layanan rawat inap sangat dibutuhkan oleh pasien dan keluarga. Informasi tersebut akan meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga dalam tatacara rawat inap. Sikap dan komunikasi yang jelas dari pemberi informasi akan mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan. Pemantauan terhadap tingkat kepuasan pasien tentunya menjadi target rumah sakit untuk selalu berkembang dan dapat bersaing dengan rumah sakit lainnya. Proses admisi merupakan pintu utama dalam mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Informasi pasien diberikan mulai dari pasien baru reservasi rawat inap hingga pasien pulang. Informasi-informasi mengenai layanan rawat inap sangat dibutuhkan oleh pasien dan keluarga. Informasi tersebut akan meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga dalam tata cara rawat inap. Sikap dan komunikasi yang jelas dari pemberi informasi akan mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan. Pemantauan terhadap tingkat kepuasan pasien tentunya menjadi target rumah sakit untuk selalu berkembang dan dapat bersaing dengan rumah sakit lainnya. Sehingga diperlukan penilaian kepuasan pasien terhadap pemberian informasi pada pasien rawat inap di Unit Admisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian informasi pada pasien rawat inap dengan kepuasan mutu pelayanan pasien di Unit Admisi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Pengambilan sampel dengan purposive sampling dan melibatkan 96 responden. Pengumpulan data menggunakan checklist kesesuaian pemberian informasi dan kuesioner kepuasan pasien. Data dianalisis menggunakan uji statistik Spearman Rho. Hasil dari uji Spearman Rho didapatkan pemberian informasi awal kepada pasien rawat inap yang sesuai SOP yaitu 60,4%, kurang sesuai SOP 39,6%, kepuasan mutu pelayanan pasien sangat puas 36,5%, puas 47,9%, tidak puas 15,6% dengan p value &lt; 0,05, sehingga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan pada pemberian informasi pasien rawat inap dengan kepuasan mutu pelayanan pasien di unit admisi, dimana p value = 0,021. Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian informasi pada pasien rawat inap dengan kepuasan mutu pelayanan pasien di Unit Admisi.</p><p><strong>K</strong><strong>a</strong><strong>t</strong><strong>a Kunci: </strong>Pemberian Informasi; Rawat Inap; Admisi; Kepuasan Pasien</p>


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 122-130
Author(s):  
Oda Debora

Latar belakang: Lansia mengalami perubahan yang signifikan pada struktur anatomi dan fisiologi integumen. Perubahan ini sering menimbulkan keluhan gatal atau pruritus pada lansia. Keluhan ini juga diutarakan oleh lansia yang dirawat di rumah sakit maupun panti. Meskipun hanya gatal, kondisi yang berkepanjangna dapat menurunkan kualitas hidup lansia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang paling berpengaruh terhadap keluhan pruritus pada lansia yang berada di panti. Faktor yang dianalisis adalah kadar air dalam kulit, kadar minyak dalam kulit, dan kemampuan fungsional lansia. Metode : Penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan desain cross-sectional study. Penelitian dilakukan di sebuah panti dengan 30 orang responden lansia yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Keluhan gatal dikaji dengan menggunakan kuesioner, sedangkan data kadar air dan minyak didapatkan melalui pengukuran langsung yang didokumentasikan dalam lembar observasional. Data kemampuan funsional lansia diukur menggunakan Barthel Indeks. Data yang didapatkan diolah dengan menggunakan regeresi logistik untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap keluhan pruritus. Hasil: Secara berturut-turut, variabel kadar air dalam kulit, kadar minyak dalam kulit, dan kemampuan fungsional tubuh memiliki p value sebesar 0,004 (koefisien pengaruh sebesar -0,129), 0,009 (koefisien pengaruh sebesar -0,383) dan 0,007 (koefisien pengaruh sebesar -0,721). Kesimpulan: Ketiga variabel yaitu kadar air, kadar minyak, dan kemampuan fungsional tubuh secara berurutan berpengaruh terhadap keluhan pruritus yang diuangkapkan oleh lansia. Tata laksana keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memperhatikan kelembapan kulit dan mengoptimalkan mobilisasi agar sirkulasi udara di pori-pori lebih lancar dan kulit tidak terlalu lembab.  


