nephelometric turbidity unit
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

8
(FIVE YEARS 6)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Society ◽  
2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 82-88
Author(s):  
Kukuh Setyadjit Kukuh Setyadjit ◽  
Ahmad Ridho'i

 Usaha budidaya yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia karena kebutuhan konsumsi ikan nila yang sangat meningkat. Pemeliharaan ikan nila harus memperhatikan kualitas air (pH, suhu, kekeruhan air, kadar garam dan oksigen terlarut (DO)) dan pemberian pakan yang masih diberikan secara manual. Maka dibuatlah kolam ikan yang dapat mengkontrol kualitas air berdasarkan berdasarkan pH, suhu dan kekeruhan air serta pemberian pakan secara otomatis berdasarkan waktu. Penelitian ini menggunakan sensor pH untuk mendeteksi nilai pH, sensor suhu  untuk mengukur nilai suhu, sensor kekeruhan untuk mengukur nilai NTU (Nephelometric Turbidity Unit), sensor ultrasonik sebagai pengukur ketinggian air pada kolam ikan dan motor servo sebagai penggerak pemberian pakan secara otomatis. pengamatan hasil kerja keseluruhan alat yang dilakukan mendapatkan hasil kontrol pada kolam ikan yang bekerja sesuai perintah, pembacaan pada sensor ph menghasilkan nilai pengukuran kebenaran sebesar 97,5%, sensor suhu  menghasilkan nilai pengukuran kebenaran sebesar 97,09%, sensor kekeruhan menghasilkan nilai pengukur kebenaran sebesar 83,39% dan ultrasonik menghasilkan nilai pengukuran kebenaran sebesar 99,46%. Berdasarkan data yang telah didapat bahwa alat dapat berjalan dengan baik dan normal, sehingga  sesuai dengan perancangan yang telah dibuat. Dari hasil Penelitian ini bisa diterapkan Pengabdian Kepada Masyarakat Khususnya Peternak ikan nila yang tidak mempunyai lahan luas dapat menggunakan bak dari terpal yang ukurannya relatif kecil , sehingga bisa peningkatan penghasilan bagi masyarakat.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 105-120
Author(s):  
Fahriya Puspita Sari ◽  
◽  
Nissa Nurfajrin Solihat ◽  
Muhammad Sholeh ◽  
Lucky Risanto ◽  
...  

Sungai Citarum merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Jawa Barat, Indonesia yang mempunyai fungsi vital sebagai sumber air. Pengolahan air sungai Citarum sebelum disalurkan ke masyarakat diperlukan untuk menghilangkan pengotor karena kandungan pengotor pada air sungai Citarum melebihi batas ambang yang dipersyaratkan untuk air konsumsi. Saat ini proses penjerapan atau adsorpsi merupakan proses yang umum digunakan pada perusahaan pegolahan air karena efektifitasnya. Pada penelitian ini, efektifitas lima agen penjerap yaitu silika, andisol, hidroton, antrasit, karbon aktif telah dievaluasi dengan perbedaan rasio padatan dan larutan, dan waktu kontak. Setelah pengolahan, kekeruhan dan logam berat dalam air dianalisa. Karakteristik permukaan, gugus fungsi, dan luas permukaan dari kelima agen penjerap dianalisa masing-masing menggunakan FE-SEM (Field Emission - Scanning Electron Microscopes), FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy), dan analisa luas permukaan BET (Brunauer-Emmett-Teller). Hasil analisa menunjukan bahwa masing-masing andisol dan LECA menurunkan kekeruhan dari air citarum dari 21.3 NTU (Nephelometric Turbidity Unit) menjadi 1.23 dan 2.52 NTU setelah waktu kontak 10 menit. Karbon aktif membutuhkan waktu 10 menit lebih lama untuk menurunkan kekeruhan menjadi 2.26 NTU akan tetapi karbon aktif memiliki luas permukaan yang paling tinggi yaitu 548.310 (m2/g). Luas permukaan berkaitan dengan hasil FE-SEM dimana karbon aktif memiliki pori yang teratur dan berukuran besar. Pada umumnya, andisol, LECA, dan karbon aktif telah berhasil menurunkan kekeruhan air Sungai Citarum yang berkaitan dengan luas permukaan partikelnya.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 105-120
Author(s):  
Fahriya Puspita Sari ◽  
◽  
Nissa Nurfajrin Solihat ◽  
Muhammad Sholeh ◽  
Lucky Risanto ◽  
...  

