scholarly journals GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN HIV/AIDS DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG PERIODE OKTOBER 2017 – OKTOBER 2018

2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 8-17
Author(s):  
Nadya Marshalita

ABSTRAK Pendahuluan: Human Immunodeficiency Virus atau HIV merupakan suatu retrovirus yang merusak sel CD4 dalam tubuh sehingga menyebabkan suatu kumpulan gejala penyakit defisiensi sistem imun yang disebut dengan Aqcuired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien HIV/AIDS di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Metode: Penelitian ini merupakan deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel terdiri atas 191 rekam medis pasien yang berkunjung ke Poli Voluntary Counseling and Testing (VCT) RSUD Dr. H. Abdul Moeloek periode Oktober 2017 – Oktober 2018 yang diambil menggunakan teknik consecutive samping dan dilakukan analisis univariat. Hasil: Pasien dengan jenis kelamin laki-laki 66%, jenis kelamin perempuan 34%, usia terbanyak yaitu usia 25-49 tahun (70,7%), jumlah CD4 terbanyak yaitu <49 sel/mm3 (41,4%), pendidikan pasien terbanyak yaitu SMA (45,0%), pasien bekerja (61,3%), tidak bekerja (38,7%). Jumlah infeksi oportunistik terbanyak yaitu pasien dengan 1 infeksi oportunistik (55,0%), stadium terbanyak yaitu stadium 3 (40,3%), infeksi oportunistik terbanyak yaitu kandidiasis (44,0%), pasien yang sudah kawin sebanyak 46,6% dan belum kawin sebanyak 53,4%. Faktor risiko terbanyak yaitu heteroseksual (46%). Kesimpulan: Pasien HIV/AIDS banyak yang berjenis kelamin laki-laki, usia 25-49 tahun, jumlah CD4 <49 sel/mm3, pendidikan SMA, pasien bekerja, pasien sudah kawin, pasien stadium 3, pasien dengan 1 infeksi oportunistik dengan infeksi oportunistik terbanyak yaitu kandidiasis, dan faktor risiko terbanyak yaitu heteroseksual.   Kata Kunci: Acquired Immunodeficiency Syndrome,Human Immunodeficiency Virus, karakteristik pasien  ABSTRACT Introduction: Human Immunodeficiency Virus or HIV is a retrovirus that infect CD4 cell and lead to condition called AIDS or Aqcuired Immunodeficiency Syndrome. The purpose of the study was to determine the characteristic of HIV/ADIS patients in the Dr. H. Abdul Moeloek Hospital Bandar Lampung. Method: This study is an observational descriptive study with cross sectional approach. The samples are 191 medical records of patients that came into Voluntary Counseling and Testing (VCT) Dr. H. Abdul Moeloek Hospital Bandar Lampung since October 2017 to October 2018 using consecutive sampling and analyze univariately. Results: Male patients are 66%, female patients are 34%, most of patients aged 25-49 year (70,7%), most of CD4 counts is <49 cell/mm3 (41,4%), most of patients were graduate from high school (45,0%), patient have a job (61,3%), don’t have a job (38,7%). Number of patient with one opportunistic infection (55,0%), stadium 3 (40,3%), patient with candidiasis (44,0%), married patient (46,6%), single patient (53,4%). Major risk factor is heterosexual (46%). Conclusion: Most of patients is male, aged 25-49 year, CD4 count <49 cell/mm3, graduate from high school, have a job, married, stadium 3, with one opportunistic infection with candidiasis, and major risk factor is heterosexual.   Keywords: Acquired Immunodeficiency Syndrome,Human Immunodeficiency Virus, patient’s characteristic

2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 55-63
Author(s):  
Machria Rachman

