writing therapy
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

79
(FIVE YEARS 37)

H-INDEX

9
(FIVE YEARS 0)

Author(s):  
Maryatul Kibtyah ◽  
Ana Mawadda Rohmah ◽  
Khabib Akbar Maulana

This research describes the implementation of trauma healing to victims of bullying at the Rumah Duta Revolusi Mental in Semarang City using Islamic Counseling Guidance. The collecting data technique were interviews, observation, and documentation. Furthermore, the data analysis technique used the Milles and Huberman model, namely: data reduction, data presentation, and data verification. The results showed that the implementation of trauma healing to victims of bullying at the Rumah Duta Revolusi Mental in Semarang City had two forms of programs, namely counseling and psychotherapy including several therapies, namely play therapy, emotional catharsis, fairy tale therapy, and, writing therapy. Meanwhile, trauma healing is carried out through three stages, namely the initial stage, the middle stage or the work stage, and the final stage or the termination stage. Judging  the Islamic Counseling Guidance, both in terms of the objectives, functions, and methods of trauma healing to the victims was an implementation of the techniques, stages, methods of trauma healing.


2021 ◽  
Author(s):  
Ella Oktisaputri

Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan sebuah layanan yang dapat diberikan kepada seluruh orang yang membutuhkan bantuan, di dalam memberikan bantuan tersebut konselor harus dapat menerapkan strategi maupun teknik-teknik yang relevan bagi setiap individunya, terutama dengan terapi yang kreatif dan inovatif. Teknik-teknik ekspresif di dalam konseling memiliki berbagai macam jenis, salah satunya adalah Literature and Writing in Counseling atau dapat juga disebut sebagai expressive writing atau menulis ekspresif. Ada dua jenis terapi di dalam Expressive Writing Therapy yang umumnya digunakan, yaitu Biblioterapi dan Skriptoterapi. Biblioterapi merujuk pada terapi buku bacaan seperti kitab suci, novel buku sejarah biografi, buku bantuan diri, puisi dan lain-lain. Sedangkan Skriptoterapi merujuk pada proses terapi menulis seperti menggunakan buku harian, puisi, autobiografi, jurnal dan lain-lain.Menurut teori Psikoanalisa manusia mempunyai pikiran sadar (berhubungan dengan kesadaran terhadap dunia luar), pikiran pra-sadar (yang berisi kenangan-kenangan akan pengalaman yang tersembunyi atau terlupakan yang masih dapat diingat), dan pikiran bawah sadar (berisi naluri, kekuatan yang terpendam). Melalui Expressive Writing Therapy dapat membantu konseli mengingat aspek-aspek pengalaman tersebut melalui buku bacaan dan tulisan yang berkaitan erat dengan permasalahan yang dihadapi oleh individu tersebut pada saat ini.


2021 ◽  
Author(s):  
Anandita Christanti

Bukanlah sesuatu yang mudah untuk seseorang berdamai dengan dirinya sendiri. Individu memiliki kecenderungan melakukan defence mechanisms jenis denial ketika menghadapi suatu kondisi yang tidak sesuai harapan. Narrative therapy hadir untuk membantu individu berdamai dengan dirinya sendiri melalui teknik literature and writing therapy. Narrative therapy memandang bahwa manusia mampu menilai dan menginternalisasikan dirinya sendiri dengan menceritakan pengalaman hidupnya. Tujuannya adalah membantu individu agar ia bisa merefleksikan hidupnya secara positif berdasarkan pengalaman-pengalaman hidup yang telah dialami. Ada 2 jenis literatur yang dapat digunakan yaitu bibliotherapy dan scriptotherapy. Bibliotherapy merujuk pada terapi buku bacaan seperti kitab suci, novel, sejarah, biografi, puisi, dsb. Scriptotherapy merujuk pada terapi menulis seperti menggunakan buku harian atau diary, membuat puisi, membuat autobiografi, dsb. Populasi literature dalam konseling mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga orang tua. Dalam penerapannya pun dapat dilakukan dengan bantuan konselor dalam bentuk kelompok maupun individu atau dilakukan secara mandiri (tanpa praktisi seperti konselor).


2021 ◽  
Author(s):  
Jihan Aliifah

Literature and writing therapy merupakan terapi yang menggunakan alat berupa bacaan ataupun menulis sebagai suatu teknik penyembuhan. Terapi ini dibagi menjadi dua macam, yaitu biblioterapi dan scriptotherapy. Adapun artikel ini dibuat untuk membahas terkait terkait literature and writing therapy sebagai teknik dalam konseling. Selain itu, artikel ini juga akan membahas secara singkat terkait bagaimana penerapan teknik literature and writing dalam proses konseling. Artikel ini dibuat dengan metode studi literatur mengenai literature and writing di dalam konseling. Hasilnya membuktikan bahwa literature and writing sebagai teknik dalam proses konseling dapat diterapkan ke dalam pendekatan naratif.


2021 ◽  
Author(s):  
Kaisarea Immanuel Djawantianros
Keyword(s):  

Konseling merupakan proses bantuan penyelesaian masalah yang diberikan oleh seorang ahli, kepada individu yang merasa memiliki masalah. Salah satu terapan dalam konseling adalah teknik konseling seni, dan salah satu pendekatannya dapat melalui literature dan writing therapy. Penggunaan teknik ini tergantung terhadap situasi dan kondisi konseli tersebut, dan kemampuan konselor dalam menggunakan pendekatan tersebut. Pendekatan ini sangat tepat untuk digunakan pada semua kalangan usia, mulai dari anak-anak, dewasa, hingga orang tua. Dengan menulis pengalaman pribadi, menulis kisah pribadi, diyakini dapat membantu konseli untuk memperbaiki suasana hati, mengurangi gejala pada pasien penyintas kanker, meningkatkan kesehatan seseorang yang memiliki riwayat jantung, hingga meningkatkan daya ingat.