Sungai Citarum merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Jawa Barat, Indonesia yang mempunyai fungsi vital sebagai sumber air. Pengolahan air sungai Citarum sebelum disalurkan ke masyarakat diperlukan untuk menghilangkan pengotor karena kandungan pengotor pada air sungai Citarum melebihi batas ambang yang dipersyaratkan untuk air konsumsi. Saat ini proses penjerapan atau adsorpsi merupakan proses yang umum digunakan pada perusahaan pegolahan air karena efektifitasnya. Pada penelitian ini, efektifitas lima agen penjerap yaitu silika, andisol, hidroton, antrasit, karbon aktif telah dievaluasi dengan perbedaan rasio padatan dan larutan, dan waktu kontak. Setelah pengolahan, kekeruhan dan logam berat dalam air dianalisa. Karakteristik permukaan, gugus fungsi, dan luas permukaan dari kelima agen penjerap dianalisa masing-masing menggunakan FE-SEM (Field Emission - Scanning Electron Microscopes), FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy), dan analisa luas permukaan BET (Brunauer-Emmett-Teller). Hasil analisa menunjukan bahwa masing-masing andisol dan LECA menurunkan kekeruhan dari air citarum dari 21.3 NTU (Nephelometric Turbidity Unit) menjadi 1.23 dan 2.52 NTU setelah waktu kontak 10 menit. Karbon aktif membutuhkan waktu 10 menit lebih lama untuk menurunkan kekeruhan menjadi 2.26 NTU akan tetapi karbon aktif memiliki luas permukaan yang paling tinggi yaitu 548.310 (m2/g). Luas permukaan berkaitan dengan hasil FE-SEM dimana karbon aktif memiliki pori yang teratur dan berukuran besar. Pada umumnya, andisol, LECA, dan karbon aktif telah berhasil menurunkan kekeruhan air Sungai Citarum yang berkaitan dengan luas permukaan partikelnya.


JURNAL HADRON ◽  
2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 19-22
Author(s):  
Desy Monica

Telah dilaksanakan kerja praktek di PDAM Tirta Keumuening Kota langsa. Kerja praktek ini membahas tentang “Pengukuran Kekeruhan Air PDAM Tirta Keumuening Kota Langsa” yang bertujuan untuk mengetahui cara melakukan pengukuran nilai kekeruhan air PDAM Tirta Keumuening Kota langsa dan mengetahui fungsi turbidimeter dan TDS meter. Turbidimeter merupakan alat pengujian kekeruan air dengan sifat optik akibat dispersi sinar, sebagai perbandingan cahaya pantulan dari cahaya yang datang dilihat dari tingkat kekeruhannya dengan satuan Nephelometric Turbidity Unit (NTU). Dan TDS (Total Disolved Solids) merupakan alat untuk mengukur jumlah partikel (padatan) yang terlarut didalam air atau alat yang mengukur kepekatan larutan nutrisi hidroponik (konsentrasi larutan nutrisi) dengan satuan ppm (Part Per Million = sepersejuta bagian). Proses pengolahan air di PDAM Tirta Keumuening Kota langsa melewati beberapa tahap yaitu penyedotan/penyadapan (intake), penampungan dan pengendapan (presidimentasi), WTP/IPA (meliputi plokulasi, sedimentasi, dan filtrasi), distribusi atau penampungan sementara (reservoir), dan penyuplaian kepada konsumen. Proses penjernihan pada dosing yang merupakan proses pembubuhan. Dari hasil pengamatan nilai tertinggi pada air waduk sebesar 152 Mg/L dan air sungai sebesar 118 Mg/L. Dan nilai tertinggi untuk air unit reservoir dengan nilai WTP/IPA I (55,3), WTP/IPA II (68,7), WTP/IPA III (75,5), WTP/IPA IV (25,1).   Kata kunci : Turbidimeter, TDS (Total Disolved Solids), dan Nephelometric TurbidityUnit (NTU)