HIV (Human Immunodeficiency Virus)  dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat secara global. Prevalensi HIV/AIDS di Kabupaten Banyuwangi juga cukup tinggi yakni 4.557 kasus. Cara penularan HIV terbesar adalah melalui hubungan seksual (71 %). Sejumlah 18,23% orang dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah wanita pekerja seks (WPS). Meskipun lokalisasi di Banyuwangi telah resmi ditutup pada tahun 2013, namun praktik prostitusi masih terselubung dijalankan. Hubungan seksual tanpa kondom menjadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi pengetahuan dan sikap WPS dengan persuasi penggunaan kondom di eks lokalisasi Gempol Porong Kabupaten Banyuwangi. Desain penelitian adalah analitik kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian yaitu WPS di Eks Lokalisasi Gempol Porong berjumlah 32 orang yang diambil dengan teknik Total sampling. Pengambilan data dengan metode angket dan dianalisis statistik menggunakan SPSS 20.0 version. Hasil penelitian menunjukkan bahwa WPS yang memiliki pengetahuan rendah dalam penanggulangan HIV/AIDS sebanyak 56,2 %, sikap negatif sebesar 53,1% dan sebanyak 59,4% tidak melakukan persuasi penggunaan kondom. Analisis uji chi-Square menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan WPS dalam penanggulangan HIV/AIDS dengan persuasi penggunaan kondom (ρ = 0,002α), serta ada hubungan antara sikap WPS dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS dengan persuasi penggunaan kondom (nilai ρ = 0,000α). Variabel yang berpengaruh terhadap penanggulangan HIV/AIDS dengan persuasi penggunaan kondom adalah sikap, dengan  probabilitas sikap negatif WPS sebesar 78%. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pihak terkait guna peningkatan 100% penggunaan kondom sehingga dapat menekan angka pertumbuhan HIV/AIDS di Kabupaten Banyuwangi.


2020 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 150
Author(s):  
An Nisaa Mardhatillah ◽  
Sri Tjahajawati ◽  
Irna Sufiawati

Pendahuluan: Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sel darah putih dan menyebabkan kumpulan gejala klinis yang disebut Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). HIV/AIDS menjadi faktor predisposisi infeksi kandidiasis oral. Ketidakadilan gender serta minimnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan hak seksualitas menyebabkan kerentanan penularan infeksi HIV/AIDS terhadap wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien, jenis terapi, dan tingkat imunosupresi pada wanita penderita HIV/AIDS dengan kandidiasis oral. Metode: Jenis penelitian deskriptif menggunakan data sekunder berupa rekam medis pasien HIV/AIDS tahun 2013-2017, dengan kriteria inklusi wanita penderita kandidiasis oral,  terapi ARV, tingkat imunosupresi. berdasarkan jumlah sel T CD4. Kriteria eksklusi adalah penderita yang berhenti mengikuti penelitian sebelum selesai. Hasil: Terdapat 116 dari 328 (35%) pasien wanita penderita HIV/AIDS mengalami kandidiasis oral. Kelompok sosial mayoritas adalah ibu rumah tangga. Sejumlah 83 dari 84 sampel (99%) berada pada tingkat imunosupresi berat sebelum penerapan ARV. Jumlah wanita HIV/AIDS dengan kandidiasis oral terbanyak yaitu pada usia 20-30 tahun (44%), 68% berstatus ibu rumah tangga (atau tidak bekerja), dengan pendidikan terakhir mayoritas Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 53%, dan sebanyak 68% status pernikahannya menikah atau memiliki pasangan tetap. Simpulan: Sebagian besar wanita penderita HIV/AIDS mengalami infeksi oportunistik kandidiasis oral. Karakteristik wanita penderita HIV/AIDS adalah mayoritas berusia 20-30 tahun, memiliki tingkat pendidikan SMA, berasal dari kalangan ibu rumah tangga / tidak memiliki pekerjaan, dan memiliki status menikah atau memiliki pasangan tetap. Jenis terapi yang banyak diberikan adalah terapi ARV lini pertama. Tingkat imunosupresi pada wanita penderita HIV/AIDS dengan kandidiasis oral yang diberikan terapi ARV mayoritas masuk ke dalam kategori tingkat imunosupresi sedang.Kata kunci: Wanita, kandidiasis oral, HIV/AIDS. ABSTRACTIntroduction: Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that attacks white blood cells and causes several clinical symptoms called Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). HIV/AIDS is a predisposing factor for oral candidiasis infection. Gender inequality and lack of knowledge regarding reproductive health and sexuality rights lead to the vulnerability of HIV/AIDS infection in women. This study was aimed to determine the patient characteristics, type of therapy, and the immunosuppression level of therapy outcomes of the female patients with oral candidiasis. Methods: The research was descriptive using the secondary data from medical records of HIV-AIDS patients in the period of 2013-2017. Inclusion criteria were female patients with oral candidiasis, treated with ARV-type medication, immunosuppression based on the t-cell CD4 level. Results: There were 116 out of 328 (35%) HIV/AIDS female patients with oral candidiasis. The majority of the social groups were housewives. There was 83 out of 84 samples (99%) at the level of severe immunosuppression prior to the application of ARV medications. The highest number of HIV/AIDS female patients with oral candidiasis was at the age of 20-30 years (44%), 68% were housewives (or unoccupied), the majority of their last education was high school graduate (53%), and 68% of their marital status was married or had a permanent partner. Conclusion: Most HIV/AIDS female patients experience opportunistic infection (oral candidiasis). The patients’ characteristics were the majority in 20-30 years old age group, have a high school education level, homemakers / unoccupied, and have the marital status of married or had a permanent partner. The type of therapy mostly given was first-line ARV therapy. The majority of HIV / AIDS female patients with oral candidiasis who were given ARV therapy were in the moderate immunosuppression level.Keywords: Female, oral candidiasis, HIV/AIDS.