Author(s):  
Chiara Ruini ◽  
Cristina C. Mortara

AbstractWriting Therapy (WT) is defined as a process of investigation about personal thoughts and feelings using the act of writing as an instrument, with the aim of promoting self-healing and personal growth. WT has been integrated in specific psychotherapies with the aim of treating specific mental disorders (PTSD, depression, etc.). More recently, WT has been included in several Positive Interventions (PI) as a useful tool to promote psychological well-being. This narrative review was conducted by searching on scientific databases and analyzing essential studies, academic books and journal articles where writing therapy was applied. The aim of this review is to describe and summarize the use of WT across various psychotherapies, from the traditional applications as expressive writing, or guided autobiography, to the phenomenological-existential approach (Logotherapy) and, more recently, to the use of WT within Acceptance and Commitment Therapy (ACT). Finally, the novel applications of writing techniques from a positive psychology perspective will be analyzed. Accordingly, the applications of WT for promoting forgiveness, gratitude, wisdom and other positive dimensions will be illustrated. The results of this review show that WT yield therapeutic effects on symptoms and distress, but it also promotes psychological well-being. The use of writing can be a standalone treatment or it can be easily integrated as supplement in other therapeutic approaches. This review might help clinician and counsellors to apply the simple instrument of writing to promote insight, healing and well-being in clients, according to their specific clinical needs and therapeutic goals.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 520-524
Author(s):  
Siti Nur Hasina ◽  
Ima Nadatien ◽  
Iis Noventi ◽  
Priyagung Gusmantara ◽  
Mohamad Rusdiansyah ◽  
...  

COVID-19 merupakan wabah dunia yang berkembang menjadi pandemi global yang mengancam kesehatan fisik dan berdampak luas pada kesehatan mental dan mempengaruhi semua kelompok usia khususnya remaja. Remaja mengalami kekhawatiran, ketakutan, dan kecemasan yang berlebih dengan terinfeksi COVID-19. Pandemi COVID-19 berlarut-larut, sehingga menyebabkan remaja di RW. 03 Manukan Kulon mulai bosan hingga mereka mengabaikan protokol kesehatan. Selain itu kebijakan pemerintah untuk physical distancing atau sosial distancing membuat remaja merasa cemas dan jarak fisik telah menyebabkan individu memutuskan interaksi sosial secara tidak sengaja karena individu memiliki kecenderungan untuk menghindari percakapan, membatasi pertemuan, dan melakukan karantina dirumah. Kecemasan yang dialami remaja seperti sering berkeringat, nafsu makan menurun, sering merasa sedih sendiri, ketakutan tanpa alsan, sering gemetar, sering takut tertular, merasa panik jika ada yang terkonfirmasi positif atau ada tetangga yang meninggal akibat COVID-19. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menberikan pengetahuan tentang COVID-19 dan pelatihan tata cara pengelolahan kecemasan di masa pandemic COVID-19 dengan model BERAKSI: berpikir positif, expressive writing therapy, relaksasi, adapatasi kebiasaan baru dan selektif terhadap informasi. Model BERAKSI adalah tata cara yang mudah dilakukan remaja dan tidak memerlukan biaya. Kegiatan ini dilakukan melalui zoom meeting dengan remaja dalam jangka waktu 1 bulan (Mei-Juni 2021) dengan metode ceramah dan pelatihan. Dari kegiatan ini didapatkan hasil pre test peserta berpengetahuan baik sebesar 15(14.5%) dan setelah diberikan penyuluhan dan demonstrasi responden berpengetahuan baik menjadi 99(96.1%). Model ini sangat bagus dalam mengelola kecemasan remaja sehingga bisa digunakan sebagai tindakan nonfarmakologis perawat dalam menurunkan kecemasan remaja.


Cancers ◽  
2021 ◽  
Vol 13 (11) ◽  
pp. 2670
Author(s):  
Moira O’Connor ◽  
Greta Smith ◽  
Ashleigh Pantaleo ◽  
Darren Haywood ◽  
Rhys Weaver ◽  
...  

Sarcomas are a group of rare and aggressive cancers, which develop in bones and connective tissue throughout the body. Sarcomas account for only 1–2% of all cancers worldwide; however, mortality rates for sarcoma are high with approximately two in four sarcoma patients dying following a diagnosis. Delays in diagnosis, poor management of symptoms, patients’ high symptom loads and high carer burden are all associated with carer distress, which may lead to complications after bereavement. The experience of having a family member referred for palliative care is also distressing for carers, with the realisation that their family member is dying. This study aimed to explore the experiences of bereaved family carers of people diagnosed with sarcoma. A qualitative descriptive design using a social constructionist framework was adopted. Interviews were conducted with sixteen participants, and thematic analysis was used to identify patterns in the data. Four overarching themes emerged: beginning the journey; moving through treatment; transitioning to palliative care; and experiencing bereavement. The narratives were coherent and potent, and people reflected on their journeys. Interventions and supports for bereaved carers could include opportunities for counselling to support reflections, supports for developing a narrative such as writing therapy, and preparation for the death of the family member.


2021 ◽  
Author(s):  
Caesar Nadarajah F FBR
Keyword(s):  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document