Author(s):  
Al Fatin Fernanda

Penelitian ini telah dirancang suatu sistem pembacaan sensor turbidimeter (turbidity) untuk mengetahui parameter kekeruhan air tanah yang dapat dikonsumsi dengan menggunakan metode nephelometri. Nephelometri merupakan suatu metode dalam pemanfaatan sifat hamburan cahaya, cahaya sumber yang dipancarkan ke media air yang terdapat partikel di dalamnya akan dihamburkan dan dideteksi oleh detektor cahaya yang diposisikan dengan sudut 90o. Pada penulisan ini sumber cahaya menggunakan LED super bright berwarna merah dan detektor cahaya photodiode TSL 250r dengan panjang gelombang 630nm. Kemudian di penulisan ini juga akan dipaparkan pembuatan sensor dan sistem pembacaan sensor turbidimeter dengan basis Raspberry Pi 3. Hasil karakteriasasi sensor turbidimter yang didapat dengan persamaan least square adalah , kemudian nilai digunakan untuk merubah nilai ADC ke NTU(Nephelometric Turbidity Unit). Sensor turbidimter memiliki akurasi nilai minimum 2 NTU dan nilai maksimum 200 NTU dengan error di bawah 5%.


Author(s):  
Septian Syahputra ◽  
Hendy Santosa ◽  
Faisal Hadi

ABSTRAKAir minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Perusahaan daerah air minum (PDAM) sebagai perusahaan air minum belum dapat sepenuhnya menyediakan air bersih bagi masyarakat karena masih banyak mengalami kendala-kendala. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat alat water treatment menggunakan sistem kendali PID dengan metode trial & error. dengan melihat parameter kekeruhan dan pH pada air yang menjadi syarat air layak minum. Alat ini terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak, perangkat keras terdiri atas sensor pH, sensor kekeruhan, dan motor servo. Sedangkan perangkat lunak terdiri atas aplikasi arduino IDE(Integrated Development Environtment.) Pada perancangan ini menerapkan kontroler PID sebagai pengatur bukaan motor servo sehingga sesuai dengan nilai yang diinginkan. Nilai yang ingin dicapai yaitu pH 7 dan kekeruhan <5 NTU(nephelometric turbidity unit). Pada pengujian sistem didapat nilai set PID dengan Kp=3, Ki=1,5 dan Kd=2 yang dicapai untuk menetralkan air dengan rata-rata waktu selama 3,2 menit pada pengkondisian air asam. Sedangkan pada pengkondisian air basa, untuk menetralkan air dengan rata-rata waktu selama 4,2 menit. Untuk tingkat kekeruhan, telah didapat nilai yang dicapai untuk menjernihkan air dengan rata-rata waktu selama 6,6 menit pada pengkondisian air sampai 110 NTU yang diterapkan menggunakan kontroler PID. Untuk menetralkan air asam, digunakan bahan kimia Natrium Hidroksida(NaOH) dengan konsentrasi 0,07 M(Molaritas). Sedangkan untuk menetralkan air basa, digunakan asam asetat(CH3COOH) dengan konsentrasi 0,06M.Kata kunci : Water treatment, sensor pH, sensor turbiditas, motor servo, PID(Proporsional-Integral-Diferensial).


2018 ◽  
Vol 17 (3) ◽  
pp. 299
Author(s):  
Emmanuel Manangkalangi ◽  
M. F. Rahardjo ◽  
Renny K. Hadiaty ◽  
Sigid Hariyadi