2016 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 178
Author(s):  
Yeni Tasa ◽  
Ina Debora Ratu Ludji ◽  
Rafael Paun

<em>Human Immunodeficiency Virus - Acquired Immuno Deficiency Syndrome </em>(HIV-AIDS)  merupakan penyakit menular yang jumlah penderitanya terus bertambah. Ibu rumah tangga merupakan penderita HIV/AIDS terbanyak di Kabupaten Belu. Pemanfaatan <em>Voluntary Counseling and Testing</em> (VCT) yang rendah oleh  orang dengan HIV/AIDS (odha) termasuk ibu rumah tangga terinfeksi HIV/AIDS menyebabkan  penyebaran HIV/AIDS sulit dikendalikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan umur, tingkat pendidikan, persepsi tentang penyakit, persepsi tentang pelayanan kesehatan, pekerjaan suami, pendapatan keluarga, keterjangkauan, persepsi keparahan penyakit dan persepsi stigma diri sendiri dengan pemanfaatan VCT oleh ibu rumah tangga terinfeksi HIV di Kabupaten Belu. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, disain <em>cross sectional.</em> Jumlah sampel adalah 90 orang yang merupakan total populasi<em>.</em> Penelitian dilakukan di Kabupaten Belu pada bulan Januari sampai Juli 2015. Analisa data secara deskriptif dan bivariat. Hasil analisis bivariat dengan uji <em>chisquare</em>menunjukkan adanya hubungan pendidikan (p=0,040), persepsi tentang penyakit (p=0,0001), persepsi tentang pelayanan kesehatan (p=0,0001), pendapatan keluarga (p=0,016), pekerjaan suami (0,037), keterjangkauan (p=0,038), persepsi keparahan penyakit (p=0,0001) dan persepsi stigma diri sendiri (p=0,0001) dengan pemanfaatan VCT. Persepsi tentang penyakit dan pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan dengan memperluas penyebaran informasi tentang penyakit HIV/AIDS dan manfaat VCT.<p><strong>Kata kunci</strong> :  HIV/AIDS, ibu rumah tangga,  pemanfaatan VCT</p>


2019 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 176-185
Author(s):  
Neno Fitriyani Hasbie ◽  
Ade Utia Detty ◽  
Syuhada Syuhada ◽  
Meta Mediana

Pada pasien HIV, ada banyak kelainan klinis yang didapat. Abnormalitas hematologi adalah salah satu manifestasi paling umum dari infeksi human immunodeficiency virus (HIV) tingkat lanjut dan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).Jumlah sel darah merah rendah, adalah yang paling umum dari gangguan ini. Frekuensi dan keparahan manifestasi hematologi dapat mempengaruhi jumlah CD4 dan kadar hemoglobin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi kadar CD4 dan kadar Hemoglobin sebelum terapi ARV pada penderita HIV/AIDS di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2017. Penelitian ini merupakan sebuah studi cross sectional dilakukan dari rekam medis dari Januari hingga Desember 2017 di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Sebanyak 102 pasien dipilih menggunakan purposive sampling. Analisis menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji spearman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat rata-rata tingkat hemoglobin adalah 12,421 ± 12,7 gr / dl dan tingkat CD4 rata-rata adalah 151,36 ± 89,0 sel / mm3. Ada hubungan yang bermakna dengan kadar CD4 dan kadar hemoglobin sebelum terapi ARV, nilai p = 0,00 (nilai-p <0,05). Koefisien korelasi sebesar 0,458 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan sedang.H1 diterima dengan korelasi positif lemah. Secara statistik signifikan antara kadar Hemoglobin dengan kadar CD4 pada penderita HIV/AIDS yang belum mendapatkan terapi ARV sehingga dapat digunakan sebagai penanda penurunan kadar CD4.