2020 ◽  
pp. 15-21
Author(s):  
Safruddin Safruddin ◽  
Maryunis ◽  
Suhermi ◽  
Sunarti Papalia

Pasien pendertita kanker payudara akan mengalami perubahan fisik, psikologis (seperti tingkat depresi dan kecemasan), fungsi sosial, seksual serta aktifitas sehari-hari. sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas hidup atau quality of life (QOL)  penderita. Akan tetapi dengan adanya Perawatan paliatif yang baik diharapkan mampu merubah kualitas hidup pasien kanker menjadi lebih baik. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan  perawatan paliatif dengan kualitas hidup pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Makassar. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. pengambilan sampel dalam penelitain ini adalah  purposive sampling dengan besar sampel sebanyak 43 responden. Hasil penelitian ini  menunjukkan bahwa perawatan paliatif dengan kualitas hidup baik yaitu 26 pasien (83,9%) dan yang memiliki  perawatan paliatif dengan kualitas hidup kurang baik 5 pasien (16,1%) sedangkan yang memiliki perawatan palitif dengan kualitas hidup cukup baik 3 pasien (30,0%) dan yang memiliki perawatan paliatif dengan kualitas hidup kurang baik 7 pasien (70,0%) sedangkan perawatan paliatif dengan kualitas hidup Baik 0 pasien (0,0%)  dan yang memiliki perawatan paliatif dengan kualitas hidup kurang baik 2  pasien (4,7%). Hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai probabilitas (p value =0,001. Sehigga dapat disimpulkan bahwa ini adalah terdapat hubungan antara perawatan paliatif dengan kualitas hidup pada kualitas hidup pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Makassar.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 28-38
Author(s):  
Sampara Sampara ◽  
Musdalipa Musdalipa ◽  
Kasmawati Kasmawati

Pendahuluan: Pola asuh orang tua memiliki pengaruh yang amat besar dalam membentuk kepribadian anak yang tangguh sehingga anak berkembang menjadi pribadi yang percaya diri, berinisiatif, berambisi, beremosi stabil, bertanggung jawab, mampu menjalin hubungan interpersonal yang positif dan lain-lain. Kepribadian tersebut dapat dikembangkan dalam keluarga. Penerapan pola asuh tertentu dapat membentuk perilaku anak yang berbeda-beda. Pola asuh yang salah dapat menyebabkan seorang anak melakukan perilaku agresif.  Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode cross sectional study . Penarikan jumlah sampel dengan teknik purposive sampling dengan jumlah 40 responden. Hasil dan Pembahasan: Terdapat hubungan antara umur bapak pada saat nikah terhadap penerapan pola asuh (p Value=0,001), hubungan tingkat pendidikan bapak terhadap penerapan pola asuh (p Value=0,000), hubungan pekerjaan bapak terhadap penerapan pola asuh(p Value=0,000), hubungan umur ibu pada saat nikah terhadap penerapan pola asuh (p Value=0,000), hubungan tingkat pendidikan ibu terhadap penerapan pola asuh (p Value=0,000), dan hubungan pekerjaan ibu terhadap penerapan pola asuh (p Value=0,000). Berdasarkan penelitian ini hendaknya orang tua selalu memperhatikan pola asuh yang diterapkan kepada anak agar jelas pembentukan karakter yang dimiliki oleh anak-anaknya.  Kesimpulan: Hubungan karakteristik orang tua dengan penerapan pola asuh, yaitu: 1) Ada hubungan antara umur bapak pada saat menikah terhadap penerapan pola asuh dengan nilai p=0,001; 2) Ada hubungan antara tingkat pendidikan bapak pada saat menikah terhadap penerapan pola asuh dengan nilai p=0,000; 3) Ada hubungan antara jenis pekerjaan (penghasilan) bapak pada saat menikah terhadap penerapan pola asuh dengan nilai p=0,000; 4) Ada hubungan antara umur ibu pada saat menikah terhadap penerapan pola asuh dengan nilai p=0,000.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 106-109
Author(s):  
Heriviyatno J Siagian ◽  
La Ode Alifariki ◽  
Tukatman Tukatman