The research on feeding effectivity of arfak rainbowfish conducted at Fisheries Laboratory, Faculty of Fishes and Marine Scince, University of Papua in July to December 2016. The purpose of this research is to describe feeding effectivity of the fish at several levels of water turbidity. The fish samples used in the treatment, collected from Nimbai Stream, Prafi River system, Manokwari were acclimatized for a month in the laboratory. The fish were selected based on the body length and categorized into six size classes. Each individual of the fish was treated with 200 individuals of mosquito larvae (instar IV stage) at seven turbidity levels (2.54, 25.07, 50.52, 100.20, 500.60, and 800.40 Nephelome-tric Turbidity Unit, NTU) using particles with size of <63um. Feeding effectivity was indicated by the level of preda-tion in a period of 15 minutes. The results of the research showed that average level of predation did not differ among size classes at the low level of turbidity (<50,52 NTU). The significant decrease in the average level of predation occurred at the higher level of turbidity (<100,12 NTU) with the values range from 23.2% to 65.9%. This indicated a decrease in the feeding effectivity as the turbidity levels increase. AbstrakPenelitian efektivitas ikan pelangi arfak dalam mencari makan dilaksanakan di Laboratorium Perikanan FPIK Univer-sitas Papua pada bulan Juli sampai Desember 2016. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan efektivitas ikan pela-ngi arfak mencari makan pada beberapa tingkat kekeruhan air. Contoh ikan yang digunakan dalam perlakuan dikoleksi dari Sungai Nimbai, sistem Sungai Prafi, Manokwari yang diaklimatisasi selama satu bulan di laboratorium. Individu ikan yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan panjang tubuh dan dikelompokkan ke dalam enam kelas ukuran. Setiap individu ikan diberi perlakuan pakan berupa larva nyamuk (tahap instar IV) sebanyak 200 individu pada tujuh tingkat kekeruhan yang berbeda (2,54; 25,07; 50,52; 100,20; 200,20; 500,60 dan 800,40 Nephelometric Turbidity Unit, NTU) dengan menggunakan partikel berukuran <63um. Efektivitas mencari makan akan ditunjukkan berdasarkan tingkat pemangsaan dalam periode 15 menit. Tingkat pemangsaan rata-rata tidak berbeda pada tingkat kekeruhan yang rendah (<50,52 NTU) dalam setiap kelas ukuran. Penurunan tingkat pemangsaan rata-rata secara nyata mulai berlang-sung pada tingkat kekeruhan yang lebih tinggi (<100,12 NTU) dengan nilai sebesar 23,2%-65,9%. Kondisi ini menun-jukkan penurunan efektivitas mencari makan seiring dengan semakin meningkatnya tingkat kekeruhan air.


2016 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Halim Zaini ◽  
Rudy Soenoko ◽  
Bambang Indrayadi

Kualitas air PDAM Tirta Mon Pase secara umum belum memenuhi standar air minum. Hal ini dibuktikan dengan adanya keluhan pelanggan terhadap kualitas air minum yang diproduksi terutama menyangkut tingkat kekeruhan air masih di atas ambang batas tertinggi kualitas air minum yaitu diatas 5 NTU (Nephelometric Turbidity Unit). Guna memperbaiki kualitas air minum PDAM Tirta Mon Pase perlu dilakukan pengkajian terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses penurunan tingkat kekeruhan air. Salah satu metode percobaan yang dapat diterapkan adalah metode desain percobaan Taguchi. Faktor-faktor penelitian desain percobaan Taguchi tentang proses produksi air PDAM terdiri dari faktor dosis koagulan (level 1: 25 ppm dan level 2: 40 ppm), pH (level 1: pH 6,7 dan level 2: 7,3), pengadukan cepat (level 1: 100 rpm dan level 2: 120 rpm), waktu pengadukan cepat (level 1: 1 menit dan level 2: 3 menit), pengadukan lambat (level 1: 25 rpm dan level 2: 45 rpm), waktu pengadukan lambat (level 1: 15 menit dan level 2: 30 menit) dan waktu pengendapan (15 menit dan 30 menit). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan tingkat kekeruhan air PDAM sangat dipengaruhi oleh faktor dosis koagulan, waktu pengadukan lambat dan pH operasi. Berdasarkan hasil percobaan Taguchi dan percobaan konfirmasi proses produksi air PDAM untuk menurunkan tingkat kekeruhan air, kondisi optimum berlangsung pada dosis koagulan 40 ppm, pH operasi pada pH 7,3 dan waktu pengadukan lambat 30 menit.Kata Kunci : Kualitas air, Tingkat kekeruhan air, Kondisi optimum.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document