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Siska Armeinesya ◽  
Rasmia Rowawi ◽  
Muhammad Ersyad Hamda

Kasus human immunodeficiency virus/acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS) telah menjadi masalah kesehatan dunia. High active antiretroviral therapy (HAART) telah menurunkan angka kematian dan kesakitan pada pasien HIV. Pasien HIV memilki risiko tinggi mengalami erupsi alergi obat dibandingkan masyarakat umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi manifestasi erupsi alergi obat ARV pada pasien HIV/AIDS periode 2005–2014 di Klinik Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional. Data dikumpulkan dari rekam medis pasien HIV/AIDS dengan erupsi alergi obat ARV di Klinik Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2005–2014. Dalam penelitian ini didapatkan sebanyak 111 pasien HIV/AIDS mengalami erupsi alergi obat karena ARV. Erupsi alergi obat ARV banyak terjadi pada wanita (55%) dan pada rentang usia 20-29 tahun (55%). Jumlah CD4 pada pasien HIV/AIDS dengan erupsi alergi obat saat pertama kali terdiagnosis HIV terbanyak adalah <200 sel/mm3 (55%). Manifestasi kulit yang paling umum terjadi adalah ruam makulopapular (89,7%). Reaksi erupsi alergi obat umumnya disebabkan oleh nevirapin (82,5%). Dari penelitian ini didapatkan bahwa ruam makulopapular merupakan manifestasi erupsi alergi obat ARV yang paling sering muncul. Obat yang paling banyak ditemukan menyebabkan erupsi alergi obat adalah nevirapin. Kata kunci: erupsi alergi obat, HIV/AIDS, obat ARV


2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Nur Syamsi NL

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah syndrom yang timbul akibat adanya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. HIV/AIDS dapat menular melalui darah, sperma, cairan vagina, dan ASI (Air Susu Ibu). Penelitian ini dilakukan di Akademi Kebidanan Sandi Karsa Makassar yang terletak di jalan Bung lorong 2, Kelurahan Tamalanrea, Kecamatan Tamalanrea Jaya, Makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Besarnya sampel yang digunakan adalah 30 responden dari 600 populasi yang dipilih secara Total Sampling. Di mana dalam pengambilan data digunakan instrumen berupa kuesioner yang dibagikan kepada responden. Dari keseluruhan responden didapatkan tingkat pengetahuan mahasiswa Akademi Kebidanan Sandi Karsa Makassar yang diteliti didapat 15 mahasiswa (50%) yang tingkat pengetahuan baik tentang HIV/AIDS dan terdapat 14 mahasiswa (46,7%) yang tingkat pengetahuan cukup tentang HIV/AID dan terdapat 1 mahasiswa (3,3%) yang tingkat pengetahuan kurang tentang HIV/AIDS


2018 ◽  
Vol 32 (5) ◽  
pp. 534-545 ◽  
Author(s):  
Erik W. Skoglund ◽  
Kierra M. Dotson ◽  
Casey J. Dempsey ◽  
Christy P. Su ◽  
Farnaz Foolad ◽  
...  

Purpose: The most significant peer-reviewed articles pertaining to infectious diseases (ID) pharmacotherapy, as selected by panels of ID pharmacists, are summarized. Summary: Members of the Houston Infectious Diseases Network (HIDN) were asked to nominate peer-reviewed articles that they believed most contributed to the practice of ID pharmacotherapy in 2017, including the areas of human immunodeficiency virus (HIV) and acquired immunodeficiency syndrome (AIDS). A list of 33 articles related to general ID pharmacotherapy and 4 articles related to HIV/AIDS was compiled. A survey was distributed to members of the Society of Infectious Diseases Pharmacists (SIDP) for the purpose of selecting 10 articles believed to have made the most significant impact on general ID pharmacotherapy and the single significant publication related to HIV/AIDS. Of 524 SIDP members who responded, 221 (42%) and 95 (18%) members voted for general pharmacotherapy- and HIV/AIDS-related articles, respectively. The highest ranked articles are summarized below. Conclusion: Remaining informed on the most significant ID-related publications is a challenge when considering the large number of ID-related articles published annually. This review of significant publications in 2017 may aid in that effort.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document