ficus lyrata
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

24
(FIVE YEARS 10)

H-INDEX

5
(FIVE YEARS 1)

2021 ◽  
Author(s):  
Marianne Jennifer Datiles ◽  
Pedro Acevedo-Rodrígue
Keyword(s):  

Abstract A datasheet on Ficus lyrata covering, as an economically important tree, its taxonomy, importance, silviculture, distribution, biology and ecology, uses, products and pests.


2020 ◽  
Vol 11 (SPL4) ◽  
pp. 921-928
Author(s):  
Insanu M ◽  
Santoso F R C ◽  
Fidrianny I

The Ficus genus belongs to the Moraceae family were used for medicinal purposes. Distributed in America, Asia, Africa, and Australia, there were sixteen species accepted in Indonesia. They were Ficus callosa, Ficus melinocarpa, Ficus elastica, Ficus drupaceae, Ficus geocarpa, Ficus Superba, Ficus heteropoda, Ficus fistulosa, Ficus hirta, Ficus ampelas, Ficus adenosperma, Ficus ardisioides, Ficus consociate, Ficus ribes, Ficus lyrata, Ficus virens Aiton. This article reviewed the scientific work of the Ficus genus. Their traditional usage, phytochemical compounds, and pharmacological activity were summarized. This study aims at providing a collection of publications on selected species of Ficus genus. A critical review of the literature data revealed secondary metabolite like triterpenoid, steroid, saponin, flavonoid, phenolic compound and alkaloid were found in some species of Ficus. Some pure compounds such as quercetin,  quercetin 3-O-α-L-arabinopyranoside, epilupeol acetate, oleanolic acid, friedelin, elastiquinone,  pinocembrin-7-O-β-D-glucoside, and ficusoside B were isolated. A wide range of pharmacological activities was observed. Antimicrobial, antioxidant, antiviral, antiparasitic, cytotoxic, and antimalarial were found in previous researches. Ficus genus was potential to be developed as a medicinal plant.


2019 ◽  
Author(s):  
Ruhil Pahala Kusuma

Permasalahan lingkungan perkotaan meliputi peningkatan suhu, pencemaran udara akibat kendaraan bermotor, serta peningkatan kebisingan sehingga menciptakan kondisi kurang nyaman bagi masyarakat. Pengelolaan jalur hijau menjadi salah satu alternatif mengatasi permasalahan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menentukan keanekaragaman dan kategori pohon untuk fungsi ekologis di jalur hijau serta mempelajari kondisi iklim dan tingkat kebisingan di jalur hijau kawasan permukiman Kotabaru. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli hingga Desember 2018. Penelitian dilaksanakan pada 20 ruas jalan lokal di Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, dengan purposive sampling, analisis KPI (Key Performance Index), Indeks Keanekaragaman Vegetasi, dan uji Anova. Hasil penelitian menunjukkan nilai indeks keanekaragaman spesies sebesar 2,14 dengan kategori sedang. Vegetasi di kawasan permukiman Kotabaru yang memiliki karakteristik morfologi sangat baik dan baik sebagai peredam kebisingan sebesar 21,84% dan 51,84%; sebagai peneduh 4,21% dan 26,05%; sebagai kontrol kelembaban 8,42% dan 60%; serta sebagai penahan angin 20,26% dan 68,42% dari total pohon sampel. Pohon dengan nilai tertinggi kategori sangat baik untuk fungsi peredam kebisingan adalah tanjung (Mimusops elengi), fungsi peneduh adalah ketapang (Terminalia catappa), fungsi kontrol kelembaban adalah kelapa gading (Cocos nucifera), serta fungsi penahan angin adalah biola cantik (Ficus lyrata). Kondisi kebisingan di Kotabaru lebih bising dan kondisi suhu lebih panas dibandingkan standar kenyamanan ekologis, sedangkan kondisi kelembaban dan kecepatan angin memenuhi standar kenyamanan ekologis.


Author(s):  
Mohamad Djali ◽  
Efri Mardawati ◽  
Herlina Marta ◽  
Dwi Wahyudha Wira ◽  
Kiki Rizki Ramadhani ◽  
...  

2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 33
Author(s):  
Victoria Intan Sari Tukan, Indah Murwani Wibowo Nugroho Jati
Keyword(s):  

Pencemaran udara semakin hari semakin bertambah parah seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan yang digunakan sehingga perlu memperbanyakjenis tanaman yang dapat menyerap bahan pencemar seperti Pb dan Sulfur. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui kemampuan tanaman Ketapang Badak menyerap logam berat Pb dan Sulfur, (2) mengetahui pengaruh penyerapan logam berat Pb dan Sulfur terhadap kadar klorofil pada tanaman Ketapang Badak, dan (3) mengetahui pengaruh penyerapan logam berat Pb dan Sulfur terhadap stomata daun tanaman Ketapang Badak. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 3 kali pengulangan untuk setiap stasiun. Hasil uji dianalisis dengan program SPSS  Anava dan Korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman Ketapang Badak memiliki kemampuan menyerap Pb dan Sulfur namun tidak tergolong dalam tanaman yang memiliki kemampuan tinggi menyerap Pb dan Sulfur. Kemampuannya menyerap Pb sebesar 18,397 – 26,971 mg/kg dan menyerap Sulfur sebesar 0,117 - 0,130%. Kadar total klorofil tanaman menjadi kurang lebih sebesar 1,397 - 1,467 mg/g dan nilai indeks stomata tanaman menjadi kurang lebih sebesar 41,63 – 46,45.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document