Kebiasaan merokok masih menjadi salah satu masalah perilaku kesehatan yang berdampak pada berbagai organ dalam tubuh, terutama sistem kardiovaskuler. Kandungan zat kimia dalam satu batang rokok berefek pada kesehatan jantung dan merubah tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik merokok pada pria usia 30-65 tahun di Kabupaten Kolaka. Penelitian ini dilaksanakan di 12 Kelurahan di Kabupaten Kolaka menggunakan desain cross sectional study yang melibatkan 112 responden yang dipilih secara purposive sampling dengan kriteria tertentu. Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis menggunakan uji chi square pada batas kemaknaan alfa 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel yang tergabung dalam karakteristik merokok berhubungan dengan tekanan darah responden. Variabel jumlah batang rokok, lama merokok, jenis merokok dan cara isap rokok memiliki p value sebesar 0,000. Disimpulkan bahwa kebiasaan merokok dapat meningkatkan tekanan darah pada pria usia 30-65 tahun.


2021 ◽  
Vol 8 (03) ◽  
pp. 152-159
Author(s):  
Ela Susilawati ◽  
Refi Prananing Putri Hesi ◽  
Resna A Soerawidjaja

Efikasi diri merupakan salah satu faktor pendorong dalam melakukan perilaku kepatuhan pengelolaan penyakit diabetes melitus dalam melakukan perawatan kaki untuk mencegah terjadinya komplikasi amputasi. Sementara itu, pada masa pandemi perhatian penderita diabetes melitus berfokus pada pecegahan covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri terhadap kepatuhan perawatan kaki penderita diabetes melitus. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional study. Sample yaitu 39 penderita diabetes melitus yang dipilih sesuai dengan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Foot Care Confidence Scale (FCCS) dan Notthingham Assesment of Functional Foot Care (NAFF). Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian efikasi diri responden menunjukkan baik 56,4%, dan kepatuhan perawatan kaki 76,9% dengan uji bivariat P-value 0,026. Efikasi diri memiliki hubungan terhadap kepatuhan perawatan kaki penderita diabetes melitus.


Author(s):  
Mahtab Ordooei ◽  
Nasim Namiranian ◽  
Saeedeh Jam-Ashkezari ◽  
Hadi Jalali ◽  
Azam Golzar

Background: This study was conducted to determine whether type 1 diabetes mellitus (T1DM) is associated with ABO & Rhesus (Rh) blood groups. Materials and Methods: This analytical cross sectional study was carried out on 77 patients suffering from T1DM and 96 healthy children less than 18 years old referring to Yazd Diabetes Research Center from April 2018 to May 2019. The ABO blood group and Rh factor in both groups were determined. Fasting blood sugar (FBS) and hemoglobin A1C (HbA1c) were measured at baseline, 12 weeks, and 24 weeks in these patients, and the mean of FBS and HbA1C in three-time assessments were considered as the FBS and HbA1C variables. The statistical analysis was performed by SPSS software version 22. Results: About 46.8% in T1DM and 36.5% in the control groups were male. There was a significant difference between groups regarding blood groups (p-value: 0.042). Although the frequency of B+ was 33.8% and 19.8% in the T1DM and controls, respectively, AB+ and O+ were more prevalent in the controls. The mean of FBS was significantly different between groups (p-value: 0.023). Conclusions: The findings revealed that patients with blood group B are more likely to develop T1DM whereas those with blood group O showed a lower tendency towards diabetes.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document